4 RPP Deferenrial Ok Ok
4 RPP Deferenrial Ok Ok
(RPP)
o Menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang Produktif, Terampil dan Mandiri.
o Menyiapkan siswa untuk dapat mengisi dan atau menciptakan lapangan kerja sesuai
dengan perkembangan industri / dunia keja.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN.
Setelah Pembelajaran ini, siswa mampu :
1. Menjelaskankan jenis-jenis, konstruksi dan prinsip kerja poros penggerak roda (Drive Shaft) serta
komponen-komponennya melalui penggalian informasi pada buku manual dan modul (Mandiri dan
Gemar Membaca).
2. Melaksanakan pemeliharaan/servis poros penggerak roda sesuai Standard Operation Procedures (SOP)
dan Sistem Keselamatan kerja (UU K3). (Disiplin dan Kerja Keras).
B. MATERI PEMBELAJARAN.
1. Prinsip kerja poros penggerak roda.
2. Komponen poros penggerak roda (drive shaft).
3. Langkah kerja pemeliharaan/servis poros penggerak roda dan komponennya.
C. STRATEGI PEMBELAJARAN.
1. MODEL PEMBELAJARAN.
a) Pembelajaran Langsung (DI = Direct Instruction).
2. METODE PEMBELAJARAN.
a) Ceramah.
b) Tanya jawab.
c) Demonstrasi.
d) Latihan.
e) Evaluasi.
f) Tugas/PR.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN.
1. PERTEMUAN PERTAMA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan pertama ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang jenis-jenis poros
penggerak roda (Drive Shaft)) beserta konstruksi dan prinsip kerjanya.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi pembelajaran.
Guru menyajikan informasi tentang jenis poros penggerak roda (Drive Shaft), konstruksi dan
prinsip kerja (Fase 2).
Guru meminta siswa menyebutkan jenis-jenis poros penggerak roda (Drive Shaft) beserta
konstruksi dan prinsip kerjanya secara bertahap dan bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan bimbingan dan petunjuk bila ada kesalahan siswa dalam menyebutkan atau
menjelaskan jenis poros penggerak roda (Drive Shaft) beserta konstruksi dan prinsip kerjanya
(Fase 4).
Guru memberikan pelatihan lanjutan tentang poros axle (Axle Shaft) beserta konstruksi dan
prinsip kerjanya (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru melakukan evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan dibahas tentang
prosedur pemeliharaan/servis poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-
komponennya.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
2. PERTEMUAN KEDUA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan pertama.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan kedua ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang prosedur
pemeliharaan/servis poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-komponennya.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi pembelajaran.
Guru menyajikan informasi tahap demi tahap tentang prosedur pemeliharaan/servis poros
penggerak roda (Drive Shaft) untuk menentukan kondisi sistem/komponen suspensi (Fase 2).
Guru mendemonstrasikan cara memelihara/servis poros penggerak roda (Drive Shaft) kepada
siswa (Fase 2).
Siswa mendemonstrasikan cara pemeliharaan/servis poros penggerak roda (Drive Shaft) sesuai
prosedur standar dan keselamatan kerja secara bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan latihan tentang cara memelihara/servis poros penggerak roda (Drive Shaft)
(Fase 4).
Guru memberikan pelatihan lanjutan tentang cara memelihara/servis poros axle (Axle Shaft)
untuk menentukan kondisi sistem/komponen suspensi (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru melakukan evaluasi hasil belajar melalui praktek.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan dibahas tentang
prosedur pengidentifikasian jenis kerusakan poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-
komponennya serta prosedur perbaikan poros penggerak roda (Drive Shaft).
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
E. SUMBER PEMBELAJARAN.
1. MEDIA.
a) White board.
b) Focus.
2. SUMBER BELAJAR.
a) Modul “ PERBAIKAN POROS PENGGERAK RODA“, M. Karya tenrisaw, S. T.
b) NEW STEP 1 (TRAINING MANUAL), Hal : 4-17 s/d 4-18; 4-26 s/d 31, Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor, 2000.
c) COROLLA (PEDOMAN REPARASI CHASSIS), Hal : 44 s/d 57, Penerbit PT. Toyota-
Astra Motor.
d) PENGETAHUAN KOMPONEN MOBIL, Drs. Daryanto, Hal : 81 s/d 88, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta, 1999.
F. PENILAIAN.
1. TEKNIK PENILAIAN KOGNITIF.
a) Tes tertulis : Soal-soal evaluasi.
b) Bentuk instrumen : Tes uraian.
c) Soal dan Jawaban Evaluasi : Terlampir pada lembar evaluasi.
2. TEKNIK PENILAIAN AFEKTIF.
a) Siswa mampu mencari informasi tentang jenis-jenis, konstruksi dan prinsip kerja poros penggerak roda
(Drive Shaft) secara mandiri melalui kegiatan membaca buku yang berkaitan dengan materi.
b) Siswa dapat Melakukan pemeliharaan/servis poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-
komponennya dengan disiplin dan bekerja keras dalam pelaksanaannya.
3. TEKNIK PENILAIAN PSIKOMOTOR.
a. Siswa dapat menjawab soal latihan di depan kelas.
b. Siswa mampu mendemonstrasikan prosedur pemeliharaan/sevis poros penggerak roda (Drive
Shaft).
***********************************************************
M. KARYA TENRISAW, S. T.
----------------------------
NIP 19721224 200604 1 008
A. TUJUAN PEMBELAJARAN.
Setelah Pembelajaran ini, siswa mampu :
1. Menyebutkan jenis-jenis kerusakan pada sistem suspensi secara benar melalui penggalian informasi
pada buku manual dan modul (Mandiri dan Gemar Membaca).
2. Melakukan pembongkaran dan pemasangan poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-
komponennya secara tepat sesuai dengan prosedur standar dan keselamatan kerja (Disiplin dan
Kerja Keras).
3. Melakukan prosedur perbaikan pada poros penggerak roda (Drive Shaft) dan komponen-komponennya
secara tepat sesuai dengan prosedur standar dan keselamatan kerja (Disiplin dan Kerja Keras).
B. MATERI PEMBELAJARAN.
1. Identifikasi kerusakan dan metode perbaikan.
2. Prosedur pembongkaran dan pemasangan poros penggerak roda.
3. Prosedur perbaikan poros penggerak roda.
C. STRATEGI PEMBELAJARAN.
1. MODEL PEMBELAJARAN.
a) Pembelajaran Langsung (DI = Direct Instruction).
2. METODE PEMBELAJARAN.
a) Ceramah.
b) Tanya jawab.
c) Demonstrasi.
d) Latihan.
e) Evaluasi.
f) Tugas/PR.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN.
1. PERTEMUAN PERTAMA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan pertama ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang cara mengidentifikasi
jenis kerusakan dan metode perbaikan poros penggerak roda (drive shaft) dan poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi pembelajaran.
Guru menyajikan informasi tahap demi tahap tentang prosedur pengidentifikasian (Fase 2).
Guru meminta siswa menyebutkan dan menjelaskan prosedur pengidentifikasian secara
bertahap dan bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan bimbingan dan petunjuk bila ada kesalahan siswa dalam menyebutkan atau
menjelaskan (Fase 4).
Guru memberikan pelatihan lanjutan tentang metode perbaikan (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru melakukan evaluasi hasil belajar melalui tes tertulis.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan dibahas tentang
prosedur pembongkaran, pemasangan dan penggantian sistem/komponen poros penggerak
roda dan poros aksel.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
2. PERTEMUAN KEDUA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan kedua ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang prosedur
pembongkaran, pemasangan dan penggantian sistem/komponen poros penggerak roda dan
poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi pembelajaran.
Guru menyajikan informasi tahap demi tahap tentang prosedur pembongkaran dan pemasangan
sistem/komponen poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 2).
Guru mendemonstrasikan cara membongkar dan memasang sistem/komponen poros penggerak
roda dan poros aksel kepada siswa (Fase 2).
Siswa mendemonstrasikan cara membongkar dan memasang sistem/komponen poros
penggerak roda dan poros aksel sesuai prosedur standar dan keselamatan kerja secara
bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan latihan-latihan tentang cara membongkar dan memasang sistem/komponen
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 4).
Guru memberikan pelatihan lanjutan tentang penggantian komponen poros penggerak roda dan
poros aksel (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru memberikan tugas kepada siswa.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilanjutkan
kembali pendalaman tentang prosedur pembongkaran dan pemasangan poros penggerak roda
dan poros aksel.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
3. PERTEMUAN KETIGA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan ketiga ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang prosedur
pembongkaran, pemasangan dan penggantian sistem/komponen poros penggerak roda dan
poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi pembelajaran.
Guru menyajikan ulang informasi tahap demi tahap tentang prosedur pembongkaran dan
pemasangan sistem/komponen poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 2).
