Anda di halaman 1dari 5

INFECTION CONTROL RISK ASSESSEMENT (ICRA)

PROSES STERILISASI

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT UMUM SENTRA MEDIKA SANGGAU
2019

1
A. Latar Belakang

Pasien dan tenaga kesehatan beresiko mendapatkan infeksi jika tidak melaksanakan tindakan
pencegahan infeksi. HAIs dapat dicegah/dikendalikan dengan beberapa strategi
pencegahan infeksi. Salah satu strategi pencegahan HAIs adalah dekontaminasi yaitu
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi.
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka
infeksi nosokomial di rumah sakit. Beberapa infeksi HAIs yang diakibatkan dari proses
sterilisasi adalah IDO (Infeksi Daerah Operasi).

B. Tujuan
1. Mengurangi resiko infeksi atau HAIs.
2. Memutuskan mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis kepada pasien,
petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumah sakit.
3. Mengurangi resiko terhadap pemaparan zat- zat kimia (detergen enzymatic,
desinfektan, natrium hipoklorit) pada petugas unit sterilisasi.

C. Aplikasi
Kajian resiko alat yang dilakukan strerilisasi ini diaplikasikan untuk :
1. Proses decontaminsi oleh petugas CSSD
2. Proses pembersihan/Cleaning oleh petugas CSSD
3. Proses setting dan packing oleh petugas CSSD
4. Proses sterilisasi oleh petugas CSSD
5. Penyimpanan
6. Distribusi alat bersih /steril

D. Kajian Resiko
Dalam hal sterilisasi ada beberapa resiko dapat terjadi, diantaranya:
1. Infeksi HAIs
Dapat terjadi pada proses sterilisasi yaitu
1) Infeksi yang disebabkan pada proses precleaning, cleaning, desinfeksi, dan
pengemasan yang kurang baik.
2) Infeksi yang disebabkan proses pencampuran desinfeksi / zat- zat kimia tidak sesuai
takaran/dosis sehingga sterilisasi tidak tercapai.
2. Tertusuk/tergores alat – alat medis yang runcing
3. Luka akibat terpapar zat -zat kimia
a. Luka karena pemaparan mata yaitu iritasi konjungtiva.

2
b. Luka karena pemapran pada kulit yaitu luka bakar pada kuli dan mukosa.
c. Luka akibat terkena pemaparan pada saluran nafas yaitu Iritasi pada saluran nafas.
d. Luka akibat tertelannya zat- zat kimia, yaitu kerusakan hati, potensial karsinogen.

Probabilitas Resiko Sistem


Potensial Risk/Problem Skor
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Proses decontaminasi/
√ √ √ 12
precleaning
Proses pembersihan/
√ √ √ 12
cleaning
Proses setting dan packing √ √ √ 4
Proses sterilisasi √ √ √ 6
Proses penyimpanan √ √ √ 6
Proses distribusi alat bersih √ √ √ 6

Keterangan:

Probabilitas Resiko Sistem yang ada


1 : Tidak pernah 1 : Klinis dan keuangan minimal 5 : Tidak ada
2 : Jarang 2 : Klinis dan keuangan sedang 4 : Jelek
3 : Kadang 3 : Masa perawatan memanjang 3 : Sedang
4 : Agak sering 4 : Berkurangnya fungsi 2 : Baik
5 : Sering 5 : Kehilangan nyawa 1 : Sangat baik

E. Kebijakan
Berdasarkan kajian tersebut, standar perlakuan diperlukan untuk proses sterilisasi baik pada
pasien maupun petugas terkait. Standart proses sterilisasi sebagai berikut :
1. Proses Precleaning
a. Petugas melakukan enam langkah cuci tangan.
b. Petugas menggunakan APD lengkap (topi, kaca mata/google, masker, apron,
sarung tangan rumah tangga dan sepatu boot).
c. Petugas mempersiapkan instrument dengan memisahkan instrument tajam dan
melakukan pembongkaran pada instrument dengan struktur rakitan agar proses
dekontaminasi dapat mengenai seluruh permikaan.
d. Mempersiapkan cairan enzymatic sesuai takaran.
e. Semua instrument kotor dimasukkan dalam cairan tersebut dan direndam selama
10-15 menit.

