Anda di halaman 1dari 23

SILABUS MATA PELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH


ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH
ALIYAH KEJURUAN
(SMA/MA/SMK/MAK)

REVISI TAHUN 2016

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah 3
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan 3
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan 4
E. Pembelajaran dan Penilaian 6
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi
Lingkungan dan Peserta Didik 8
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10
A. Kelas X 10
B. Kelas XI 19
C. Kelas XII 33

i
I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang


secara mendasar menumbuhkembangkan akhlak peserta didik melalui
pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).
Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai suatu
mata pelajaran diberikan pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK,baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara
damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran
dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan
pembudayaan untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh
berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang
menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya
berupa hafalan atau verbal.

PAI dan Budi Pekerti berlandaskan pada aqidah Islam yang berisi tentang
keesaan Allah Swt. sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi
manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang
merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang
ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan
menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yang diwujudkan dalam:
1. membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt. serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur (Hubungan
manusia dengan Allah Swt.);
2. menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang
berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan (Hubungan
manusia dengan diri sendiri);
3. menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat
beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti
luhur (Hubungan manusia dengan sesama); dan
4. penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan social
(Hubungan manusia dengan lingkungan alam).

Berdasarkan penjelasan di atas, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan lilalamin
2
yang mengedepankan prinsip-prinsipIslam yang humanis, toleran,
demokratis, dan multikultural.

Humanisme

PAI
& Toleransi
Multikultural
BP

Demokrasi

Islam yang humanis berarti memandang kesatuan manusia sebagai


mahluk ciptaan Allah, memiliki asal-usul yang sama, menghidupkan rasa
perikemanusiaan, dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.
Nilai-nilai Islam humanis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari bagi peserta didik SMA/MA/SMK/MAK di antaranya adalah:
berprasangka baik, disiplin, jujur, berbuat baik kepada sesama manusia,
dan berlaku adil.

Islam yang toleran mengandung arti bersikap menghargai pendapat,


pandangan, kepercayaan, atau kebiasaan yang berbeda dengan pendirian
seseorang, juga tidak memaksa, tetap berlaku baik, lemah lembut, dan
saling memaafkan. Nilai-nilai Islam toleran yang dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMA/ MA/SMK/MAK di
antaranya adalah: berprasangka baik, hidup rukun, dan menjaga
persatuan.

Demokratis berarti yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban


serta perlakuan yang sama bagi sesama dengan mengutamakan kebebasan
berekspresi, berkumpul, dan mengemukakan pendapat sesuai dengan
norma dan hukum yang berlaku. Nilai-nilai Islam demokratis yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK di antaranya adalah: kontrol diri, disiplin,
3
bertanggung jawab, berkompetisi dalam kebaikan, berpikir kritis, dan
menjaga persatuan.

Multikultural berarti bersikap mengakui, akomodatif, dan menghormati


perbedaan dan keragamaan budaya, untuk mencari dan memudahkan
hubungan sosial, serta gotong royong demi mencapai kebaikan bersama.
Nilai-nilai multikultural dalam Islam yang dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari bagi peserta didik SMA/MA/SMK/MAK di antaranya
adalah: berprasangka baik, persaudaraan, hidup rukun, menghindari
tindak kekerasan, saling menasehati, menjaga persatuan, dan hidup damai
dalam keberagaman.

Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama
secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony).
Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran,
pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang
menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang menempatkan pengetahuan sebagai
perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang


sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,
tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi
dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip
keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk
dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan


kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran,
serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip
tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang
terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang
berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan
inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam

4
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
serta tingkat perkembangan kemampuan kemampuan peserta didik.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


di Pendidikan Dasar dan Menengah

PAI dan Budi Pekerti dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan


kemampuan peserta didik dalam hal keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan
ini kemudian dirumuskan secara khusus dalam Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti sebagai berikut;

1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan, dan


pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah Swt; dan

2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak


mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga
negara, dan warga dunia.

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

Kelas X-XII
 Al-Qu’an
Meyakini, membaca, menghafal, dan menganalisis ayat-ayat pilihan,
menyajikan hubungan ayat-ayat tersebut dengan kehidupan sehari-hari
dan dapat berperilaku sesuai kandungan ayat.
 Aqidah
Meyakini, mengamalkan, menganalisis makna Iman kepada Allah, dan
Malaikat Allah Swt. Serta dapat menyajikan hubunganya dengan
kehidupan sehari-hari.
 Akhlak
Meyakini, menganalisis ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam,
manfaat kejujuran dan semangat keilmuan dan menyajikan
keutamaannya, serta mengamalkan dlam kehidupan sehari-hari.
 Fiqh
Meyakini, menganalisis, mendiskripsikan kedudukan al-Qur’an, hadis,

5
Kelas X-XII
dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam dan hikmah ibadah haji, zakat,
wakaf serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam hukum Islam
tersebut.
 Sejarah Peradaban Islam
Meyakini, menganalisis substansi, strategi, dan penyebab keberhasilan
dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah dan Madinah, serta
meneladaninya.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai


SMA/MA/SMK/MAK sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya terintegrasi
dalam proses pembelajaran di sekolah.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


diperkuat melalui pengkondisian aktivitas berupainteraksi peserta didik
baik di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan pergaulan dunia
yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di kelas.

