Anda di halaman 1dari 32

Perancangan dan Pelaksanaan Terowongan dengan

metode penggalian bertahap (NATM)

Fahmi Aldiamar
Susy K Ariestianty

Balai Geoteknik Jalan, Puslitbang Jalan dan Jembatan


Supply and demand
1

7
2

Penentuan rute dan


alinemen
Evaluasi kondisi geologi, geoteknik dan hidrogeologi
Evaluasi pengaruh pada daerah sekitar

3 6

Perencanaan portal

Fasilitas terowongan

4 5

Penentuan metode penggalian dan sistem perkuatan

Dinding terowongan

Picture source: FHWA (2009), JSCE (2007) and Awaji (2013)


Evaluasi kondisi geologi, geoteknik dan hidrogeologi

Permasalahan ketidakstabilan pada terowongan


TAHAPAN PERENCANAAN + PELAKSANAAN
TEROWONGAN JALAN
PENYELIDIKAN LAPANGAN & LABORATORIUM
 PENDEKATAN EMPIRIS
Parameter yang
Jenis pengujian Standar pengujian
didapatkan
 Uji kuat tekan bebas tanah Kuat tekan bebas  SNI 3638:2012
 Uji kuat tekan bebas batuan batuan/tanah, qu (kN/m2)  SNI 2825:2008

Uji berat isi tanah Berat isi,  (kN/m3)  SNI 03-3637-1994

Penyelidikan geofisika: Kecepatan gelombang


 Uji seismik refraksi elastis batuan/tanah, Vp  ASTM D5777 - 2011
 Uji crosshole (km/detik)  ASTM D4428 / D4428M-14
 Uji downhole  ASTM D7400 - 08
 Uji seismik refleksi  ASTM D7128 – 05(2010)

Uji laboratorium cepat rambat Kecepatan gelombang  SNI 06-2485-1991


ultrasonik dan konstanta elastik ultrasonik contoh uji, up
(km/detik)

Pengambilan contoh batuan inti dan


Penamaan Mutu Batu, PMB (Rock PMB/RQD SNI 2436:2008
Quality Designation, RQD)
PENYELIDIKAN LAPANGAN & LABORATORIUM
 PENDEKATAN ANALITIS

Metode pengujian Parameter yang didapatkan Standar pengujian


Hydraulic fracturing SNI 13-4180-1996
Overcoring Tegangan lapangan (in situ stress) ASTM D4623 – 08
Flat Jack test ASTM D4729 – 08
Plate bearing test ASTM D1195 / D1195M – 09
Borehole dilatometer test SNI 13-6664-2002
Flat Jack test ASTM D4729 – 08
Radial jacking test Modulus deformasi ASTM D4506 - 13e1
Pressuremeter Pd T-03.2-2005-A
ASTM D4395 – 08
Dynamic measurement
ASTM D4971 – 08
ASTM D5753 - 05(2010)
Acoustic televiewing Pencitraan dan ketidakseragaman
ASTM D6167 – 11
(discontinuities)
Borehole video televiewing ASTM D5753 - 05(2010)
Slug test ASTM D4044 - 96(2008)
Packer test Permeabilitas SNI 2411:2008
Pumping test SNI 03-6453-2000
Sumber: FHWA (2009)
PENYELIDIKAN LAPANGAN & LABORATORIUM
 PENDEKATAN ANALITIS

Metode pengujian Informasi yang didapatkan Standar pengujian


Seismik refraksi  Perlapisan tanah atau batuan ASTM D5777 - 2011
 Kedalaman batuan dasar
 Kedalaman muka air tanah
 Topografi batuan dasar
 Perubahan litologi lateral tanah atau batuan

 Resistiviti elektrik dengan  Kedalaman batuan dasar SNI 2528:2012


metode Wenner  Kedalaman muka air tanah
 Resistiviti elektrik dengan  Lokasi batuan dengan rekahan tinggi atau zona patahan SNI 2818:2012
metode Schlumberger  Rongga
 Sisipan pasir, bongkah atau material organik
 Batuan dan tanah yang memiliki kelulusan air (permeable rock)
 Perubahan litologi lateral tanah atau batuan
Propagasi gelombang seismik  Perlapisan tanah atau batuan Pd T-03.2-2005-A
(Seismic wave propagation): cross-  Kedalaman batuan dasar
hole, up-hole atau down-hole dan  Sisipan pasir, bongkah atau material organik
parallel seismic.  Batuan dan tanah yang memiliki kelulusan air (permeable rock)

Sumber: FHWA (2009)


Penentuan kategori tanah/batuan
Penentuan kategori tanah/batuan
Penentuan kategori tanah/batuan
PEMILIHAN METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 PENDEKATAN EMPIRIS
PEMILIHAN METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 PENDEKATAN EMPIRIS

ROCK MASS RATING (RMR)


(Bieniawski, 1989)
6 parameter dapat digunakan untuk mendapatkan klasifikasi
massa batuan menggunakan RMR :