2. Proses Pembersihan/Cleaning
a. Pembersihan ruangan
1) Pembersihan ruangan dilakukan oleh petugas kebersihan.
2) Petugas menggunakan APD (penutup kepala, masker, apron, sarung tangan,
sepatu boot).

3
3) Pembersihan meliputi lantai, rak instrument, steril dinding dengan
menggunakan natrium hipoclorit.
4) Pembersihan meja, kaca, troly menggunakan cairan pembersih.
b. Pembersihan Alat

1) Lakukan pembersihan dengan menyikat/menggosok instrument di dalam


larutan enzimatik untuk menghindari percikan dan kontaminasi udara. Posisi
instrument saat disikat yaitu berada di bawah permukaan air.
2) Angkat, kemudian masukkan ke dalam desinfektan selama 10 – 15 menit.
3) Pastikan instrument sudah bersih.
4) Bilas dengan air bersih.
5) Tiris dan keringkan di udara.
6) Masukan alat bersih ke dalam box tertutup dan lakukan transfer ke area
bersih-steril.

3. Proses Setting dan Packing


a. Instrument disetting sesuai dengan check list.
b. Dilakukan packing.
1) Untuk instrument besar di packing menggunakan kertas.
2) Instrument tunggal dan kassa di packing menggunakan pouches.
3) Setiap packing di beri internal indicator, di bagian luar diberi external indicator
dengan mencantumkan tanggal proses, tanggal kadaluarsa dan macam set
instrument (misalnya : set SC).
4. Proses Sterilisasi oleh petugas CSSD
a. Sterilisasi dengan Autoclave/Steam
Proses sterilisasi dengan suhu tinggi yaitu 121°C – 135°C, untuk bahan - bahan yang
tahan panas, misalnya alat instrument, linen. Tahap - tahapnya:
1) Lakukan loading muatan ke dalam chamber.
2) Atur suhu yang ingin dicapai dengan memutar tombol hingga hampir full.
3) Atur waktu sterilisasi dengan memutar tombol, diatur kurang lebih selama 30 menit.
4) Proses sterilisasi secara automatis dimulai.
5) Tunggu hingga lampu indikator steril menyala menandakan proses sterilisasi telah
selesai.
b. Proses DTT ( Desinfeksi Tingkat Tinggi)
Proses DTT dengan desinfektan khusus untuk alat – alat semisteril dengan langkah:
1) Petugas menggunakan APD lengkap.
2) Alat yang sudah melalui proses precleaning dan cleaning, lakukan
perendaman dengan cairan desinfektan selama 15 menit.
3) Lakukan pembilasan dengan air RO, kemudian dikeringkan dengan kompresor.
4) Petugas melakukan pengemasan dengan plastik klip dan ditulisi tanggal
dilakukan DTT.

4
5. Proses Penyimpanan
a. Instrument dari mesin steril di pindahkan ke ruang strore steril.
b. Di store steril instrument di pilah dan di letakkan sesuai dengan permintaan dan
dikirim melalui lift bersih (Dump waiter).
c. Dilakukan pencatatan sesuai order unit pelayanan.

F. Quality Control
Pada proses precleaning, cleaning, desinfeksi, pengemasan dan pencampuran
desinfektan, pemantauan yang dilakukan antara lain :
1. Petugas melakukan pembersihan tangan / cuci tangan sebelum dan sesudah
melakuan kegiatan.
2. Petugas dalam melakukan kegiatan memakai APD sesuai standart (topi, masker, kaca
mata / google, apron, safety shoes, sarung tangan).
3. Hasil uji mikrobiologi terhadap alat, instrument, udara, pouches, dan box menunjukkan
hasil steril / tidak ditemukan kuman.
4. Tidak ada kasus terkena paparan zat -zat kimia / cairan desinfektan.

Sanggau, 16 April 2019


Ketua Komite PPI

dr. Suci Purnamasari

Anda mungkin juga menyukai