Makalah Matematika PDF
Makalah Matematika PDF
4. TEORI BILANGAN
Matematika Diskrit
Dr.-Ing. Erwin Sitompul
http://zitompul.wordpress.com
Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai
pecahan desimal.
Misalnya: 8 ; 21 ; 8765 ; –34 ; 0.
Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil,
yang mempunyai pecahan desimal.
Misalnya: 8,0 ; 34,25 ; 0,02.
Contoh:
(a) 4 | 12 karena 12/4 = 3 (bilangan bulat) atau 12 = 4 3.
(b) 4 | 13 karena 13/4 = 3,25 (bukan bilangan bulat).
Contoh:
(a) 1987/97 = 20, sisa 47
1987 = 9720 + 47
(b) 25/7 = 3, sisa 4
25 = 73 + 4
(c) –25/7 = –4, sisa 3
–25 = 7(–4) + 3
Tetapi bukan –25 = 7(–3) – 4,
karena remainder r = –4 (sementara syarat 0 r < n)
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 7/4
Pembagi Bersama Terbesar (PBT)
Misalkan a dan b bilangan bulat tidak nol.
Pembagi bersama terbesar (PBT, greatest common divisor)
dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d sedemikian
hingga d | a dan d | b.
Dalam hal ini dituliskan bahwa PBT(a,b) = d.
Contoh:
Tentukan PBT(45,36) !
Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45.
Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36.
Faktor pembagi bersama dari 45 dan 36 adalah 1, 3, 9.
Dengan cara enumerasi di atas, didapatkan PBT(45,36) = 9.
Contoh:
Ambil nilai m = 66, n = 18,
66 = 183 + 12
Maka PBT(66,18) = PBT(18,12) = 6
Penemu
Euclid, seorang matematikawan Yunani yang menuliskan
algoritma tersebut dalam bukunya, “Element”.
Algoritma Euclidean
1. Jika n = 0 maka m adalah PBT(m,n); STOP.
Jika n 0, lanjutkan ke Langkah 2.
2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.
3. Ganti nilai m dengan nilai n, dan nilai n dengan nilai r, lalu
ulang kembali ke Langkah 1.
12 = 81 + 4
8 = 42 + 0
n = 0 m = 4 adalah PBT(80,12) = 4; STOP.
Contoh:
PBT(80,12) = 4, maka 4 = (–1)80 + 712
Koefisien,
dapat dipilih bebas
Contoh:
20 adalah bilangan komposit, karena 20 dapat dibagi oleh
2, 4, 5, dan 10, selain 1 dan 20 sendiri.
Solusi:
Karena PBT(4,9) = 1, maka inversi dari 4 (mod 9) ada.
Dari Algoritma Euclidean diperoleh bahwa
9 = 24 + 1.
Susun persamaan di atas menjadi
–24 + 19 = 1.
Dari persamaan terakhir diperoleh bahwa
–2 adalah inversi (balikan) dari 4 (mod 9).
Periksa bahwa –24 1 (mod 9)
1
2 1 2 4 (mod 9)
4 (mod 9)
1 8 (mod 9)
Contoh:
7 –2 (mod 9) 9 habis membagi 7 – (–2) = 9
–11 –2 (mod 9) 9 habis membagi –11 – (–2) = –9
16 –2 (mod 9) 9 habis membagi 16 – (–2) = 18
1 1 1
7 (mod 9) , 11 (mod 9) , 16 (mod 9)
4 4 4
1 1
(3) y (mod 7)
3
3 y 1 (mod 7)
y 2
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 7/29
Aplikasi Teori Bilangan: ISBN
ISBN (International Standard Book Number)
Kode ISBN terdiri dari 10 karakter, biasanya
dikelompokkan dengan spasi atau garis, misalnya 0–
3015–4561–9.
ISBN terdiri atas empat bagian kode:
Kode yang mengidentifikasikan bahasa
Kode yang mengidentifikasikan penerbit
Kode unik untuk buku tersebut
Karakter uji pada posisi terakhir (berupa angka
atau huruf X)
ix
i i
i 0 (mod 11)
9
ix
i i
i mod 11 karakter uji
Contoh:
ISBN 0–3015–4561–8
0 : kode kelompok negara berbahasa Inggris,
3015 : kode penerbit
4561 : kode unik buku yang diterbitkan
8 : karakter uji.
Karakter uji ini didapatkan sebagai berikut:
10 + 23 + 30 + 41 + 55 + 64 + 75 + 86 + 91 = 151
Jadi, karakter ujinya adalah 151 mod 11 = 8
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 7/31
Aplikasi Teori Bilangan: ISBN
Contoh:
ISBN 978-3-8322-4066-0
Mulai Januari 2007 digunakan ISBN dengan 13 digit
Cara perhitungan menjadi berbeda dan dipergunakan
modulo 10
xi 3xi x13 0 (mod 10)
i ganjil i genap
Karakter uji ini didapatkan sebagai berikut:
91 + 73 + 81 + 33 + 81 + 33 +
21 + 23 + 41 + 03 + 61 + 63 = 100
Jadi, karakter ujinya adalah 100 + x13 0 (mod 10)
x13 = 0
No.2:
Diberikan sebuah kode ISBN-13: 978-0385510455. Periksalah
apakah kode tersebut sahih atau tidak. Petunjuk: Periksa
karakter uji dari ISBN tersebut.
No.2:
Bila diberikan kode ISBN-10: 0072880082, periksa apakah
kode ini adalah valid atau tidak. Petunjuk: Periksa karakter uji
dari kode ISBN tersebut.