Anda di halaman 1dari 7

Ciptaan disebarluaskan di bawah

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:


HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

EFEKTIFITAS FOOT CARE EDUCATION TERHADAP PRAKTIK


PERAWATAN KAKI DALAM UPAYA PENCEGAHAN RISIKO
ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES
DI WILAYAH KABUPATEN KUNINGAN

Heri Hermansyah, Azis Setiawan, Yana Hendriana

Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

herimj23@yahoo.com

Abstrak

Kejadian ulkus kaki diabetik memiliki kecenderungan mengalami peningkatan seiring


dengan meningkatnya diabetisi dan sering kali berakhir dengan kecacatan dan kematian.
Kabupaten Kuningan menempatkan diabetes pada urutan pertama penyakit yang paling
banyak menjalani perawatan inap di Rumah Sakit dengan jumlah kasus 968 penderita pada
tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas foot care education terhadap
perbaikan praktik perawatan kaki dalam upaya pencegahan ulkus kaki diabetik pada diabetisi
di Wilayah Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan 2 jenis rancangan penelitian
yakni cross sectional dan quasi experimental yang melibatkan 317 diabetisi (cross sectional)
dan 220 diabetisi yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang perawatan kaki (quasi
experimental) sebagai sampel. Hasil penelitian ini adalah (1) status foot care education
merupakan faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan praktik perawatan kaki
diabetisi dan perkembangan risiko ulkus kaki dengan p-value 0,01; 0,02 (Chi Square Test).
(2) Terdapat perbedaan status praktik perawatan kaki yang signifikan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada posttest dengan p-value 0,000 < α 0,05 (Mann Whitney
U Test). Dengan hasil ini, diharapkan pelayanan edukasi perawatan kaki pada tatanan
pelayanan kesehatan dapat dioptimalkan guna meningkatkan praktik perawatan kaki oleh
diabetisi untuk mencegah terjadinya komplikasi ulkus kaki terutama pada mereka yang
berisiko tinggi.

Kata Kunci: Foot Care Education, Praktik Perawatan Kaki, Risiko Ulkus Kaki Diabetik

Pendahuluan Indonesia mengalami ulkus kaki diabetik


yang menyebabkan kejadian amputasi
terbanyak yaitu sekitar 85% (Perkeni,
Penyakit neuropati merupakan 2009; Waspadji, 2009). Peningkatan
salah satu komplikasi yang paling banyak terhadap kejadian diabetic foot ulcer dan
ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus amputasi secara tidak langsung dapat
(DM) yaitu sekitar 60% dari komplikasi memperburuk keadaan sosial, ekonomi
lainnya, dan 15% diantaranya maupun psikologis penderita. Hal ini
menimbulkan ulkus kaki diabetik. berhubungan dengan lama waktu
Peningkatan prevalensi ulkus kaki diabetik perawatan yang dibutuhkan untuk proses
sejalan dengan peningkatan jumlah penyembuhan ulkus diabetik yang pada
penderita DM dan sering kali berakhir akhirnya berdampak pada meningginya
dengan kecacatan dan kematian. beban biaya perawatan bagi penderita dan
Diperkirakan sebesar 25% penderita DM di keluarga. Meskipun kadangkala ulkus

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 52


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

berhasil disembuhkan, hal tersebut tidak salah satunya adalah ulkus kaki diabetik
menjadikan penderita terbebas dari risiko (Dinkes Kuningan, 2015).
kekambuhan. Sekitar 30-40% penderita Penelitian ini dilakukan dengan
ulkus kaki diabetik yang berhasil tujuan untuk mengetahui efektifitas foot
disembuhkan mengalami kekambuhan care education terhadap perbaikan praktik
pada tahun pertama kesembuhan. Sehingga perawatan kaki dalam upaya pencegahan
keadaan tersebut akan lebih memperburuk ulkus kaki diabetik pada diabetisi di
kualitas hidup penderita (Iraj et al, 2013; Wilayah Kabupaten Kuningan.
Bus et al, 2013).
Mengingat dampak yang
ditimbulkannya tersebut, maka diperlukan Metode Penelitian
penanganan yang cermat terkait
pencegahan terhadap risiko terjadinya Penelitian ini menggunakan 2
ulkus kaki maupun amputasi pada metode penelitian yakni observasional
penderita DM, yang salah satunya adalah analitik “cross sectional” dan quasi
patient education yang seharusnya menjadi experimental dengan rancangan pre-post
poin utama dalam pengelolaan DM. test dengan 2 kelompok yang terdiri dari
Patient education bertujuan untuk kelompok intervensi dan kelompok
mengubah perilaku dan mempromosikan kontrol. sampel ditentukan dengan tehnik
self management penderita DM terhadap total sampling dimana kami melakukan
perubahan kondisi kesehatan yang survei pada seluruh diabetisi yang
dialaminya (Saurabh et al, 2014; melakukan kunjungan rawat jalan di
Kurniawan & Petpichetchian, 2011). Poliklinik Penyakit Dalam RSUD 45
Seperti pada penelitian Desalu et al (2011) Kuningan selama bulan Juli 2018. Adapun
dengan judul “Diabetic Foot Care: Self jumlah diabetisi yang melakukan
Reported Knowledge and Practice Among kunjungan rawat jalan selama bulan Juli
Patients Attending There Tertiary 2018 adalah sebanyak 317 diabetisi. Dan
Hospitals in Nigeria” yang membuktikan 234 diantaranya merupakan pasien
bahwa mayoritas pasien dengan praktik diabetisi yang belum pernah mendapatkan
perawatan kaki yang buruk memiliki pelayanan foot care education selama
pengetahuan mengenai perawatan kaki menjalani perawatan yang kami gunakan
yang buruk pula yaitu sekitar 78,4%. sebagai sampel pada pre-post test. Akan
Sejalan dengan penelitian tersebut, tetapi dari 234 sampel tersebut terdapat 15
Kurniawan & Petpichetchian (2011) dalam diabetisi yang mengundurkan diri dan tidak
penelitiannya memaparkan bahwa dengan bersedia menjadi responden dalam
adanya perbaikan terhadap perilaku penelitian ini. Sehingga total sampel untuk
penderita DM khususnya terkait perawatan rancangan pre-post test terdapat 220
kaki diharapkan dapat meminimalkan diabetisi yang dibagi menjadi 110
risiko terjadinya komplikasi ulkus kaki, kelompok intervensi dan 110 lainnya
amputasi, dan/atau kematian penderita. menjadi kelompok kontrol.
Kabupaten Kuningan merupakan Pengumpulan data dilakukan
salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa dengan menggunakan kuesioner praktik
Barat Indonesia yang menempatkan DM perawatan kaki yang diadaptasi dari
pada urutan pertama penyakit yang paling kuesioner question determining the
banyak menjalani perawatan inap di knowledge and practices about foot
Rumah Sakit dengan jumlah kasus 968 carequestion determining the knowledge
penderita pada sepanjang tahun 2015 and practices about foot care yang
silam, dengan 42 penderita diantaranya dikembangkan oleh Hasnain & Sheikh
meninggal dunia akibat berbagai pada tahun 2009, dan pemeriksaan kaki
komplikasi yang ditimbulkannya yang Inlow’s 60 Second Diabetic Foot

