Anda di halaman 1dari 19

PAPER PATOFISIOLOGI

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Nama : Yohana Eugene Miracle Waworuntu


NIM : 711345318099
Tingkat : 1A
Semester :2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan
infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan
kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab
mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena
gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

B. Tujuan

Untuk mengetahui : penyebab, patofisiologi, pemeriksaan laboratorium, serta pencegahan dan


jenis-jenis dari penyakit menular seksual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Menular Seksual


PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau
penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat
muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) adalah penyakit yang penularannya melalui hubungan
kelamin, tetapi dapat juga melalui kontak langsung alat-alat, handuk, dan juga melalui trasfusi
darah. STD (Sexually Transmited Disease), bisa didefinisikan sebagai gangguan
keseimbangan yang bersipat luas mulai dari kondisi inflamasi minor sampai penyakit yang
bersipat mematikan, Infeksi dapat secara lokal maupun sistemik, dapat disebabkan oleh jumlah
patogen yang berbeda - beda seperti: Virus, bakteri, jamur/fungi, protozoa dan ectoparasit.
Penyakit ini memberi ancaman terhadap banyak remaja yang saat ini tengah menderita PMS
tanpa menyadarinya dan terganggu oleh gejala-gejalanya,namun tidak mencurigai ke arah
PMS. Beberapa jenis PMS akan merusak organ reproduksi dalam jika dibiarkan tidak diobati
sekalipun akan menimbulkan gejala seperti nyeri,gatal atau keluanya cairan.Akhir-akhir ini
terdapat peningkatan dan kejadian PMS di tengah masyarakat, penyebabnya adalah semakin
banyak remaja melakukan kegiatan seksual tanpa memakai pelindung ( kondom ), semakin
meluasnya pengunaan pil anti hamil.

B. Jenis – jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Yang disebabkan oleh Bakteri :


o Neisseria gonorrhoeae
o Chlamydia trachomatis
o Mycoplasma hominis
o Treponema pallidum
o Haemophilus vaginalis
o Donovania granulomatis

2. Yang disebabkan oleh Virus :


o Herpes simplex virus
o HIV AIDS
o Hepatitis B virus
o Human papiloma virus
o Human T Lymphotropic
o Virus Type III (HTLV III)
3. Yang disebabkan oleh Protozoa :
o Trichomonas vaginalis
o Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
o Faringitis, konyungivitas, baltolinitis
o Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
o Salpingitis, limfogranuloma venereum
o Vaginitis
o Granuloma inguinale
o Herpes genitalis
o Hepatitis fulminan akut dan kronis
o Kondiloma akuminatum, papiloma laring pada bayi
o Vaginitis, uretritis, balanitis

C. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh Bakteri


1. Gonore ( kencing nanah )
Gonore sering disebut “clap” atau “drip” yang disebabkan oleh bakteri gonokokus yang
diisolasi dan ditemukan tahun 1879 diberi nama ‘Neisseria gonorrhoeae’ oleh
Albert.L.S.Neisser.Bakteri ini hidup pada lingkungan yang hangat dan lembab seperti
pada selaput lendir saluran kencing pria dan wanita atau pada leher rahim wanita. Di luar
tubuh bakteri ini cepat mati.bakteri ini pindah melalui kegiatan seksual per vaginal,oral,
maupun anal.

o Cara Penularan Gonore


Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

o Patofisiologi Gonorea
Terjadi melalui penyebaran bakteri Neisseria gonorrhoeae melalui penularan secara
kontak seksual atau melalui jalan lahir. Bakteri tersebut akan menyebabkan infeksi
purulen pada membran mukosa. Kuman penyebab gonorrhea masuk ke dalam tubuh
dengan karakteristik yang berbeda-beda pada protein yang terdapat di permukaan
masing-masing kuman, subtipe tertentu dapat menghindari respon imun dan bahkan
cenderung menyebabkan infeksi yang meluas (sistemik). Neisseria
gonorrhoeae bersifat patogen, dipengaruhi oleh keberadaan fili pada permukaannya,
yakni berupa rambut halus di permukaan membran. Fili tersebut mencegah fagositosis
oleh neutrofil, dan juga mengandung IgA protease yang mencerna IgA pada
permukaan mukosa, baik pada uretra, tuba falopi serta endoserviks, sehingga dapat
menempel dan menyebabkan reaksi inflamasi yang mencetuskan timbulnya eksudat
purulen. Pada kehamilan, bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat ditransmisikan kepada
bayi pada saat persalinan, yang umumnya menyebabkan inflamasi supuratif pada
konjungtiva mata.
o Tanda- tanda atau gejala Gonore
 Pada laki-laki
- Nyeri waktu buang air kecil.
- Tetesan nanah dari penis.
- Kesukaran buang air kecil.
- Bengkak dan nyeri di selangkangan
- Demam.
 Pada wanita
- Nyeri waktu buang air kecil.
- Nyeri di perut bawah (Abdomen).
- Gangguan sirklus haid (mens).
- Mengalami keputihan ringan.
- Demam.

o Penyebab Gonore
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Bakteri ini tertarik pada selaput
lendir dari tubuh Anda atau pada daerah hangat dan lembap di saluran reproduksi
Anda, seperti leher rahim, saluran rahim, dan saluran tuba pada wanita, dan di uretra
pada wanita dan laki-laki. Dalam lingkungan ini, bakteri dapat tumbuh dan
berkembang biak. Bakteri Neisseria gonorrhea penyebab kencing nanah ini sering
tertular dari satu orang ke orang lain selama kontak seksual, termasuk pada hubungan
oral, anal, atau vagina.

o Pengobatan Gonore
Gonore bisa diobati dengan menggunakan antibiotik oral atau injeksi. Berikut
beberapa macam obat kencing nanah berupa antibiotik yang digunakan untuk
menyembuhkan gonore :

 Ceftriaxone (rocephin), adalah obat Antibiotik ini digunakan secara bersamaan


dengan azithromycin untuk menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri yang
sudah mencapai darah.
 Azithromycin (zithromax, zmax) adalah antibiotik yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri
 Cefixime dan sefalosporin adalah antibiotik ini digunakan sebagai pengganti bila
ceftriaxone tidak tersedia. Obat ini menghambat sintesis dinding sel bakteri dan
digunakan bersamaan dengan azithromycin. Keduanya digunakan bila pasien tidak
memiliki komplikasi.
 Doxycycline adalah obat antibiotik ini menghambat sintesis protein yang dapat
memicu pertumbuhan bakteri. Doxycycline digunakan selama 10 sampai 14 hari
dengan dosis 100 mg sebagai tambahan dosis tunggal ceftriaxone untuk mengobati
radang panggul (PID).
 Erythromycin adalah obat salep tetes antibiotik yang direkomendasikan untuk
digunakan pada bayi yang baru lahir untuk mencegah penyakit konjungtivitis
(radang konjungtiva mata).
2. Sifilis

Penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri treponema pallidum ini
mempunyai gejala seperti munculnya luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini
pada umumnya akan bertahan antara 1 - 2,5 bulan dengan tidak ada rasa sakit namun
mudah ditularkan. Segera tangani sifilis, karena jika tidak, maka infeksi ini akan
berlanjut ke tahap berikutnya yang mirip dengan gejala flu, kerontokan rambut, hingga
pitak. Jika dibiarkan, maka sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotensi
dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa seseorang.
o Etiologi
Penyebab infeksi sifilis yaitu Treponema pallidum. Treponema pallidum merupakan
salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. Terdapat empat
subspecies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum pallidum, Treponema
pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum, dan Treponema pallidumen
demicum. Treponema pallidum pallidum merupakan spirochaeta yang bersifat
motile yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke
dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel.

o Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir semua alat
tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita
hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga
menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan bawaan atau
bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan
antibiotika. Tetapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya
dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin.

o Tanda dan Gejala


Tanda yang pertama biasanya luka atau borok yang disebut ‘CHANCRE”.
ditimbulkan 2-5 minggu setelah hubungan kelamin dengan seorang penderita
syphilis, Lukanya dapat terlihat seperti jerawat, lepuh atau borok yang terluka,
biasanya terdapat pada daerah kelamin laki-laki dan wanita. Borok ini penuh dengan
kuman yang mudah ditularkan kepada orang lain. (Borok tersebut biasanya tidak
nyeri dan jika terdapat di dalam vagina,mungkin siwanita tidak menyadari bahwa ia
menderita syphilis tetapivia dapat menginfeksi orang lain dengan mudah). Luka
borok hanya berlangsung beberapa hari dan kemudian hilang sendiri tanpa
pengobatan,namun penyakit terus menyebar di seluruh tubuh. Beberapa minggu atau
bulan kemudian,dapat terjadi sakit leher,panas ringan,luka pada mulut atau
pembengkakan sendi,mungkin muncul pada kulit.
o Cara Penularan
Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapiada beberapa contoh lain seperti
kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus, atau didubur. Luka
juga dapat terjadi di bibir dan dalam mulut, Wanita hamil dengan penyakit ini
dapatterbawa ke bayi. Spirochaeta penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang
ke orang yang lainmelalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-
genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya
selama masa kehamilan. Harus terjadi kontak langsung dengan kulit orang yang
telah terinfeksi disertai denganlesi infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh
manusia. Pada saat melakukan hubunganseksual (misal) bakteri memasuki vagina
melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau mulutmelalui lubang kecil

o Pengobatan
T.pallidum sangat sensitive terhadap penisilin. Penisilin diperlukan untuk
meyakinkan pembunuhan spiroketa dalam serum.
1. Stadium awal (<1 tahun), Pengobatannya memakai penisilin G benzatin dengan
satu dosis.
2. Stadium lambat (>1 tahun), pengobatannya memakai penisilin G benzatin dengan
tiga dosisdalam seminggu.
3. Neurosifilis, pengobatannya memamakai penisilin G Kristal
4. Sifilis congenital, pengobatannya memakai prokain penisilin G.
Sifilis yang sedang dalam masa inkubasi mungkin diobati secara efektif dengan
regimen penisilin untuk gonorrhea yang dianjurkan sekarang. Semua yang diobati
dengan gonorrheaharus mengalami uji serologis untuk sifilis pada saat pengobatan
dan dipantau 6-8 minggukemudian.

o Diagnosis dan Pemeriksaan


- Pemeriksaan Treponema pallidumB.
- Serologi Tes sifilis (STS)STS penting untuk diagnosis dan pengamatan hasil
pengobatan.Prinsip pemeriksaan STSmendeteksi bermacam antibodi yang
berlainan akibat infeksi T. pallidum.

3. Chlamydia
Chlamidia disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis,suatu parasitnya dapat hidup
didalam sel sehingga menimbulkan peradangan pada saluran kencing pada wanita dan
pria. Infeksi biasanya berlangsung pada hubungan seks lewat vagina dan anus.

o Cara Penularan
Hubungan seks vaginal dan anal

o Etiologi
klamidia, atau dikenal sebagai klamidiasis, disebabkan oleh Chlamydia
trachomatis, bakteri gram negatif yang hidup sebagai parasit obligat intraseluler
yang dapat ditransmisikan secara seksual. Transmisi bakteri juga dapat terjadi secara
vertikal dari ibu pada anak saat proses persalinan.
o Patofisiologi
Patofisiologi klamidia, yang secara medis dikenal sebagai klamidiasis, pada fase awal akan
akan memasuki sel dan membentuk badan inklusi yang menjadi badan dasar dari
perkembangan organisme ini. Setelah proses maturasi berjalan sempurna, sel-sel tersebut
akan ruptur dalam 2-3 hari, dan kemudian masuk ke dalam sel-sel lain untuk melanjutkan
proses replikasi. Akibat dari siklus kehidupan organisme ini, Chlamydia trachomatis, tidak
dapat dikultur pada media artifisial. Infeksi C. trachomatis pada sel epitel menyebabkan
respon awal berupa infiltrasi neutrofil, yang diikuti dengan invasi limfosit, makrofag, sel-
sel plasma dan eosinofil. Masa inkubasi dari infeksi klamidia umumnya berkisar antara 7-
21 hari. Walau infeksi tersering terjadi pada traktus genitalia, infeksi ekstragenital juga dapat
terjadi. Infeksi pada umumnya akan menyebabkan inflamasi pada uretra (pria) atau serviks
(wanita). Sekitar 50% pria yang terinfeksi dan 80% wanita yang terinfeksi tidak
menyadarinya karena asimtomatik

o Gejala
Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa
nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat
mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual,
pada laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada testis.Nyeri
di rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.

