Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 1

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


SEBELUM BERTANDING PADA ATLET FUTSAL PUTRI TIM
MUARA ENIM UNYTED

Oleh
Dina Mutiah Larasati
(Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta)
dinamuti8@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan
sebelum bertanding pada atlet futsal putri tim Muara Enim Unyted. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Quasi Eksperimental dengan model nonequivalent control group design.
Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling sistematis. Kecemasan diukur dengan Skala
Kecemasn Olahraga (SKO) yang dimodifikasi. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi
musik pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terhadap kecemasan. Hasil penelitian
menunjukkan rerata kelompok perlakuan sebesar 59,75 dengan kategori kecemasan ringan, sedangkan
pada kelompok kontrol rerata sebasar 72,25 dengan kategori kecemasan sedang. Hasil analisis uji-t
menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,003 < 0,05, ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada
terapi musik antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terhadap kecemasan sebelum
bertanding pemain futsal putri tim Muara Enim Unyted. Disimpulkan bahwa terapi musik
berpengaruh dalam menurunkan kecemasan sebelum bertanding pada pemain futsal putri.

Kata kunci : terapi musik, kecemasan, pemain futsal putri

Abstract

This study is aimed to determine the effect of music therapy on anxiety level before
competing in female futsal athletes of Muara Enim Unyted team. This research employed
Quasi Experimental method by using nonequivalent control group design. The sampling
used systematic sampling. The anxiety was measured by modified Sport Anxiety Scale
(SAS). The data analysis used descriptive analysis, normality test, homogeneity test and by
t-test to find out the differences of the effect of music therapy in the treatment group and
control group toward anxiety. The results shows that the treatment group mean are 59.75 in
the category of mild anxiety, whereas the number of control group mean are 72.25 in the
category of moderate anxiety. The results of t-test analysis shows that the p-value is 0.003
<0.05, this means that there are significant differences in music therapy among the
treatment group and control group toward anxiety before competing in female futsal
athletes of Muara Enim Unyted team. From this research, it can be concluded that music
therapy can be influential in reducing anxiety before competing to female futsal player.

Keywords: music therapy, anxiety, female futsal player


Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 2

PENDAHULUAN futsal diantaranya kemampuan fisik, taktik,


Futsal merupakan cabang olahraga teknik dan psikis. Atlet harus mempunyai
yang sedang populer dan digemari oleh psikis yang stabil untuk mengalahkan segala
seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak- tekanan non-teknis yang datang kepadanya.
anak, remaja dan dewasa. Terbukti dari Salah satu faktor psikis yang mempengaruhi
kenyataan yang ada dimasyarakat bahwa atlet dalam pertandingan adalah level
kebanyakan lebih menyenangi olahraga kecemasan (Komarudin, 2015: 2).
futsal dibandingkan dengan olahraga yang Kecemasan merupakan reaksi
lain, baik di masyarakat perkotaan maupun emosional individu terhadap kejadian atau
masyarakat pedesaan. Olahraga futsal juga situasi yang tidak pasti, sehingga ketika
berkembang dengan pesat di club-club dan menghadapi hal yang tidak pasti, maka
universitas (Gede Noviada, 2014: 3). timbul perasaan terancam. Dalam olahraga
Olahraga futsal merupakan suatu olahraga prestasi, kecemasan akan selalu
permainan yang bersifat kelompok atau menghinggapi dan bisa muncul terutama
beregu. Justinus Lhaksana (2003: 37) futsal pada saat menjelang pertandingan atau
merupakan suatu bentuk permainan beregu selama pertandingan (Husdarta, 2011: 80).
yang menggunakan bola, dimainkan oleh Monty P. Satiadarma (2000: 95)
dua regu, dan tiap regu terdiri dari lima menjelaskan dalam olahraga, kecemasan
pamain. menggambarkan perasaan atlet bahwa
Maraknya perkembangan olahraga sesuatu yang tidak dikehendaki akan terjadi.
futsal ini disebabkan karena banyaknya Dalam olahraga prestasi, kecemasan akan
event pertandingan di berbagai kota sampai selalu menghinggapi dan bisa muncul
nasional contohnya kejuaraan CSIC terutama pada saat menjelang pertandingan
Palembang Senior High School Futsal Cup, atau selama pertandingan (Husdarta, 2011:
Imori UM Futsal Championship 2017, 80). Contohnya saat atlet tampil buruk,
Pakuan Women’s Cup 2017, Nusantara Cup, lawannya akan dipandang superior dan atlet
Kejuaraan Futsal Nasional, Putih Abu-Abu akan mengalami kekalahan, kekalahan
Futsal (PAF), Pro Futsal League 2017. Salah tersebut menyebabkan atlet mendapatkan
satu peserta Pro Futsal League 2017 adalah cemooh dari teman-temannya dan
Muara Enim Unyted. seterusnya sehingga dapat membentuk
Permainan futsal bersifat menyerang kecemasan berantai.
dan bertahan dari serangan lawan saat Komarudin (2015: 13) menyatakan
pertandingan, sehingga dibutuhkan faktor kecemasan somatik (somatic anxiety) adalah
yang mempengaruhi kualitas bermain atlet perubahan-perubahan fisiologis yang
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 3

