1. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax cito ≤1 jam
TARGET : 80% (kesepakatan antara instalasi dengan SMF)
DO : Waktu tunggu (respon time) terhadap pasien yang dilakukan foto thorax cito dihitung pada saat pasien mendaftar sampai foto diterima petugas arsip. Target tercapai apabila jumlah pasien yang waktu tunggunya ≤ 1 jam, lebih atau sama dengan 80% dari jumlah total pasien foto thorax cito. Indikator mutu dihitung dengan cara jumlah foto thorax CITO yang waktu tunggunya ≤ 1 jam dibagi dengan jumlah total foto thorax CITO dikalikan 100%.
2. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax non cito ≤3 jam
TARGET : 80% (kesepakatan antara instalasi dengan SMF)
DO : Waktu tunggu (respon time) terhadap pasien yang dilakukan foto thorax non cito dihitung pada saat pasien mendaftar sampai foto diterima petugas arsip. Target tercapai apabila jumlah pasien yang waktu tunggunya ≤3 jam, lebih atau sama dengan 80% dari jumlah total pasien foto thorax non cito. Indikator mutu dihitung dengan cara jumlah foto thorax non CITO yang waktu tunggunya ≤ 3 jam dibagi dengan jumlah total foto thorax non CITO dikalikan 100%.
3. Reject film (kegagalan foto rontgen) ≤ 2 %
TARGET : ≤2 % (kesepakatan instalasi dengan SMF) DO : Kejadian kegagalan foto yang disebabkan oleh faktor teknis maupun penyebab lain, jumlah film yang rusak dihitung kemudian dibagi dengan total film yang telah digunakan selanjutnya dikalikan 100%. Target terpenuhi apabila foto yang rusak ≤2 % 2
Ketiga indikator mutu tersebut apabila dilihat dari skoring matriks prioritas sudah sesuai. Lebih lanjut dapat kita terangkan sebagai berikut :
SKORING MATRIKS PRIORITAS
NO DEFINISI SKOR SKOR 1 2 3 4 5
MIN MAX 1. High Risk Apabila 1 5 Kemungkinan besar terjadinya risiko tinggi : (Resiko indikator - jika foto thorax non cito lebih dari 3 Tinggi) yang dipilih jam dan foto thorax cito lebih dari 1 merupakan jam, maka penegakan diagnosa dan suatu kondisi pemberian obat terhadap pasien yang berisiko akan tertunda, akibatnya akan tinggi pada beresiko tinggi terhadap pasien pasien - Demikian pula apabila terjadi reject film / pengulangan foto akibat : salah foto, salah dalam teknik pemotretan, trouble pada saat proses pencetakan, akibatnya : pasien akan mendapatkan dua kali radiasi, penegakan diagosa dan pemebrian obat jadi tertunda Hal ini sangat beresiko tinggi terhadap pasien 2. High Apabila Sering (terjadi dalam minggu/bulan): Volume indikator - Foto thorax (baik cito maupun (Kejadian yang dipilih non cito) merupakan jenis Tinggi) merupakan pemeriksaan yang terbanyak di suatu kondisi instalasi radiologi yang sering - Sebelum dijadikan indikator terjadi mutu, waktu tunggu untuk pasien foto thorax cito / non cito tidak terpantau. - Waktu tunggu pasien thorax cito hanya ditargetkan SEGERA, 3
waktu tunggu pasien non cito
bisa sampai 24 jam bahkan pernah 2x24 jam - Reject film sebelum dijadikan indikator mutu tidak begitu diperhatikan, baik faktor penyebab maupun jumlah film yang rusak. Tetapi dengan dimasukkannya reject film sbg indikator mutu reject film lebih bisa dikendalikan , faktor penyebab reject film bisa langsung diketahui. 3. High cost Apabila Kemungkinan besar untuk terjadinya (Biaya indikator kerugian keuangan yang besar : Tinggi) yang dipilih - Reject film /pengulangan pemotretan merupakan tidak hanya berakibat negatif suatu kondisi terhadap pasien, namun RS akan yang menanggung biaya untuk pembelian menimbulkan film ganda dan listrik. kerugian - Dengan penerapan sistem BPJS, keuangan tertundanya penegakkan diagnose yang besar dan pengobatan terhadap pasien berakibat pasien akan lebih lama tinggal di RS, hal ini jelas akan menambah biaya pengeluaran RS - Pengulangan pemotretan rawan terjadi tuntutan dari pasien, baik secara hukum maupun materi 4. Problem Apabila Kemungkinan sangat besar untuk Prone indikator menimbulkan masalah : (Rawan yang dipilih - jika foto thorax non cito lebih masalah) merupakan dari 3 jam dan foto thorax cito suatu kondisi lebih dari 1 jam serta reject film yang rawan lebih dari 2 % tentu akan masalah menimbulkan masalah berupa 4
komplain dari pasien dan
keluarganya, kita dianggap tidak bisa melayani pasien dengan baik. Komplain pasien dapat berujung tuntutan baik secara hukum maupun materi. - Pasien akan lebih lama opname di RS, hal ini jelas merugikan RS dari segi efisiensi keuangan (pemborosan)
5. Efek Apabila Kemungkinan sangat besar untuk
Domino indikator menimbulkan efek perbaikan terhadap (Dampak mutu yang pelayanan yang lain : beruntun) dipilih - jika waktu tunggu foto thorax merupakan non cito sama atau kurang dari suatu kondisi 3 jam dan foto thorax cito sama yang dapat atau kurang dari 1 jam dapat menimbulkan tercapai, maka penegakan efek diagnosa dan pemberian obat perbaikan terhadap pasien akan cepat terhadap terlaksanakan maka : pasien pelayanan akan lebih cepat sembuh, waktu yang lain tinggal di RS akan singkat hal ini jelas menguntungkan RS dari segi efisiensi (efek domino) - Demikian pula apabila tidak terjadi reject film / pengulangan foto akibat salah foto, salah dalam teknik pemotretan maupun penyebab lain akibatnya respon time akan berlangsung singkat, pasien akan aman dari radiasi yang berlebih, pasien akan cepat sembuh, terjadi efisiensi 5
keuangan RS karena tidak
mengeluarkan biaya untuk pembelian film ganda (efek domino) 6. Mampu Apabila Ya Ketiga indikator mutu di Instalasi Radiologi laksana indikator mampu untuk dilakukan pengukuran dan yang dipilih mampu untuk dilakukan perbaikan: mampu - Laporan ke bagian PE dilakukan untuk rutin tiap bulan dilakukan - Selalu dilakukan evaluasi setiap pengukuran bulan dan mampu - Masalah-masalah yang muncul untuk diselesaikan dengan melibatkan dilakukan berbagai profesi (dokter spesialis perbaikan radiologi, radiografer dan tenaga administrasi) - Dari hasil evaluasi, khusus untuk foto thorax non cito ≤ 3 jam dan reject film sudah mencapai target, sehingga perlu memunculkan indikator mutu yang baru dengan harapan mutu pelayanan di Instalasi radiologi semakin baik. Indikator mutu yang baru akan dimunculkan adalah : 1. Waktu tunggu thorax non cito ≤ 2 jam 2. Reject film ≤ 1 %