Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

Nasional Volume 5, Nomor 3, Desember 2013 (180 - 188)


PARIWISATA ISSN: 1411-9862

Bauran Promosi di Taman Wisata Ratu Boko

Bernadetta Dwi Charylia


Alumni Magister Kajian Pariwisata
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Abstract

Level of tourist arrivals in the region Ratu Boko has not experienced a significant increase. This is
evident by the amount of traffic levels in 2010 were just reached 4035 domestic tourists and 87 tourists at
the end of the year holidays compared with the number of visits in 2009 in the amount of 5 896 106 domestic
tourists and foreign tourists. The results of the SWOT matrix analysis, marketing mix models Destinations
Ratu Boko is using promotional methods together. Wisnus segment may use personal selling strategies and
public relations. Segment tourists and domestic tourists interested in cultural heritage with emphasis on
advertising strategies and exebition. Promotion strategies through personal selling and cooperation with
potential market segments, such as local: school, university. Promotion strategies through advertising:
brochures, leaflets, Guidebook, turism folder, the Internet to expose the unique locally owned Destinations
Ratu Boko.

Keywords:
Promotion, Ratu Boko

Intisari

Tingkat kunjungan wisatawan di kawasan Ratu Boko belum mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini terbukti berdasarkan jumlah tingkat kunjungan pada tahun 2010 yang hanya
mencapai 4035 wisatawan nusantara dan 87 wisatawan mancanegara pada libur akhir tahun
dibandingkan dengan jumlah kunjungan tahun 2009 yaitu sebesar 5896 wisatawan nusantara dan
106 wisatawan mancanegara. Hasil analisis matriks SWOT, model bauran promosi Obyek Wisata
Candi Ratu Boko adalah menggunakan metode promosi secara bersama-sama. Segmen wisnus
dapat menggunakan strategi personal selling dan public relation. Segmen wisman dan wisnus yang
tertarik pada cultural heritage dengan mengutamakan strategi iklan dan exebition. Strategi promosi
melalui personal selling dan kerjasama dengan segmen pasar potensial, lokal seperti: pihak sekolah,
universitas. Strategi promosi melalui advertising: brosur, leaflet, guidebook, turism map, internet
untuk mengekspose keunikan lokal yang dimiliki Obyek Wisata Ratu Boko.

