PENDAHULUAN
1
wisata utama di Bali yaitu di Legian dan Jimbaran, sehingga mengakibatkan
penurunan jumlah wisatawan yang datang ke daerah tersebut. Hal ini tidak
mengherankan karena menurut World Tourism Organitation, faktor keamanan
merupakan faktor utama pertimbangan para wisatawan untuk memilih tempat
tujuan wisata.
Undang-Undang No 24 Tahun 2007 mengenai penanggulangan bencana
mendefinisikan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan,kerugian harta benda serta dampak psikologis.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Risiko bencana terdiri
dari berbagai jenis potensi kerugian yang sering sulit untuk diukur. Namun
demikian, dengan pengetahuan tentang bahaya, pola populasi, dan
pembangunan social ekonomi, risiko bencana dapat dinilai dan dipetakan,
setidaknya dalam arti luas.
Untuk itu, sebagai daerah tujuan wisata yang secara geografis termasuk
rawan bencana, maka diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang
mempertimbangkan aspek kebencanaan di daerah pariwisata yang ada di Bali.
Salah satunya berupa menerapkan manajemen risiko bencana di daerah
pariwisata di Bali. Manajemen risiko bencana pariwisata adalah upaya untuk
mengurangi bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi pada penghidupan
masyarakat khususnya di daerah pariwisata yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis dengan cara tindakan persiapan
sebelum bencana terjadi, dukungan, dan membangun kembali masyarakat
saat setelah bencana terjadi.
Berdasarkan latar belakang di atas, Prodi D-IV Keperawatan Reguler
Politeknik Kesehatan Denpasar menerapkan metode pembelajaran praktik
Manajemen Risiko Bencana Pariwisata dimana teori dari mata kuliah ini telah
2
didapatkan di semester IV dan VI. Hasil dari proses pembelajaran praktik
manejemen risiko bencana pariwisata ini dimuat dalam laporan kegiatan.
3
8. Melaksanakan seminar