Kerangka pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti pada SMA/MA/SMK/MAK mengikuti elemen pengorganisasian
Kompetensi Dasar yang mengacu pada Kompetensi Inti (KI) berikut ini.

KI Kelas X Kelas XI Kelas XII


Menghayati dan Menghayati dan Menghayati dan
1 mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
Menunjukkan perilaku Menunjukkan perilaku Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli tanggung jawab, peduli tanggung jawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong, (gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, damai), santun, damai), santun,
responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan dan menunjukkan dan menunjukkan
2 sikap sebagai bagian sikap sebagai bagian sikap sebagai bagian
dari solusi atas dari solusi atas dari solusi atas
berbagai permasalahan berbagai permasalahan berbagai permasalahan
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan

6
KI Kelas X Kelas XI Kelas XII
bangsa dalam bangsa dalam bangsa dalam
pergaulan dunia pergaulan dunia pergaulan dunia
Memahami, Memahami, Memahami,
menerapkan, dan menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
konseptual, prosedural, konseptual, prosedural, pengetahuan faktual,
dan metakognitif dan metakognitif konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin dan metakognitif
tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu
seni, budaya, dan seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
humaniora dengan humaniora dengan seni, budaya, dan
wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan, humaniora dengan
3 kebangsaan, kebangsaan, wawasan kemanusiaan,
kenegaraan, dan kenegaraan, dan kebangsaan,
peradaban terkait peradaban terkait kenegaraan, dan
penyebab fenomena penyebab fenomena peradaban terkait
dan kejadian, serta dan kejadian, serta penyebab fenomena
menerapkan menerapkan dan kejadian, serta
pengetahuan pengetahuan menerapkan
prosedural pada bidang prosedural pada bidang pengetahuan
kajian yang spesifik kajian yang spesifik prosedural pada bidang
sesuai dengan bakat sesuai dengan bakat kajian yang spesifik
dan minatnya untuk dan minatnya untuk sesuai dengan bakat
memecahkan masalah memecahkan masalah dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Mengolah, menalar, Mengolah, menalar, Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan mencipta
ranah konkret dan ranah konkret dan dalam ranah konkret
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dan ranah abstrak
dengan pengembangan dengan pengembangan terkait dengan
dari yang dipelajarinya dari yang dipelajarinya pengembangan dari
4 di sekolah secara di sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, bertindak mandiri, bertindak sekolah secara mandiri
secara efektif dan secara efektif dan serta bertindak secara
kreatif, serta mampu kreatif, serta mampu efektif dan kreatif, dan
menggunakan metoda menggunakan metoda mampu menggunakan
sesuai dengan kaidah sesuai dengan kaidah metoda sesuai dengan
keilmuan keilmuan kaidah keilmuan

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/


SMK/MAK meliputi:
1. Al-Qur’an dan Hadis
2. Keimanan
3. Akhlak
4. Fiqh
5. Sejarah Peradaban Islam

7
Peta Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/
SMK/MAK meliputi:

Kelas X Kelas XI Kelas XII


 Q.S. al-Hujurat/49: 10  Q.S. al-Maidah/5 : 48;  Q.S. Ali Imran/3: 190-
dan 12Q.S. al-Isra’/17: Q.S. an-Nisa/4: 59, dan 191, dan Q.S. Ali
32, serta hadis tentang Q.S. at-Taubah/9 : 105 Imran/3: 159serta
kontrol diri serta hadis tentang taat hadis tentang
(mujahadah an-nafs), pada aturan, kompetisi berpikir kritis dan
prasangka baik dalam kebaikan, dan bersikap demokratis
(husnuzzan), dan etos kerja,  Q.S. Luqman/31: 13-
persaudaraan  Q.S. Yunus/10 : 40-41 14 dan Q.S. al-
(ukhuwah). dan Q.S. al-Maidah/5 : Baqarah/2: 83, serta
 Q.S. an-Nur/24:2, 32 serta hadis tentang hadis tentang
serta hadis tentang toleransi, rukun, dan kewajibanberibadah
larangan pergaulan menghindarkan diri dari dan bersyukur
bebas dan perbuatan tindak kekerasan. kepada Allah
zina sertaberbuat baik
kepada sesama
manusia
 Iman kepada Allah  Iman kepada Kitab  Iman kepada hari
(penghayatan al- Allah, dan Rasul Allah akhir, qada dan
Asma’u al-Husnaal- Swt. qadar.
Karim, al-Mu’min, al-
Wakil, al-Matin, al-
Jami’, al-‘Adl, dan al-
Akhir), dan Iman
kepada Malaikat Allah
Swt.
 Berpakaian sesuai  Syaja’ah, kejujuran,  Bekerja keras dan
syariat Islam, jujur hormat dan patuh bertanggung jawab.
dan semangat kepada orangtua dan
keilmuan. guru.
 Kedudukan al-Qur’an,  Pengurusan jenazah,  Pernikahan dalam
Hadis, dan ijtihad khutbah, dakwah, Ilam dan pembagian
sebagai sumber tabligh, dan prinsip- waris.
hukum Islam, haji, prinsip ekonomi Islam.
zakat, dan wakaf.
 Substansi dan strategi  Substansi dan  Substansi dan
keberhasilan dakwah perkembangan perkembangan
Nabi Muhammad saw peradaban Islam pada peradaban Islam di
di Makkah dan masa kejayaan dan Indonesia dan
Madinah. perkembangan Islam peradaban Islam
pada masa modern. dunia

8
E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan


dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan). Di
samping itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan berbagai
macam model dan pendekatan sesuai dengan karakteristik materi yang
dibelajarkan dan kompetensi yang akan dicapai.

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh model pembelajaran dalam


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dalam pembelajaran al-
Qur’an dapat digunakan metode Mencari Pasangan (Make a Match)
dalam menentukan ayat dan terjemahannya. Dalam pembelajaran
aqidah dapat digunakan metode Penemuan (Inquiry) dalam mencari
bukti-bukti kekuasaan Allah Swt. Dalam pembelajaran akhlak dapat
digunakan metode Bermain Peran (role playing) dalam mencontohkan
perilaku terpuji. Dalam pembelajaran fiqh dapat digunakan metode
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam
menentukan dampak zakat terhadap peningkatan ekonomi kaum
dhuafa. Dalam pembelajaran Sejarah Peradaban Islam dapat
digunakan metode Pembelajaran Berbasisi Masalah (Problem Based
Learning) dalam meminimalisir dampak radikalisme. Contoh
penggunaan model-model pembelajaran tersebut tidak baku, tetapi
harus disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran Pendidikan Agama


Islam dan Budi Pekerti dapat dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai metode dan strategi yang tepat dengan tetap memperhatikan
nilai-nilai agama. Dalam metode problem based learning misalnya,
pendidik dapat menanamkan nilai-nilai kerjasama, gotong-royong,
kerukunan dan demokrasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam Small group discussion (diskusi kelompok kecil),
pendidik dapat menanamkan nilai percaya diri dalam berpendapat,
bertanggung jawab, dan menghargai pendapat orang lain, tetapi tetap
menjaga nilai multikulturalisme dengan toleransi yang tinggi dalam
hidup bermasyarakat yang lebih luas. Dengan metode role playing
(bermain peran) sebagai muzakki (pemberi zakat) dan mustahiq
(penerima zakat) dalam pembelajaran Fiqih tentang zakat, pendidik
dapat menanamkan nilai-nilai kepedulian dan empati kepada sesama,
persaudaraan, di samping ajaran tentang kerja keras dan cerdas untuk
dapat menjadi muzakkiserta penciptaan ekonomi yang berkeadilan.

9
Selain itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
dapat juga dikemas melalui multimedia sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh: al-Qur’an, aqidah,
akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam dapat dikemas sedemikian
rupa dalam web secara terpadu. Bahan-bahan materinya dapat berupa
berbagai macam media seperti bahan teks, gambar, suara, video,
animasi, simulasi dan sebagainya. Materi-materi tersebut dapat
dipadukan ke dalam satu-dua media atau semua media (multimedia).

Pengembangan materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat


juga dikemas secara interaktif dan menarik. Salah satu caranya adalah
dengan menintegrasikan berbagai macam media sehingga siswa dapat
memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan
mendapatkan jawaban melalui pemanfaatan komputer. Dengan
demikian siswa memiliki kebebasan belajar sesuai dengan keinginanya.
Hal ini dimaksudkan agar belajar menjadi tidak monoton, mengekang
dan menegangkan.

Kebutuhan peserta didik harus juga menjadi pertimbangan dalam


pembelajaran. Pada umumnya ada tiga tipe pembelajar, yaitu auditory,
visual, dan kinestetik. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti, pendidik dituntut untuk dapat mengakomodasi
kebutuhan peserta didik yang karakteristiknyaberagam. Dengan
demikian, pendidik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti telah
mengimplementasikan ajaran Islam tentang keadilan, berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial, renponsif, dan nilai-nilai lain
dalam ajaran Islam yang humanis.

2. Penilaian
Aspek yang dinilai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar
teman, dan jurnal catatan guru. Penilaian aspek pengetahuan
dilakukan melalaui tes tertulis, tes lisan, observasi terhadap diskusi,
tanya jawab dan percakapan, serta penugasan. Penilaian aspek
keterampilan dilakukan melalui unjuk kerja/praktik, projek, produk,
dan portofolio.

