Anda di halaman 1dari 4

Restorasi Meiji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Bagian dari seri artikel mengenai

Sejarah Jepang

Naiku 01.JPG

Periode[tampilkan]

Topik[tampilkan]

Istilah Garis waktu

lbs

'Restorasi Meiji (明治維新 Meiji-ishin), dikenal juga dengan sebutan Revolusi Meiji atau Pembaruan
Meiji, adalah serangkaian kejadian yang berpuncak pada pengembalian kekuasaan di Jepang kepada
Kaisar pada tahun 1868. Restorasi ini menyebabkan perubahan besar-besaran pada struktur politik dan
sosial Jepang, dan berlanjut hingga zaman Edo (sering juga disebut Akhir Keshogunan Tokugawa) dan
awal zaman Meiji.

Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan
awal zaman Meiji. Restorasi ini diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan Perjanjian Towsen Harris yang
dilakukan oleh Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat.

Daftar isi

1 Aliansi Sat-cho melawan keshogunan

2 Berakhirnya keshogunan

3 Penyebab

4 Dampak

5 Referensi

6 Bacaan selanjutnya

7 Pranala luar

Aliansi Sat-cho melawan keshogunan


Pembentukan aliansi antara pemimpin Domain Satsuma dan Kido Takayoshi pemimpin Domain Choshu
merupakan titik awal restorasi Meiji. Keduanya mendukung Kaisar Kōmei (ayah Kaisar Meiji). Aliansi ini
dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan
kekuasaan kepada Kaisar. Pada 3 Februari 1867, Kaisar Meiji naik tahta setelah wafatnya Kaisar Kōmei
pada 30 Januari 1867. Semasa Restorasi Meiji, feodalisme Jepang secara perlahan-lahan digantikan oleh
ekonomi pasar dan menjadikan Jepang sebagai negara yang dipengaruhi negara-negara Barat hingga
kini.

Berakhirnya keshogunan

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bakumatsu

Keshogunan Tokugawa secara resmi berakhir pada 9 November 1867 ketika Shogun Tokugawa ke-15,
Tokugawa Yoshinobu "menyerahkan kekuasaan prerogatifnya kepada Kaisar". Sepuluh hari kemudian
Yoshinobu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara. Peristiwa ini merupakan titik awal
"restorasi" kekuasaan kaisar (Taisei Hōkan), meskipun Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang
signifikan.

Tidak lama kemudian pada Januari 1868, pecah Perang Boshin (Perang Tahun Naga) yang diawali dengan
Pertempuran Toba-Fushimi. Dalam pertempuran itu, tentara Domain Choshu dan tentara Domain
Satsuma mengalahkan tentara mantan keshogunan. Kekalahan tersebut memungkinkan Kaisar Meiji
mencopot semua kekuasaan yang dimiliki Yoshinobu, dan restorasi secara resmi dapat dimulai. Pada 3
Januari 1869, Kaisar mengeluarkan deklarasi formal tentang pengembalian kekuasaan ke tangannya:

Kaisar Jepang mengumumkan kepada semua kepala negara dari negara-negara asing beserta tundukan
mereka bahwa izin telah diberikan kepada Shogun Tokugawa Yoshinobu untuk mengembalikan
kekuasaan pemerintah sesuai dengan permintaannya sendiri. Mulai saat ini kami akan melaksanakan
kekuasaan tertinggi untuk urusan-urusan dalam dan luar negeri dari negara ini. Maka dari itu, semua
penyebutan Taikun dalam perjanjian-perjanjian yang telah dibuat harus diganti dengan perkataan
Kaisar. Para pejabat sedang ditunjuk oleh kami untuk melaksanakan urusan-urusan luar negeri.
Perwakilan-perwakilan dari negara-negara penandatangan traktat hendaknya memaklumi pengumuman
ini.

— 3 Januari 1869

Mutsuhito, [1]

Sejumlah petinggi keshogunan mengajak tentaranya melarikan diri ke Hokkaido, dan mencoba
mendirikan negara merdeka bernama Republik Ezo. Namun tentara yang setia kepada kekaisaran
mengakhiri upaya mereka dalam Pertempuran Hakodate di Hokkaido, Mei 1869. Kekalahan tentara
mantan keshogunan yang dipimpin oleh Enomoto Takeaki dan Hijikata Toshizō menandai tamatnya
Keshogunan Tokugawa dan pemulihan sepenuhnya kekuasaan di tangan Kaisar.