berkaitan dengan munculnya rasa cemas. bahwa kecemasan pada individu atlet
Somatic anxiety ini merupakan tanda-tanda bepengaruh terhadap penampilan tim secara
fisik saat seseorang mengalami kecemasan. menyeluruh sehingga mempengaruhi
Tanda-tanda tersebut antara lain: perut mual, prestasi, selain itu penelitian yang dilakukan
keringat dingin, kepala terasa berat, muntah- oleh Komarudin (2014: 1) menunjukkan
muntah, pupil mata melebar, otot menegang, bahwa kecemasan berhubungan secara
dan sebagainya. Atlet harus selalu sadar signifikan terhadap akurasi passing saat
dengan kondisi fisik yang mereka rasakan. pertandingan sepakbola. Hal ini
Sedangkan kecemasan kognitif menunjukkan bahwa semakin tinggi
(cognitive anxiety) adalah pikiran-pikiran kecemasan seorang atlet maka semakin
cemas yang muncul bersamaan dengan rendah akurasi passing seorang pemain dan
kecemasan somatis. Pikiran-pikiran cemas kecemasan berpengaruh besar pada
tersebut antara lain: kuatir, ragu-ragu, penampilan di lapangan bagi seorang
bayangan kekalahan atau perasaan malu. pemain sepakbola. Penelitian lain dilakukan
Pikiran-pikiran tersebut yang membuat oleh Dian Anggraini (2012: 58)
seseorang selalu merasa dirinya cemas. menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Kedua jenis rasa cemas tersebut terjadi yang signifikan antara kecemasan
secara bersamaan, artinya ketika seorang menghadapi pertandingan dengan motivasi
atlet mempunyai keraguan saat akan pada atlet anggar DKI Jakarta, namun arah
bertanding, maka dalam waktu yang hubungan berkorelasi negatif yang artinya
bersamaan dia akan mengalami kecemasan semakin cemas seorang atlet dalam
somatis, yakni dengan adanya perubahan- menghadapi pertandingan maka motivasi
perubahan fisiologis. berprestasi akan menurun dan sebaliknya.
Mustaqim (2015: 21) membagi Hal ini ditunjukkan dengan hasil korelasi -
kecemasan dalam bentuk reaksi kecemasan 0,618 dengan p=0,00 (p>0,05) diperoleh
yang dibagi menjadi empat aspek yang dari data kecemasan menghadapi
menunjuk pada reaksi-reaksi yang mungkin pertandingan pada atlet anggar DKI Jakarta,
dihadapi saat cemas, yaitu: reaksi kognitif yaitu: 13,3% memiliki kecemasan
(dalam pikiran seseorang), reaksi motorik pertandingan yang rendah, 70% memiliki
(dalam tindakan seseorang), reaksi somatik kecemasan menghadapi pertandingan yang
(dalam reaksi fisik/biologis), Reaksi afektif sedang, dan 16,7% memiliki kecemasan
(dalam emosi seseorang). menghadapi pertandingan yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sedangkan perolehan motivasi berprestasi,
oleh Ardianto (2013: 1) menunjukkan yaitu: 11,7% memiliki motivasi berprestasi
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 4

yang rendah, 75% memiliki motivasi mengeluarkan perasaan mereka, membuat


berpretasi sedang, dan 13,3% memiliki perubahan positif dengan suasana hati,
motivasi berprestasi yang tinggi. memantu memecahkan masalah dan
Atlet yang mengalami kecemasan memperbaiki masalah. Terapi musik juga
biasanya cenderung sulit konsentrasi dan termasuk salah satu penanganan dalam
kemampuan teknis menurun sehingga dapat menangani stress dan kecemasan (Aizid,
mempengaruhi penampilan saat 2011: 42).
pertandingan dan prestasi. Kecemasan yang Terapi musik terdiri dari dua kata
dialami atlet dapat diatasi dengan yaitu terapi dan musik. Terapi berkaitan
melakukan relaksasi untuk mengontrol dengan serangkaian upaya yang dirancang
kecemasan salahsatunya dengan untk membantu masalah fisik atau mental,
mendengarkan musik. Meltem dan Lemam sedangkan musik adalah media yang
(2012: 165) melakukan penelitian dan digunakan secara khusus dalam rangkaian
menunjukkan bahwa mendengarkan musik terapi. Terapi musik adalah terapi yang
pada pasien penderita angiografi koroner menggunakan media musik atau terapi yang
mengalami penurunan kecemasan yang bersifat nonverbal (Djohan, 2006: 24).
signifikan dengan kelompok studi (4,04 ± Sedangkan menurut Dayat Suryana (2012:
1,15) daripada kelompok kontrol (2.01 ± 7) terapi musik adalah proses yang
0.10) (p = 0,000). Menurut Shahin Naz menggunakan musik untuk terapi aspek-
Jamali, etc (2016: 65) dalam penelitiannya fisik, emosional, mental, sosial, estetika dan
mengatakan bahwa musik memiliki spiritual untuk meningkatkan atau
pengaruh dalam mengurangi kelelahan saat mempertahankan kesehatan mereka.
latihan sehingga dapat membuat atlet Terapi musik juga mempunyai tujuan
melakukan latihan dalam jangka waktu yang untuk membantu mengekspresikan perasaan,
lama dan dapat mengatur kecemasan atlet. membantu rehabilitasi fisik, memberi
Musik adalah kesatuan dari kumpulan pengaruh positif terhadap kondisi suasana
suara melodi, ritme, dan harmoni yang dapat hati dan emosi serta mengurangi tingkat
membangkitkan emosi. Musik bisa membuat kecemasan pada pasien (Djohan, 2006: 191).
suasana hati menjadi bahagia atau bahkan Terapi musik digunakan untuk berbagai
menguras air mata. Musik juga bisa kondisi termasuk gangguan kejiwaan,
mengajak untuk turut bernyanyi dan menari masalah medis, cacat fisik, gangguan
atau mengantar pada suasana santai dan sensorik, cacat perkembangan, masalah
rileks. Terapi musik membantu orang-orang penuaan, meningkatkan konsentrasi belajar,
yang memiliki masalah emosional dalam mendukung latihan fisik, serta mengurangi
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 5

stres dan kecemasan (Dayat Suryana, 2012: individu dengan endorfin yang sedikit akan
7). lebih banyak merasakan kecemasan (Price,
Menurut Sulistyorini Etik (2014: 23- 2006: 39). Musik sebagai gelombang suara
24) ada dua macam metode terapi musik, dapat meningkatkan suatu respon seperti
yaitu : peningkatan endorfin yang dapat
1) Terapi Musik Aktif. mempengaruhi suasana hati dan dapat
Terapi musik aktif yakni terapi yang menurunkan kecemasan (Merrit, 2003: 19).
menggunakan teknik bernyanyi, belajar Yuanitasari (2008: 39) mengungkapkan
main menggunakan alat musik, bahwa pemberian musik maupun
menirukan nada-nada, bahkan membuat menstimulasi yang menyenangkan
lagu singkat. Dengan kata lain, dalam menyebabkan pelepasan produksi endorfin
terapi ini dituntut untuk berinteraksi aktif dalam sistem kontrol descenden yang
dengan dunia musik. Untuk melakukan mengakibatkan stimulasi yang disampaikan
terapi musik aktif dibutuhkan bimbingan ke otak lebih sedikit dan nada-nadanya
seorang pakar terapi musik yang memberikan stimulasi berupa gelombang
kompeten. alfa. Gelombang ini memberikan
2) Terapi Musik Pasif. ketenangan, kenyamanan dan ketentraman
Terapi musik pasif adalah terapi musik sehingga dapat lebih berkonsentrasi dan
yang murah, mudah dan efektif. Hanya merasa senang. Kecemasan dipengaruhi oleh
mendengarkan dan menghayati suatu kadar endorfin dan gelombang alfa yang
alunan musik tertentu yang dapat memberikan stimulasi ketenangan,
disesuaikan dengan masalahnya. Hal kenyamanan dan kesenangan.
terpenting dalam terapi musik pasif Musik bertujuan untuk membantu
adalah pemilihan jenis musik harus tepat mengekspresikan perasaan, mengurangi
dengan kebutuhan. ketegangan otot, dan menurunkan
Banyak jenis musik yang dapat kecemasan. Memperdengarkan musik
digunakan untuk terapi, diantaranya musik dengan harmoni yang baik akan
klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop menstimulasi otak untuk melakukan proses
rock, dan keroncong. Salah satu diantaranya analisa terhadap lagu tersebut, melalui saraf
adalah musik instrumental yang bermanfaat koklearis musik ditangkap dan diteruskan ke
menjadikan badan, pikiran, dan mental saraf otak kemudian musik akan
menjadi lebih sehat (Aditia, 2012: 4). mempengaruhi hipofisis untuk melepaskan
Individu dengan endorfin yang banyak hormone beta-endorfin (hormon
akan lebih sedikit merasakan kecemasan dan kebahagiaan) (Yuanitasari, 2008: 41).
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 6

Terapi musik merupakan salah satu melaksanakan penelitian mengenai pengaruh


metode yang efektif untuk mengurangi terapi musik terhadap tingkat kecemasan
kecemasan yang menghubungkan antara sebelum bertanding dengan judul “Pengaruh
aspek penyembuhan musik itu sendiri Terapi Musik terhadap Tingkat kecemasan
dengan kondisi dan situasi fisik/tubuh, Sebelum Bertanding pada Atlet Futsal Putri
emosi, mental, spiritual, kognitif dan Tim Muara Enim Unyted”.
kebutuhan sosial seseorang (Natalina, 2013:
38). Terapi musik dirancang untuk METODE PENELITIAN
mengatasi permasalahan yang berbeda serta Jenis Penelitian
maknanya juga akan berbeda pada setiap Penelitian ini merupakan penelitian
orang, sehingga terapi musik digunakan ekspeimen dengan teknik pengambilan data
secara lebih komprehensif termasuk untuk menggunakan angket sebagai instrumennya.
mengatasi rasa sakit, manajemen stres dan Desain yang digunakan dalam penelitian ini
kecemasan (Djohan, 2006: 37). adalah quasi ekspeimental jenis
Berdasarkan hasil pengamatan dan nonequivalent control group design. Desain
wawancara di GOR UNY pada tanggal 29 ini hampir sama dengan pretest-posttest
November 2016 diketahui bahwa: (1) belum control group design, hanya pada desain ini
diketahuinya berapa atlet futsal yang sulit kelompok eksperimen maupun kelompok
menjaga suasana hati sebelum bertanding, control tidak dipilih secara random
(2) belum diketahuinya tingkat kecemasan (Sugiyono, 2013: 79).
atlet futsal yang muncul sebelum Waktu dan Tempat Penelitian
pertandingan, (3) belum diketahuinya Tempat dan waktu penelitian 22
penyebab atlet futsal merasakan perut mules Januari 2017- 2 Februari 2017 dilaksanakan
dan buang air kecil sebelum pertandingan, di GOR UNY, asrama atlet dan hotel UNY.
(4) belum diketahuinya pengaruh terapi Populasi dan Sampel Penelitian
musik terhadap tingkat kecemasan sebelum Populasi pada penelitian ini adalah
bertanding pada atlet futsal putri tim Muara seluruh atlet futsal putri tim Muara Enim
Enim Unyted. Unyted yang berjumlah 16 atlet. Penentuan
Penelitian ini bertujuan untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan
mengetahui pengaruh terapi musik terhadap sampling sistematis. Sampling sistematis
tingkat kecemasan sebelum bertanding pada adalah pengambilan sampel berdasarkan
atlet futsal putri tim Muara Enim Unyted. urutan dari anggota populasi yang telah
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diberi nomor urut. Sampel dibaggi menjadi
maka peneliti bermaksud untuk
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 7

dua kelompok, yaitu 8 kelompok perlakuan pretest yang mengalami kategori “kecemasan
dan 8 kelompook kontrol. sedang” terdapat 6 atlet dan kategori