Sebagai ilustrasi, berikut ini dikemukakan beberapa contoh teknik


penilaian. Dalam penilaian al-Qur’āndapatdigunakanteknik penilaian
praktik membaca al-Qur’ān, komponen yang dinilai meliputi: cara
membaca (pengucapan huruf, panjang pendek bacaan) dan adab
membaca. Dalam penilaian aqidah dapatdigunakan teknik penilaian
diri terhadap pengamalan keyakinan. Dalam penilaian akhlak dapat
digunakan teknik penilaian observasi. Dalam penilaian fiqh

10
dapatdigunakan teknik penilaian praktik ibadah. Dalam penilaian
sejarah peradaban Islam dapatdigunakan teknik penilaian proyek.

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan


Peserta Didik

Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri atas berbagai suku bangsa,
agama, budaya, ras, dan kelas sosial merupakan kekayaan yang patut
disyukuri dan dipelihara agar tetap menjadi sumber kekuatan. Jika tidak
disikapi dengan bijak, keberagaman itu dapat menjadi sumber konflik.
Oleh karena itu, berbagai kearifan lokal yang telah mengakar di
masyarakat harus dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dengan tetap memperhatikan nilai-nilai Islam yang
humanis, toleran, demokratis, multikultural, dan berwawasan
kebangsaan.

Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan


teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan
kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memanfaatkan


berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk
buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013,
buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan
buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar
sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal.

11
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kelas X
Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1.1 Terbiasa  Q.S. al-Hujurat  Menyimak bacaan Q.S. al-
membaca al- (49): 10 dan 12 Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
Qur’an dengan serta hadits terkait.
meyakini bahwa terkait perilaku  Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10
kontrol diri kontrol diri dan 12 serta hadits terkait.
(mujahadah an- (mujahadah an-  Mencermati makna Q.S. al-
nafs), nafs), prasangka Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
prasangka baik baik terkait.
(husnuzzan), (husnuzzhan),  Menanyakan cara membaca,
dan dan persauda- hukum tajwid, asbabun nuzul,
persaudaraan raan (ukhuwah) makna, dan pesan-pesan utama
(ukhuwah) dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan
adalah perintah 12 serta hadits terkait.
agama  Mengidentifikasi hukum bacaan
2.1 Menunjukkan (tajwid) Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan
perilaku kontrol 12.
diri (mujahadah  Menterjemahkan dalam Q.S. al-
an-nafs), Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
prasangka baik terkait.
(husnuz-zan),  Menganalisis asbabun nuzul Q.S.
dan al-Hujurat/49: 10 dan 12.
persaudaraan  Menganalisis makna Q.S. al-
(ukhuwah) Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
sebagai terkait.
implementasi  Mengidentifikasi manfaat kontrol
perintah Q.S. al- diri (mujahadah an-nafs),
Hujurat/49: 10 prasangka baik (husnuzzhan) dan
dan 12 serta persaudaraan (ukhuwah).
Hadis terkait  Menyimpulkan hukum bacaan
3.1 Menganalisis yang terdapat dalam Q.S. al-
Q.S. al-Hujurat/ Hujurat/49: 10 dan 12.
49: 10 dan 12;  Menyimpulkan makna Q.S. al-
serta hadis Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
tentang kontrol terkait.
diri (mujahadah  Menyimpulkan pesan-pesan utama
an-nafs), dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan
prasangka baik 12 serta hadits terkait.
(husnuzan), dan  Mengaitkan antara kualitas
persaudaraan keimanan dengan kontrol diri
(ukhuwah) (mujahadah an-nafs), prasangka

12
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
4.1.1Membaca Q.S. baik (husnuzzan), dan
al-Hujurat/49: persaudaraan (ukhuwah) sesuai
10 dan 12, dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49:
sesuai dengan 10 dan 12, serta hadis terkait.
kaidah tajwid  Mendemonstrasikan bacaan Q.S.
dan makharijul al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai
huruf dengan kaidah tajwid dan
4.1.2 Mendemons- makharijul huruf.
trasikan  Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
hafalan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan
al-Hujurat/49: fasih dan lancar.
10 dan 12  Menjelaskan hukum bacaan yang
dengan fasih terdapat pada Q.S. al-Hujurat/49:
dan lancar 10 dan 12.
4.1.3 Menyajikan  Menjelaskan makna Q.S. al-
hubungan Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits
antara kualitas terkait.
keimanan  Menjelaskan pesan-pesan utama
dengan kontrol dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan
diri 12 serta hadits terkait
(mujahadah  Menjelaskan keterkaitan antara
an-nafs), kualitas keimanan dengan kontrol
prasangka diri (mujahadah an-nafs),
baik prasangka baik (husnuzzan), dan
(husnuzzan), persaudaraan (ukhuwah) sesuai
dan dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49:
persaudaraan 10 dan 12, serta hadis terkait.
(ukhuwah)
sesuai dengan
pesan Q.S. al-
Hujurat/49: 10
dan 12, serta
hadis terkait
1.2 Meyakini Q.S. al-Isra’/17:  Menyimak bacaan Q.S. al-Isra’/17:
bahwa 32, dan Q.S. an- 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2, serta
pergaulan Nur/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan
bebas dan hadis tentang bebas dan perbuatan zina.
zina adalah larangan  Membaca Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
dilarang pergaulan bebas Q.S. an-Nur/24: 2, serta hadis
agama dan perbuatan tentang larangan pergaulan bebas
2.2 Menghindar- zina dan perbuatan zina.
kan diri dari  Mencermati makna Q.S. al-
pergaulan Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:
bebas dan 2, serta hadis tentang larangan
perbuatan pergaulan bebas dan perbuatan
zina sebagai zina.
pengamalan