Guru mendemonstrasikan kembali cara membongkar dan memasang sistem/komponen poros
penggerak roda dan poros aksel kepada siswa (Fase 2).
Siswa mendemonstrasikan cara membongkar dan memasang sistem/komponen poros
penggerak roda dan poros aksel sesuai prosedur standar dan keselamatan kerja secara
bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan latihan-latihan tentang cara membongkar dan memasang sistem/komponen
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 4).
Guru memberi pelatihan lanjutan tentang cara merawat/servis komponen poros penggerak roda
dan poros aksel (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru memberikan tugas kepada siswa.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilanjutkan
kembali proses pembongkaran dan pemasangan serta proses atau prosedur perbaikan
/penggantian poros penggerak roda dan poros aksel.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
4. PERTEMUAN KEEMPAT.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan keempat ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang proses dan prosedur
perbaikan/penggantian sistem/komponen poros penggerak roda dan poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi yang akan dilakukan.
Guru menyajikan informasi tahap demi tahap tentang prosedur perbaikan sistem/komponen
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 2).
Guru mendemonstrasikan cara memperbaiki atau mengganti sistem/komponen poros penggerak
roda dan poros aksel kepada siswa (Fase 2).
Siswa mendemonstrasikan cara memperbaiki atau mengganti sistem/komponen poros
penggerak roda dan poros aksel sesuai prosedur standar dan keselamatan kerja secara
bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan informasi lanjutan tentang cara melakukan penggantian sistem/komponen
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 4).
Guru memberikan latihan lanjutan tentang cara melakukan penggantian sistem/komponen
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan
evaluasi tentang proses pembongkaran, perbaikan, penggantian dan pemasangan poros
penggerak roda dan poros aksel.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
5. PERTEMUAN KELIMA.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan kelima ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang proses dan prosedur
pembongkaran, perbaikan, penggantian dan pemasangan sistem/komponen poros penggerak
roda dan poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi evaluasi yang akan dilakukan.
Guru menyajikan kembali informasi tahap demi tahap tentang pembongkaran dan pemasangan
komponen poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 2).
Siswa melakukan evaluasi cara membongkar dan memasang kembali sistem/komponen poros
penggerak roda dan poros aksel sesuai prosedur standar dan keselamatan kerja secara
bergiliran (Fase 3).
Guru memberikan informasi lanjutan tentang cara melakukan perbaikan/penggantian
sistem/komponen poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 4).
Guru memberikan evaluasi lanjutan tentang prosedur perbaikan/penggantian komponen sistem
poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 5).
c) Kegiatan Akhir.
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran dan memperbaiki jika
ada kesalahan yang terjadi dalam proses belajar.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan
evaluasi lanjutan tentang proses perbaikan/penggantian komponen poros penggerak roda dan
poros aksel.
Guru dan siswa mengakhiri proses pembelajaran dengan berdo’a dan salam.
6. PERTEMUAN KEENAM.
a) Kegiatan Awal.
Guru mengkondisikan kelas.
Guru mereview kembali hasil belajar yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat yang akan diperoleh siswa pada
pertemuan kelima ini (Fase 1).
Guru menyampaikan strategi pembelajaran dan sistem penilaian.
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar tentang proses dan prosedur
perbaikan/penggantian komponen poros penggerak roda dan poros aksel.
b) Kegiatan Inti.
Guru memberi penjelasan tentang materi evaluasi yang akan dilakukan.
Guru menyajikan kembali informasi tahap demi tahap tentang prosedur perbaikan/penggantian
komponen poros penggerak roda dan poros aksel (Fase 2).
Siswa melakukan evaluasi cara memperbaiki/mengganti komponen poros penggerak roda dan
poros aksel sesuai prosedur standar dan keselamatan kerja secara bergiliran (Fase 3).
E. SUMBER PEMBELAJARAN.
1. MEDIA.
a) White board.
b) Focus.
2. SUMBER BELAJAR.
3. SUMBER BELAJAR.
a) Modul “ PERBAIKAN POROS PENGGERAK RODA“, M. Karya tenrisaw, S. T.
b) NEW STEP 1 (TRAINING MANUAL), Hal : 4-17 s/d 4-18; 4-26 s/d 31, Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor, 2000.
c) COROLLA (PEDOMAN REPARASI CHASSIS), Hal : 44 s/d 57, Penerbit PT. Toyota-
Astra Motor.
d) PENGETAHUAN KOMPONEN MOBIL, Drs. Daryanto, Hal : 81 s/d 88, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta, 1999.
