BAB VI
Penutup
6.1. Kesimpulan
Partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada anak dapat
dilihat dari kehadiran ibu di Posyandu serta capaian imunisasi dasar lengkap anak.
beberapa saja yang mengatakan jarang hadir dan tidak pernah hadir dalam
kegiatan imunisasi. Namun dilihat dari capaian imunisasi dasar lengkap anak di
yang diberikan imunisasi yaitu sebanyak 47 balita pada tahun 2013. Berdasarkan
jenis imunisasi yang diberikan, secara umum capaian imunisasi BCG, Polio, DPT,
Hepatitis B, dan campak masih sangat jauh di bawah Standar Nasional (80
persen). Hasil survey terhadap 67 responden tahun 2014 juga menunjukkan bahwa
status kelengkapan imunisasi dasar anak di Desa Lombok Barat sangat rendah.
Sebagian besar anak yang berusia 12-24 bulan, belum mendapatkan imunisasi
dasar secara lengkap (65,7%). Bahkan masih ada anak yang sama sekali belum
pernah mendapatkan imunisasi dasar yaitu sebesar 23,9%. Sedangkan anak yang
anak rendah, maka partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap anak
di Desa Lombok Barat masuk dalam kategori rendah. Adapun faktor-faktor yang
kegiatan imunisasi dasar di Desa Lombok Barat adalah dukungan yang berasal
dari Kepala Desa. Bagi masyarakat Suku Lauje yang ada di Desa Lombok Barat,
diperintahkan oleh Kepala Desa adalah demi kesejahteraan dan kebaikan warga
sehingga akan mematuhi apapun yang dikatakan oleh Kepala Desa. Masyarakat
sangat percaya kepada Kepala Desa yang dianggap tahu segalanya dan dapat
menghubungkan masyarakat dengan dunia luar dalam hal ini komunikasi dengan
orang atau masyarakat yang ada di luar wilayah Desa Lombok Barat.
mengatakan bahwa salah satu syarat terwujudnya partisipasi adalah adanya rasa
yang mulai tumbuh. Rasa saling percaya diciptakan melalui suatu niat yang baik
terserang penyakit. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang
paling sering terjadi atau yang paling sering menyerang anak-anak di Desa
Lombok Barat yaitu infeksi saluran pernapasan (ISPA) atau yang dalam bahasa
setempat lebih dikenal dengan nama hosa. Hasil wawancara mendalam bersama
ISPA. Tahun 2014 tercatat tiga orang anak meninggal karena ISPA.
6.2. Rekomendasi
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan, belum lama ini telah
khususnya kesehatan ibu dan anak dalam suatu kegiatan imunisasi. Namun,
Pertama, faktor pendidikan masih harus menjadi prioritas utama dalam upaya
cerminan dari pengetahuan ibu. Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi cara
berpikir dan pandangan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada anak. Dengan
pendidikan ibu akan lebih cerdas memilih dan menentukan pilihan, apakah akan
mengikutsertakan anak dalam kegiatan imunisasi dasar atau tidak. Semakin tinggi
pendidikan ibu, maka semakin positif arah pemikiran ibu tentang imunisasi dasar.
daerah terpencil seperti di Desa Lombok Barat, seharusnya lebih ditingkatkan lagi
agar pelayanan tersebut menjadi maksimal dan tepat sasaran. Karena pelayanan
yang baik, akan meningkatkan partisipasi ibu untuk mengikutsertakan anak dalam
kegiatan imunisasi dasar. Dan yang ketiga tentu saja dukungan sosial yang berasal
dari keluarga, tokoh masyarakat, serta pihak terkait akan semakin menuatkan
keinginan ibu untuk berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi dasar anak. Ketiga
hal tersebut sesuai dengan teori perilaku Green (Notoatmodjo, 2010B) yang