Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
DI KABUPATEN LAHAT
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
DI KABUPATEN LAHAT
Di susun Oleh :
Nama : 1. Novita Sari (2015 312 004)
2. Zaidatul Imtinan (2015 312 005)
Program Studi : Teknik Kimia
Fakultas : Teknik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami haturkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Riset
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan Laporan ini, kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga Penelitian dan Laporan Penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. H. Bukman Lian., M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
PGRI Palembang.
2. Bapak Adiguna S.T., M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
PGRI Palembang.
3. Bapak Muhrinsyah Fatimura S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas PGRI Palembang.
4. Ibu Rully Masriatini, ST.MT., selaku Dosen Pembimbing Penelitian yang
telah berkenan untuk memberikan bimbingan, membina, memberi saran,
dan mengarahkan kami sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh saff Dosen Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas PGRI Palembang.
6. Kedua Orangtua Kami tercinta yang telah dengan ikhlas memberikan
dukungan baik secara moral maupun material.
7. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
PGRI Palembang.
8. Serta semua pihak yang telah terlibat dan turut membantu dalam
penyusunan Laporan Penelitian ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Dengan segala keterbatasan kami menyadari
iii
iv
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Peneletian ini dan
masih jauh dari kesempurnaan. Kami berharap Penelitian ini dapat bermanfaat
bagi kami penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya. Aamiin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN GAMBAR................................................................................ ix
BAB I.PENDAHULUAN
1.5 Manfaat........................................................................................... 5
5.2 Saran............................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Lahat ............ 7
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Lematang Lahat ...................... 30
\
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di wilayah kabupaten Lahat .............. 8
LAMPIRAN GAMBAR
Halaman
(DHL) ........................................................................................ 41
PENDAHULUAN
Air adalah suatu sumber daya yang harus dilestarikan keberadaannya dan dijaga terkait
kualitas maupun kuantitasnya. Perbedaan potensi sumber daya air akan berpengaruh pada
perbedaan kualitas dan kuantitas air sungai di tiap-tiap daerah, sehingga permasalahan yang
muncul terkait sumber daya air juga berbeda dalam pengelolaan dan perencanaan (Sudarmadji,
dkk., 2013).
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan dibumi. merupakan komponen
penting dalam lingkungan hidup yang akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen
lainnya. Sungai merupakan sumber air permukaan yang memberikan manfaat kepada kehidupan
manusia. Dari mata air sebagai awal mengalirnya air, melintasi bagian-bagian hulu sungai
hingga ke bagian hilir yang terjadi secara dinamis. Kedinamisan tersebut tergantung dari musim,
karakteristik alur sungai, dan pola hidup manusia disekitarnya. Kondisi ini menyebabkan baik
perkembangan lingkungan sungai dan kehidupan manusia. Lingkungan perairan seperti daerah
aliran sungai merupakan salah satu lingkungan yang paling sering terkena dampak pencemaran
Penurunan kualitas air dapat di indikasikan dengan adanya peningkatan kadar parameter
fisika terukur. Misalnya pada peningkatan kadar parameter warna, berubahnya warna air
menjadi kecoklatan hingga hitam dapat mengindikasikan adanya kandungan bahan kimia seperti
logam besi, mangan dan sianida yang berasal dari pembuangan limbah pabrik. Air yang
1
2
memiliki bau yang tidak enak, mengindikasikan salah satunya adanya pencemaran oleh bakteri
coli tinja (E.coli) yang dapat menyebabkan penyakit tipus. Jika air telah tercemar dengan logam
berat dan bakteri E.coli, maka secara otomatis air tersebut akan memiliki rasa (Handayani,
2018).
V/2018 tentang persyaratan kualitas air minum, yang disebut sebagai air minum adalah air yang
memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum. Penurunan kualitas air akan
menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari
sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam (Aryana,
2018).