1. Uniaxial compressive strength of rock material.

2. Rock Quality Designation (RQD).

3. Spacing of discontinuities.

4. Condition of discontinuities.

5. Groundwater conditions.

6. Orientation of discontinuities.
Contoh Penggunaan RMR pada terowongan
pengelak Jatigede
Contoh Penggunaan RMR pada terowongan
pengelak Jatigede
Secara umum, terdapat 2 kelas massa batuan sepanjang
terowongan pengelak Jatigede berdasarkan RMR :
1 Tabel Parameter Value Rating
A.1 UCS 0.29 – 9.8 Mpa 2
A.2 RQD 25% 8
A.3 Spacing of discontinuities < 50 mm 5
A.4 Condition of discontinuities result from E 7
A.5 Groundwater >125 l/m 0
Adjustment for joint Drive with dip 45-
B 0
orientation 90o
TOTAL 22
Class IV: Poor rock

2 Tabel Parameter Value Rating


A.1 UCS 9.8 Mpa 2
A.2 RQD 25-50% 8
A.3 Spacing of discontinuities 0.3 – 1.0 m 15
A.4 Condition of discontinuities result from E 12
A.5 Groundwater >125 l/m 7
Adjustment for joint Drive with dip 45-
B 0
orientation 90o
TOTAL 44
Class III: Fair rock
Penentuan tipe perkuatan dan metode penggalian untuk terowongan batuan
dengan lebar 10 m berdasarkan sistem RMR (After Bieniawski 1989).
PEMILIHAN METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 PENDEKATAN EMPIRIS

Q System
7 parameter dapat digunakan untuk mendapatkan klasifikasi
massa batuan menggunakan Q System :
1. Rock Quality Designation (RQD).
2. Joint set Number
3. Joint Roughness Number
4. Joint Alteration Number
5. Joint Water Reduction Number
6. Stress reduction Number
7. Type of Excavation
PEMILIHAN METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 PENDEKATAN EMPIRIS Q System
Secara umum, terdapat 2 kelas massa batuan sepanang
terowongan pengelak Jatigede berdasarkan RMR :
1 Parameter Value
RQD 25
Jn 9
Jr 1.5
Ja 2
Jw 0.5
SRF 7.5
Q Value 0.14

2 Parameter Value
RQD 37.5
Jn 4
Jr
3
Ja
1
Jw 0.5
SRF 2.5
Q Value 5.63
Nilai Nilai ESR diambil berdasarkan
Tabel dibawah
• Untuk mendapatkan kebutuhan perkuatan berdasarkan Q System,
maka perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Span tunnel in Jati Gede = 14 m

ESR = 1.6

Span or height in m/ESR = 8.75


Q value dan Span atau height pada satuan m/ESR
Berdasarkan kualitas massa batuan dan grafik
penyangga batuan dapat disimpulkan:
Terdapat 2 kategori massa batuan sepanjang terowongan
pengelak Jatigede:

1 • Q value = 0.14 2 • Q value = 5.63


• Span or height in m/ESR= • Span or height in m/ESR=
8.75 8.75
Class E Very Poor Rock Class C Fair Rock
Support Category: Support Category:
• Fibre reinforced sprayed • Systematic bolting length of
concrete and bolting, length bolting 2.9 m,
of bolting 2.9 m,
• fibre reinforced sprayed
• Reinforced ribs of sprayed
concrete
concrete and bolting
METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 SISTEM PERKUATAN

BETON SEMPROT
(shotcrete)

BAUT BATUAN
(rock bolt)
JENIS-JENIS
PERKUATAN
TEROWONGAN
PENYANGGA BAJA
(steel arch)

LANTAI KERJA
(invert)
METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 KONSEP FUNGSI & PENGARUH BETON SEMPROT
(JSCE, 2007)

FUNGSI PENGARUH
pencegahan jatuhan batu, menahan
ketahanan tekan aksial beton
massa batuan kecil

penggunaan tekanan internal ke batuan


ketahanan geser beton
dasar

perkuatan lapisan yang lemah dan


ketahanan lentur beton
proteksi bentuk

ketahanan geser, ketahanan adhesi


meratakan distribusi tegangan
permukaan beton-bedrock

melindungi yang menutupi, mencegah


degradasi batuan dasar
METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 KONSEP FUNGSI & PENGARUH BAUT BATUAN
(JSCE, 20007)

FUNGSI
Kuat tahan tarik baut
batuan

Kuat tahan geser baut


batuan

PENGARUH
Pengaruh penguatan
batuan dasar
Efek
Efek meningkatk
Efek an sifat-
Efek tekanan internal menggabungkan
suspensi sifat alami
(stitch) batuan
Efek penyangga beton dasar
semprot
METODE PENGGALIAN & SISTEM PERKUATAN
 KONSEP FUNGSI & PENGARUH PENYANGGA BAJA
(JSCE, 2007)

FUNGSI PENGARUH
Ketahanan tekan aksial
Penyangga massa batuan

Ketahanan geser
Perkuatan tanah/batuan yang
lemah
Ketahanan tekuk

Utilisasi tekanan dalam ke arah


tanah/batuan

Perkuatan beton-semprot

Transfer beban ke tanah/batuan


(footing)

Penyangga untuk forepoling


Metode penggalian terowongan
Drill and blast excavation method

lubang-ledak kontur
lubang-ledak produksi

daerah pemotongan

lubang-ledak kosong

PEMBUATAN LUBANG-LEDAK MENGGUNAKAN BOOM ELECTRO HYDRAULIC JUMBO

Tahap peledakan

Evaluasi kondisi geologi dan sistem perkuatan

Anda mungkin juga menyukai