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 53


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

Screening Tool) yang disusun oleh


Canadian Association of Wound Care Gambaran Foot Care Education, Praktik
untuk memperoleh data terkait risiko ulkus Perawatan Kaki dan Risiko Ulkus Kaki
kaki diabetisi.
Pengisian kuesioner praktik 317 diabetisi dilibatkan dalam
perawatan kaki dilakukan 2 kali bagi yang penelitian ini. Terdapat lebih dari
termasuk ke dalam kelompok pre-post test. setengahnya yakni 234 diabtetisi (73,8%)
Penilaian kembali praktik perawatan kaki tidak pernah mendapatkan pelayanan foot
dilakukan pada kunjungan rawat jalan care education dari petugas pelayanan
kedua dengan durasi 1 bulan setelah kesehatan selama menjalani perawatan.
dilakukannya treatmen berupa foot care Sebagian besar diabetisi memiliki status
education pada kelompok intervensi. praktik perawatan kaki yang kurang baik
Analisis data dilakukan dengan (56,5%). Dan sekitar 54% diabetisi
menggunakan SPSS dengan uji Chi Square berisiko tinggi mengalami ulkus kaki
untuk menentukan adanya hubungan antara diabetik.
foot care education dengan praktik
Hubungan antara Foot Care Education
perawatan kaki dan risiko ulkus kaki
dengan Prakti Perawatan Kaki dan
diabetik. Sedangkan untuk mengetahui
Risiko Ulkus Kaki
efektifitas foot care education terhadap
perbaikan praktik perawatan kaki, kami Status foot care education diabetisi
analisis dengan melakukan uji statistik merupakan faktor yang memiliki hubungan
Wilcoxon pada masing-masing kelompok yang signifikan dengan praktik perawatan
yang berpasangan, dan uji Mann Whitney kaki (p-value 0,01) dan perkembangan
U pada kelompok yang tidak berpasangan. risiko ulkus kaki (p-value 0,02) yang
dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil Penelitian

Tabel 1. Hubungan antara Foot Care Education dengan Praktik Perawatan Kaki dan
Risiko Ulkus Kaki Diabetisi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD 45 Kuningan
Kabupaten Kuningan Jawa Barat Bulan Juli 2018 (n=317)

Foot Care Education


OR
Variabel Pernah Tidak p-value
(95% CI)
Pernah
Praktik F % F %
Perawatan kaki
Baik 46 14,5 92 29,0 1,91;
0,01*
Kurang 37 11,7 142 44,8 1,15-3,18
Total 83 26,2 234 73,8
Risiko Ulkus Kaki F % F %
Risiko Rendah 47 14,8 99 31,2 1,78;
0,02*
Risiko TInggi 36 11,4 135 42,6 1,07-2,95
Total 83 26,2 234 73,8
*Bermakna pada α: 0,05

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 54


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

Pengaruh Foot Care Education 0,05. Pada uji Mann Whitney U (Tabel 3)
Terhadap Praktik Perawatan Kaki didapatkan bahwa terdapat perbedaan
status paraktik perawatan kaki yang
Hasil uji Wilcoxon (Tabel 2) pada signifikan antara kelompok intervensi dan
kelompok intervensi dan kontrol kelompok kontrol pada posttest dengan p-
didapatkan p-value pada masing-masing value 0,000 < α 0,05.
kelompok sebesar 0,000 dan 0,074. Dengan demikian dapat
Dengan demikian dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pemberian pelayanan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan foot care education pada diabetisi cukup
antara status praktik perawatan kaki efektif dalam meningkatkan praktik
pretest dan posttest pada kelompok perawatan kaki oleh diabetisi. Dengan
intervensi dengan p-value 0,000 < α 0,05. praktik perawatan kaki yang baik,
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diharapkan dapat mencegah terjadinya
ada perbedaan yang signifikan dari status ulkus kaki pada diabetisi terutama pada
praktik perawatan kaki pada pretest mereka yang berisiko tinggi.
maupun posttest dengan p-value 0,074 > α

Tabel 2. Perbandingan Status Perawatan Kaki Sebelum dan Sesudah


diberikan Pelayanan Foot Care Education dengan Uji Wilcoxon (Kelompok
Intervensi n=110; Kelompok Kontrol n=110)

Status Praktik
F % Mean Rank p-value
Perawatan Kaki
Kelompok Intervensi
Pre test 1,39
Baik 43 60,9 Negatif 2
Kurang 67 39,1 Positif 54 0,000*
Post test 1,86 Ties 54
Baik 95 86,4
Kurang 15 13,6
Kelompok Kontrol
Pre test 1,40
Baik 44 40,0 Negatif 14
Kurang 66 60,0 Positif 6 0,074
Post test 1,33 Ties 90
Baik 36 32,7
Kurang 74 67,3
*Bermakna pada α: 0,05

Tabel 3. Hasil uji Mann Whitney U, Perbedaan Status Praktik Perawatan


Kaki Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi (n=110)
dan Kontrol (n=110)

Pretest Posttest
Kelompok
N Nilai Z p-value N Nilai Z p-value
Intervensi 110 110
-0,138 0,891 -8,086 0,000*
Kontrol 110 110
*Bermakna pada α: 0,05

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 55


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

Pembahasan diharapkan dapat meningkatkan praktik


perawatan kaki sehingga besarnya risiko
Penelitian ini menemukan adanya ulkus kaki pada diabetisi dapat dicegah.
hubungan yang erat antara foot care Seperti halnya yang telah disampaikan oleh
education, praktik perawatan kaki, dan American Diabetic Association (2016)
risiko ulkus kaki pada diabetisi dengan p- bahwa komplikasi kaki diabetik dapat
value masing-masing adalah 0,01 dan 0,02. dicegah dan dikurangi sebesar 50% dengan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang perawatan kaki yang baik.
berjudul “Assessment of Awareness and Oleh karenanya faktor terpenting
Practice Of Foot Care and Physical dalam upaya pencegahan kejadian ulkus
Activity Among People With Type 2 kaki diabetik yang sesungguhnya adalah
Diabetes Attending A Tertiary Care dengan memberdayakan diabetisi dengan
Teaching Hospital” yang dilakukan oleh cara meningkatkan pengetahuan tentang
Deepa et al (2017). Deepa et al perawatan kaki melalui pelayanan foot
menemukan bahwa terdapat hubungan care education secara konsisten oleh
yang signifikan antara tingkat pengetahuan penyedia layanan kesehatan.
dengan praktik perawatan kaki dengan p- Penelitian ini juga menemukan
value 0,001. Mereka mengungkapkan hasil bahwa melalui program pelayanan
bahwa rendahnya tingkat pengetahuan foot care education dapat meningkatkan
pasien diabetes tentang perawatan kaki praktik perawatan kaki yang lebih baik
dipengaruhi oleh kurangnya pendidikan pada diabetisi.
tentang perawatan kaki itu sendiri dari Hasil tersebut relevan dengan
penyedia layanan kesehatan. Hasil yang unggkapan Notoatmodjo (2010) bahwa
sama juga ditunjukkan oleh penelitian dengan adanya pendidikan kesehatan dapat
Robles et al (2017) dengan judul meningkatkan pengetahuan dan sikap,
“Knowledge and Practices of Diabetes perilaku, serta peningkatan status
Foot Care and Risk of Developing Foot kesehatan seseorang. Black & Hawks
Ulcers in México May Have Implications (2009) juga berpendapat hal yang sama
for Patients of Méxican Heritage Living in dimana dengan adanya program pelayanan
the US”. Hasil penelitiannya tersebut pendidikan kesehatan tentang perawatan
menemukan adanya hubungan yang kaki diharapkan terjadi perubahan perilaku
signifikan antara pengetahuan tentang diabetisi yang lebih konstruktif untuk
perawatan kaki, praktik perawatan kaki meningkatkan kemampuannya dalam
dan perkembangan risiko ulkus kaki mengelola kesehatannya sendiri termasuk
diabetik. Robles et al mengungkapkan mengontrol dan mencegah terjadinya
bahwa buruknya ketidaktahuan tentang komplikasi ulkus kaki melalui praktik
perawatan kaki memberi dampak pada perawatan kaki yang optimal.
buruknya juga praktik perawatan kaki pada Dengan adanya program edukasi
pasien diabetes. perawatan kaki yang tepat oleh penyedia
Berkaitan dengan hal tersebut layanan kesehatan diharapkan mampu
membuat kebanyakan dari penderita untuk mencegah dan memutus risiko
diabetes menunjukkan risiko kaki diabetik terjadinya ulkus kaki pada diabetisi. seperti
yang lebih besar sehingga dapat halnya yang dikemukan oleh Ren et al
menyebabkan mereka cenderung (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
mengalami komplikasi ulkus kaki lebih “Effect of Intensive Nursing Education on the
dini dibandingkan mereka yang memiliki Prevention of Diabetic Foot Ulceration Among
pengetahuan dan praktik perawatan kaki Patients with High-Risk Diabetic Foot: A
yang baik. Dengan adanya program Follow-Up Analysis” bahwa pendidikan
pelayanan pendidikan kesehatan tentang kesehatan secara intensif dapat membantu
perawatan kaki secara konsisten diabetisi untuk lebih aktif dalam mengelola
kesehatannya dan ini bermanfaat dalam