Aktivitas penduduk di sekitar sungai menjadi penyebab penurunan kualitas air sungai
akibat tercemar berbagai limbah. Pencemaran yang terjadi pada sungai dapat mengganggu
Berdasarkan hasil observasi, Kabupaten Lahat merupakan salah satu daerah pegunungan
dengan sumber mata air yang melimpah. Salah satu sumber mata air di Kabupaten Lahat adalah
sungai Air Lematang yang terletak di Kabupaten Lahat. Air Lematang ini digunakan oleh warga
sekitar untuk berbagai keperluan termasuk untuk keperluan air minum. Mengingat pentingnya
kualitas air bagi kesehatan masyarakat maka penelitian mengenai studi kasus kualitas Air
Sementara itu, dalam upaya penyediaan air minum yang sesuai dengan standar baku, perlu
diberikan suatu cara pemecahan permasalahan air. Cara yang di berikan berupa upaya
penetralan air dari parameter-parameter fisika yang melebihi kadar maksimum sesuai dengan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan dikaji dalam
b. Mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan air sebagai upaya
Kabupaten Lahat dengan Parameter yang di uji meliputi pH, Temperatur, DHL,
d. Parameter-Parameter Yang di uji meliputi pH, Temperatur, DHL, TSS, Warna, Bau
dan Turbidity,
e. Pengukuran parameter fisika air dilakukan secara insitu dan ex situ. Pengukuran
secara in situ meliputi pengukuran pada parameter suhu dan pH air, sedangkan
pengukuran secara ex situ meliputi pengukuran pada parameter bau, turbidity, rasa,
warna, TSS (Total suspensid Solid), dan daya hantar listrik (DHL).
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai suatu langkah awal dalam
menganalisis kualitas air di daerahnya. Diharapkan secara mandiri masyarakat akan menentukan
langkah terbaik untuk menjaga sumber airnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarkat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Geografis
a. Topografi
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Lahat tergolong dataran tinggi, yang termasuk
pada alur Bukit Barisan dengan puncaknya yang tertinggi yaitu Bukit Selero dengan
ketinggian lebih kurang 954 meter dpl. Daerah dataran tinggi meliputi daerah-daerah
kecamatan Kota Agung, Tanjung Sakti Pumi, Tanjung Sakti Pumu, jarai dan sebagian
kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur. Daerah dataran rendah meliputi daerah
kecamatan Lahat, dan Kikim Tengah serta beberapa kecamatan lainnya. Wilayah
5
6
kabupaten Lahat memiliki ketinggian tanah bervariasi dari 25 meter hingga >1.000 meter
lebih.
b. Hidrologi
Kondisi hidrologi atau sumber air di Kabupaten Lahat berasal dari air permukaan
tanah dan air tanah. Air Permukaan tanah adalah sumber air yang berada di atas
permukaan tanah yang memenuhi persyaratan layak untuk dikonsumsi. Adapun jenis air
permukaan tanah di kabupaten lahat adalah sungai, danau dan tadah hujan. Kabupaten
Lahat mempunyai sungai besar dan sungai kecil (anak Sungai). Terdapat 5 (lima) sungai
Sumber:google
8
Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar
71% dari permukaan bumi. Menurut waktu dan tempat air dapat berubah kedalam tiga
bentuk/sifat yakni air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti
Air bersih secara fisika tidak memiliki warna, tidak berasa, dan tidak berbau pada
kondisi standar yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur
273°K (0°C). Kualitas air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nom
a. Akses dan kuantitas Air Bersih, terdiri dari kecukupan kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup sehari-hari dan kelancaran suplai air untuk kebutuhan hidup sehari-
b. Kualitas Air Bersih, terdiri dari bau, warna, turbidity dan rasa.
c. Sarana atau fasilitas Penyediaan Air Bersih, terdiri dari kualitas pemasangan pipa
Adapun sifat fisis air yang memenuhi syarat sebagai air minum dapat dilihat pada Tabel
2.2.
Nomor492/MENKES/PER/IV/2018)
1 Turbidity NTU 30
2 Warna - -
3 TSS %RPD 5%
6 pH - 6,5-8,5
10
2.4 Parameter pH
Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan
suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi
perairan bersifatasam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa. Adanya
karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air. Sementara itu, adanya
asam pada mineral bebas dan asam karbonat akan menaikkan keasaman suatu perairan.
kimia dan toksisitas dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh H 2S
yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan dengan nilai pH
rendah.
pH meter adalah suatu piranti pengukur voltase yang dirancang untuk digunakan dengan
Oleh karena itu diperlukan sensor temperatur (thermoprobe) pada rangkaian pH meter.
microprocessor.
11
Daya Hantar Listrik (DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk
meneruskan aliran listrik, oleh karena itu semakin banyak garam-garam (mineral) terlarut
yang dapat terionisasi semakin tinggi pula nilai DHL nya. Besarnya nilai daya hantar
Tingginya daya hantar listrik menandakan banyaknya jenis bahan organik dan
mineral yang masuk sebagai limbah ke perairan. Pada kondisi normal, Nilai DHL limbah
Sementara itu, alat yang digunakan dalam pengukuran daya hantar listrik adalah
µmhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah perhitungan banyaknya ion yang terlarut dalam
larutan sampel berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Pengukuran DHL berguna
untuk
Uji TSS (Total suspended Solid) mer upakan suatu cara untuk menguji
kadar total padatan terlarut dalam suatu air. Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis
padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan air
kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar
matahari masuk ke dalam air. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan
konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air
(Margareth, 2009).
Turbidity adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephlometere Turbidity Units).
(Romain,2014).
seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme
lainnya. Turbidity menyebabkan cahaya matahari tidak dapat masuk kedalam air sehingga
proses fotosintesis terganggu yang menybabkan adanya gangguan pada vegetasi lain
dalam air. Sebagai ukuran turbidity air dipakai skala yang dinyatakan dalam SiO 2 perliter
(Siti Khanafiyah, Upik Nurbaiti, & Sukiswo Supeni Edi, 2014).Pada peneltian ini
digunakan alat turbidimeter dengan satuan NTU.NTU adalah satuan standar untuk
mengukur turbidity.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
adalah data yang diperoleh dari hasil pengujian sampel di UPTD Laboratorium
Sungai Lematang Lahat merupakan sumber air yang sangat potensial yang
Pengambilan sampel air dilakukan pada tiga titik Sungai Lematang yaitu.
13
14
Pengambilan sampel air dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2019
sungai hulu yaitu Desa Pulau Pinang tepatnya di jembatan pulau pinang
sungai Hilir yaitu di Merapi Barat dimana tempat tersebut sudah ada galian C
alat berupa gayung danbotol sampel yang terbuat dari kaca kemudian disimpan dalam
3.3.1 Pengukuran pH
6989.11-2004
3.3.1.2 Prinsip
3.3.1.3 Bahan
suling.
3.3.1.4 Peralatan
d. Kertas tissue
e. Timbangan analitik
f. Termometer
b. Untuk contoh uji yang memiliki suhu tinggi, kondisikan contoh uji
3.3.1.6 Prosedur
air suling
meter.
SNI 06-6989.1-2004
3.3.2.2 Prinsip
3.3.2.3 Bahan
dikeringkan pada suhu 110 oC selama 2 jam dengan air suling dan
dikeringkan pada suhu 110oC selama 2 jam dengan air suling dan
dikeringkan pada suhu 110oC selama 2 jam dengan air suling dan
3.3.2.4 Peralatan
18
a. Timbangan Analitik
d. Konduktimeter
e. Termometer
instruksi alat).
3.3.2.6 Prosedur
SNI 06-6989.3-2004
3.3.3.2 Prinsip
Contoh uji yang homogen disaring dengan kertas saring yang telah
mencapai berat konstan pada suhu 103oC sampai dengan 105 oC.
3.3.3.3 Bahan
analysis procedures).
b. Air suling
3.3.3.4 Peralatan
105 oC
Pengaduk magnetik
Pipet volum
Gelas ukur
Cawan aluminium
Penjepit
Kaca arloji
Pompa vacum
setara
Pengawetan contoh
Pengurangan gangguan
mg.
dihilangkan.
langsung dikeringkan.
timbang.
22
3.3.3.7 Prosedur
c. Pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh uji
pencucian tambahan.
rangkaian alatnya.
3.3.3.8 Perhitungan
(𝐴 − 𝐵)𝑋 1000
𝑚𝑔 𝑇𝑆𝑆 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖, 𝑚𝐿
Dengan pengertian:
(𝑋1 − 𝑋2)
𝑅𝑃𝐷 = 𝑋 100%
(𝑋1 + 𝑋2)/2
Dengan pengertian:
Bila nilai RPD lebih besar 5%, penentuan ini harus diulang
SNI 06-6989.25-2005
3.3.4.2 Prinsip
3.3.4.3 Bahan
a. Air suling yang mempunyai daya hantar listrik kurang dari 2μm/cm
b. Larutan I
c. Larutan II
3.3.4.4 Peralatan
Nefelometer
Gelas piala
Botol semprot
Neraca Analitik
10 NTU
Secara skematis tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
Persiapan
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengambilan Sampel
Air
Pengukuran
Kualitas Air
Air
Hasil dan
Pembahasann
Simpulan dan
Saran
BAB 4
a. Titik Sampel 1
Letak sungai hulu berada di Desa Pulau Pinang tepatnya di jembatan pulau
pinang. Lokasi sungai dengan pemukiman cukup jauh dan jarang. Air sungai hulu
lebih bersih karena disekitar sungai belum terdapat perusahaan yang beroperasi di
Desa Pulau Pinang tersebut.
b. Titik Sampel
Letak Sungai tengah berada di Benteng tepatnya dibawa jembatan Benteng
dimana tempat tersebut Sudah sudah ada galian C misalnya pasir dan keramik dan
sungai tengah berada dikawasan pemukian pendudukan, sedangkan dipinggir sungai
merupakan lokasi wisata yang cukup strategis dalam membuang limbah khususnya
limbah cair. Dampak langsungnya adalah muncul bau tidak sedap serta perubahan
warna air.
c. Titik Sampel 3
Sedangkan Sungai Hilir berada di Merapi Barat dimana tempat tersebut sangat
jauh dari kawasan pemukiman penduduk namun sudah ada galian C dan juga
Perusahaan Tambang. Diindikasikan perusahaan tambang yang berada di daerah
Sungai Hilir turut menyumbang pencemaran khususnya ketika musim penghujan
tiba.
Jumlah parameter yang di uji, yaitu temperatur air,warna, bau, pH, DHL, TSS, dan
Turbidity. Sebagian besar dari parameterhasil uji laboratorium tergolong baik karena memenuhi
28
standar baku mutu, namun tetap ada yang masih melebihi standar bahkan ada parameter yang
/IV/2018)
Berasa Berasa
Suhu °C 25 28 28 27 25 °C Memenuhi
Berdasarkan Hasil Pengukuran Air Sungai Lematang Lahat. Temperatur Air di lapangan
dari titik sampel 1 yang nlai Temperatur nya 25 ˚C ke titik ke 2 Temperaturnya 28˚C dan titik
ke 3 nya Konstan yaitu 28˚C Perubahan Temperatur air ini lebih dipengaruhi oleh musim,
a. Parameter pH
10
9
8
7
6 Pengulangan 1
pH
5 Pengulangan 2
4 Rerata
3
2
1
0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
data di atas nilai pH cenderung fluktuatif karena disebabkan oleh perubahan suhu atau
150 Pengulangan 1
Pengulangan 2
100 Rerata
50
0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
µS/cm. sedangkan dari data di atas nilai DHL cenderung fluktuatif karena disebabkan oleh
banyaknya ion-ion yang terdapat didalam sampel tersebut namun masih memenuhi Standar
c. Parameter TSS
31
35
30
Pengulangan 1
25
Pengulangan 2
20
Rerata
15
10
5
0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
2019).
Volume : 1000 mg
Perhitungan TSS
Pengulangan 1 Pengulangan 2
𝐵 − 𝐴 𝑥 1000 𝐵 − 𝐴 𝑥 1000
𝑉 𝑉
= 14.378,6 = 14.688,8
𝑥1 − 𝑥2
% RPD = 𝑋 100
𝑥1 + 𝑥2 /2
14.688,8 − 14.378,6
= 𝑋 100
14.688,8 + 14.378,6 /2
32
= 2.13 %
Volume : 600 mg
Perhitungan TSS
Pengulangan 1 Pengulangan 2
𝐵 − 𝐴 𝑥 1000 𝐵 − 𝐴 𝑥 1000
𝑉 𝑉
= 44.730,67 = 44.816,33
𝑥1 − 𝑥2
% RPD = 𝑋 100
𝑥1 + 𝑥2 /2
44.816,33 − 44.730,67
= 𝑋 100
44.816,33 + 44.730,6 /2
= 0.19 %
: Pengulangn Kedua : 40 g =
40.000 mg
Volume : 350 mg
Perhitungan TSS
Pengulangan 1 Pengulangan 2
33
𝐵 − 𝐴 𝑥 1000 𝐵 − 𝐴 𝑥 1000
𝑉 𝑉
= 111..938,29 = 113.941,43
𝑥1 − 𝑥2
% RPD = 𝑋 100
𝑥1 + 𝑥2 /2
113.941,43−111.938,29
= 𝑋 100
113.941,43+111.938,29 /2
= 1.78 %
5%. sedangkan dari data di atas nilai DHL cenderung fluktuatif karena disebabkan perubahan laju
d. Parameter Turbidity
25
Turbidity (NTU)
20
Pengulangan 1
15 Pengulangan 2
Rerata
10
0
Titik 1 Titik2 Sampel
Titik Titik 3
: Pengulangn Kedua : 27
data di atas nilai turbidity cenderung fluktuatif karena di sebabkan oleh benda-benda halus yang
disuspensikan (seperti lumpur) namun masih memenuhi Standar Maksimum, yaitu 23.84 NTU.
35
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisa pengujian sampel Air Sungai Lematang (Sifat fisika)
di titik 01 , 02 dan 03 bahwasanya parameter-parameter yang di uji seperti pH,
DHL, Turbidity, dan TSS. Dari hasil Analisa UPTD Laboratorium Lingkungan
492/MENKES/PER/IV/2018
2. Dengan Tidak ada nya parameter yang melebihi kadar maksimum maka tidak
492/MENKES/PER/IV/2018
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka saran yang disampaikan
adalah:
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut secara kimia dan biologi dengan
2. Selanjutnya khusus untuk analisa dengan parameter Warna sebaiknya tidak di analisa
DAFTAR PUSTAKA
Aryana, I ketut. Analisis Kualitas Air dan lingkungan fisik pada Perlindungan Mata
Air di Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan I Kabupaten Tabanan. Tesis-S2
Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana Universitas Udayana
Handayani, 2010. Studi Awal tentang sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Karangduwur Kecamatan Kalikajar Kabupaten Swonosobo, Skripsi S-1.
UNNES
Irwan Muhammad, 2017. Kondisi Fisik Kimia Air Sungai Yang Bermuara di Teluk
Sawaibu Kabupaten Monokwari
Khanafiyah, S., U. Nurbaiti, & S.S Edi, 2014. Fisika Lingkungan. Badan Penerbit
Universitas Diponogoro: Semarang
Margareath, 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH 3).
Sianida (CN), dan Sulfida (S2-) pada Limbah Cair Bapedalsu. Makalah
FMIPA USU, Medan.
Romain, 2014. Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Menggunakan Parameter Fisika Berbasis
Mikrokontrolel ATMEGA8535
Sudarmadji, Suyono, dan Darmanto, D. 2013. Mata air: Perspektif Hidrologis dan
lingkungan. Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta .
Wardhana, W.A. 2011. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jakarta. PPMSL
37
--------
https://media.neliti.com/media/publications/132124-ID-none.pdf
Diakses 30 Maret 2019.
--------
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28755/Chapter%20
II.pdf?sequence=4&isAllowed=yDiakses 06 April 2019
--------
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiX0auuhfjgAhUN63MBHVFLCasQFj
AAegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Fppsp.nawasis.info%2Fdokumen%2
Fperencanaan%2Fsanitasi%2Fpokja%2Fbp%2Fkab.lahat%2FDraf%2520
BAB%25202.docx&usg=AOvVaw1eqJIH3d7R19paSEH3dovo Diakses
07April 2019
--------
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat