4. Hansen Lumbangaol
Kelas/Kelompok : EK-6C / 03
Nilai :
Keterangan :
DAFTAR ISI
F. Analisa …………………………………………………………..
G. Kesimpulan ……………………………………………………..
POWER SUPPLY PASCAL
A. Tujuan Percobaan
C. Dasar Teori
a. Blok 1 : Trafo CT
Trafo atau Transformator adalah alat yang dibuat dari gulungan kawat yaitu gulungan primer
dan gulungan sekunder yang fungsinya adalah untuk menaikkan ataupun menurunkan tegangan.
Trafo sendiri dirangkaian kali ini berfungsi untuk menurunkan tegangan. Setiap Trafo memiliki
hambatan keluaran RO, yang akan menyebabkan turunnya tegangan sekunder dari trafo jika
dipasang beban antara CT dan V. Sehingga menurut hukum Ohm bahwa :
V=I.R
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
R = Tahanan (Ohm)
Dalam arti kata yang sederhana, transformator adalah suatu alat pengubah arus atau
tegangan yang terdiri dari dua buah lilitan atau lebih, yang dikopelkan secara
iinduktif.Transformator merupakan alat statis yang digunakan untuk mentransfer energi dari
suatu rangkaian ac ke rangkaian yang lainnya. Transfer energi tersebut kemungkinan menaikkan
atau menurunkan tegangan, namun frekuensinya akan sama pada kedua rangkaian.
- 25√2 V
CT
25√2V
Gambar 1. Trafo CT
b. Blok 2 : Rectifier
Dioda adalah salah satu komponen elektronika yang dapat melewatkan arus pada satu arah
saja. Pada dasarnya dioda yang lazim digunakan terdiri dari semikonduktor jenis-P yang
disambung dengan semikonduktor jenis-N yang terbuat dari bahan silicon dan germanium.Secara
skematis dioda sambungan P-N digambarkan seperti dibawah ini :
Anoda Katoda
c. Blok 3 : Filter
Filter berfungsi sebagai perata arus yang dari rectifier. Rangkaian filter digunakan untuk
mendapatkan faktor ripple yang kecil. Pada rangkaian digunakan filter kapasitor dimana filter
kapasitor digunakan untuk beban yang kecil. Ketika dioda konduksi muatan kapasitor diisi
hingga mencapai maksimum, maka dioda akan off. Saat dioda off, kapasitor akan membuang
muatannya melalui beban sampai tegangan pada lilitan sekunder lebih besar dari tegangan
kapasitor.
Gambar 3. Filter
IC regulator yang biasa digunakan adalah IC regulator yang menggunakan tipe 78XX. IC ini
tersedia dengan tegangan keluaran 5-24 Volt dengan arus keluaran yang bervariasi dari 100 mA-
1A. Untuk IC 7805 batas tegangan masukan yang tersedia adalah 7.5-20 Volt denagn tegangan
keluaran 5 Volt dan arus keluaran 1A.
IC Regulator mempuunyai tiga terminal yaitu input, output dan ground.Kapasitor pada
output berfungsi untuk mempebaiki respon transien dan menjaga impedansi teap rendah pada
frekuensi tinggi. Regulator 7805 mempuyai rangkaian on-chip untuk mencegah kerusakan akibat
pemanasan yang berlebihan atau arus beban terlalu besar. Chip ini hanya memutuskan arus dan
tidak terbakar. Sebagai tambahan rangkaian on-chip mencegah pengopersian diluar kerja
transistor yang aman dengan menurunkan arus output yang tersedia untuk diferensial tegangan
input yang besar.
7805
D1 – D4
+ Out
GND
1
1
R1
2 Vout
2
R2
3 3
Pada power supply pascal ini variable voltage divider membuat perubahan yang
dibutuhkan atau pembagian terhadap tegangan dilakukan untuk sistem berikutnya. Perubahan
yang terjadi yaitu perubahan secara linier.
Vout
Av
Vin
Pada penguat non inverting ini tidak terjadi perbedaan phasa antara sinyal input dan sinyal
output. Nilai R3 sama dengan R1 // R2 (R1 paralel R2) dan mempunyai fungsi yang sama
dengan R3 pada rangkaian invrting amplifier yakni mengurangi perbedaanarus bias antara
inverting input (-) dan non inverting input (+) sehingga semakin tambah kestabilannya.
Rf
Rin +
Vin +
Vout
_
_
1𝐾2
VTP6 = ( ) VTP5
8𝐾2+1𝐾2
= 0,12 VTP5
Eout = Ein yang berarti bahwa tegangan yang keluar sama dengan tegangan yang masuk.
Nilai Zin pada rangkaian ini besar, sedangkan Zout kecil.
Vin Vout
AC
𝑅2
Av = -
𝑅1
Tanda negatif disini menandakan terjadi pembalikan fasa sejauh 180 antara sinyal input dan
siyal output. Gambar di bawah ini memperlihatkan penguat inverting yang berarti tegangan
masukan menjalankan masukan dengan pembalikan dari op-amp melalui tahanan seri R1.
Resistor R3 berfungsi untuk mengurangi perbedaan arus bias antara inverting input (-) dan non
inverting input (+), sehingga kestabilan akan bertambah.
Rf
Rin +
_
Vin
Vout
+
_
Q1
B C547A
R4
10k Ω
Ke Input Komparator
Ke Input Komparator
R1
10k Ω
Q10
B C557A P
X2 R2
1.2k Ω
Blok Sistem R S C1
Current Amplifier
1Ω OUTPUT
Darlington
Gambar 10. Rangkaian Blok sistem Limitting Current, Positif dan Negatif.
l. Blok 12 : Komparator
Komparator adalah sebuah rangkaian dengan dua tegangan masukan (yang non inverting
dan inverting) dan satu tegangan keluaran. Komparator digunakan untuk membandingkan suatu
tegangan dengan tegangan lain untuk melihat mana yang lebih besar. Apabila tegangan masukan
non inverting lebih besar dari tegangan inverting maka komparator menghasilkan tegangan
keluaran yang tinggi. Bila tegangan masukan yang non inverting lebih kecil dari tegangan
inverting maka tegangan keluarannya rendah.
Vout
Vcc + V sat
V1
V error Vout V error
V2 0
-Vcc - V sat
(a) (b)
Rangkaian ini bergfungsi untuk membadingkan antara tegangan hasil penguatan blok
Non Inverting Amplifier terhadap tegangan Umpan Balik dari Vout. Hasil pembandingan ini
akan mempengaruhi tegangan output dari Op-Amp yang digunakan dalam sistem Comparator ini
untuk selanjutnya mengendalikan Penguat Arus. Salah satu input dari comparator ini adalah
umpan balik (Feed Back). Umpan Balik ini berfungsi sebagai tegangan refrensi dari output untuk
mengontrol tegangan output agar tidak terjadi output error.
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan
2. Mengecek keseluruhan sistem terdapat atau tidaknya kerusakan
3. Mengelompokkan dan memberi tanda disetiap blok diagram sistem di power
supply, sesuai dengan lembar kerja yang telah dikerjakan .
4. Menghubungkan Power Supply ke AC line
5. Mengecek nilai VTP1, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki positif (+)
kapasitor, dan kutub negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
6. Mengecek nilai VTP2, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki
negatif (-) kapasitor, dan kutub negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
7. Mengecek nilai VTP3, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 3
(Output) IC 7805, dan kutub negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
8. Mengecek nilai VTP4, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0) dan kutub negatif (-) ke ground
9. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 3 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
10. Mengecek nilai VTP4, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0,5) dan kutub negatif (-) ke ground
11. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 3 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
12. Melanjutkan langkah 11 kembali, dengan mengubah-ubah posisi potensiometer di 1, 1.5, 2,
2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5), dan langkah 12 disetiap pengukuran. Mencatat hasil pengukuran
13. Mengecek nilai VTP5, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki potensiometer
(Potensiometer kearah posisi 0) dan kutub negatif (-) ke ground
14. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 1 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
15. Mengecek nilai VTP5, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0,5) dan kutub negatif (-) ke ground
16. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 1 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
17. Melanjutkan langkah 16 kembali, dengan mengubah-ubah posisi potensiometer di
1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5), dan langkah 17 disetiap pengukuran. Mencatat hasil
pengukuran
18. Mengecek nilai VTP6, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0) dan kutub negatif (-) ke ground
19. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 10 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
20. Mengecek nilai VTP6, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0,5) dan kutub negatif (-) ke ground
21. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 10 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
22. Melanjutkan langkah 20 kembali, dengan mengubah-ubah posisi potensiometer di
1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5), dan langkah 20 disetiap pengukuran. Mencatat hasil
pengukuran
23. Mengecek nilai VTP7, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0) dan kutub negatif (-) ke ground
24. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 8 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
25. Mengecek nilai VTP7, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0,5) dan kutub negatif (-) ke ground
26. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 8 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
27. Melanjutkan langkah 25 kembali, dengan mengubah-ubah posisi potensiometer di
1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5), dan langkah 20 disetiap pengukuran. Mencatat hasil
pengukuran
28. Mengecek nilai VTP8, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0) dan kutub negatif (-) ke ground
29. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 7 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran
30. Mengecek nilai VTP8, Menghubungkan kutub positif (+) multimeter1 ke kaki 1
potensiometer (Potensiometer kearah posisi 0,5) dan kutub negatif (-) ke ground
31. Menghubungkan kutub positif (+) multimeter2 ke kaki 7 IC LM324 dan kutub
negatif (-) ke ground. Mencatat hasil pengukuran.