Keywords:
Promosi, Ratu Boko

JNP 180
Bernadetta Dwi Charylia, Bauran Promosi di Taman Wisata Ratu Boko

PENDAHULUAN pada tahun 2009, sehingga menjadi 2,814,998


wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta,
Potensi kepariwisataan, khususnya wisata tetapi terjadinya peningkatan kunjungan
budaya yang ada di Yogyakarta sangat besar. wisata­wan ke Yogyakarta, bukan berarti
Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram, akan mening­katkan kunjungan wisatawan di
yang hingga kini warisan budayanya masih beberapa obyek wisata yang ada di dalamnya.
terjaga. Bukti situs peninggalan pada masa Tingkat kunjungan wisatawan di kawasan
kerajaan Mataram pun masih ada. Salah satu Ratu Boko belum mengalami peningkatan yang
bukti peninggalannya adalah situs purbakala signifikan. Hal ini terbukti berdasarkan jumlah
berupa Ratu Boko atau yang dikenal dengan tingkat kunjungan pada tahun 2010 yang hanya
situs/candi Ratu Boko. Berbeda dengan situs mencapai 4035 wisatawan nusantara dan 87
purbakala yang lain, situs ratu Boko diduga wisatawan mancanegara pada libur akhir tahun
kuat merupakan bekas istana. Ratu Boko dibandingkan dengan jumlah kunjungan tahun
memiliki potensi dan daya tarik yang besar 2009 yaitu sebesar 5896 wisatawan nusantara
bagi wisatawan. Kegiatan promosi yang tepat dan 106 wisatawan mancanegara.
sasaran dapat menarik kunjungan wisatawan ke
Ratu Boko.
Tujuan
Kegiatan promosi dilakukan untuk mem­
beritahukan kepada wisatawan mengenai 1. Mengidentifikasi dan menganalisis model
obyek wisata yang dimaksud. Kegiatan promosi strategi bauran promosi yang paling baik
yang sampai pada wisatawan akan dapat berdasarkan faktor kekuatan, kelemahan,
mempengaruhi kunjungan wisatawan. Hal ini peluang dan ancaman untuk di kawasan
dikarenakan, salah satu kegiatan dari bauran Taman Wisata Ratu Boko.
promosi adalah melakukan kegiatan dengan 2. Mengevaluasi efektivitas strategi bauran
cara memberikan pemahaman publik terhadap promosi terhadap keputusan berkunjung
barang atau jasa yang dijual. Namun, ada kalanya wisatawan ke Taman Wisata Ratu Boko.
pengelola suatu obyek wisata sudah melakukan
kegiatan promosi kepada wisatawan, namun
promosi yang dilakukan tersebut tidak sampai METODE
pada sasaran yang tepat, sehingga promosi yang
Penelitian dilakukan di kawasan Taman
sudah dilakukan tersebut tidak mempengaruhi
Wisata Ratu Boko Yogyakarta yang merupakan
kunjungan wisatawan.
salah satu destinasi wisata andalan Indonesia
Tingkat kunjungan wisatawan dapat dipe­
terutama wisata budayanya. Yogya­karta juga
ngaruhi oleh kegiatan promosi yang dilakukan
memiliki tingkat kunjungan wisatawan yang
oleh pengelola suatu kawasan obyek wisata.
cukup tinggi setiap tahunnya. Selain itu, alasan
Kegiatan promosi tersebut berfungsi untuk
utama pemilihan kawasan Taman Wisata
mem­beritahukan wisatawan mengenai keber­
Ratu Boko dipilih sebagai tempat penelitian
adaan suatu obyek wisata. Tentu saja dengan
adalah bahwa kawasan tersebut merupakan
melakukan kegiatan promosi yang tepat
kawasan wisata budaya berupa peninggalan
sasaran.
bersejarah yang dikunjungi wisatawan dengan
Tingkat kunjungan wisatawan ke Yogyakarta
minat khusus. Metode pemilihan lokasi ini
terus mengalami peningkatan. Terjadi pening­
adalah proposional sampling area. Pelaksanaan
katan wisatawan dari tahun 2008 hingga
penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai
tahun 2009, tercatat sebesar 2,516,204 tahun
dengan bulan September 2011.
2008, mengalami peningkatan sebesar 298,794

