Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan Fisika Inti

PELURUHAN RADIOAKTIVITAS

(ALFA, BETA DAN GAMMA)

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Triwahyu Ramadhani (4151121071)

Utia Rahmah (4151121072)

Wike Nur Febriani (4151121074)

Yuni Choirun Nisa Siregar (4152121079)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
Peluruhan Radioaktif

a. Peluruhan Partikel Alfa


Partikel alfa (α) didefinisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti
helium. Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga dapat
dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4). Oleh karena partikel alfa terpecah dari
inti atom radioaktif, partikel ini tidak memiliki elektron. Dengan demikian,
partikel alfa memiliki muatan +2. Partikel alfa (α) merupakan partikel inti Helium
yang bermuatan positif (kation dari unsur Helium, He2+). Akan tetapi, elektron
pada dasarnya bebas, mudah untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi,
secara umum, partikel alfa (α) dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan
cepat mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai
ion).
Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan dan
memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan inti dengan


membebaskanpartikel alfa. Isotop baru yang terbentuk pada proses peluruhan ini
adalah isotop baru dengan nomor massa 222 (yang diperoleh dari 226 – 4) dan
nomor atom 84 (yang diperoleh dari 88 – 2).

b. Peluruhan Partikel Beta


Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta
(electron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah electron peluruhan ini
disebut sebagai peluruhan beta minus (β-), sementara pada pemancaran positron
disebut sebagai beta plus (β+).
1. Peluruhan beta minus
Sebagai contoh:

228
Ra88 228
Ac89 + 0β-1

2. Peluruhan beta plus


Sebagai contoh:

230
Pa91 230
Th90 + 0β+1

3. Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron merupakan jenis peluruhan inti yang jarang terjadi.
Dalam peluruhan ini, elektron dari tingkat energi yang lebih dalam (misalkan
subkulit 1s) akan ditangkap oleh inti atom. Elektron tersebut akan bergabung
dengan proton pada inti atom membentuk neutron. Akibatnya, nomor atom
berkurang satu dan nomor massanya tetap sama.
1p
1
+ -1e
0
→ 0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat penangkapan elektron pada
Polonium-204 (Po-204) sebagai berikut:
84Po
204
+ -1e
0
→ 83Bi
204
+ sinar-X
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron dapat terjadi saat
penangkapan sebuah elektron. Isotop dengan perbandingan n/p rendah dapat
mengalami penangkapan elektron (e-). Hal ini terjadi karena reaksi ini
menyebabkan jumlah proton berkurang satu dan jumlah neutron bertambah satu,
sehingga menaikkan perbandingan n/p.
Penangkapan elektron pada subkulit 1s menyebabkan kekosongan pada
subkulit 1s. Elektron yang berasal dari subkulit lain dengan level energi yang
lebih tinggi akan “turun” untuk mengisi kekosongan ini disertai pembebasan
sejumlah energi dalam bentuk sinar X yang tidak tampak.

c. Pemancaran Radiasi Gamma


Partikel alfa (α) dan partikel beta (β) mempunyai karakteristik materi.
Keduanya memiliki massa tertentu dan menempati ruang. Namun, karena tidak
ada perubahan massa yang berhubungan dengan pemancaran sinar gamma (γ),
kita dapat menyatakan bahwa pemancaran sinar gamma (γ) sebagai pemancaran
radiasi gamma (γ). Radiasi gamma (γ) sangat menyerupai sinar X, yaitu radiasi
dengan energi tinggi dan memiliki panjang gelombang pendek (short wavelength).
Radiasi sinar gamma umumnya disertai dengan pemancaran partikel alfa dan
partikel beta. Tetapi, biasanya tidak dinyatakan pada persamaan reaksi inti yang
disetarakan.

Melepaskan sejumlah besar radiasi sinar gamma. Isotop ini sering digunakan
untuk pengobatan kanker dengan metode radiasi. Paramedis akan mengarahkan
sinar gamma ke tumor, sehingga sinar tersebut diharapkan dapat merusaknya.

Anda mungkin juga menyukai