o Pengobatan
Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun pengobatan tersebut tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.

o Diagnosis
klamidia dimulai dengan anamnesis riwayat hubungan seksual berisiko, sekret tubuh
yang tidak berbau dan berwarna bening-keruh-keputih-putihan. Pemeriksaan
penunjang untuk mendiagnosis klamidia terutama menggunakan kultur, direct
immunofluorescence assay, atau polymerase chain reaction(PCR)
D. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh Virus :
1. Herpes Genital (HSV-2)
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 yang mengakibatkan lepuh
yang nyeri dan luka di daerah kemaluan. dapat berpindah melalui seks oral dan
berciuman. biasanya menyerang kalangan orang berintelek seperti mahasiswa, hati - hati
virus ini dapat menembus kondom, disarankan memakai kondom plus spermisida.

o Gejala
- Nyeri atau gatal di area alat kelamin atau bokong
- Benjolan merah kecil atau lenting putih kecil
- Luka yang terbentuk setelah lenting pecah
- Koreng yang terbentuk setelah luka sembuh
- Nyeri saat buang air kecil
- Gejala seperti flu seperti pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha,
sakit kepala, nyeri otot, dan demam.

o Penularan
Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh yang
terinfeksi saat melakukanhubungan seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis
dengan strainlain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat
kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat
juga menular lewat hubungan seksoral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.

o Penyebab
Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks atau HSV yang umumnya
ditularkan melalui hubungan seks vagina, oral, dan anal. Ada dua jenis virus herpes
simpleks, yakni HSV tipe 1 dan HSV tipe 2.

o Diagnosis
Dokter akan mendiagnosis herpes genital dengan melakukan wawancara medis,
pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu jika
diperlukan. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:

- Kultur virus, yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau bagian
kecil dari luka herpes untuk diperiksa di laboratorium.
- Polymerase Chain Reaction (PCR), dengan mengambil sampel darah, jaringan
luka, atau cairan tulang belakang, untuk melihat keberadaan DNA serta tipe dari
HSV.
- Pemeriksaan darah, untuk mengamati adanya antibodi terhadap HSV dan
mendeteksi adanya infeksi herpes pada masa lalu.

o Pengobatan

Untuk mengurangi gejala infeksi herpes genital, dokter akan memberikan obat-obatan
antivirus seperti asiklovir, famsiklovir, dan valasisklovir. Obat-obatan ini hanya
berfungsi mencegah virus herpes simpleks agar tidak menggandakan diri, tapi tidak
bisa menghilangkan virus dari tubuh secara sepenuhnya.
Jika gejala infeksi tidak terlalu parah, konsumsi obat antivirus mungkin tidak
diperlukan. Sebagai gantinya, dokter akan menyarankan pasien untuk meredakan
gejala yang muncul dengan perawatan mandiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa
hal yang bisa dilakukan:
- Bersihkan luka atau tukak agar tidak menjadi infeksi sekaligus mempercepat
penyembuhan. Pembersihan ini bisa dengan menggunakan air biasa atau air
garam.
- Untuk meringankan rasa sakit, tutup luka dengan es batu yang dibalut dengan
kain. Jangan menempelkan es secara langsung pada permukaan yang terluka.
- Gunakan krim penghilang rasa sakit pada luka melepuh atau tukak. Selain itu
perbanyaklah minum air mineral. Kedua hal ini bertujuan untuk memudahkan
dan meringankan rasa sakit saat buang air kecil.
- Gunakan pakaian yang longgar untuk mengurangi rasa sakit pada area kulit
yang mengalami luka lepuh.

o Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, analdan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah
penularan virus herpesgenital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi
risikotetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui
hubungan seks. Walaupun memakai kondomsaat melakukan hubungan seks,
masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di
daerah kelamin.

2. HIV / AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi
serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah
stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan
infeksi sudah hilang sepenuhnya.

o Gejala
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi akut,
dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap
ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi untuk melawan
virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi terjadi.
Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang
muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali.
Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh karena
itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung hingga
beberapa minggu, yang meliputi:

- Demam hingga menggigil.


- Muncul ruam di kulit.
- Muntah.
- Nyeri pada sendi dan otot.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
- Sakit tenggorokan dan sariawan.

