1, Januari-Juni 2018
AKUNTABILITAS SEKOLAH;
SUATU UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH
Maryono
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNSIQ Jawa Tengah
Jl. KH. Hasyim Asy'ari Km. 03, Wonosobo, Jawa Tengah
emi-maryono@yahoo.co.id
Abstract
It is not wrong if many people have a bad image of islamic education in this time. Because
of the islamic education has less a good quality, low of society participation in developing
a school, and less of networking in the global. Therefore, it needs a new step in managing
the school that is an accountability. Accountability was assumpted able to increase the
quality of education of madrasah. This article was aimed ; a) to know the concept of
educational accountability, b) to understand the concept of educational quality, and
to to know the implication of implementing the educational accountabilitiy for islamic
education.
Key Words: accountability, quality, education
Abstrak
Tidak salah jika banyak orang memiliki citra buruk pendidikan Islam saat ini. Karena
pendidikan islami memiliki kualitas yang kurang baik, rendahnya partisipasi masyarakat
dalam mengembangkan sekolah, dan kurangnya jaringan di dunia. Karena itu, perlu
langkah baru dalam mengelola sekolah yang merupakan akuntabilitas. Akuntabilitas
diasumsikan meningkatkan kualitas pendidikan madrasah. Artikel ini ditujukan; a) untuk
memahami konsep akuntabilitas pendidikan, b) untuk memahami implikasi penerapan
akuntabilitas pendidikan untuk pendidikan islam.
Kata Kunci: akuntabilitas, kualitas, pendidikan
Maryono
A. PENDAHULUAN serta melakukan dekonstruksi terhadap
Pendidikan bisa diasumsikan sebagai diskursus dominan dan tidak adil menuju sistem
media untuk membangun dialektika pemikiran sosial yang lebih adil. Dalam pandangan lain
dan praksis bagi manusia dalam upaya pendidikan tidak mungkin dan tidak bisa netral
menentukan dan memposisikan eksistensi diri. obyektif dari kondisi masyaraat mengenai fungsi
Hal ini perlu agar manusia mampu bertahan diri utama pendidikan.
dari gempuran berbagai kepentingan manusia Pendidikan nasional merupakan suatu
yang bisa menjadi homo homini lupus antara sistem, dan Sistem pendidikan nasional sebagai
manusia yang satu dengan manusia yang lain. subsistem dari pembangunan nasional. Tujuan
Melalui pendidikan manusia membangun pendidikan nasional yang termaktub dalam pasal
peradaban adiluhung sebagai khoiru umah yang 3 UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
ditunjukan dengan ketinggian akal budi manusia nasional bisa tercapai secara optimal. Isi pasal
dalam berperilaku antar sesama. Dengan tersebut mendeskripsikan bahwa pendidikan
demikian eksistensi pendidikan menempati posisi berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
penting sebagai basis dalam mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
fitrah manusia yang berkeadaban. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
Perhatian manusia terhadap penddikan mengembangkan potensi peserta didik agar
tidak akan pernah berhenti. Hal ini karena menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
pendidikan sekalu dijadikan tumpuan umat kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
manusia dalam dua hal. pertama, sebagai sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
sarana untuk memecahkan persoalan-persoalan menjadi warganegara yang demokratis serta
kehidupan mansuia yang tengah dihadapinya bertanggungjawab.
atau diprediksikan dihadapi masa yang akan
datang. Kedua, sebagai sarana untuk membangun Berbicara mengenai pendidikan Islam
peradaban manusia, melampaui masalah yang khususnya madrasah sampai hari ini masih
dihadapinya. Jelasnya pendidikan diperlukan banyak mengalami banyak permasalahan yang
oleh umat manusia untuk keluar dari kesulitan kompleks. Salah satu permasalahan pendidikan
kehidupan hari ini dan membangun peradaban, yang tidak ringan dan dihadapi oleh bangsa
atau kehormatan dan kejayaaan kehidupan Indoensia adalah rendahnya mutu pada setiap
manusia masa yang akan datang.1 jenjang dan satu pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah.2 Bahkan lebih
Dalam perspektif kritis, tugas pendidikan naif lagi, madrasah diposisikan pada posiisi yang
adalah untuk melakukan refleksi kritis terhadap terendah di antara lembaga-lembaga pendidikan
sistem dan ideologi dominasi dominan yang yang mempunyai kualitas rendah tersebut yaitu
tengah berlaku dimasyaarkat serta menantang sekolah negeri dan sekolah kristen.3
sistem tersebut untuk memikirkan sistem
alternative ke arah transfromasi sosial menuju Rendahnya mutu pendidikan tersebut
suatu masyarakat yang adil. Tugas sini dapat diperhatikan pada hasil riset internasional
dimanifestasikan dalam bentuk kemampuan yang selalu menempatkan pendidikan Indonesia
menciptakan ruang agar muncul sikap kritis
2 Muhaimin.2005. Pengemabngan Kurikulum
terhadap sistem dan struktur keadilan sosial, Pendidikan Islam: di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali pers, hlm 189-
1 Afifudin dalam Hasan Basri.2012. Kapita Selekta 190
Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, hlm. 7. 3 Ibid..