181 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari motivasi mengenal sejarah dan budaya serta
Bauran Promosi, wisatawan dan SWOT. Variabel melihat Kraton.
Bauran Promosi terdiri dari 4 (empat) sub- Sebagian besar wisatawan mancanegara
variabel, yaitu penjualan pribadi (personal selling), mela­kukan kunjungan ke Taman Wisata Ratu
periklanan (advertising), promosi penjualan (sales Boko adalah datang dengan teman (42.52%)
promotion) dan hubungan masyarakat (public sedangkan wisatawan nusantara datang dengan
relation). Indikator untuk meneliti wisatawan teman (31,11%) dan dengan meng­gunakan
adalah demografi (mencakup umur, pekerjaan, Paket/ Tour Wisata (31,11%). Wisatawan
pendidikan, jenis kelamin dan asal wisatawan) nusantara yang datang dengan teman pada
dan psikografi (mencakup alasan kedatangan umumnya adalah mahasiswa dengan tujuan
wisatawan ke kawasan Taman Wisata Ratu Boko untuk mengenal sejarah budaya, sedangkan
terkait dengan kegiatan promosi yang dilakukan wisatawan nusantara yang datang dengan
oleh perusahaan). SWOT terdiri dari faktor menggunakan Paket/Tour Wisata pada umum­
internal dan eksternal. Penentuan jumlah sampel nya siswa sekolah (SD/SMP/SMA) yang sedang
diperhitungkan dengan rumus Taro Yamane. mengadakan study tour dalam satu peket wisata
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan ke Yogyakarta.
hasil sebesar 99 responden. Analisa data yang Motivasi utama wisatawan secara umum
digunakan dalam penelitian ini dengan metode berkunjung ke Taman Wisata Ratu Boko adalah
analisa kualitatif dan analisisnya menggunakan mengenal sejarah dan budaya (64.65%), dengan
analisis SWOT. Proses Penyusunan perencanaan aktivitas utama melihat candi sebagai atraksi dan
strategi dalam analisis SWOT melalui 3 tahap fotografi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
analisis yaitu Analisis Faktor Internal dan sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke
Eksternal Menggunakan IFAS dan EFAS, Matrix Taman Wisata Ratu Boko merupakan wisatawan
SWOT, dan Tahap Pengambilan Keputusan. minat khusus pada objek-objek budaya baik
Analisis efektivitas bauran promosi digunakan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
untuk mengetahui kegiatan bauran promosi Ditinjau dari asal negara responden wisata­
yang paling efektif. wan mancanegara, jumlah responden yang
berasal dari negara Jepang (24,07%), jumlah
PEMBAHASAN responden yang berasal dari negara Australia
(11,11%), kemudian wisatawan yang berasal
Sebagai bagian dari analisis karakter dari negara USA, Singapura dan Italy masing-
kunjungan, maka dibedakan menjadi analisis masing sebanyak 9,6%, wisatawan yang berasal
karakter demografis dan psikografis. Dari hasil dari negara Inggris, Belgia, Philipina masing-
analisis tersebut dapat ditemukan karakter masing sebanyak 17,41%, dan wisatawan (lain-
wisata­wan yang berkunjung ke Taman Wisata lain) sebanyak 14,81%. Dengan demikian dapat
Ratu Boko berasal dari wisatawan nusantara disimpulkan sebagian besar wisatawan berasal
dan mancanegara (negara-negara Eropa, Asia dari Jepang, Eropa (Australia) dan Amerika. Hal
dan Amerika) yang sebagian besar ber­umur ini disebabkan karena masyarakat di Jepang,
antara 20-30 tahun, berpendidikan sarjana atau Eropa dan Amerika lebih suka berwisata ke
diploma, berkunjung dalam bentuk kelompok berbagai negara, selain itu tingkat kesejahteraan
(rombongan) baik dengan meng­gunakan masyarakat Eropa dan Amerika sudah jauh
pribadi maupun menggunakan perantara travel lebih baik dibandingkan masyarakat Asia serta
agent, mendapatkan informasi sebagian besar dengan adanya empat musim (Panas, Semi,
dari brosur dan buku panduan pariwisata, Dingin, dan Gugur) membuat masyarakat di
sana kerap bepergian ke berbagai negara.

JNP 182
Bernadetta Dwi Charylia, Bauran Promosi di Taman Wisata Ratu Boko

Analisis SWOT dalam penelitian ini diguna­ Selanjutnya nilai total skor dari masing-masing
kan sebagai alat identifikasi berbagai faktor faktor dapat dirinci, Strength: 1,860, Weakness:
secara sistematis untuk merumuskan strategi 1,340, Opportunity: 1,573 dan Threat: 1,404. Dari
bauran promosi Taman Wisata Ratu Boko. analisis diketahui nilai Strength diatas nilai
Strategi dilakukan dengan menilai kekuatan Weakness selisih (+) 0,520 dan nilai Opportunity
(Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) diatas nilai Threat selisih (+) 0.169. Dari hasil
internal, serta peluang (Opportunities) dan identifikasi faktor–faktor tersebut digambarkan
tantangan (Threats) eksternal potensi dan dalam Diagram SWOT yang hasil kondisi
kendala dalam pengembangan bauran promosi. pengembangan bauran promosi Taman Wisata
Analisis ini didasarkan pada logika yang Ratu Boko berada dalam koodinat yang positif
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, (Kuadran I) sehingga strategi yang tepat dalam
namun secara bersamaan dapat meminimalkan pengembangan bauran promosi Ratu Boko
kelemahan dan ancaman. adalah melalui strategi Growth Oriented Strategy
yang mendukung strategi agresif.