Intrumen Penelitian “kecemasan ringan” terdapat 2 atlet dengan skor


tertinggi yaitu 71 dan skor terendah 65. Setelah
Instrumen yang digunakan dalam
diberikan perlakuan yaitu terapi musik kategori
penelitian ini adalah Skala Kecemasan
kecemasan saat posttest pada kelompok
Olahraga (SKO) yang dikembangkan oleh
perlakuan rata-rata mengalami penurunan
Nyak Ami (2012) dan dimodifikasi oleh
dengan “kecemasan sedang” 2 atlet, “kecemasan
peneliti. ringan” 5 atlet, dan “kecemasan sangat ringan” 1
Teknik Analisis Data atlet dengan skor tertinggi 68 dan skor terendah
Teknik analisis data hipotesis dalam 48.
penelitan ini menggunakan Uji-t, yaitu
Tabel 2. Data Hasil Kecemasan pada Kelompok
dengan membandingkan hasil pretest Kontrol
dengan posttest pada kelompok eksperimen
Pretest Posttest
No Responden Kategori Kategori
dan kelompok kontol. Sebelum dilakukan Skor
Kecemasan
Skor
Kecemasan
1. A 76 Sedang 73 Sedang
uji hipotesis, terlebih dahulu mencari 2. P 85 Berat 84 Berat
3. L 74 Sedang 63 Ringan
normalitas dan homogenitas data. Uji 4. N 75 Sedang 74 Sedang
5. I 74 Sedang 67 Sedang
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov 6. D 86 Berat 81 Berat
7. M 73 Sedang 66 Sedang
(K-S) untuk mengetahui data tersebut 8. F 75 Sedang 70 Sedang

berdistibusi normal dan uji homogenitas


Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
untuk mengetahui hasil data tersebut
dari 8 responden pada kelompok kontrol
berdistribusi homogen.
saat pretest yang mengalami kategori
HASIL DAN PEMBAHASAN
“kecemasan berat” terdapat 2 atlet dan
Tabel 1. Data Kategori Kecemasan pada “kecemasan sedang” terdapat 6 atlet dengan
Kelompok Perlakuan
Pretest Posttest skor tertinggi yaitu 86 dan skor terendah 74.
No. Responden Kategori Kategori
Skor Skor Tanpa diberikan perlakuan yaitu terapi
Kecemasan Kecemasan
1. D 65 Ringan 58 Ringan
2. A 71 Sedang 68 Sedang musik kategori kecemasan saat posttest pada
3.
M 66 Sedang 61 Ringan
kelompok kontrol rata-rata tidak mengalami
4. R 71 Sedang 68 Sedang
Sangat penurunan dengan kategori “kecemasan
5. I 53 Ringan 48
Ringan
6. H 67 Sedang 56 Ringan berat” 2 atlet, “kecemasan sedang” 5 atlet,
7.
N 67 Sedang 58 Ringan dan “kecemasan ringan” 1 atlet dengan skor
8. D 70 Sedang 61 Ringan
tertinggi 84 dan skor terendah 63.

