Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan, melaksanankan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
sepotimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara
berurutan, terus-menerus, saling berkaitan, dan dinamis. Selanjutnya
menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data,
pengkajian, perencanaan, dan implementasi. Jadi, proses keperawatan
komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistemis,
dinamis, komtinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari klien, keluarga, serta kelompok atau masyarakat. Tujuan
keperawatan komunitas adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui:
1. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan
kelompok khusus dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung pada kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu proses keperawatan komunitas?
2. Bagaimana penerapan proses keperawatan komunitas di dalam
masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umumnya yaitu untuk mengetahui proses keperawatan
komunitas.

1
2. Tujuan Khusus:
a. Agar mahasiswa mampu menjelaskan definisi proses keperawatan
komunitas.
b. Agar mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan komunitas
di dalam masyarakat.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika
profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu
institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth,
2007).
Pada perawatan komunitas harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan

3
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada (Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan

4
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi
dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki
Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,
2007).
3. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah gabungan
berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di
dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses Kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang
terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus,
perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan,

5
maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau Kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak
atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif
diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). Kemitraan
antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi
dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan
untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat
(Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana
sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain:
adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan
mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya
untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:

6
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

B. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
1. Sebagai Penyedia Pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,

7
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk
menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi
perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
4. Sebagai Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi

8
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6. Sebagai Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang
akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Sebagai Perencana Tindak-lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
8. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

9
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah
komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti: pengetahuan, ketrampilan,
perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak,
2005).
11. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga

10
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat. Jenis data secara umum
dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data subyektif adalah
data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh
melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran. Sumber data
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan
wawancara atau anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk
pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi:
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah

11
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai
lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat
rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau
CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan
vital statistic antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas,
IMR. MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan
komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur: bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus
di masyarakat: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya
dijabarkan sebagaimana dibawah ini:
(1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.
(2) Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh.
(3) Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir):
(a) ISPA
(b) Penyakit asthma
(c) TBC paru
(d) Penyakit kulit
(e) Penyakit mata
(f) Penyakit rheumatic

12
(g) Penyakit jantung
(h) Penyakit gangguan jiwa
(i) Kelumpuhan
(j) Penyakit menahun lainnya
(k) Riwayat penyakit keluarga

(4) Pola pemenuhan sehari-hari:


(a) Pola pemenuhan nutrisi
(b) Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
(c) Pola istirahat dan tidur
(d) Pola eliminasi
(e) Pola aktivitas gerak
(f) Pola pemenuhan kebersihan diri

(5) Status psikososial:


(a) Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
(b) Hubungan dengan orang lain
(c) Peran di masyarakat
(d) Kesedihan yang dirasakan
(e) Stabilitas emosi
(f) Penelantaran anak atau lansia
(g) Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini
perilaku tindakan kekerasan
(h) Status pertumbuhan dan perkembangan
(i) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
(j) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan

(6) Pola perilaku tidak sehat seperti: kebiasaan merokok,


minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

13
e) Data lingkungan fisik
(1) Pemukiman
(a) Luas bangunan
(b) Bentuk bangunan
(c) Jenis bangunan
(d) Atap rumah
(e) Dinding
(f) Lantai
(g) Ventilasi
(h) Pencahayaan
(i) Penerangan
(j) Kebersihan
(k) Pengaturan ruangan dan perabot
(l) Kelengkapan alat rumah tangga

(2) Sanitasi
(a) Penyediaan air bersih (MCK)
(b) Penyediaan air minum
(c) Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air
(d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(e) Pengelolaan sampah: apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengolahannya: dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.
(f) Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
(g) Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri lainnya,
sebutkan.

(3) Fasilitas
(a) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
(b) Pekarangan
(c) Sarana olahraga

14
(d) Taman, lapangan
(e) Ruang pertemuan
(f) Sarana hiburan
(g) Sarana ibadah

(4) Batas-batas wilayah: Sebelah utara, barat, timur, dan


selatan.
(5) Sarana ibadah.

f) Pelayanan kesehatan dan sosial


(1) Pelayanan kesehatan
(a) Lokasi sarana kesehatan
(b) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan
kader)
(c) Jumlah kunjungan
(d) Sistem rujukan
(2) Fasilitas sosial (pasar, took ,swayalan)
(a) Lokasi
(b) Kepemilikan
(c) Kecukupan

g) Ekonomi
(1) Jenis Pekerjaan
(2) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
(3) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
(4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia

h) Keamanan dan transportasi


(1) Keamanan
(a) Sistem keamanan lingkungan
(b) Penanggulangan kebakaran
(c) Penanggulangan bencana

15
(d) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
(2) Transportasi
(a) Kondisi jalan
(b) Jenis transportasi yang dimiliki
(c) Sarana transportasi yang ada

i) Politik dan pemerintahan


(1) Sistem pengorganisasian
(2) Struktur organisasi
(3) Kelompok organisasi dalam komunitas
(4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

j) Sistem komunikasi
(1) Sarana umum komunikasi
(2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
(3) Cara penyebaran informasi

k) Pendidikan
(1) Tingkat pendidikan komunitas
(2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
(a) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(b) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
(3) Jenis bahasa yang digunakan
l) Rekreasi
(1) Kebiasaan rekreasi
(2) Fasilitas tempat rekreasi

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan


data dengan cara sebagai berikut:
1) Klasifikasi data atau kategori data
a) Cara mengkategori data:
(1) Karakteristik demografi

16
(2) Karakteristik geografi
(3) Karakteristik social ekonomi
(4) Sumber dan pelayanan kesehatan
(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)

b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly


c) Tabulasi data
d) Interpretasi data

b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan analisa data adalah:
1) Menetapkan kebutuhan komunity
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunity
4) Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan

c. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.

d. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria, diantaranya adalah:

17
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politik

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki


kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses Keperawatan Komunitas adalah metode asuhan keperawatan
yang bersifat ilmiah, sistemis, dinamis, komtinu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, serta
kelompok atau masyarakat. Kemudian menetapkan langkah proses
keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

B. Saran
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya serta buku ini dapat menjadi referensi untuk pembuatan
makalah selanjutnya.

19

Anda mungkin juga menyukai