Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Analisa volumetri adalah analisa kimia secara kuantitif yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
larutan dan kadar suatu sampel dengan metode titrimetri. Pada percobaan ini menggunakan analisa
volumetri asidimetri dan alkalimetri. Titrat berada dalam labu Erlenmeyer, yang dititer sedikit demi
sedikit hingga memperoleh warna merah muda lembayung, menunjukan TAT. Menggunakan sampel
asam cuka dengan larutan standar NaOH 0,1 N yang telah distandarisasi dengan larutan baku primer
H2C2O4 0,1 N. Berdasarkan analisa volumetri didapatkan kadar asam cuka sebesar 49,8186%.
Kata kunci: Analisa volumetric, TAT, TE, larutan standar, larutan baku primer
Pendahuluan
Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, Asam-asam lemak,
dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentuan dari pada alkalinitas, karena
dua contributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan volatile yang segera hilang dari
sampel (Hidayat, 2009).
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang
diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air.
Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan
dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut
dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan
pH. Alkalinitas optimal pada nilai90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis
5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran
tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya (Hidayat, 2009).
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir
kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pembuffferan dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat
dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan
ppm (mg>l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100
ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari100 ppm disebut sebagai
lunak atau tingkat alkalinitas sedang (Dewi, 2007).
Bahan dan Metode
Volume
TitrasiKe- Volume NaOH (ml) H2C3O4.2H2O
(ml)
1 24,2 25
2 24,9 25
Rata-rata 24,55
1 11,57 25
2 8,7 25
Rata-rata 10,2
Perhitungan
Standarisasi NaOH 0,1 N
NNaOH = 0.2035 N
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan Analisa volumetric asiditas dan alkalinitas yang bertujuan untuk
menentukan kadar senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel. Pada pembuatan
larutan baku NaOH 0,1 N perlu menggunakan air yang terbebas dari CO2 yang nantinya akan
digunakan untuk melarutkan NaOH (Rizqi Sunarso,2014)
Pada proses praktikum standarisasi larutan NaOH dan penentuan kadar asam cuka ini selalu
menggunakan cara titrasi atau titrimetri, karena penetapan kadar secara tirimetri atau volumteri
memliki kelebihan dibanding secara gravimetric yaitu mempunyai tingkat ketelitian hingga 1
bagian dalam 1000 (Rizqi Sunarso,2014)
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara asam
oksalat (sebagai asam lemah) dan NaOH (sebagai basa kuat). Pada pembuatan larutan ini
digunakan indikator fenolftalein. Indikator ini digunakan karena tak berwarna dengan pH antara
8,3 – 10,0 aka mempermudah dalam mengetahui bahwa dalam proses sudah mencapai titik
ekivalen. Perubahan warna ini adalah berubah menjadi warna ungu yang konstan yang semula
berwarna bening. (RhacaTriata,2013)
Titik ekivalen adalah titik kesetaraan yaitu suatu akhir reaksi secara teoritis dimana reaksi
berjalan secara stoikiometri. Penentuan titik ekivalen biasanya sukar untuk ditentukan lehmata
terutama untuk karurtan yang tidak berwarna, padahal kesempurnaan reaksi harus dapat diamati dan
dideteksi setiap perubahannya. Untuk menetukan perubahan ini maka digunakan indicator (W
AfifMufida, 2012)
Volume NaOH yang diperlukan adalah sebanyak 24,55 mL dihitung dari jumlah rata-rata 2 kali
percobaan. Dengan nor malitas NaOH yang telah didapat digunakan untuk menghitung normalit
asam cuka dengan volume rata-rata asam cuka.
Kesimpulan
Analisa volumetric digunakan untuk menetukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang
terdapat dalam suatu sampel. Cara yang digunakan untuk volumetric adalah titrasi asam-basa.
Titrasi netralisasi, yakni reaksi antara asam yang melepas ion hidrogen (H +) dan basa yang melepas
ion hidroksida (OH-). Pada praktikum ini, larutan yang akan dititrasi adalah asam asetat dan NaOH.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar asam asetat dalam sampel. Hasilnya, kadar asam asetat
dalam sampel adalah 49,8168% sedangkan normalitas NaOH adalah 0,2035%.
Daftar pustaka
Dewi, A. 2007.Pencemaran air. Jakarta.
Hidayat, A. 2009.AsiditasdanAlkanitas . Jakarta.