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari


8 responden pada kelompok perlakuan saat
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 8

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Derajat


Kecemasan Kelompok Perlakuan dan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Derajat
Kelompok Kontrol saat Pretest Kecemasan Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol saat Posttest
Derajat Kelompok Kelompok
Jumlah
Kecemasan Perlakuan Kontrol
Derajat Kelompok Kelompok
Jumlah
Kecemasan Perlakuan Kontrol
n % n % N %
Berat 0 0 2 25 2 12,5 N % n % N %
Sedang 6 75 6 75 12 75 Berat 0 0 2 25 2 12,5
Ringan Sedang 2 25 5 62,5 7 43,75
2 25 0 0 2 12,5
Ringan 5 62,5 1 12,5 6 37,5
Sangat Ringan 0 0 0 0 0 0
Sangat
Total 8 100 8 100 16 100 Ringan 1 12,5 0 0 1 6,25

Total 8 100 8 100 16 100


Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
subjek pada kelompok perlakuan sebanyak 6
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari
atlet (75%) berada pada level kecemasan
keseluruhan 8 subjek kelompok perlakuan
sedang dan 2 atlet (25%) berada pada level
setelah diberi treatment berupa terapi musik
cemasan ringan saat pretest tingkat
instrumental sebanyak 5 atlet (62,5%)
kecemasan sebelum bertanding, sedangkan
derajat kecemasannya berada pada
pada kelompok kontrol sebanyak 6 atlet
kecemasan ringan, 2 atlet (25%) derajat
(75%) berada pada level kecemasan sedang
kecemasanya masih pada level kecemasan
dan 2 atlet (25%) berada pada level
sedang dan 1 atlet (12,5%) derajat
kecemasan berat saat pretest tingkat
kecemasannya berada pada sangat ringan.
kecemasan sebelum bertanding. Berikut
Derajat kecemasan pada kelompok kontrol
disajikan histogram persentase derajat
tanpa diberi treatment terapi musik
kecemasan kelompok perlakuan dan
instrumental dari keseluruhan subjek
kelompok kontrol saat pretest.
kelompok kontrol sebanyak 8 (100%)
sebanyak 2 atlet (25%) derajat
kecemasannya berada pada level kecemasan
berat, sebanyak 5 atlet (62,5%) derajat
kecemasannya berada pada level kecemasan
sedang dan 1 atlet (12,5%) derajat
kecemasannya berada pada level kecemasan
ringan. Berikut disajikan histogram
persentrase derajat kecemasan kelompok
Gambar 1. Persentase Derajat Kecemasan
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol perlakuan dan kelompok kontrol saat
Saat Pretest posttest.
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 9

kecemasan sebelum bertanding yang


dialami. Hal ini menunjukkan bahwa derajat
kecemasan sebelum bertanding kelompok
yang mendapat perlakuan terapi musik lebih
rendah dibandingkan kelompol kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan. Dapat
disimpulkan bahwa terapi musik
berpengaruh dalam menurunkan kecemasan
sebelum bertanding atlet futsal putri tim
Gambar 2. Persentase DerajatKecemasan
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Muara Enim United.
Kontrol saat Posttest
SIMPULAN DAN SARAN
Tabel 5 Hasil Uji-t Simpulan
Kelompok n Mean p- Keterangan Berdasarkan penelitian yang sudah
value
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
Perlakuan 8 59,75 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
,003 Signifikan
Kontrol 8 72,25
dengan diberikannya terapi musik dalam
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai p menurunkan tingkat kecemasan sebelum
yang didapatkan adalah sebesar 0,003. Nilai bertanding pada atlet futsal putri tim Muara
tersebut ternyata < 0,05, dengan demikian Enim Unyted. Rerata kelompok perlakuan
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti dengan kategori kecemasan ringan,
ada perbedaan yang signifikan pada terapi sedangkan pada kelompok kontrol dengan
musik antara kelompok perlakuan dengan kategori kecemasan sedang.
kelompok kontrol terhadap kecemasan
Saran
sebelum bertanding atlet futsal putri tim
1. Untuk pelatih, dan staf pelatih
Muara Enim Unyted.
disarankan dalam penyusunan program
Berdasarkan pada statistik data
latihan tidak hanya latihan fisik dan
penelitian, rata-rata derajat kecemasan
teknik tetapi disertai latihan mental agar
sebelum bertanding pada kelompok
menunjang penampilan atlet saat
perlakuan lebih rendah yaitu sebesar 59,75
bertanding serta memberikan terapi
poin daripada rata-rata kelompok kontrol
musik untuk menurunkan kecemasan
sebesar 72,25 poin. Semakin rendah
sebelum bertanding.
pencapaian nilai derajat kecemasan atlet,
maka semakin rendah pula derajat
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 10