13
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Q.S. al-  Menanyakan cara membaca,
Isra’/17: 32, hukum tajwid, asbabun nuzul,
dan Q.S. an- makna, dan pesan-pesan utama
Nur/24: 2, dalam Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
serta hadis Q.S. an-Nur/24: 2. serta hadits
terkait terkait.
3.2 Menganalisis  Mendiskusikan cara membaca Q.S.
Q.S. al- al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
Isra’/17: 32, Nur/24: 2sesuai dengan kaidah
dan Q.S. an- tajwid;
Nur/24: 2,  Mengidentifikasi hukum bacaan
serta hadis (tajwid) Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
tentang Q.S. an-Nur/24: 2.
larangan  Menterjemahkan dalam Q.S. al-
pergaulan Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:
bebas dan 2serta hadits terkait.
perbuatan  Menganalisis asbabun nuzul Q.S.
zina al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
4.2.1 Membaca Q.S. Nur/24: 2.
al-Isra’/17:  Menganalisis makna Q.S. al-
32, dan Q.S. Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2
an-Nur/24: 2 serta hadits terkait.
sesuai dengan  Mengidentifikasi manfaat larangan
kaidah tajwid pergaulan bebas dan perbuatan
dan zina.
makharijul  Menyimpulkan hukum bacaan
huruf
yang terdapat dalam Q.S. al-
4.2.2 Mendemons- Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:
trasikan 2.
hafalanQ.S.
 Menyimpulkan makna Q.S. al-
al-Isra’/17:
Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:
32, dan Q.S.
2serta hadits terkait.
an-Nur/24: 2
 Menyimpulkan pesan-pesan utama
dengan fasih
dalam Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
dan lancar.
Q.S. an-Nur/24: 2serta hadits
4.2.3 Menyajikan
terkait.
keterkaitan
antara  Menganalisis keterkaitan antara
larangan larangan berzina dengan berbagai
berzina kekejian (fahisyah) yang
dengan ditimbulkannya dan perangai yang
berbagai buruk (saa-a sabila) sesuai pesan
kekejian Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
(fahisyah) Nur/24: 2 serta hadis terkait.
yang  Mendemonstrasikan bacaan Q.S.
ditimbulkan- al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
nya dan Nur/24: 2, sesuai dengan kaidah

14
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
perangai yang tajwid dan makharijul huruf.
buruk (saa-a  Mendemonstrasikan hafalan Q.S.
sabila) sesuai al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
pesan Q.S. al- Nur/24: 2dengan fasih dan lancar.
Isra’/17: 32,  Menjelaskan hukum bacaan yang
dan Q.S. an- terdapat pada Q.S. al-Isra’/17: 32,
Nur/24: 2. dan Q.S. an-Nur/24: 2.
 Menjelaskan makna Q.S. al-
Isra’/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2
serta hadits terkait.
 Menjelaskan pesan-pesan utama
dalam Q.S. al-Isra’/17: 32, dan
Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits
terkait
 Menyajikan keterkaitan antara
larangan berzina dengan berbagai
kekejian (fahisyah) yang
ditimbulkannya dan perangai yang
buruk (saa-a sabila) sesuai pesan
Q.S. al-Isra’/17: 32, dan Q.S. an-
Nur/24: 2 serta hadis terkait
1.3 Meyakini bahwa Iman kepada  Membaca teks al-Asma al- Husna
Allah Maha Allah SWT (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
Mulia, Maha (Asmaul Husn: al- Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-
Mengamankan, Kariim, al-Mu’min, Akhiir).
Maha al-Wakiil, al-  Memberi stimulus agar peserta
Memelihara, Matiin, al-Jaami’, didik bertanya) :
Maha al-‘Adl, dan al-  Mengapa Allah memiliki nama yang
Sempurna Akhiir) begitu banyak?
Kekuatan-Nya,  Bagaimana kaitan antara nama-
Maha nama tersebut dengan sifat-sifat
Penghimpun, Allah.
Maha Adil dan  Apa yang harus dilakukan oleh
Maha Akhir umat Islam terkait nama-nama
2.3 Memiliki sikap Allah yang indah itu?
keluhuran budi;  Meyimak penjelasan materi di atas
kokoh melalui tayangan vidio atau media
pendirian, lainnya.
pemberi rasa  Menganalisis makna al-Kariim, al-
aman, tawakal Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-
dan adil sebagai Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir bagi
implementasi Allah.
dari  Mendiskusikan makna dan contoh
pemahaman
perilaku keluhuran budi, kokoh
Asmaul Husna pendirian, pemberi rasa aman,
al-Karim, al- tawakal dan perilaku adil sebagai
Mu’min, al-

15
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Wakil, al-Matin, implementasi dari pemahaman
al-Jami’, al-‘Adl, makna Asmaul Husna (al-Kariim,
dan al-Akhir al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-
3.3 Menganalisis Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)
makna al-  Mengaitkan makna al-Asma al-
Asma’u al- Husna al-Kariim, al-Mu’min, al-
Husna: al- Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl,
Karim, al- dan al-Akhiir dengan sifat-sifat
Mu’min, al- Allah.
Wakil, al-Matin,  Mempresentasikan pelafalan al-
al-Jami’, al-‘Adl, Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
dan al-Akhir Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-
4.3 Menyajikan Akhiir.
hubungan  Mempresentasikan makna al-
makna- makna Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
al-Asma’u al- Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-
Husna: al- Akhiir.
Karim, al-  Mempresentasikan keterkaitan
Mu’min, al- makna al-Asma al-Husna: al-
Wakil, al-Matin, Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-
al-Jami’, al-‘Adl, Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-
dan al-Akhir Akhiir dengan perilaku keluhuran
dengan perilaku budi, kokoh pendirian, rasa aman,
keluhuran budi, tawakal dan perilaku adil.
kokoh
pendirian, rasa
aman, tawakal
dan perilaku
adil
1.4 Meyakini Iman kepada  Mencermati bacaan teks tentang
keberadaan Malaikat makna dan contoh perilaku
malaikat- beriman kepada malaikat-malaikat
malaikat Allah Allah Swt.
Swt.  Menyimak penjelasan materi di
2.4 Menunjukkan atas melalui tutorial, tayangan
sikap disiplin, vidio atau media lainnya.
jujur dan  Memberi stimulus agar peserta
bertanggung didik bertanya:
jawab, sebagai  Mengapa kita harus beriman
implementasi kepada malaikat?
beriman  Mengapa malaikat yang wajib
kepada diketahui ada sepuluh?
malaikat-  Apa yang harus dilakukan oleh
malaikat Allah orang yang beriman kepada
Swt. malaikat?
3.4 Menganalisis  Peserta didik mengidentifikasi
makna ayat-ayat al-Quran yang

16
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
beriman mengungkapkan nama-nama dan
kepada tugas malaikat.
malaikat-  Peserta didik mendiskusikan
malaikat Allah makna dan contoh perilaku
Swt. beriman kepada Malaikat
4.4 Menyajikan sebagaimana disebutkan dalam al-
hubungan Quran.
antara  Membuat kesimpulan tentang
beriman makna beriman kepada malaikat-
kepada malaikat Allah Swt.
malaikat-  Mengaitkan antara beriman
malaikat Allah kepada malaikat Allah Swt. dengan
Swt. dengan perilaku teliti, disiplin, dan
perilaku teliti, waspada.
disiplin, dan  Menyebutkan ayat-ayat al-Quran
waspada yang mengungkapkan nama-nama
malaikat.
 Membacakan kesimpulan tentang
makna beriman kepada malaikat-
malaikat Allah Swt.
 Menjelaskan keterkaitan antara
beriman kepada malaikat Allah
Swt. dengan perilaku teliti, disiplin,
dan waspada.
1.5 Terbiasa Berpakaian secara  Mencermati bacaan teks tentang
berpakaian Islami berpakaian secara islami
sesuai dengan  Mencermati model-model
syariat Islam berpakain secara islami melalui
2.5 Menunjukkan tutorial, tayangan vidio atau media
perilaku lainnya.
berpakaian  Mengemukakan pertanyaan
sesuai dengan tentang:
syariat Islam  Bagaimana berpakaian secara
3.5 Menganalisis islami?
ketentuan  Mengapa kita harus berpakaian
berpakaian secara islami?
sesuai syariat  Mengidentifikasi tata cara
Islam berpakaian sesuai syariat Islam.
4.5 Menyajikan  Mengidentifikasi tujuan berpakaian
keutamaan menurut syariat Islam
tatacara  Mengidentifikasi manfaat
berpakaian berpakaian menurut syariat Islam
sesuai syariat  Mengidentifikasi landasan hukum
Islam berpakaian menurut syariat Islam.
 Mengaitkan antara kesesuaian
model berpakaian dengan

17
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
ketentuan syariat Islam.
 Mengaitkan ketentuan berpakaian
menurut syariat islam dengan
hikmah yang diperoleh individu,
keluarga, dan masyarakat.
 Mempresentasikan
/menyampaikan hasil diskusi
tentang berpakaian menurut
syariat Islam.
1.6 Meyakini Perilaku jujur  Mengamati tayangan video tentang
bahwa jujur perilaku jujur dalam kehidupan
adalah ajaran sehari-hari yang berkembang di
pokok agama masyarakat.
2.6 Menunjukkan  Menyimak dan membaca
perilaku jujur penjelasan mengenai perilaku jujur
dalam dalam kehidupan sehari-hari yang
kehidupan berkembang di masyarakat.
sehari-hari  Mengajukan pertanyaan tentang
perilaku jujur dalam kehidupan
3.6 Menganalisis
sehari-hari yang berkembang di
manfaat
masyarakat.
kejujuran
dalam  Menelaah perilaku jujur dalam
kehidupan kehidupan sehari-hari yang
sehari-hari berkembang di
masyarakatMenyimpulkan hikmah
4.6 Menyajikan perilaku jujur dalam kehidupan
kaitan antara sehari-hari yang berkembang di
contoh masyarakat.
perilaku jujur  Mengaitkan perilaku jujur dalam
dalam kehidupan sehari-hari yang
kehidupan berkembang di masyarakat dengan
sehari-hari keimanan.
dengan  Membuat rumusan perilaku jujur
keimanan berdasarkan al-Quran dan Hadis
 Mengidentifikasi perilaku jujur
dengan kehidupan sehari-hari.
 Menyajikan/melaporkan hasil
diskusi tentang perilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari yang
berkembang di masyarakat.
 Menjelaskan keterkaitan perilaku
jujur dalam kehidupan sehari-hari
yang berkembang di masyarakat
dengan keimanan.
 Menanggapi hasil presentasi
(melengkapi, mengkonformasi, dan

18
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
menyanggah).
 Membuat resume pembelajaran di
bawah bimbingan guru.
1.7 Meyakini Semangat  Mencermati bacaan teks tentang
bahwa menuntut ilmu Q.S. at-Taubah (9) : 122 dan hadits
menuntut ilmu dan menyampai- terkait tentang semangat menuntut
adalah kannya kepada ilmu, menerapkan dan
perintah Allah sesama menyampaikan nya kepada sesama
dan Rasul-Nya  Meyimak penjelasan materi di atas
2.7 Memiliki sikap melalui tayangan vidio atau media
semangat lainnya.
keilmuan  Memberi stimulus agar peserta
sebagai didik bertanya):
implementasi  Mengapa harus menuntut ilmu?
pemahaman  Bagaimana cara menyampaikan
Q.S. at- ilmu kepada sesama?
Taubah/9: 122  Peserta didik mendiskusikan
dan Hadis makna dan contoh semangat
terkait menuntut ilmu, menerapkan dan
3.7 Menganalisis menyampaikannya kepada sesama
semangat sebagai implementasi pemahaman
menuntut kandungan Q.S. at-Taubah (9):
ilmu, 122 dan hadits terkait.
menerapkan  Guru mengamati perilaku contoh
dan semangat menuntut ilmu,
menyampaika menerapkan dan
nnya kepada menyaampaikannya kepada
sesama. sesama melalui lembar
pengamatan di sekolah.
4.7 Menyajikan
 Guru berkolaborasi dengan orang
kaitan antara
tua untuk mengamati perilaku
kewajiban
semangat menuntut ilmu,
menuntut
menerapkan dan
ilmu, dengan
menyaampaikannya kepada
kewajiban
sesama di rumah.
membela
 Membuat kesimpulan tentang
agama sesuai
semangat menuntut ilmu dan
perintah Q.S.
menyampaikannya kepada sesama.
at-Taubah /9:
122 dan hadis  Mempresentasikan
terkait /menyampaikan hasil diskusi
tentang semangat menuntut ilmu
dan menyampaikannya kepada
sesama.
1.8 Meyakini al- Sumber Hukum  Mencermati bacaan teks
Qur’an, Hadis Islam tentangkedudukan al-Quran, al-
dan ijtihad Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber

19
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
sebagai hukum Islam
sumber  Meyimak penjelasan materi
hukum Islam tersebut di atas melalui tayangan
2.8 Menunjukkan vidio atau media lainnya.
perilaku ikhlas  memberi stimulus agar peserta
dan taat didik bertanya):
beribadah  Mengapa al-Qur’an, Hadits, dan
sebagai Ijtihad sebagai sumber hukum
implemantasi Islam ?
pemahaman  Apa yang anda pahami tenang al-
terhadap Qur’an, Hadits, dan Ijtihad ?
kedudukan al-  Peserta didik mendiskusikan
Qur’an, hadis, makna al-Qur’an, Hadits, dan
dan ijtihad Ijtihad sebagai sumber hukum
sebagai Islam
sumber  Guru mengamati perilaku
hukum Islam berpegang teguh kepada al-Qur’an,
3.8 Menganalisis Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber
kedudukan al- hukum Islam
Qur’an, hadis,  Guru berkolaborasi dengan orang
dan ijtihad tua untuk mengamati perilaku
sebagai berpegang teguh kepada al-Qur’an,
sumber Hadits, dan Ijtihad di rumah.
hukum Islam  Menalar/Mengasosiasi
 Membuat kesimpulan tentang
4.8 Mendeskrip-
sumber hukum Islam.
sikan macam-
macam  Mempresentasikan/
sumber menyampaikan hasil diskusi
hukum Islam. tentang sumber hukum Islam.

1.9 Meyakini Pengelolaan haji,  Mencermati bacaan teks tentang


bahwa haji, zakat dan waka pengertian, ketentuan dan hal-hal
zakat dan yang berkaitan dengan pengelolaan
wakaf adalah haji, zakat dan wakaf.
perintah Allah  Meyimak penjelasan materi di atas
dapat memberi melalui tayangan vidio atau media
kemaslahatan lainnya.
bagi individu  Memberi stimulus agar peserta
dan didik bertanya:
masyarakat  Mengapa haji, zakat dan wakaf
2.9 Menunjukkan harus dikelola?
kepedulian  Bagaimana cara mengelola haji,
sosial sebagai zakat dan wakaf?
hikmah dari  Peserta didik mendiskusikan
perintah haji, makna dan ketentuan haji, zakat
zakat, dan dan wakaf serta pengeloalaannya.

20
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
wakaf  Membuat kesimpulan materi
3.9 Menganalisis pengelolaan haji, zakat dan wakaf.
hikmah ibadah  Mempresentasikan/
haji, zakat, menyampaikan hasil diskusi
dan wakaf bagi tentang materi pengelolaan wakaf.
individu dan
masyarakat
4.9 Menyimulasi-
kan ibadah
haji, zakat,
dan wakaf
1.10 Meyakini Meneladani  Mencermati bacaan teks tentang
kebenaran Perjuangan substansi dan strategi dakwah
dakwah Nabi Rasulullah saw. di Rasullullah saw.
Muhammad Mekah  Meyimak penjelasan materi
saw. di tersebut di atas melalui tayangan
Makkah vidio atau media lainnya.
2.10 Bersikap  Memberi stimulus agar peserta
tangguh dan didik bertanya)
rela berkorban  Apa substansi dakwah Rasulullah
menegakkan di Mekah?
kebenaran  Apa strategi dakwah Rasulullah di
sebagai ’ibrah Mekah?
dari sejarah  Peserta didik mendiskusikan
strategi substansi dan strategi dakwah
dakwah Nabi Rasullullah saw. di Mekah.
di Makkah  Guru mengamati perilaku tangguh
3.10 Menganalisis dan semangat menegakkan
substansi, kebenaran dalam kehidupan
strategi, dan sehari-hari.
penyebab  Guru berkolaborasi dengan orang
keberhasilan tua untuk mengamati perilaku
dakwah Nabi tangguh dan semangat
Muhammad menegakkan kebenaran dalam
saw di Makkah kehidupan sehari-haridi rumah.
4.10 Menyajikan  Membuat kesimpulan tentang
keterkaitan substansi dan strategi dakwah
antara Rasullullah saw. di Mekah.
substansi dan  Mempresentasikan
strategi /menyampaikan hasil diskusi
dengan tentang substansi dan strategi
keberhasilan dakwah Rasullullah saw. di
dakwah Nabi Mekah.
Muhammad
saw di Makkah

21
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1.11 Meyakini Meneladani  Mencermati bacaan teks tentang
kebenaran Perjuangan substansi dan strategi dakwah
dakwah Nabi Rasulullah saw. di Rasullullah saw. di Madinah
Muhammad Madinah  Meyimak penjelasan materi
saw. di tersebut di atas melalui tayangan
Madinah vidio atau media lainnya.
2.11 Menunjukkan  Memberi stimulus agar peserta
sikap didik bertanya)
semangat  Apa substansi dakwah Rasulullah
ukhuwah dan di Madinah?
kerukunan  Apa strategi dakwah Rasulullah di
sebagai ibrah Madinah?
dari sejarah  Peserta didik mendiskusikan
strategi substansi dan strategi dakwah
dakwah Nabi Rasullullah saw. di Madinah.
di Madinah  Guru mengamati perilaku
3.11 Menganalisis semangat ukhuwah sebagai
substansi, implementasi dari pemahaman
strategi, dan strategi dakwah Rasulullah saw. di
keberhasilan Madinah.
dakwah Nabi  Guru berkolaborasi dengan orang
Muhammad tua untuk mengamati perilaku
saw. di semangat ukhuwah sebagai
Madinah implementasi dari pemahaman
strategi dakwah Rasulullah saw. di
4.11 Menyajikan
Madinah.
keterkaitan
 Membuat kesimpulan materi
antara
substansi dan strategi dakwah
substansi dan
Rasullullah saw. di Madinah.
strategi
dengan  Mempresentasikan
keberhasilan /menyampaikan hasil diskusi
dakwah Nabi tentang materi substansi dan
Muhammad strategi dakwah Rasullullah saw. di
saw. di Madinah.
Madinah

22

Anda mungkin juga menyukai