Anda di halaman 1dari 20

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap mutu

Kopi Arabica Gayo Dengan Metode Coldbrew

Nama :
Muhammad Biyan Erza 2016340013

Unversitas Sahid Jakarta


Teknologi pangan
2019
i

Daftar isi

Daftar isi ............................................................................................................................................. i


PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Perumusan Maslah............................................................................................................... 2
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................................... 3
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................................................. 3
B. KERANGKA BERPIKIR .................................................................................................... 8
C. Perumusan Hipotesis ............................................................................................................ 9
BAB III ........................................................................................................................................... 10
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................................... 10
A. Tempat dan waktu penelitian ............................................................................................. 10
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................................... 10
C. Definisi Operasional .......................................................................................................... 11
D. Metode Penelitian .............................................................................................................. 12
E. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................................. 13
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................. 13
G. Teknik Analisis Data .......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

ColdBrew adalah metode pembuatan kopi dingin yang semakin meningkat

prevalensinya. Meskipun secara anekdot telah menyarankan bahwa metode ini

dapat memberikan produk kopi yang lebih aromatik dan flavourful, ada sedikit

penelitian yang diterbitkan yang melihat konsentrasi kafein atau substituen kopi

lainnya dalam kopi dingin (Sarah et al, 2017).

Secara umum, kandungan kafein tergantung pada suhu air, lama waktu

kontak, tekanan ekstraksi, ukuran gilingan biji kopi, metode panggang biji kopi,

spesies kopi, dan kultivar biji darimana mereka berasal (Barone & Roberts, 1995;

Wanyika et al., 2010). Pada akhirnya, faktor-faktor ini dipilih untuk

mencerminkan preferensi budaya dan individu rasa, aroma, dan kandungan kafein

(Gloess et al., 2013).

Faktor pemersatu di sebagian besar proses pembuatan kopi adalah penggunaan

air panas untuk meningkatkan kelarutan banyak konstituen kopi (Farah, 2012).

Namun, kopi bisa diseduh menggunakan air dingin jika diberi waktu yang cukup

untuk curam. Metode ekstraksi ini, menciptakan "minuman dingin," telah

mengalami lonjakan popularitas baru-baru ini, menembus persediaan distributor

kopi utama dalam dua tahun terakhir, Dalam metode minuman dingin, bubuk kopi

direndam dalam volume air pada suhu kamar (atau lebih dingin) untuk waktu

yang lama (6 jam atau lebih) dan kemudian dipisahkan dengan menekan.

("Nariño 70 Cold Brew," 2017).


B. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada bagaimana pengaruh lama waktu pemeraman

kopi coldbrew, dengan menggunakan biji kopi Aceh(Gayo) terhadap mutu kopi

yang akan di hasilkan. Parameter mutu yang akan di gunakan adalah analisis fisik

meliputi warna dan kenampakan. Analisis kimia meliputi Ph dan kadar kafein.

Serta analisis organoleptik uji hedonik dan mutu hedonic yang meliputi warna,

aroma, rasa dan penerimaan umum.

C. Perumusan Maslah

Apakah ada perbedaan antara mutu kopi coldbrew dengan menggunakan biji

kopi arabica Aceh(Gayo) dengan lama waktu pemeraman berbeda (8 Jam, 9 Jam

10 Jam, 11 Jam, 12 Jam) ? Bila ada, berapa waktu pemeraman yang menghasilkan

kopi dengan mutu terbaik ?

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan tentang ilmu

membuat kopi menggunakan air dingin atau kopi coldbrew terutama mengenai

lama waktu pemeraman yang pas untuk menghasilkan mutu kopi yang baik

khususnya untuk biji kopi arabica Aceh(Gayo).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

a. Tanaman Kopi

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama

dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi

kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal

dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan

di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah

tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian

selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh

VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya

bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh

VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC

menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya

(Najiyanti dan Danarti, 2004).

Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Astridae


Ordo : Rubiaceace

Genus : Coffea

Spesies : Coffea robusta

Berbagai jenis kopi dibedakan oleh variasi dan asal tanaman tersebut

(dataran tinggi atau dataran rendah), dua hal tersebut akan mempengaruhi rasa dan

aroma kopi. Kopi dataran rendah memiliki rasa yang berbeda. Secara umum

semakin tinggi ketinggian tanah, semakin baik kualitas kopiu yang dihasilkan.

Namun, hal ini tidak selalu terjadi karena perkebunan pada ketinggian yang lebih

rendah dapat juga menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi (Ridwansyah,2000).

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2

jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea

robusta). Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan

pasarnya sendiri.

a. Kopi Arabica

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.

Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.

Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai

belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan

Indonesia. Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau

subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas

permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi

lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang
dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap

(Ridwansyah,2000).

b. Kopi Robusta

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta

dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit

asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,

cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus

ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan

ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten

terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih

murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia

Tenggara, dan Amerika Selatan (Ferlian, 2006).

Kopi adalah stimulan yang terkenal di dunia : 4 dari 5 orang Amerika meminum

kopi, menghabiskan lebih dari 400 juta cangkir sehari. Di Skandinavia komsumsi

kopinya lebih dari 12kg (26lb) per kapita. Dengan lebih dari 25 juta orang yang

dipekerjakan di industri ini, kopi menduduki peringkat kedua terbesar dalam

perdagangan dunia setelah minyak bumi (Ferlian, 2006).

Kandungan kimia biji kopi :


b. Kopi Aceh(Gayo)

Budidaya tanaman kopi di Aceh berkembang begitu pesat dan begitu juga

di dataran Tinggi Gayo kopi arabika di Tanah Gayo sebagaimana daerah lain

dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, Hal tersebut dikarenakan

tanaman kopi sangat sesuai dengan ketinggian tanah di Gayo. Bagi masyarakat

Gayo kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan. Mayoritas

petani dikabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menanam kopi, baik yang

dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua keluarga dalam tradisi

dan budaya Gayo memiliki peran dalam proses produksi kopi, mulai dari

membuka lahan, menanam, merawat hingga memanen kopi. Pertanian kopi

merupakan tradisi yang merupakan bagian kehidupan sosial ekonomi

masyarakat Gayo.

Gayo Menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia yaitu kopi

arabica dan robusta. Produksi kopi yang di hasilkan sudah menempati posisi

yang khusus pada masyarakat Gayo sendiri hingga sampai saat ini kopi Gayo

diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia.

Terdapat beberapa perbedaan antara dua jenis kopi yang di tanam di dataran

tinggi gayo. Kopi arabika adalah produk berkualitas yang banyak diekspor ke

luar negeri seperti Amerika, eropa, Jepang,dan Australia. Hal ini karena kopi

jenis ini memiliki biji yang besar dan rasa asam yang khas yang berbeda

dengan kopi robusta. selain itu kopi arabika memiliki kadar caffein yang lebih

rendah dari kopi robusta. Kopi robusta memiliki biji yang lebih kecil dari biji

kopi arabika. Selain itu jenis kopi ini memiliki rasa yang berbeda dengan kopi

arabika, kopi ini memiliki rasa yang sedikit pahit. Bentuk inilah yang membuat
kopi robusta lebih banyak di konsumsi atau digemari masyarakat lokal dan

jarang menjadi sebuah komoditas ekspor.

Terdapat sekitar 61 persen dari jumlah produksi tersebut diekspor

sedangkan sisanya dikonsumsi di dalam negeri dan di simpan sebagai cadangan

oleh pedagang dan eksportir, selain itu sebagai cadangan bila terjadi gagal

panen. Konsekuensi dari besarnya jumlah kopi yang diekspor adalah

ketergantungan Indonesia pada situasi dan kondisi pasar kopi dunia. (Yahmadi,

2005).

Area geografis dari kopi gayo terdapat pada Dataran Tinggi Gayo terdiri

dari Kabupaten Aceh Tengah (Takengon), Kabupaten Bener Meriah (Simpang

Tiga Redelong) dan Kabupaten Gayo Lues (Blang Kejeren). Kopi gayo sendiri di

tanam pada ketinggian 900 mdpl – 1700 mdpl, andosol, tanah vulkanik yang

subur, iklim basah, dan dekat degan garis khatulistiwa. Proses pengolahan

kebanyakan prosesnya adalah giling basah (wet hulling) yang umumnya dimiliki

oleh petani kecil dalam jumlah produksi yang sedikit, dan proses giling kering

atau proses pencucian sepenuhnya (fully washed) yang masih hanya dimiliki oleh

pengusaha pemodal besar. Sistem penanaman Sebagian besar sistem pertanian

organik di bawah pohon penaung seperti lamtoro, alpokat, albasia (sangon) dll,

dengan masa panen bulan April - Juli dan Oktober – Januari.

c. Metode Penyeduhan Coldbrew

Ekstraksi minuman dingin menggunakan air dingin dan merendam gilingan

kopi selama lebih dari 12 jam. Suhu rendah lebih baik mempertahankan

komponen organik yang mudah menguap, dan karena itu kopi mempertahankan

rasanya di penyimpanan jangka panjang atau di lingkungan terbuka. Senyawa-


senyawa ini sulit dipelajari dalam metode ekstraksi panas, karena suhu tinggi air

yang diperlukan untuk pembuatan bir meningkatkan volatilitas banyak metabolit

sekunder flavourful dan menyebabkan mereka hilang atau diubah (Albanese, Di

Matteo, Poiana, & Spagnamusso, 2009 ; Salamanca, Fiol, González, Saez, &

Villaescusa, 2017). Perubahan pada proses pembuatan kopi ini akan mengubah

profil kafein dan metabolit psikoaktif sekunder lainnya, serta rasa dan stabilitas

produk.

B. KERANGKA BERPIKIR

Dalam penelitian tentang pengaruh waktu pemeraman terhadap mutu kopi

arabica gayo dengan metode Coldbrew, di kemukakan secara ringkas argumentasi

pengaruh waktu pemeraman terhadap kopi yang akan dihasilkan tersebut, apakah

ada atau tidak ada pengaruhnya. Berdasarkan uraian, maka kerangka berpikir

dalam penelitian pengaruh waktu pemeraman terhadap mutu kopi coldbrew dapat

digambarkan sebagai berikut :

Bahan Baku :
- Biji Kopi arabica
(Gayo)
- Air
Kopi Coldbrew
Proses pengolahan :
- Pemilihan Biji Kopi
yang telah di
roasting
- Penggilingan biji MUTU Kopi Coldbrew
kopi - Mutu Fisik
- Pencampuran - Mutu kimia
serbuk kopi setelah - Mutu Organoleptik
digiling dengan air
- Pemeraman dalam
waktu tertentu
Keterangan :

= Faktor diteliti

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesa penelitian yang diajukan yaitu : Diduga waktu pemeraman kopi ( 8

jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam, 12 jam) yang berbeda berpengaruh terhadap mutu

kopi coldbrew yang di hasilkan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian pembuatan dan analisis kopi gayo dengan metode

coldbrew dilakukan di Jl. Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara, Blok

AA7/7 RT12/RW10. Analisa kimia sampel dilakukan di Jl. Percetakan

Negara No.92A, RT.6/RW.1, Rawasari, Kec. Cemp. Putih, Kota Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10570. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Agustus 2019.

B. Variabel dan Definisi Operasional

a. Variabel Penelitian

(1) Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama waktu

pemeraman dalam pembuatan kopi coldbrew dengan biji kopi

aceh(gayo) dengan waktu berbeda yaitu 8 jam, 9 jam, 10 jam, 11

jam, 12 jam.

(2) Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mutu kopi

arabica gayo dengan metode coldbrew yang diuji secara kimia,

fisik dan organoleptik. Parameter mutu yang akan di gunakan

adalah analisis fisik meliputi warna dan kenampakan. Analisis

kimia meliputi Ph dan kadar kafein. Serta analisis organoleptik uji


hedonik dan mutu hedonic yang meliputi warna, aroma, rasa dan

penerimaan umum.

(3) Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini variabel kontrolnya adalah jenis dan

jumlah bahan yang digunakan, alat yang digunakan, proses

pembuatan dengan perlakuan yang sama pada pencampuran hingga

brewing.

C. Definisi Operasional

(1) Kopi arabica gayo dengan metode coldbrew

(2) Proses penggilingan biji kopi yang telah di sangrai.

(3) Proses pencampuran serbuk kopi dengan air dingin.

(4) Proses pemeraman teridir atas 5 taraf yaitu 8 jam, 9 jam, 10 jam,

11 jam, 12 jam.

(5) Metode coldbrew yaitu Ekstraksi minuman dingin menggunakan

air dingin dan merendam gilingan kopi selama kurang lebih dari 12

jam

(6) Mutu minuman serbuk instan lemon terdiri atas 3 pengujian yaitu

fisik, kimia dan organoleptic.

(7) Uji fisik dilakukan dengan pengujian warna dan kenampakan.

(8) Uji kimia dilakukan dengan pengujian Ph dan kadar kafein.

(9) Uji organoleptic dilakukan dengan dua metode yaitu uji hedonik

dan mutu hedonik yang meliputi warna, aroma, rasa dan

penerimaan umum.
D. Metode Penelitian

Karena penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab

akibat maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

Karena variabel bebas yang digunakan adalah satu faktor, yaitu lama

waktu pemeraman dengan lima taraf (8 jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam, 12

jam) maka rancangan eksperimen yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap faktor tunggal dengan lima taraf dan tiga kali ulangan.

Tabel 4. Rancangan penelitian pengaruh waktu pemeraman terhadap mutu

kopi arabica gayo dengan metode coldbrew.

Perlakuan

Ulangan A1 A2 A3 A4 A5

1 A11 A21 A31 A41 A51

2 A12 A22 A32 A42 A52

3 A13 A23 A33 A43 A53

Jumlah A1 A2 A3 A4 A5

Rata-

rata A1 A2 A3 A4 A5

Keterangan :

Perlakuan (A) = Lama waktu pemeraman

A1 = Lama waktu 8 jam


A2 = Lama waktu 9 jam

A3 = Lama waktu 10 jam

A4 = Lama waktu 11 jam

A5 = Lama waktu 12 jam

A11 s/d A53 = Data pengamatan mutu kopi arabica gayo dengan

metode coldbrew untuk masing- masing taraf dan

perlakuan dan ulangan.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Kopi aceh(gayo) yang digunakan adalah biji kopi arabica yang

diperoleh dari pasar senen, Jakarta Pusat yang dipilih secara sengaja

dengan kriteria berbentuk pipih, lonjong, memanjang dan mempunyai

center cut di tengah biji kopi, berwarna lebih terang dan tidak cacat. Biji

kopi kemudian di sangrai hingga kadar airnya + 4%. Biji kopi di timbang

kemudian di giling menggunakan mesin penggiling biji kopi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data utama yang meliputi mutu

fisik yaitu warna dan kenampakan; mutu kimia yaitu Ph dan kadar kafein;

serta mutu organoleptik yaitu uji hedonik dan mutu hedonik yang meliputi

warna, aroma, rasa dan penerimaan umum.

Bahan, alat, cara pengolahan serta cara pengujian kopi gayo

dengan metode coldbrew dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(1) Bahan

Bahan baku yang diteliti yaitu kopi. Kopi yang digunakan adalah kopi

aceh gayo. Bahan pendukung lain yang digunakan adalah air.

(2) Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan kopi coldbrew adalah,

grinder, timbangan digital, sendok, botol kaca.

Alat yang digunakan dalam analisa laboratorium yaitu Ph meter,

Pipet tetes, labu ukur dan HPLC.

(3) Proses pembuatan kopi coldbrew

Pada proses pembuatan kopi gayo dengan metode coldbrew terdiri

dari beberapa tahapan seperti penimbangan, penggilingan kopi,

pencampuran dan pemeraman.

a. Penimbangan

Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan

analitik. Dilakukan menggunakan timbangan analitik agar tiap

sampel yang di uji memiliki masa kopi yang sama.

b. Penggilingan
Penggilingan kopi dilakukan dengan menggunakan grinder

machine dengan settingan sedang untuk memperoleh hasil

gilingan kopi yang agak kasar.

c. Pencampuran

Pencampuran dilakukan didalam botol kaca. Kopi yang

sudah ditimbang dan giling menggunakan grinder, selanjutnya

di campurkan dengan 150ml air dalam botol kaca dan tutup

rapat.

d. Pemeraman

Pemeraman dilakukan pada suhu kamar (20-25oC). Botol

kaca yang sudah di isi oleh campuran kopi dan air di diamkan

di suhu kamar sesuai dengan dengan lama waktu pemeraman

yang berebeda ( 8 jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam, 12 jam).

(4) Pengujian karakteristik mutu kopi

Pengujian data utama yang dilakukan adalah uji fisik, uji kimia dan

orgamoleptik yang dilakukan terhadap semua sampel (sesuai perlakuan).

a. Warna dan kenampakan

Pengukuran warna dan kenampakan kopi di ukur secara subjektif,

diamati dengan menggunakan indera pengilahatan.

b. Pengujian Ph ( Ferrazano et al, 2009)


Pada pengujian Ph kopi menggunakan alat Ph meter, kopi

arabica memiliki Ph sebesar (4,85 – 5,15). Cara pengujian sampel

di masukan kedalam wadah , lalu masukan elektroda kedalam

wadah dan tunggu sampai indikator menunjukan angka yang stabil.

c. Pengujian kadar kafein ( Ferrazano et al, 2009)

Pada pengujian kadar kafein dalam kopi, digunakan alat HPLC.

Kopi arabica memiliki kadar kafein sebesar (0,18 – 1,5%). Cara

pengujian sampel yaitu menggunakan sistem HPLC fase terbalik

dilakukan menggunakan hasil optimasi oleh ( kurniawan, 2017 )

yaitu fase gerak metanol : aquabidestilata ( 50:50 ) dan kecepatan

alir 1,0 mL/menit pada kondisi isokratik. Kromatogram direkam

pada 272 nm dengan jangka waktu 5 menit. Volume injeksi

sejumlah 20 µL.

d. Uji organoleptik

Uji organoleptik terhadap kopi gayo dengan metode

coldbrew yang dibuat adalah uji hedonik dan mutu hedonik.

Panelis diminta memberikan nilai sesuai dengan penilaian terhadap

atribut sensori yang dinilai yaitu warna, aroma, rasa, dan

penerimaan umum. Warna, terdiri dari (1) coklat muda, (2) agak

coklat, (3) coklat, (4) coklat kehitaman, (5) coklat hitam pekat.

Aroma, terdiri dari (1) tidak kuat, (2) kurang kuat, (3) agak kuat,

(4) kuat, (5) sangat kuat. Rasa, terdiri dari (1) sangat tidak enak, (2)

tidak enak, (3) agak tidak enak, (4) enak, (5) sangat enak.
Penerimaan umum, terdiri dari (1) sangat tidak suka, (2) tidak

suka, (3) agak suka, (4) suka, (5) sangat suka.

Panelis yang digunakan adalah panelis semi terlatih mahasiswa

jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang telah mengambil mata

kuliah uji sensori. Panelis yang digunakan sebanyak 20 orang.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan diferensial. Analisis

secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui kecenderungan pengaruh

perlakuan. Pengolahan data dalam bentuk nilai rata-rata dan disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik batang atau garis. Analisis data secara

diferensial dilakukan untuk menguji hipotesa penelitian dengan metode

analisis varian (ANAVA) dengan 5 taraf dan tiga kali pengulangan.

Bila terdapat perbedaan secara keseluruhan dilanjutkan dengan uji

beda rata-rata dengan metode DMRT (Duncan Multipel Range Test) yang

dilakukan pada masing masing taraf. Hipotesa stattistik yang digunakan

adalah:

H0 : Ai = 0 (i = 1, 2, 3, 4, 5)

Tidak ada perbedaan terhadap mutu kopi gayo dengan metode coldbrew

dengan lama waktu pemeraman yang berbeda.

H1 : Ai ≠ 0 (i = 1, 2, 3, 4, 5)

Ada perbedaan terhadap mutu kopi gayo dengan metode coldbrew dengan

lama waktu pemeraman yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Ridwansyah, dkk. 2000. Budidaya Tanaman Kopi. Jakarta : Aksi Agraris

Kanisius.

Ferlian L.R, dkk. 2006. Komoditi Investasi Paling Prospektif. Jakarta : PT. Elex

Media Komputindo.

Yahmadi, M. 2005. Pemasaran Kopi Indonesia diPasaran Global. Buletin No. 6.

AEKI: Jawa Timur.

Albanese, D., Di Matteo, M., Poiana, M., & Spagnamusso, S. (2009).

Espresso coffee (EC) by POD: Study of thermal profile during

extraction process and influence of water temperature on

chemical-physical and sensorial properties. Food Research

International.Vol.42 (5–6) : 727–732.

http://doi.org/10.1016/j.foodres.2009.02.027

Kurniawan, J.R., 2017. Optimasi metode bioanalisis kafein dalam sampel

dalam darah Orang Jawa dengan metode kromatografi cair kinerja

tinggi fase terbalik. Universitas Sanata Darma

Anda mungkin juga menyukai