BERBAGAI PELUANG Growth Oriented Strategy

3. Mendukung strategi turn


1. Mendukung strategi agresif
arround

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL

2. Mendukung strategi
4. Mendukung strategi defensif
diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT

Tahap Analisis Faktor Internal dan Eksternal Analisis Model Bauran Promosi digunakan
Menggunakan IFAS dan EFAS adalah kegiatan untuk menganalisis model bauran promosi yang
mengumpulkan data dan informasi yang terkait tepat sesuai dengan kelebihan dan kelemahan
dengan Faktor internal dan faktor eksternal. dari masing-masing metode promosi (Penjualan
Tahap-tahap dalam menyusun tabel Internal Pribadi, Periklanan, Promosi Penjualan dan
Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Hubungan Masyarakat) dan kondisi existing
Factor Analysis Summary (EFAS) dengan menen­ perusahaan (lingkungan eksternal dan internal)
tukan faktor-faktor yang menjadi Strength serta sehingga diperoleh model bauran yang ter­
Weakness program pengembangan strategi integrasi. Penelitian ini mempunyai keterbatasan
bauran promosi Taman Wisata Ratu Boko, karena tidak dapat memperoleh ukuran
selanjutnya memberikan bobot masing-masing kuantitatif seperti: data biaya promosi sehingga
faktor dari skala mulai dari 0,0 (tidak penting) tidak dapat dievaluasi dampak model bauran
sampai dengan 1,0 (sangat penting) dimana promosi yang efektif terhadap kunjungan
semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi wisatawan. Sehingga analisis hanya dilakukan
skor total 1,00. secara kualitatif berdasarkan data observasi
Untuk faktor-faktor Opportunity didapatkan lapangan, wawancara dengan pihak manajemen
hasil nilai skornya 1,573 dan faktor Threat 1,404.

183 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

dan studi dokumen. Aspek yang ditinjau adalah improvisasi dari penjualan dengan meng­
adalah aspek pembangunan kepercayaan, pem­ gunakan komunikasi person to person. Penjualan
bangunan citra, pembangunan pengetahuan, Pribadi mempunyai karakteristik dengan
pembangunan hubungan interaktif dan karak­ Hubungan Masyarakat (Public Relation) biasanya
teristik produk wisata yang ditawarkan. Aspek dilaksanakan oleh sales atau staff Public Relation.
tersebut kemudian disesuaikan dengan pasar Penjualan Pribadi biasanya dilaksanakan oleh
sasaran. sales yang mempromosikan produk secara
Analisis Model Bauran Promosi dilakukan langsung pada pasar sasaran. Hubungan
dengan dua tahap, yaitu: (1) Analisis kelebihan Masya­rakat (Public Relation) bersifat tidak
dan kelemahan dari masing-masing metode promosi langsung seperti: bekerjasama dengan
promosi yang disesuaikan dengan kondisi

Tabel 1. Analisis Model Bauran Promosi

Penjualan Promosi Hubungan


Aspek Model Periklanan
Pribadi Penjualan Masyarakat
Penjelasan Langsung V O V V
Membangun Membina Kepercayaan V O V V
kepercayaan
Citra Kreatifitas penjelasan Visualisasi O V V O
Membentuk Perceive Quality (Image) O V V O
Membangun hubungan/kerjasama V O V V
Follow up proses V O O V
Membangun Membangkitkan kebutuhan V O O V
hubungan atau
pengetahuan Membangun pengetahuan O V V O
Segmen sasaran aktif O V V O
Kepadatan/ konsistensi informasi O V V O

Jangkauan Jangkauan pasar terbatas V O V V


Pasar dan Biaya Biaya tinggi V O V V
Produk unik O V V O
Jenis produk Produk umum V O O V
Segmen paket wisata sekolah, umum V O O V

