Metil Muhammad Biyan Erza 2016340013
Metil Muhammad Biyan Erza 2016340013
Nama :
Muhammad Biyan Erza 2016340013
Daftar isi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat memberikan produk kopi yang lebih aromatik dan flavourful, ada sedikit
penelitian yang diterbitkan yang melihat konsentrasi kafein atau substituen kopi
Secara umum, kandungan kafein tergantung pada suhu air, lama waktu
kontak, tekanan ekstraksi, ukuran gilingan biji kopi, metode panggang biji kopi,
spesies kopi, dan kultivar biji darimana mereka berasal (Barone & Roberts, 1995;
mencerminkan preferensi budaya dan individu rasa, aroma, dan kandungan kafein
air panas untuk meningkatkan kelarutan banyak konstituen kopi (Farah, 2012).
Namun, kopi bisa diseduh menggunakan air dingin jika diberi waktu yang cukup
kopi utama dalam dua tahun terakhir, Dalam metode minuman dingin, bubuk kopi
direndam dalam volume air pada suhu kamar (atau lebih dingin) untuk waktu
yang lama (6 jam atau lebih) dan kemudian dipisahkan dengan menekan.
kopi coldbrew, dengan menggunakan biji kopi Aceh(Gayo) terhadap mutu kopi
yang akan di hasilkan. Parameter mutu yang akan di gunakan adalah analisis fisik
meliputi warna dan kenampakan. Analisis kimia meliputi Ph dan kadar kafein.
Serta analisis organoleptik uji hedonik dan mutu hedonic yang meliputi warna,
C. Perumusan Maslah
Apakah ada perbedaan antara mutu kopi coldbrew dengan menggunakan biji
kopi arabica Aceh(Gayo) dengan lama waktu pemeraman berbeda (8 Jam, 9 Jam
10 Jam, 11 Jam, 12 Jam) ? Bila ada, berapa waktu pemeraman yang menghasilkan
D. Kegunaan Penelitian
membuat kopi menggunakan air dingin atau kopi coldbrew terutama mengenai
lama waktu pemeraman yang pas untuk menghasilkan mutu kopi yang baik
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
a. Tanaman Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal
dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan
di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh
VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Genus : Coffea
Berbagai jenis kopi dibedakan oleh variasi dan asal tanaman tersebut
(dataran tinggi atau dataran rendah), dua hal tersebut akan mempengaruhi rasa dan
aroma kopi. Kopi dataran rendah memiliki rasa yang berbeda. Secara umum
semakin tinggi ketinggian tanah, semakin baik kualitas kopiu yang dihasilkan.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi karena perkebunan pada ketinggian yang lebih
Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2
jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea
pasarnya sendiri.
a. Kopi Arabica
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.
Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.
Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai
belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan
Indonesia. Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau
permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi
lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang
dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap
(Ridwansyah,2000).
b. Kopi Robusta
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta
dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit
asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,
cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus
ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten
terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih
murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia
Kopi adalah stimulan yang terkenal di dunia : 4 dari 5 orang Amerika meminum
kopi, menghabiskan lebih dari 400 juta cangkir sehari. Di Skandinavia komsumsi
kopinya lebih dari 12kg (26lb) per kapita. Dengan lebih dari 25 juta orang yang
Budidaya tanaman kopi di Aceh berkembang begitu pesat dan begitu juga
di dataran Tinggi Gayo kopi arabika di Tanah Gayo sebagaimana daerah lain
tanaman kopi sangat sesuai dengan ketinggian tanah di Gayo. Bagi masyarakat
Gayo kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan. Mayoritas
petani dikabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menanam kopi, baik yang
dan budaya Gayo memiliki peran dalam proses produksi kopi, mulai dari
masyarakat Gayo.
Gayo Menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia yaitu kopi
arabica dan robusta. Produksi kopi yang di hasilkan sudah menempati posisi
yang khusus pada masyarakat Gayo sendiri hingga sampai saat ini kopi Gayo
Terdapat beberapa perbedaan antara dua jenis kopi yang di tanam di dataran
tinggi gayo. Kopi arabika adalah produk berkualitas yang banyak diekspor ke
luar negeri seperti Amerika, eropa, Jepang,dan Australia. Hal ini karena kopi
jenis ini memiliki biji yang besar dan rasa asam yang khas yang berbeda
dengan kopi robusta. selain itu kopi arabika memiliki kadar caffein yang lebih
rendah dari kopi robusta. Kopi robusta memiliki biji yang lebih kecil dari biji
kopi arabika. Selain itu jenis kopi ini memiliki rasa yang berbeda dengan kopi
arabika, kopi ini memiliki rasa yang sedikit pahit. Bentuk inilah yang membuat
kopi robusta lebih banyak di konsumsi atau digemari masyarakat lokal dan
oleh pedagang dan eksportir, selain itu sebagai cadangan bila terjadi gagal
ketergantungan Indonesia pada situasi dan kondisi pasar kopi dunia. (Yahmadi,
2005).
Area geografis dari kopi gayo terdapat pada Dataran Tinggi Gayo terdiri
Tiga Redelong) dan Kabupaten Gayo Lues (Blang Kejeren). Kopi gayo sendiri di
tanam pada ketinggian 900 mdpl – 1700 mdpl, andosol, tanah vulkanik yang
subur, iklim basah, dan dekat degan garis khatulistiwa. Proses pengolahan
kebanyakan prosesnya adalah giling basah (wet hulling) yang umumnya dimiliki
oleh petani kecil dalam jumlah produksi yang sedikit, dan proses giling kering
atau proses pencucian sepenuhnya (fully washed) yang masih hanya dimiliki oleh
organik di bawah pohon penaung seperti lamtoro, alpokat, albasia (sangon) dll,
kopi selama lebih dari 12 jam. Suhu rendah lebih baik mempertahankan
komponen organik yang mudah menguap, dan karena itu kopi mempertahankan
Matteo, Poiana, & Spagnamusso, 2009 ; Salamanca, Fiol, González, Saez, &
Villaescusa, 2017). Perubahan pada proses pembuatan kopi ini akan mengubah
profil kafein dan metabolit psikoaktif sekunder lainnya, serta rasa dan stabilitas
produk.
B. KERANGKA BERPIKIR
pengaruh waktu pemeraman terhadap kopi yang akan dihasilkan tersebut, apakah
ada atau tidak ada pengaruhnya. Berdasarkan uraian, maka kerangka berpikir
dalam penelitian pengaruh waktu pemeraman terhadap mutu kopi coldbrew dapat
Bahan Baku :
- Biji Kopi arabica
(Gayo)
- Air
Kopi Coldbrew
Proses pengolahan :
- Pemilihan Biji Kopi
yang telah di
roasting
- Penggilingan biji MUTU Kopi Coldbrew
kopi - Mutu Fisik
- Pencampuran - Mutu kimia
serbuk kopi setelah - Mutu Organoleptik
digiling dengan air
- Pemeraman dalam
waktu tertentu
Keterangan :
= Faktor diteliti
C. Perumusan Hipotesis
jam, 9 jam, 10 jam, 11 jam, 12 jam) yang berbeda berpengaruh terhadap mutu
METODOLOGI PENELITIAN
a. Variabel Penelitian
jam, 12 jam.
penerimaan umum.
brewing.
C. Definisi Operasional
(4) Proses pemeraman teridir atas 5 taraf yaitu 8 jam, 9 jam, 10 jam,
11 jam, 12 jam.
air dingin dan merendam gilingan kopi selama kurang lebih dari 12
jam
(6) Mutu minuman serbuk instan lemon terdiri atas 3 pengujian yaitu
(9) Uji organoleptic dilakukan dengan dua metode yaitu uji hedonik
penerimaan umum.
D. Metode Penelitian
Karena variabel bebas yang digunakan adalah satu faktor, yaitu lama
lengkap faktor tunggal dengan lima taraf dan tiga kali ulangan.
Perlakuan
Ulangan A1 A2 A3 A4 A5
Jumlah A1 A2 A3 A4 A5
Rata-
rata A1 A2 A3 A4 A5
Keterangan :
A11 s/d A53 = Data pengamatan mutu kopi arabica gayo dengan
diperoleh dari pasar senen, Jakarta Pusat yang dipilih secara sengaja
center cut di tengah biji kopi, berwarna lebih terang dan tidak cacat. Biji
kopi kemudian di sangrai hingga kadar airnya + 4%. Biji kopi di timbang
fisik yaitu warna dan kenampakan; mutu kimia yaitu Ph dan kadar kafein;
serta mutu organoleptik yaitu uji hedonik dan mutu hedonik yang meliputi
Bahan baku yang diteliti yaitu kopi. Kopi yang digunakan adalah kopi
(2) Alat
a. Penimbangan
b. Penggilingan
Penggilingan kopi dilakukan dengan menggunakan grinder
c. Pencampuran
rapat.
d. Pemeraman
kaca yang sudah di isi oleh campuran kopi dan air di diamkan
Pengujian data utama yang dilakukan adalah uji fisik, uji kimia dan
sejumlah 20 µL.
d. Uji organoleptik
penerimaan umum. Warna, terdiri dari (1) coklat muda, (2) agak
coklat, (3) coklat, (4) coklat kehitaman, (5) coklat hitam pekat.
Aroma, terdiri dari (1) tidak kuat, (2) kurang kuat, (3) agak kuat,
(4) kuat, (5) sangat kuat. Rasa, terdiri dari (1) sangat tidak enak, (2)
tidak enak, (3) agak tidak enak, (4) enak, (5) sangat enak.
Penerimaan umum, terdiri dari (1) sangat tidak suka, (2) tidak
dalam bentuk tabel dan grafik batang atau garis. Analisis data secara
beda rata-rata dengan metode DMRT (Duncan Multipel Range Test) yang
adalah:
H0 : Ai = 0 (i = 1, 2, 3, 4, 5)
Tidak ada perbedaan terhadap mutu kopi gayo dengan metode coldbrew
H1 : Ai ≠ 0 (i = 1, 2, 3, 4, 5)
Ada perbedaan terhadap mutu kopi gayo dengan metode coldbrew dengan
Kanisius.
Ferlian L.R, dkk. 2006. Komoditi Investasi Paling Prospektif. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
http://doi.org/10.1016/j.foodres.2009.02.027