PENDAHULUAN
1
2
1.2.2. Manfaat
4
1.3.2. Nasionalisme
menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan, dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Indikator etika publik, antara lain sebagai
berikut:9
1) Memegah teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu
terhadap produk atau jasa berupa ukuran baik atau buruk. Bidang apapun
yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Indikator komitmen mutu antara lain:10
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
8
8) Berani
Unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang dengan
penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
Pendapat E.Utrecht yang dikutip oleh Muchsan dalam bukunya Hukum
Kepegawaian, bahwa negara merupakan badan hukum yang terdiri dari
persekutuan orang (Gemeenschaap Van Merten) yang ada karena
perkembangan faktor-faktor sosial dan politik dalam sejarah.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa negara sebagai
organisasi kekuasaan merupakan suatu badan yang berstatus hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban (subyek hukum). Negara akan mencapai
tujuannya dengan menggunakan status badan hukum beserta hak dan
kewajibannya tersebut. Hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh aparatur
negara didistribusikan kepada jabatan-jabatan negara. Aparatur yang
melaksanakan hak dan kewajiban negara yang disebut subyek hukum adalah
Pegawai Negeri.
Hubungan antara Pegawai Negeri dengan negara menimbulkan kaidah-
kaidah dalam hukum kepegawaian Kelancaran pelaksanaan pembangunan
dan pemerintahan tergantung pada kesempurnaan dan kemampuan aparatur
Negara, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri.
Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan
sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri merupakan tulang punggung
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dalam rangka
memberikan Pelayanan yang profesional, jujur adil dan merata maka
dibutuhkan juga Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah yang berkualitas
dan mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur
negara, abdi negara, serta abdi masyarakat. Sedangkan Sumber Daya
Manusia dapat dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang
diberikan kepadanya.
Peranan Pegawai Negeri sipil yang penting dan strategis tersebut
menjadikan sebuah tanggung jawab besar bagi setiap pribadi pengembannya.
Setiap orang tidak bisa menduduki Posisi sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila
tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muchsan yang
11