Penyebab

Kaisar Meiji yang masih muda bertemu dengan perwakilan negara-negara asing pada akhir Perang
Boshin, 1868-1870

Penyebab Restorasi Meiji begitu banyak. Jepang baru menyadari betapa terbelakangnya mereka
dibandingkan negara-negara lainnya di dunia setelah datangnya Komodor Amerika Serikat Matthew C.
Perry yang memaksa Jepang membuka pelabuhan-pelabuhan untuk kapal-kapal asing yang ingin
berdagang. Komodor Perry datang ke Jepang menaiki kapal super besar yang dilengkapi persenjataan
dan teknologi yang jauh lebih superior dibandingkan milik Jepang saat itu. Para pemimpin Restorasi
Meiji bertindak atas nama pemulihan kekuasaan kaisar untuk memperkuat Jepang terhadap ancaman
kekuatan-kekuatan kolonial waktu itu. Kata Meiji berarti kekuasaan pencerahan dan pemerintah waktu
itu bertujuan menggabungkan "kemajuan Barat" dengan nilai-nilai "Timur" tradisional.[2] Para
pemimpin utama, pembantu kaisar pada waktu itu di antaranya: Itō Hirobumi, Matsukata Masayoshi,
Kido Takayoshi, Itagaki Taisuke, Yamagata Aritomo, Mōri Arinori, Ōkubo Toshimichi, and Yamaguchi
Naoyoshi. Meskipun secara resmi kekuasaan negara berada di tangan kaisar, kekuatan politik hanya
bergeser dari Keshogunan Tokugawa ke sebuah oligarki. Sebagian besar kekuasaan berada di tangan
pemimpin elite dari Provinsi Satsuma (Ōkubo Toshimichi, Saigō Takamori) dan Provinsi Chōshū (Itō
Hirobumi, Yamagata Aritomo, dan Kido Takayoshi). Mereka mempertahankan praktik-praktik kekuasaan
kaisar yang lebih tradisional, dan menempatkan Kaisar Jepang sebagai satu-satunya otoritas spiritual
negeri dan para menteri yang memerintah atas nama kaisar.

Dampak

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Meiji, Pemerintah Meiji, Konstitusi Meiji, dan
Penghapusan sistem domain

Alegori perkelahian antara paham baru melawan paham lama. Lukisan awal zaman Meiji, sekitar tahun
1870.

Restorasi Meiji mengakselerasi industrialisasi di Jepang yang dijadikan modal untuk kebangkitan Jepang
sebagai kekuatan militer pada tahun 1905 di bawah slogan "Negara Makmur, Militer Kuat" (富国強兵
fukoku kyōhei)

Pemerintah Oligarki Meiji yang bertindak atas nama kekuasaan kaisar memperkenalkan upaya-upaya
mengonsolidasi kekuasaan untuk menghadapi sisa-sisa pemerintahan zaman Edo, keshogunan, daimyo,
dan kelas samurai.
Pada tahun 1868, semua tanah feodal milik Keshogunan Tokugawa disita dan dialihkan di bawah
"kendali kekaisaran". Tindakan ini sekaligus menempatkan mereka di bawah kekuasaan pemerintahan
baru Meiji. Pada tahun 1869, daimyo Domain Tosa, Domain Hizen, Domain Satsuma, dan Domain
Chōshū yang telah berjasa melawan kekuasaan keshogunan, dibujuk untuk mau "mengembalikan
domain mereka kepada kaisar." Daimyo lainnya juga selanjutnya diperintahkan untuk melakukan hal
yang sama. Dengan adanya penghapusan wilayah domain, maka untuk pertama kalinya tercipta
pemerintahan Jepang yang terpusat dan berkuasa di semua wilayah negeri.

Pada tahun 1871, semua daimyo dan mantan daimyo dipanggil untuk menghadap kaisar untuk
menerima perintah pengembalian semua domain kepada kaisar. Sekitar 300 domain (han) diubah
bentuknya menjadi prefektur yang dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk oleh negara. Pada tahun 1888,
beberapa prefektur telah berhasil dilebur menjadi satu sehingga jumlah prefektur menciut menjadi 75
prefektur. Kepada mantan daimyo, pemerintah berjanji untuk menggaji mereka sebesar 1/10 dari
pendapatan bekas wilayah mereka sebagai penghasilan pribadi. Selanjutnya, utang-utang mereka
berikut pembayaran gaji serta tunjangan untuk samurai diambil alih oleh negara.

Anda mungkin juga menyukai