Anda di halaman 1dari 2

INSTANSI SOP/PROTAP

PENATALAKSANAAN FOOD POISONING


No dokumen No Revisi Halaman

SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh


UGD

Pengertian Istilah Food poisoning digunakan untuk menggambarkan semua keadaan atau
penyakit yang disebabkan oleh masuknya makanan atau minuman yang
mengandung toxin atau kuman.
Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah penanganan dan
pengobatan Food Poisoning
Kebijakan
Prosedur 1. Dokter Melakukan anamnesis untuk mencari sumber dan penyebab
keracunan, hal yang perlu ditanyakan :
- Di mana, Kapan, dan apa yang dimakan?
- Berapa lama waktu setelah makanan masuk dengan gejala pertama
kali muncul?
- Lamanya sakit?
- Apakah makanan berbau atau berubah rasa dari biasanya?
- Apakah ada orang yang mengkonsumsi makanan yang sama?
- Apakah orang tersebut juga sakit karena makanan ini?
- Apakah ada sisa makanan yang dapat diperiksa?
2. Melakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh. Gejala yang paling sering muncul pada food poisoning
adalah gejala gejala gangguan gastro intestinal seperti diare, mual
muntah, nyeri perut. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk
menentukan derajat dehidrasi pada pasien. Beberapa makanan juga
menyebabkan asfiksia (keracunan singkong), ganguan neurologis,
gangguan kesadaran. Setelah evaluasi secara menyeluruh lakukan
terapi suportif terhadap Air way, Breathing, Circulation.
3. Setelah penyebab food poisoning diketahui, berikan antidote sesuai
penyebab. Bila penyebabnya adalah bakteri berikan antibiotic yang
sesuai.
4. Lakukan dekontaminasi gastric dengan kubah lambung dan pemberian
arang aktif
5. Eliminasi penyebab : salah satunya dengan rangsang muntah.
6. Bila pasien mengalami perbaikan gejala tanpa adanya gejala
hemodinamik yang tidak stabil serta tanpa tanda gejala mengarah
kepada ancaman gagal nafas, dapat dirawat di RSU Pratama
Tangguwisia. Dilakukan observasi di ruangan selama 3 minimal 3 hari.
7. Bila setelah resusitasi dan pemberian antidote tidak terdapat perbaikan
gejala, hemodinamic tidak stabil, ataupun terdapat tanda gejala
mengarah kepada ancaman gagal nafas dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut.
8. Bila antidote tidak tersedia di RSU Pratama Tangguwisia, setelah stabil
dan dilakukandekontaminasi gastric, pasien dirujuk ke fasilitas
kesehatan lebih lanjut.
Unit Terkait 1. UGD
2. Rawat inap
3. Farmasi

Anda mungkin juga menyukai