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 56


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

pencegahan dan penyembuhan faktor risiko Community Medicine and Public


penyakit kaki diabetik terutama bagi mereka Health. Vol 4(9): pp 3218-3223.
yang memiliki risiko tinggi. Desalu, O et al. (2011). Diabetic Foot
Care: Self Reported Knowledge and
Kesimpulan Practice Among Patients Attending
Theree Tertiary Hospitals in Nigeria.
Penelitian ini menemukan bahwa Ghana Medical Journal. Vol 45(2):
foot care education cukup efektif untuk pp 60-65.
memperbaiki praktik perawatan kaki dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan.
upaya pencegahan risiko ulkus kaki (2015). Profil Kesehatan Kabupaten
diabetik pada penderita diabetes. Hal ini Kuningan Tahun 2015. Kuningan:
dikarenakan adanya hubungan yang erat Dinas Kesehatan Kabupaten
antara foot care education dengan praktik Kuningan.
perawatan kaki dan risiko ulkus kaki. Hasnain, S & Sheikh, HS. (2009).
Knowledge and Practices Regarding
Foot Care in Diabetic Patients
Saran Visiting Diabetic Clinic in Jinnah
Hospital Lahore. Journal Pakistan
Dengan adanya temuan hasil Medical Association. Vol 59 (10): pp
penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian 659-687.
bagi penyedia layanan kesehatan Iraj, Bijan et al. (2013). Prevention of
khususnya pelayanan keperawatan untuk Diabetic Foot Ulcer. International
secara konsisten memberikan pelayanan Journal of Preventive Medicine. Vol
edukasi tentang perawatan kaki pada 4 (3): pp 373-376.
penderita diabetes. Kurniawan, T & Petpichetchian, W.
(2011). Case Study: Evidence-based
Daftar Referensi Interventions Enchancing Diabetic
Foot Care Behaviours Among
American Diabetes Association. (2016). Hospitalized DM Patients. Nurse
Standards of Medical Care in Media Journal of Nursing. Vol 1: pp
Diabetes. USA: The Journal of 43-45.
Clinical and Applied Research and Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Education, Vol 39 (1). Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Black Joyce & Hawks, Jane Hokanson. Perkeni. (2009). Hubungan Pengetahuan
(2009). Medical Surgical Nursing: dan Sikap Klien dengan Diabetes
Clinical Management for Positive Melitus Tipe 2 Tahun 2009. Jakarta:
Outcomes. Saunders: Elsevier. Perkeni.
Bus, SA et al. (2013). Effect of Custom- Ren, M et al. (2014). Effect of Intensive
made Footwear on Foot Ulcer Nursing Education on the Prevention of
Diabetic Foot Ulceration Among
Recurrence in Diabetes: A
Patients with High-Risk Diabetic Foot:
Multicenter Randomized Controlled A Follow-Up Analysis. PubMed. Vol 16
Trial. Diabetes Care. Vol 36: pp (9): 576-581.
4109-4116. Robles R, Bohorquez et al. 2017.
Deepa, LN et al. (2017). Assessment of Knowledge and Practices of Diabetes
Awareness and Practice Of Foot Foot Care and Risk of Developing
Care and Physical Activity Among Foot Ulcers in México May Have
People With Type 2 Diabetes Implications for Patients of Méxican
Attending a Tertiary Care Teaching Heritage Living in the US. PudMed.
Hospital. International Journal of Vol 43 (3): pp 297-303.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 57


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 02, DESEMBER 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i2.61
Internasional.

Saurabh, Suman et al. (2014). Waspadji, S. (2009). Diabetes Melitus,


Effectiveness of Foot Care Education Penyulit Kronik dan Pencegahannya.
Among People with Type 2 Diabetes Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
in Rural Puducherry, India. Indian
Journal of Endocrinology and
Metabolism. Vol 18 (1): pp 106-110.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 58

Anda mungkin juga menyukai