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten dapat
berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV semakin
berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak merasakan
gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita lainnya mengalami
sejumlah gejala, seperti:

- Berat badan turun


- Berkeringat di malam hari.
- Demam.
- Diare.
- Mual dan muntah.
- Herpes zoster.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Sakit kepala.
- Tubuh terasa lemah.

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV semakin
berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS.
Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah,
sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.
Gejala AIDS meliputi:
- Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.
- Berkeringat di malam hari.
- Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
- Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang.
- Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
- Diare kronis.
- Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
- Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
- Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
- Mudah marah dan depresi.
- Ruam atau bintik di kulit.
- Sesak napas.
- Tubuh selalu terasa lemah.

o Patofisiologi
Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari transmisi virus ke dalam
tubuh yang menyebabkan infeksi yang terjadi dalam 3 fase: serokonversi, asimtomatik,
dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Transmisi HIV : HIV ditransmisikan
melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti darah, ASI, semen dan sekret
vagina. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui port d’entreeyang terdapat pada tubuh,
umumnya kemungkinan ini meningkat melalui perilaku berisiko yang dilakukan.

o Cara Penularan
Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah yang
terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu
yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.

o Penyebab

AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang masuk ke
dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka semakin
lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.
Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang
terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai
cara, antara lain:

 Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui
vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat jarang, HIV juga dapat menular
melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral hanya akan terjadi bila
terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya seperti gusi berdarah atau
sariawan.
 Berbagi jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV,
adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalnya
menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan
NAPZA suntik.
 Transfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor
darah dari penderita HIV.

Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin
yang dikandungnya. Virus HIV juga dapat menular pada proses melahirkan, atau
melalui air susu ibu saat proses menyusui.
Perlu diketahui, HIV tidak menyebar melalui kontak kulit seperti berjabat tangan atau
berpelukan dengan penderita HIV. Penularan juga tidak terjadi melalui ludah, kecuali
bila penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka terbuka di mulut.

o Diagnosis
Untuk memastikan apakah pasien terinfeksi HIV, maka harus dilakukan tes HIV.
Skrining dilakukan dengan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diteliti
di laboratorium. Jenis skrining untuk mendeteksi HIV adalah:

 Tes antibody: Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh
untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah
antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
 Tes antigen :Tes antigen bertujuan mendeteksi p24, suatu protein yang menjadi
bagian dari virus HIV. Tes antigen dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pasien
terinfeksi.

Bila skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV (HIV positif), maka pasien perlu
menjalani tes selanjutnya. Selain untuk memastikan hasil skrining, tes berikut dapat
membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode
pengobatan yang tepat. Sama seperti skrining, tes ini dilakukan dengan mengambil
sampel darah pasien, untuk diteliti di laboratorium. Beberapa tes tersebut antara lain:

 Hitung sel CD4: CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh
HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4, semakin besar pula
kemungkinan seseorang terserang AIDS. Pada kondisi normal, jumlah CD4 berada
dalam rentang 500-1400 sel per milimeter kubik darah. Infeksi HIV berkembang
menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik
darah.
 Pemeriksaan viral load (HIV RNA): Pemeriksaan viral load bertujuan untuk
menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri.
Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi
HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA di bawah
10.000 kopi per mililiter darah, mengindikasikan perkembangan virus yang tidak
terlalu cepat. Akan tetapi, kondisi tersebut tetap saja menyebabkan kerusakan
perlahan pada sistem kekebalan tubuh.
 Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat: Beberapa subtipe HIV diketahui
kebal pada obat anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat menentukan jenis obat anti
HIV yang tepat bagi pasien.
o Pengobatan

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis
obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut
antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan
virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV menghancurkan sel
CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:

 Efavirenz
 Etravirine
 Nevirapine
 Lamivudin
 Zidovudin

3. Human Papilloma Virus atau HPV


adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta berpotensi
menyebabkan kanker serviks. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil pada kulit di
berbagai area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin. Infeksi virus HPV
dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit penderita atau melakukan hubungan
seks dengan penderita. Sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gejala. Meski begitu, diperkirakan sekitar dan tidak menimbulkan gejala.
Meski begitu, diperkirakan sekitar 70% dari kasus kanker serviks di dunia disebabkan
infeksi virus ini.

o Gejala HPV
Infeksi virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun pada beberapa kasus,
virus ini dapat bertahan hingga menimbulkan gejala berupa
tumbuhya kutil di permukaan kulit. Kutil bisa tumbuh di lengan, tungkai, wajah, dan
kelamin. Berikut adalah ciri-ciri kutil pada kulit sesuai dengan area tumbuhnya :

 Kutil yang tumbuh di bahu, lengan, dan jari tangan


Kutil yang tumbuh di area ini berbentuk benjolan yang terasa kasar. Kutil ini dapat
terasa sakit dan rentan mengalami perdarahan.
 Kutil yang tumbuh pada telapak kaki (plantar warts)
Berbentuk bejolan keras dan terasa kasar, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman
saat menapak.
 Kutil didaerah wajah
Kutil di wajah memiliki permukaan yang datar (flat warts). Pada anak-anak, lebih
sering muncul di daerah rahang bawah.
 Kutil kelamin
Kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita
maupun laki-laki. Selain di kelamin, kutil juga bisa tumbuh di dubur dan
menimbulkan rasa gatal.
o Penyebab dan Fakor Risiko HPV
Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit.
Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita.
Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil pada bagian tubuh, sedangkan sebagian
kecil lainnya dapat memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat
menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV, yaitu:

 Sering berganti pasangan seksual.


 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Memiliki luka terbuka pada kulit.
 Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia.
 Melakukan hubungan seksual melalui anal.

o Diagnosis HPV
Diagnosis infeksi HPV dapat dilihat melalui munculnya kutil pada kulit. Namun, seperti
telah dikatakan, kutil bisa saja tidak tumbuh dan celakanya infeksi HPV pada kelamin
wanita berisiko menimbulkan kanker serviks. Untuk melihat adanya infeksi HPV yang
berisiko mengakibatkan kanker serviks, dokter dapat melakukan pemeriksaan:

 Tes IVA
Prosedur ini dilakukan dengan meneteskan cairan khusus asam asetat pada area
kelamin atau genital. Jika mengalami infeksi HPV, warna kulit akan berubah
menjadi putih.
 Pap smear
Pap smear bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi serviks yang mengarah
pada kanker akibat infeksi HPV. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel
sel serviks untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.
 Tes HPV DNA
Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi adanya unsur genetik (DNA) dari
virus HPV yang berisiko tinggi menimbulkan kanker serviks.

o Pengobatan Infeksi HPV


Sebagian besar kasus HPV dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Namun bagi
yang telah terdiagnosis mengalami infeksi HPV, terutama wanita yang mengalami kutil
kelamin, dokter kandungan akan menganjurkan penderita untuk melakukan tes kembali
dalam waktu 1 tahun.
Kunjungan ulang ke dokter ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita masih
terinfeksi HPV dan adakah perubahan sel pada serviks (leher rahim), yang berisiko
menimbulkan kanker serviks.
Sedangkan untuk mengobati kutil yang muncul akibat infeksi HPV, tindakan yang dapat
dilakukan oleh dokter adalah:
 Pemberian obat oles
Untuk kutil di kulit, dokter dapat memberikan obat oles yang berisi asam salisilat.
Asam salisilat berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.

 Pengangkatan kutil
Jika obat oles tidak berhasil menghilangkan kutil, dokter dapat melakukan
pengangkatan kutil dengan cara:

 Krioterapi, yaitu membekukan kutil dengan cairan nitrogen.


 Kauter, yaitu pembakaran kutil dengan aliran listrik.
 Operasi.
 Sinar laser.

Berbagai penanganan terhadap kutil ini tidak dapat membunuh virus


HPV, sehingga kutil dapat tumbuh kembali selama virus masih ada di dalam tubuh.
Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang dapat membunuh HPV. HPV dapat hilang
dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.

E. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh Protozoa :


1. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang menimbulkan rasa tidak
nyaman berupa gatal atau perih dan cairan berbau tidak sedap dari bagian intim. Penyakit
ini dapat menyerang pria atau pun wanita, namun wanita lebih rentan tertular. Pria dapat
terjangkit penyakit ini dan menularkannya kepada pasangan melalui hubungan seks.
Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis (TV). Tidak
semua pengidapnya akan mengalami gejala. Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi
parasit ini tidak mengalami gejala apa pun.

o Tanda dan Gejala Trikomoniasis


Gejala trikomoniasis dapat berkembang dalam sebulan setelah terkena infeksi. Pada
wanita, trikomoniasis berdampak pada Miss V dan saluran pembuangan urine atau
uretra. Sedangkan pada pria, trikomoniasis menyerang uretra, area Mr P seperti kulup
dan kelenjar prostat. Gejala yang bisa dialami oleh wanita, antara lain:

 Bagian perut bawah terasa sakit.


 Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan
intim.
 Cairan Miss V yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak bisa kental, encer,
atau berbusa. Keputihan bisa berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau
amis.
 Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang gatal juga
muncul di bagian paha dalam.

Sedangkan gejala yang bisa dialami oleh pria meliputi:


 Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
 Muncul cairan putih dari Mr P.
 Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung Mr P bahkan dapat
muncul saat ejakulasi.

o Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh sejenis parasit berukuran kecil yang disebut
Trichomonas vaginalis. Parasit ini biasanya disebarkan melalui hubungan seks tanpa
kondom atau saling berbagai alat/mainan seks. Penyakit ini tidak bisa ditularkan
melalui seks oral, seks anal, ciuman dan berbagi peralatan makan atau peralatan
pribadi bersama.

o Diagnosis Trikomoniasis
Diagnosis trikomoniasis bisa dipastikan dengan memeriksa sampel cairan vagina pada
wanita atau urine pada pria di laboraturium. Pemeriksaan ini umumnya memakan
waktu selama beberapa hari.Sekarang telah tersedia metode tes baru yang lebih cepat,
yakni rapid antigen test dan nucleic acid amplifcation. Namun keduanya memerlukan
biaya yang lebih mahal dibandingkan pemeriksaan cairan secara manual di
laboratorium. Jika seseorang positif terinfeksi trikomoniasis, pengobatan harus segera
dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.

o Pengobatan Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan obat antibiotic
jenis metronidazole atau tinidazole. Dokter akan meresepkan kedua obat ini dalam
dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Dalam kondisi tertentu, dokter hanya
meresepkan salah satu dari kedua obat itu dalam dosis yang besar.
Selama masa pengobatan, pasien diminta untuk menghindari hubungan seksual
sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Pasien juga wajib menghindari konsumsi
alkohol selama 24 jam setelah mengonsumsi metronidazole atau 72 jam setelah
mengosumsi tinidazole karena alkohol bisa menyebabkan mual dan muntah.

o Pencegahan Trikomoniasis
Beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi
trikomoniasis, di antaranya:

 Setia kepada satu pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan hubungan intim.
 Gunakan kondom saat berhubungan intim.
 Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom.
Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.
 Jika merasa telah terinfeksi, lebih baik tidak melakukan hubungan seksual dan
segera menghubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
 Pasangan juga harus mendapatkan pengobatan, dan dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual sebelum Anda dan pasangan selesai menjalani
pengobatan, serta tidak lagi menunjukkan gejala.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui hubungan
heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau rectum. Beberapa
penyakit menular seksual ini mencangkup Gonorhea, Syiphillis, Herpes genital dan HIV
/AIDS. Didalam paper dijelaskan penyebab dan tanda-tanda atau gejala dan penyakit menular
seksual antara lain pengeluaran cairan yang tidak normal dan saluran kencing atau liang
senggama (berbau amis, keputihan yang banyak sekali) rasa nyeri atau sakit pada saat kencing
atau saat berhubungan seksual, lecet, luka kecil yang disertai dengan pembengkakan kelenjar
getah bening, dll. Adapun pencegahan atau penanggulangan PMS tergantung dari jenis-jenis
PMS yang dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-menular-seksual-pms
 https://www.alodokter.com/komunitas/topic/pemeriksaan-untuk-laboratorium
 https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/sifilis/diagnosis
 http://www.warmasif.co.id/archieves/artikel/seksologi.
 Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI
 http://www.kesrepro.info/?q=node/312 2
 http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/3 . M a n u a b a , I B G ,
1 9 9 9 . Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Arcan.Jakarta.
 https://doktersehat.com/penyakit-menular-seksual-hpv/
 https://hellosehat.com/penyakit/human-papillomavirus-hpv/

Anda mungkin juga menyukai