F. PENILAIAN.
1. TEKNIK PENILAIAN KOGNITIF.
a) Tes tertulis : Soal-soal evaluasi.
b) Bentuk instrumen : Tes uraian.
c) Soal dan Jawaban Evaluasi : Terlampir pada lembar evaluasi.
2. TEKNIK PENILAIAN AFEKTIF.
a) Siswa dapat Menyebutkan prosedur perbaikan dan penggantian komponen poros penggerak roda
dan poros aksel berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri melalui kegiatan membaca buku
yang berkaitan dengan materi.
b) Siswa mampu Melakukan perawatan sistem suspensi dan komponen-komponennya dengan disiplin
dan bekerja keras dalam pelaksanaannya.
c) Siswa mampu Melakukan pembongkaran dan pemasangan poros penggerak roda dan poros aksel
dan komponen-komponennya dengan disiplin dan bekerja keras dalam pelaksanaannya.
3. TEKNIK PENILAIAN PSIKOMOTOR.
a) Siswa dapat menjawab soal latihan di depan kelas.
b) Siswa mampu mendemonstrasikan prosedur perawatan, pembongkaran, perbaikan/penggantian
dan pemasangan sistem/komponen poros penggerak roda dan poros aksel.
c)
*************************************************************
M. KARYA TENRISAW, S. T.
NIP 19721224 200604 1 008
LEMBAR EVALUASI
SOAL EVALUASI :
JAWABAN EVALUASI :
1. Jenis-jenis universal joint antara lain adalah hook joint, flexible joint, trunion joint, uniform velocity joint
dan slip joint.
a) Hook Joint.
Konstruksinya sederhana dan berfungsi secara akurat dan konstan. Ada dua tipe hook joint yaitu
shell bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak
bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dibongkar. Ilustrasi konstruksinya
adalah sebagai berikut :
b) Flexible Joint.
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak
memerlukan minyak/ grease.
c) Trunion Joint.
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun hasilnya
masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan.
e) Slip Joint.
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat
alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller
shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan differensial.
2. Universal joint yang banyak digunakan pada propeller shaft adalah hook joint.
Konstruksinya sederhana dan berfungsi secara akurat dan konstan. Ada dua tipe hook joint yaitu shell
bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa
dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa dibongkar. Ilustrasi konstruksinya adalah
sebagai berikut :
Poros penggerak roda hanya berfungsi sebagai penggerak roda saja dan tidak
berfungsi menahan beban kendaraan. Beban kendaraan disangga oleh chasis melalui
suspensi.
4. Jenis-jenis poros memikul adalah : full floating, three quarter floating dan semi floating.
Pada tipe full floating bantalan-bantalan dipasangkan diantara haousing dan wheel hub, sedangkan roda
dipasangkan pada hub. Beban kendaraan sepenuhnya ditumpu oleh axle housing,
sedangkan poros roda tidak memikul beban, hanya berfungsi menggerakkan roda. Model ini sangat
bagus untuk kendaraan berbeban berat.
Pada tipe three-quarter floating, hanya dipasangkan sebuah bantalan di antara axle housing dan wheel
hub. Roda dipasangkan langsung pada poros roda. Hampir seluruh beban ditumpu oleh housing. Gaya
lateral (lateral force) baru akan bekerja pada poros/axle bila kendaraan membelok.
Tipe semi floating banyak dipakai pada kendaraan ringan. Hampir seluruh beban kendaraan dipikul oleh
axle shaft, demikian juga gaya lateral (lateral force) pada saat kendaraan membelok. Bantalan
dipasangkan diantara axle housing dan axle shaft, sedangkan roda dipasangkan langsung pada axle
shaft.
5. Jenis-jenis poros penggerak roda model constant velocity joint adalah : birfield joint dan tripod joint.
Konstruksi birfield joint adalah seperti gambar di atas. Inner race dipasang ke dalam outer race yang
berbentuk mangkuk dengan menahan enam bola baja oleh suatu rangka.Tipe ini banyak digunakan karena
konstruksinya yang sederhana dan kapasitas pemindahannya cukup besar.
Sebuah tripod dengan tiga buah trunnion shaft pada plane yang sama. Tiga buah roller dipasangakan pada
trunnion ini dan ke masing-masing roller dipasangkan tiga tulip dengan celah paralel. Konstruksi ini juga
sederhana dan umumnya dapat bergerak dalam arah axial.
M. KARYA TENRISAW, S. T.
NIP 19721224 200604 1 008