Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Tengah
Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Tengah
Alat Musik Tradisional yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) antara
lain: Bonang, Demung, Gambang, Gamelan, Gender, Gong, Kendang,
Kentongan, Kenong, Saron, Siter dan Celempung, Slenthem, Suling atau
seruling.
Bonang
Bonang
Bonang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam-logam seperti
kuningan, perunggu, atau besi. Cara memainkannya, bonang dipukul
menggunakan pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dilapisi
dengan kain atau karet. Ada 2 jenis bonang, pertama adalah bonang
barung yang berukuran lebih besar dan bonang penerus yang berukuran
lebih kecil.
Demung
Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan. Demung adalah saron yang berukuran besar. Alat musik ini
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul khusus. Ada 2
jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu demung Slendro dan
demung Pelog. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran dan bunyi yang
dihasilkan.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau
menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan
jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola tertentu. Cepat
lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando
dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan
keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, demung
ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.
Gambang
Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari
bahan kayu dan difungsikan sebagai pangrengga lagu. Instrumen ini
berbentuk rangkaian 20 bilah nada dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan tabung khusus. Irama gambang bisa menghasilkan irama
do re mi fa so la si do.
Gamelan
Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang
diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an
yang menjadikannya kata benda.
Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada
Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik
Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan
keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada
umumnya oleh masyarakat Jawa.
Gender
Gender
Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) adalah alat musik pukul logam
(metalofon) yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali.
Alat ini memiliki 10 sampai 14 bilah logam (kuningan) bernada yang
digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan
diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau
kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga
nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga
gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang.
Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada
gamelan Jawa.
Gong
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang
terbuat dari perunggu atau logam lain, berbentuk bundar dan besar
seperti kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, gong
mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas mistranya diberi
variasi ular naga yang dibuat dari kayu. Dalam kesenian Betawi
instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari
Topeng Gong, dan sebagainya. Dipukul dengan alat pemukul yang empuk
bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara, digantung dengan
mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda
akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.
Kendang
Kendang
Kendang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa
atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan
bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan kulit
kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan
ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali
rotan, yang dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada
dasar. Semakin kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula suara
yang dihasilkannya. Cara memainkannya adlah dengan memukul
permukaan kulit dengan telapak tangan.
Kenong
Kenong
Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa.
Kenong biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat
ini merupakan pengisi akor atau harmoni dalam permainkan gamelan,
kenong berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra, menegaskan irama.
Kenong juga termasuk dalam alat musik berpencu, namun ukuran lebih
besar daripada bonang. Alat ini juga dipukul menggunakan alat pemukul
kayu yang dililitkan kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tapi biasanya
sekitar 10 buah.
Saron
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau
menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan
keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan
jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan
kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada
gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras.
Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Siter
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan
untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan
ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk
menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan
jari tangan kiri berada di atas senar.
Slenthem
Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari
lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di
atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema
yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa
kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya
pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki
versi slendro dan versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki
rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro memiliki rentang
nada C, D, E, G, A, C'.
Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila
menggunakan balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu
misalnya demung imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi
kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh
dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi slenthem
harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang
ditabuh cepat, misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan
perangan.