2. Untuk para atlet agar dapat mengontrol Djohan. (2006). Terapi Musik (teori dan
aplikasi). Yogyakarta: Galang Press.
kecemasan yang dialami sebelum
bertanding maka atlet harus mengetahui Dogan, Meltem Vizeli, Lemam Senturan.
(2012). The Effect Of Music Therapy
cara penanganan dalam menurunkan On The Level Of Anxiety In The
kecemasan dengan tepat, efisien dan Patients Undergoing Coronary
Angiography. Journal of Nursing 2.
positif misalnya dengan melakukan
terapi musik. Gede Noviada, I Nyoman Kanca dan Gede
Eka Budi. (2014). Metode pelatihan
3. Untuk peneliti yang akan datang, taktis passing berpasangan statis
diharapkan melakukan peneltian dengan dan passing sambil bergerak
terhadap keterampilan teknik dasar
menambah sampel dan variabel dan passing control bola futsal. E-
dapat mengembangkan dan Journal PKO Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol. 1, Hal. 3.
menyempurnakan penelitian ini.
Husdarta, H.J.S. (2011). Psikologi
Olahraga. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Justinus Lhaksana dan Ishak H. Pardosi.
Aditia Rahargian. (2012). Manfaat Musik (2003). Inspirasi dan Spirit Futsal.
Instrumental. Diakses 03 Jakarta: Raih Asa Sukses
Desember 2016.
Komarudin. (2014). Hubungan Level
(http://aditiarahargian.com/?p=52)
Kecemasan dan Akurasi Passing
Aizid, R. (2011). Sehat Dan Cerdas Dengan dalam Permainan Sepakbola.
Terapi Musik. Yogyaakarta: Yogyakarta: FIK UNY.
Laksana.
Komarudin. (2015). Psikologi Olahraga
Dayat Suryana. (2012). Terapi Musik. Latihan Keterampilan Mental dalam
http://books.google.co.id /books? Olahraga Kompetitif. Bandung: PT
id=fuCO5gqmoVcC&printsec=front Remaja Rosdakarya.
cover&hl=id&source=gbs_vpt_buy#
Merrit, S. (2003). Simfoni Otak. Bandung:
v=onepage&q&f=false diunduh pada
Kaifa.
tanggal 2 Januari 2017.
Monty P. Satiadarma. (2000). Dasar-Dasar
Dian Anggraini Kusumajati. (2011).
Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka
Hubungan Antara Kecemasan
Sinar Harapan.
Menghadapi Pertandingan Dengan
Motivasi Berprestasi Pada Atlet Muhammad Ardianto. (2013). Kecemasan
Anggar Di Dki Jakarta. Jurnal pada Pemain Futsal Dalam
Humaniora Vol.2 No.1 April 2011: Menghadapi Turnamen. Jurnal
58-65. psikologi Universitas Ahmad
Dahlan, 2(1), 1-15.
Dian Natalina. (2013). Terapi Musik Bidang
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Mustaqim, M Arif. (2015) Perbedaan
Mitra Wacana Media. tingkat kecemasan antara siswa
kelas XII akselerasi dengan kelas XII
regular MAN Malang 1 Tlogomas
Pengaruh Terapi Musik…(Dina Mutiah Larasati) 11

dalam menghadapi ujian


nasional. Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.

Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006).


Patofisiologi : Konsep Klinis
ProsesProses Penyakit. Edisi 6,
Volume 1. Jakarta: EGC.

Shahin Naz Jamali, etc. (2016). Effect of


music therapy, aerobic exercise and
combined intervention on
psychological and physiological
parameters in collegiate athletes: A
comparative study. Journal.
International Journal of Current
Research in Medical Sciences.
Volume 2, Issue 10.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Bisnis.


Bandung: CV Alfabeta.

Sulistyorini, Etik (2014) Efektifitas Terapi


Musik Klasik (Mozart) Terhadap
Waktu Keberhasilan Inisiasi
Menyusu Dini Dan Durasi Menyusu
Bayi. Thesis. Padjajaran:Undip.

Yuanitasari Lena. (2008). Terapi Musik


untuk Anak Balita Panduan untuk
Mengoptimalkan Kecerdasan Anak
Melalui Musik. Yogyakarta:
Cemerlang Publishing.

Anda mungkin juga menyukai