dalam posisi ‘juru kunci’. Hasil studi the dan tehaga kependidikan lainnya, maka secara
third international mathematics and science otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan
study repeat 1999 (TIMSSS-R 1999) yang dapat menghasilkan output (keluaran) yang
dilaksanakan pada 38 negara dari lima benua bermutu sebagaimana ayng diharapkan. Kedua,
yaitu asia, australia, afrika, amerika dan pengelolaan pendidikan selama ini masih bersifat
eropa, menempatkan peserta didik SLTP pada macro oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di
urutan 32 dan 34 untuk skor tres matematika tingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang
dan IPA. Indikator lain menunjukan bahwa diproyeksikan di tingkat macro (pusat) tidak
berdasarkan pada Human Development Index terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya
(HDI), Indoensia berada pada urutan yang di tingkat micro (sekolah). Dengan kaat lain,
ke 102 dari 164 negara dan indoensia masih bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan
berada di bawah Vietnam. Di samping itu, hasil pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan
studi internasional institute for development secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat. 4
menempatkan Indonesia pada urutan ke 49 dari Menurut Slamet PH, minimal terdapat tiga
49 negara. faktor yang menyebabkan mutu pendidikan dan
Data hasil riset tersebut di atas memberi mengalami perkembangan yang tidak merata
informasi kepada khalayak bahwa pendidikan antara lain. pertama, kebijakan penyelenggaran
nasional harus diberi perhatian ekstra agar pendidikan nasional yang menggunakan
kualitasnya bisa meningkat yang kemudian pendekatan educational production-function
berdampak terhadap kualiats sumberdaya atau input output yang dilaksanakan secara
manusia sebagai produk pendidikan. Pendidikan tidak konsisten. Kedua, penyelenggaraan
nasional harus berbenah sesuai dengan pendidikan nasional dilakukan secara birokratis-
dinamika zaman yang menghendaki segala sentralistik, sehingga menempatkan sekolah
sesuatu terukur, transoaaran dan akuntabel. atau madrasah sebagai penyelenggara pendiikan
Pemerinatah sebagai stake holder utama dalam sangat tergantung pada keputusan birokrasi
hal pendidikan harus memiliki grand design yang panjang dan kadang-kadanh kebijakan
dalam membenahi pendidikan agar supaya yang diekluarkan tidak sesuai dengan kondisi
ada peningkatan mutu termasuk di dalamnya sekolah (madrasah) setempat. Ketiga, peran
madrasah yang kurang dapat perhatian. Kualitas serta masyarakat khususnya orang tua peserta
pendidikan masih menyisakan banyak masalah didik dalam penyelenggaraan pendidikan selama
yang perlu perhatian semua pihak dan kemauan ini pada umumnya lebih bersifat dukungan
politik pemerintah untuk membelanjakan 20% input (dana), bukan pada proses pendidikan
dari total APBN untuk anggaran pendidikan. (pengambilan putusan, monitoring, evaluasi dan
Terkait dengan hal itu, setidaknya terdapat akuntabilitas).
dua faktor yang bisa menjelaskan mengapa Pada situasi sekarang ini, pendidikan
upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini sebagai suatu sistem yang dinamis secara
kurang atau tidak berhasil. Pertama, strategi terus menerus mendapat sorotan dari berbagai
pembanguan selaam ini lebih bersifat input pihak baik stakeholder internal yakni para
oriented. Stratgei yang demikian lebih bersandar penyelenggara pendidikan itu sendiri maupun
kepada asumsi bahwa bilamana semua input stakeholder eksternal yakni dari masyarakat
epndidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan pengguna jasa pendidikan, dunia industri
buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, 4 Umaedi.2000. Manajemen Peningkatan Mutu
penyediaan sarana pendidikan, pelatiha guru Berbasis Sekolah, Yogyakarta: Aditya Media.
maupun usaha sebagai mitra pendidikan (korupsi, kolusi dan nepotisme). Dengan dengan
tentang berbagai masalah pendidikan yang kian demikian, posisi akuntabilitas menjadi kurang
kompleks khususnya terkait dengan mutu. menarik dan diminati.
Transformasi mutu diawali dengan Konsep akuntabilitas menyembul ke
mengadopsi paradigma baru pendidikan. Cara permukanan saat terjadi gerakan reformasi yang
kerja lama yang sudah tidak relevan lagi dengan menunutut bahwa aparatus penyelenggaraan
kebutuhan mestinya ditinjau kembali diganti lembaga publik harus bersih dan transparan.
dengan yang baru. Dalam bidang pendidikan, khusus dalam dunia pendidikan merupakan suatu
memang sungguh sulit bagi orang-orang untuk keniscayaan sebagai bentuk keseimbangan apa
mengembangkan paradigma baru pendidikan yang sudah dilakukan pada instititusi pemerintah
tersebut sehingga match dengan fakta masalah maupun non pemerintah.
yang ada. Perubahan semcam ini membutuhkan Akuntabilitas pendidikan pada level
komitmen apabila tidak maka akan sulit terjadi sekolah atau madarasah bisa dipahami sebagai
perubahan. suatu bentuk perwujudan rasa tanggungjawab
Menurut Arcaro, terdapat dua keyakinan ynag mencerminkan sikap tranparan pihak
yang menghalangi tiap upaya penciptaan mutu sekolah sebagai eksekutif ditujukan kepada
dalam sistem pendidikan, Pertama, banyak publik atau masyarakat yang notabene sebagai
profesional pendidikan yakin bahwa mutu pengguna jasa pendidikan.
pendidikan bergantung pada besarnya dana yang Dengan adanya akuntabilitas pendidikan,
dialokasikan untuk pendidikan. Lebih banyak pada dasarnya masyarakat boleh ikut mengawasi
uang yang diinvestasikan dalam pendidikan dan mengontrol kinerja sekolah sudah sejauh
maka lebih tinggi juga mutu pendidikan. mana sekolah tersebut berada di track yang
Studi paling mutakhir tentang hal tersebut benar sehingga apabla terjadi masalah atau
meruntuhkan keyakinan ini. Kedua, banyak penyimpangan bisa segera diketahui dan
profesional pendidikan yang tetap memandang semestinya masyarakat boleh menegur
pendidikan sebagai sebuah ‘jaringan anak atau memberi masukan yang konstruktif
manis’. Mereka bersikukuh untuk bertahan untuk perbaikan institusi. Salah satu unsur
dari tarikan profesional nonkependidikan yang akuntabilitas pendidikan adalah transparansi,
mempengaruhi perubahan sistem.5 dengan transparansi inilah diharapkan legitimasi
Sudah menjadi pemahaman umum sekolah akan naik dihadapan msyarakat atau
(common sense) bahwa dalam penyelenggaraan sekolah lain. Memngun kesan positif sekolah
sekolah harus ada akuntabilitas dalam dunia dihadapan stakeholder merupakan langkah
pendidikan yang kemudian hasilnya bisa strategis dalm meningkatkan mutu sekolah serta
diketahui oleh masyarakat luas atau publik. layanan pendidikan lainnya.
Konsep akunatbilitas pendidikan diasumsikan Mutu atau kualitas saat sekarang ini
masih dianggap sulit dan rumit dalam hal menjadi brand yang banyak dibicarakan banyak
pelkasanan namun yang pokok sebagaian besar orang dan menjadi kartu truf bagi lembaga
warga sekolah belum terbiasa dengan budaya pendidikan. Dengan demikian, mutu menjadi
dan akuntabilitas pendidikan itu. Apalagi kata kunci agar lembaga pendidikan agar
didukung dengan masih kentalnya budaya KKN tetap bisa survive ditengah kepungan tawaran
5 Jerome S.Arcaro (2007). Pendidikan Berbasis Mutu lembaga pendidikan berorientasi praktis seperti
Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Pelaksanaan, lembaga kursus dan sejensinya yang justru
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm 12
24 Sudarwan Danim (2006). Visi baru manajemen 25 Arcaro Jerome (2007). Pendidikan Berbasis Mutu
sekolah dari unit birokrasi ke lembaga akademik, Prinsip Perumusan dan Langkah Penerapan,
jakaarta: Bumi Aksara, hlm54-55 Yogyakarta: Pustaka pelajar, hlm 8
Kiprah implementasi mutu yang mengalami yang dilaksanakan secara konsisten tanpa
sukses di dunia bisnis tersebut menginspirasi diskriminasi, ketakutan.28
parktisi pendidikan untuk bisa menerapakan Berdasarkan paparan tersebut, bisa digaris
konsep mutu tersebut. bawahi bahwa good governance merupakan
Berkaitan dengan dunia pendidikan, suatu aktifitas penyelenggaran lembaga yang
Deming mengemukakan terdapat beberapa berisi peraturan formal yang dilaksanakaan
prinsip pokok yang dapat diterapkan dalam dengan konsisten, amanah dan tanpa diskrimiasi.
bidang pendidikan antara lain:
c. Meningkatkan partipasi masyarakat
1) Anggota dewan sekolah dan administrator
Pendidikan merupakan elan vital yang
harus menetapkan tujuan mutu pendidikan
menunjukan eksistensi suatu masyarakat yang
yang akan dicapai
karenanya pendidikan menjadi bagian penting
2) Menekankan pada upaya pencegahan
yang apa bila tanpa kehadiran masyarakat akan
kegagalan pada siswa, bukannya mendeteksi
menjadi tidak sempurna keberadaanya.
kegagalan setelah peristiwanya terjadi.
3) Asal diterapkan secara ketat, penggunaan Pendidikan bisa dimaknai sebagai suatu
metode kontrol. Statistik dapat membantu entitas yang terbuka terhadap berbagai pengaruh
memperbaiki outcome siswa dan yang bersifat eksternal. Oleh karena itu, pengaruh
administratif. 26 masyarakat diharapkan bisa menjadi maksimal
b. Terwujudnya good governance manakala suatu lembaga pendiidkan madrasah
selalu menunjukan sikap tanggungjawab kepada
Adalah hal yang penting dalam mengelola para pemangku kepentingan (stakeholder).
lembaga pendidikan madrasah secara profesional
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap Meningkatnya partisipasi masyarakat
para pemangku kepentingan terlebih dalam dalam bidang pendiidkan menunjukan adanya
menghadapi kompetisi pasar bebas. rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat
bahwa maju mundurnya suatu pendidikan
Konsep governance merujuk pada suatu merupakan tanggung jawab bersama antara
institusi, proses dan tradisi yang menentukan masyarakat dan para pengelola pendidikan.
bagaimana kekuasaan diselenggarakan,
keputusan dibuat, dan suara warga didengar. D. PENUTUP
Oleh karena itu, keberadaan governance dalam Pendidikan merupakan suatu aktiftas yang
pengelolaaan lembaga pendidikan menjadi berproses secara terus menerus secara sistemik.
aspek penting menuju tata kelola yang baik dan Pendidikan dipahami sebagai suatu sistem
bersih. berarti terdapat berbagai momponen yang saling
Menurut Bintoro bahwa good governance menguatkan untuk mencapai suatu tujuan yang
bisa dipahami sebagai suatu aktifitas telah ditetapkan. Dalam sistem pendidikan
penyelenggaraan pemerintahan yang amanah,27 terdapat input, proses dan output.
sedangkan Slamet (2001) menjelaskan good Menyelenggarakan pendidikan berarti
governance sebagai suatu peraturan formal mengolah di dalamnya ada input, proses dan
output pendidikan menjadi kesaatuan sistem
26 Arcaro, ibid.....hlm 8
27 Bintoro Tjokroamidjojo (2003). Reformasi yang bermuara kepada suatu konsep besar
Nasional Penyelenggaraan Good Governance Dan pendidikan nasional.
Perwujudan Masyarakat Madani, Jakarta: Lembaga
Administrasi Nasional, hlm 21 28 Slamet (2001). Manajemen Berbasi Sekolah, Jakarta:
Depdiknas, hlm 47