Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH KEJELASAN STATUS FTZ BINTAN TERHADAP

OPTIMALISASI PEMBANGUNAN JEMBATAN BATAM – BINTAN

Sejak bergulirnya rencana pembangunan jembatan penghubung Batam – Bintan pada 2005
lalu, sejumlah kajian terus dilakukan hingga akhirnya disetujui oleh presiden setelah kembali
diajukan oleh gubernur kepri pada 5 Maret 2018 lalu bersamaan dengan enam usulan proyek
strategis lainnya yakni pembangunan KEK Tanjung Sauh, KEK Galang Batang, KEK Pulau
Asam, Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, pengembangan dan modernisasi Bandara
Hang Nadim dan pembangunan LRT (Ligy Raoit Transit). Jembatan ini diyakini akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi propinsi Kepri pada umumnya dan Bintan serta Batam
khususnya.
Jembatan penghubung Batam - Bintan ini pertama kali diinisiasi oleh Batam Industrial
Development Authority (BIDA) pada 2005. Pada tahun 2012, studi kelayakan juga telah
dilakukan oleh sebuah perusahaan dari Korea namun proyek ini terhenti dan kemudian kembali
menjadi rencana pembangunan Jembatan Batam - Bintan di Kementerian Pekerjaan Umum
(PU) dan Perumahan Rakyat (PR) RI. Pembangunan jembatan ini juga memakai konsep
jembatan penghubung Hongkong – Shenzen dimana kedua kawasan tersebut saling
mengangkat perekonomian masing-masing kawasan. Konsep ini juga diterapkan di Singapura –
Johor Baru. Sementara pada jembatan Batam - Bintan, Bintan sebagai pusat logistic dan
Bintan sebagai pusat produksi.
Namun di samping rencana pembangunan yang terus bergulir, proyek yang diperkirakan
menghabiskan anggaran sebesar 4 triliun dengan panjang 7 kilometer tersebut juga baru bisa
optimal jika status FTZ, KEK dan kawasan yang tak termasuk keduanya di pulau Bintan
diperjelas. Hingga saat ini, masih terdapat tumpang tindih kebijakan antara status FTZ dan KEK
antara kabupaten Bintan dan kota Tanjungpinang karena lokasi FTZ dan KEK yang tersebar di
antara kedua kawasan tersebut. sementara kejelasan kebijakan ini akan membuat investor
semakin tertarik untuk berinvestasi di kawasan ini untuk akhirnya memicu pertumbuhan
ekonomi. Kejelasan status ini juga berimbas besar pada optimalnya pembangunan jembatan
penghubung Batam-Bintan jika nantinya terealisasi. Selain diharapkan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, pembangunan jembatan ini juga berfungsi untuk mempermudah dan
mengefisienkan mobilisasi orang, kendaraan, barang dan jasa industri serta pasokan air bersih
dan gas dari Batam – Bintan. Sehingga jembatan ini nantinya akan dilengkapi dengan LRT dan
MRT untuk membawa penumpang.
Sumber artikel dan gambar :
http://prokepri.com
http://suarasiber.com
https://kumparan.com
http://batam.tribunnews.com
https://republika.co.id
https://properti.kompas.com
http://kominfo.kepriprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai