herimj23@yahoo.com
Abstrak
Kata Kunci: Foot Care Education, Praktik Perawatan Kaki, Risiko Ulkus Kaki Diabetik
berhasil disembuhkan, hal tersebut tidak salah satunya adalah ulkus kaki diabetik
menjadikan penderita terbebas dari risiko (Dinkes Kuningan, 2015).
kekambuhan. Sekitar 30-40% penderita Penelitian ini dilakukan dengan
ulkus kaki diabetik yang berhasil tujuan untuk mengetahui efektifitas foot
disembuhkan mengalami kekambuhan care education terhadap perbaikan praktik
pada tahun pertama kesembuhan. Sehingga perawatan kaki dalam upaya pencegahan
keadaan tersebut akan lebih memperburuk ulkus kaki diabetik pada diabetisi di
kualitas hidup penderita (Iraj et al, 2013; Wilayah Kabupaten Kuningan.
Bus et al, 2013).
Mengingat dampak yang
ditimbulkannya tersebut, maka diperlukan Metode Penelitian
penanganan yang cermat terkait
pencegahan terhadap risiko terjadinya Penelitian ini menggunakan 2
ulkus kaki maupun amputasi pada metode penelitian yakni observasional
penderita DM, yang salah satunya adalah analitik “cross sectional” dan quasi
patient education yang seharusnya menjadi experimental dengan rancangan pre-post
poin utama dalam pengelolaan DM. test dengan 2 kelompok yang terdiri dari
Patient education bertujuan untuk kelompok intervensi dan kelompok
mengubah perilaku dan mempromosikan kontrol. sampel ditentukan dengan tehnik
self management penderita DM terhadap total sampling dimana kami melakukan
perubahan kondisi kesehatan yang survei pada seluruh diabetisi yang
dialaminya (Saurabh et al, 2014; melakukan kunjungan rawat jalan di
Kurniawan & Petpichetchian, 2011). Poliklinik Penyakit Dalam RSUD 45
Seperti pada penelitian Desalu et al (2011) Kuningan selama bulan Juli 2018. Adapun
dengan judul “Diabetic Foot Care: Self jumlah diabetisi yang melakukan
Reported Knowledge and Practice Among kunjungan rawat jalan selama bulan Juli
Patients Attending There Tertiary 2018 adalah sebanyak 317 diabetisi. Dan
Hospitals in Nigeria” yang membuktikan 234 diantaranya merupakan pasien
bahwa mayoritas pasien dengan praktik diabetisi yang belum pernah mendapatkan
perawatan kaki yang buruk memiliki pelayanan foot care education selama
pengetahuan mengenai perawatan kaki menjalani perawatan yang kami gunakan
yang buruk pula yaitu sekitar 78,4%. sebagai sampel pada pre-post test. Akan
Sejalan dengan penelitian tersebut, tetapi dari 234 sampel tersebut terdapat 15
Kurniawan & Petpichetchian (2011) dalam diabetisi yang mengundurkan diri dan tidak
penelitiannya memaparkan bahwa dengan bersedia menjadi responden dalam
adanya perbaikan terhadap perilaku penelitian ini. Sehingga total sampel untuk
penderita DM khususnya terkait perawatan rancangan pre-post test terdapat 220
kaki diharapkan dapat meminimalkan diabetisi yang dibagi menjadi 110
risiko terjadinya komplikasi ulkus kaki, kelompok intervensi dan 110 lainnya
amputasi, dan/atau kematian penderita. menjadi kelompok kontrol.
Kabupaten Kuningan merupakan Pengumpulan data dilakukan
salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa dengan menggunakan kuesioner praktik
Barat Indonesia yang menempatkan DM perawatan kaki yang diadaptasi dari
pada urutan pertama penyakit yang paling kuesioner question determining the
banyak menjalani perawatan inap di knowledge and practices about foot
Rumah Sakit dengan jumlah kasus 968 carequestion determining the knowledge
penderita pada sepanjang tahun 2015 and practices about foot care yang
silam, dengan 42 penderita diantaranya dikembangkan oleh Hasnain & Sheikh
meninggal dunia akibat berbagai pada tahun 2009, dan pemeriksaan kaki
komplikasi yang ditimbulkannya yang Inlow’s 60 Second Diabetic Foot
Tabel 1. Hubungan antara Foot Care Education dengan Praktik Perawatan Kaki dan
Risiko Ulkus Kaki Diabetisi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan
Kabupaten Kuningan Jawa Barat Bulan Juli 2018 (n=317)
Pengaruh Foot Care Education 0,05. Pada uji Mann Whitney U (Tabel 3)
Terhadap Praktik Perawatan Kaki didapatkan bahwa terdapat perbedaan
status paraktik perawatan kaki yang
Hasil uji Wilcoxon (Tabel 2) pada signifikan antara kelompok intervensi dan
kelompok intervensi dan kontrol kelompok kontrol pada posttest dengan p-
didapatkan p-value pada masing-masing value 0,000 < α 0,05.
kelompok sebesar 0,000 dan 0,074. Dengan demikian dapat
Dengan demikian dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pemberian pelayanan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan foot care education pada diabetisi cukup
antara status praktik perawatan kaki efektif dalam meningkatkan praktik
pretest dan posttest pada kelompok perawatan kaki oleh diabetisi. Dengan
intervensi dengan p-value 0,000 < α 0,05. praktik perawatan kaki yang baik,
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diharapkan dapat mencegah terjadinya
ada perbedaan yang signifikan dari status ulkus kaki pada diabetisi terutama pada
praktik perawatan kaki pada pretest mereka yang berisiko tinggi.
maupun posttest dengan p-value 0,074 > α
Status Praktik
F % Mean Rank p-value
Perawatan Kaki
Kelompok Intervensi
Pre test 1,39
Baik 43 60,9 Negatif 2
Kurang 67 39,1 Positif 54 0,000*
Post test 1,86 Ties 54
Baik 95 86,4
Kurang 15 13,6
Kelompok Kontrol
Pre test 1,40
Baik 44 40,0 Negatif 14
Kurang 66 60,0 Positif 6 0,074
Post test 1,33 Ties 90
Baik 36 32,7
Kurang 74 67,3
*Bermakna pada α: 0,05
Pretest Posttest
Kelompok
N Nilai Z p-value N Nilai Z p-value
Intervensi 110 110
-0,138 0,891 -8,086 0,000*
Kontrol 110 110
*Bermakna pada α: 0,05