32. Melanjutkan langkah 30 kembali, dengan mengubah-ubah posisi potensiometer di
1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5), dan langkah 20 disetiap pengukuran. Mencatat hasil
pengukuran.
E. Hasil Percobaan
VTP1 28,2 V
VTP2 -28,1 V
VTP3 4,9 V
VTP4 0V 0,5 V 1V 1,5 V 2V 2,5 V 3V 3,5 V 4V 4,5 V 5V
VTP5 0V 2,3 V 4,1 V 6,5 V 8,5 V 10,4 V 13,2 V 15,6 V 17,1 V 19,2 V 21,4 V
VTP6 0V 0,3 V 0,6 V 0,8 V 1,1 V 1,3 V 1,5 V 1,8 V 2,2 V 2,4 V 2,7 V
VTP7 0V 0,3 V 0,6 V 0,8 V 1,1 V 1,3 V 1,5 V 1,8 V 2,2 V 2,4 V 2,7 V
VTP8 0V -2 V -9,3 V -6,3 V -8,6 V -10,7 V -12,7 V -19,9 V -17 V -19,1 V -20,8 V
F. Analisa
Disetiap blok memiliki titik pengukuran atau TP (tes point), sehingga kita akan dapat
mengukur berapa besar tegangan yang dihasilkan pada setiap TP tersebut. Dari TP tersebut kita
juga dapat mengetahui kesalahan atau kerusakan pada setiap masing-masing blok yang ada.
3. VTP 4
Voltage divider merupakan pembagi tegangan, dimana pada bagian blok rangkain ini
tegangan yang diperolah bersumber dari tegangan pada VTP-3. Yang digunakan sebagai
pembagi tegangan adalah berupa potensio/Vr-1 yang dapat diatur level atau besar resistansinya ,
sehinggqa dihasilkan tegangan yang bervariasi tetapi batas maksimum adalah 5 volt. Dari
pengukuran yang telah dilakukan , pada blok ini diperoleh bahwa titik VTP4 =4,3 V. Tegangan
yang dihasilkan pada VTP4 akan dijadikan input atau pencatu pada blok berikutnya yaitu blok
Non Inverting amplifier.
4. VTP 5
Dari hasil perhitungan dengan rumus:
AV = + 1 . VTP4
Didapatkan hasil hitungan VTP5 sebesar 18,447 V. Tetapi setelah dilakukan pengukuran
pada VTP5 diperoleh bahwa besarnya VTP5 = 18,4V. Besarnya nilai VTP5 ini masih dianggap
ideal atau mendekati dari teori. Perbeadaan yang terjadi hanyalah sedikit sekali, hal ini
disebabkan karena adanya toleransi dari setiap pengukuran yang dilakukan. Dan bila setelah
dilakukan pengukuran pada VTP5 diperoleh tegangan yang sangat kecil atau tidak ada sama
sekali maka cobalah periksa Vin (VTP4) apakah terdapat tegangan yang masuk atau tidak . Dan
jika setelah dilakukan pengukuran ternyata nilai Vin-nya ada dan sesuai, maka kemungkinan
kerusakan terjadi pada IC Regulator 7805 nya. Setelah pengukuran pada titik VTP5 dilakukan
maka kita akan menuju ke blok berikutnya yaitu blok Voltage Divider.
5. VTP 6
Sama juga halnya dengan blok voltage divider sebelumnya, pada blok voltage
divider ini yang menjadi pembagi tegangan bukan berupa VR tetapi berupa serangkaian resistor
yang disusun secara pararel. Besarnya tegangan pada titik VTP6 dapat menggunakan rumusan
sbb : VTP = Vin; dimana besar vin = VTP5 =18,447V
VTP = = . 18,447 = 2,342 V Setelah dilakukan pengukuran terhadap VTP6 diperoleh bahwa
VTP6 = 2,49V, kemudian setelah pengukuran pada VTP6 kita menuju ke blok Voltage Follower.
6. VTP 7
Tegangan dari VTP6 akan dijadikan pencatu atau input pada blok voltage follower.
Dimana prinsip dari voltage follower ini adalah ia akan mengeluarkan tegangan out sebesar
tegangan input yang diberikan padanya sehingga Vout=Vin. Dan ternyata dari hasil pengukuran
pada titik VTP7 diperoleh bahwa VTP7 = 2.49 V. Dari hasil pengukuran diatas sesuai dengan
teori yang berlaku yaitu VTP7=VTP6. Setelah voltage follower kita akan menuju ke bagian
berikutnya yaitu blok bagian negatif dari rangkaian ini.
7. VTP 8
Penguatan yang terjadi pada bagian negatif ini menggunkan IC LF 353. Rf dari rangkaian
diatas merupakan tahanan umpan balik sedangkan R1 merupakan tahanan input. Perlu diingat
bahwa polaritas Vi akan berlawan dengan polaritas Vout. Pada penguatan inverting berlaku
rumusan sbb :
Vout = -I.Rf dan Vin = I.R1
Av = = sehingga Av = Rf / R1
Setelah mengetahui rumusan diatas dapatlah kita melakukan perhitungan terhadap
penguatan yang terjadi pada blok inverting ini yaitu :
Dik : R6 = 8,2 K; R5 =1,2 K
Rf = (R6 + R7)
R1 = R5
Jawab : Av = = = = -7,83 x
Jadi, VTP8 = Av. VTP7 = -7 ,83 x 2,342 V = -18,337 V
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa besarnya tegangan pada VTP8 = -19,94 V dan
tenyata dari hasil yang diukur sesuai dengan secara teori. Jika setelah dilakukan pengukuran
terhadap VTP8 dan tidak diperoleh atau tidak terjadi penguatan pada outputnya maka dapat kita
analisa dari input yang mencatu bagian blok inverting ini, apakah ada tegangan yang masuk ke
kaki inputnya atau tidak . Tegangan yang mencatu input dari blok inverting ini adalah bersumber
dari VTP7. Setelah pengukuran terhadap titik VTP8 dilakukan dan terjadi penguatan maka
output dari blok ini yaitu VTP8 akan dijadikan input atau sumber ke blok output dari bagian
negatif.
G. Kesimpulan
1. Perbandingan antara jumlah lilitan primer dengan jumlah lilitan sekunder menentukan
tegangan keluaran dari trafo stepdown.
2. Dengan menggunakan regulator LM 7805 kita dapat mengatur tegangan input untuk suatu
system.
3. Untuk memfilter tegangan keluaran dari rectifier agar stabil pada setiap variasi beban maka
digunakan suatu kapasitor dengan kapasistansi yang sangat besar.
4. Adapun tujuan pemasangan konfigurasi darlington pada rangkaian power supply pascal
tersebut yaitu mendapatkan penguatan arus yang besar dan input impedansi yang besar pula.
5. Pada saat sistem dalam keadaan normal diharapkan tegangan V+ = 20 V dan V- = -20 V.
6. Adapun tujuan pemasangan rangkaian voltage divider dan inverting amplifier pada sistem
tersebut adalah mengubah tegangan keluaran non- inverting amplifier sistem tersebut menjadi
tegangan negatif atau dengan kata lain mengalikan tegangan keluaran non-inverting dengan
suatu nilai yang berharga (-1).
START
INISIALISASI:
1. BUKU MANUAL
2. TOOL SET
3. AC LINE
4. NIAT
Vout = 20√2 YA
CEK BAGIAN KOMPONEN :
Cek𝑉𝑇𝑃1 = 20√2 TIDAK 1.TRAFO
2. DIODA
FINISH 3. KAPASITOR
YA
TIDAK CEK BAGIAN KOMPONEN :
CekTP2= -20√2 1. TRAFO
2. DIODA
3. KAPASITOR
YA
CEK BAGIAN KOMPONEN :
TIDAK 1. DIODA ZENER
Cek𝑉𝑇𝑃3 = 5V
2. IC 7085
3. KAPASITOR
YA
YA
YA
YA
YA
TIDAK
CEK BAGIAN KOMPONEN :
Cek𝑉𝑇𝑃4 = 0-5
1. IC LM324
2. RESISTOR