Pemilihan Segmen pasar local yang tertarik cultural heritage O V V V


Model Segmen wisatawan mancanegara O V V O

Keteragan: V = Mendukung,
O = Kurang/Tidak Mendukung
Sumber: Analisis Peneliti, dari berbagai sumber, 2012

eksisting, (2) Analisis pengembangan model pemerintah daerah, kegiatan cinta lingkungan,
bauran promosi berdasarkan pemilihan metode kerjasama dengan travel/biro perjalanan.
promosi dan pasar sasaran. Dari Analisis Kelebihan model ini adalah: (1) memung­
Kelebihan dan Kekurangan Metode Promosi kinkan interaksi langsung pasar sasaran, men­
didapatkan hasil bahwa Penjualan Pribadi dengar respon seperti mengapa tidak memilih

JNP 184
Bernadetta Dwi Charylia, Bauran Promosi di Taman Wisata Ratu Boko

atau memilih produk yang ditawarkan, (2) menggunakan informasi dari media seperti:
model ini dapat dilakukan untuk follow process, Brochure, Tourism map, Guidebook, Internet dan
terhadap keputusan konsumen, (3) membangun Exhibition. Wisatawan nusantara terbagi dalam
kepercayaan, (4) membangkitkan kebutuhan, 2 segmen, segmen pertama adalah segmen
dan (5) membangun kerjasama. Kendala dan wisatawan nusantara yang datang ke Taman
kelemahan personal selling dibandingkan dengan Wisata Ratu Boko sendiri/bersama teman/
kegiatan pemasaran lainnya adalah: (1) Pesan atau keluarga, segmen kedua adalah segmen
sering tidak konsisten, (2) Konflik dalam mana­ wisatawan nusantara yang datang ke Taman
jemen atau tenaga penjualan menyebabkan Wisata Ratu Boko secara rombongan/siswa
kegiatan sales tidak berfungsi, (3) Biaya tinggi. sekolah dalam study tour atau paket wisata.
Hal ini tampak pada sales call yang cenderung Segmen wisatawan nusantara yang kedua pada
tinggi dan terkadang tidak memperoleh hasil umumnya adalah cenderung pasif dan banyak
yang memuaskan atau sebanding dengan mendapat informasi Taman Wisata Ratu Boko
biaya yang dikeluarkan, (4) Jangkauan raihan dari satu paket, wisata/tour atau personal selling
yang rendah karena jumlah pasar sasaran (pemasar wisata datang ke sekolah atau melalui
sangat besar, tetapi karena jaraknya terpisah surat)
jauh antara satu tempat dengan tempat yang Media internet menjadi media yang paling
lainnya, jumlah pasar sasaran yang dijangkau banyak digunakan oleh responden wisatawan
oleh informasinnya lebih sedikit, (5) Masalah mancanegara untuk mendapatkan informasi
etika. Terkadang sales dianggap mengganggu tentang Taman Wisata Ratu Boko (87,04%).
kesibukan seseorang; sales melangar etika Brosur juga merupakan media sumber informasi
bisnis yang lazim melalui pemaksaan, sehingga yang banyak digunakan responden wisatawan
konsumen cenderung menghindari sales atau mancanegara setelah internet (83,3%). Sebagian
bahkan mengabaikannya. besar responden menggunakan brosur sebagai
Berdasarkan hasil kuesioner, sumber infor­ media mencari informasi tentang Taman Wisata
masi dari bauran promosi yang mempengaruhi Ratu Boko.
keputusan responden, sebagian besar berasal Media guidebook, juga banyak digunakan
dari iklan (44,44%) dan promosi penjualan responden wisatawan mancanegara sebagai
(43,43%). Kegiatan promosi melalui periklanan media untuk mendapatkan informasi tentang
merupakan bentuk promosi yang paling mudah, Taman Wisata Ratu Boko. Media exhibition
dapat menjangkau konsumen domestik maupun atau pameran, sebagai media mendapatkan
konsumen di seluruh dunia diantaranya dengan informasi tentang pariwisata, jarang digunakan.
pemasangan iklan di media cetak (majalah Hal ini disebabkan karena exhibition sangat
pariwisata dan surat kabar) dengan penitipan terbatas dan hanya dilakukan pada waktu dan
leaflet di setiap counter travel agent yang terikat tempat tertentu. Dalam hal ini tidak semua
kerja sama, Tourism map, Guidebook dan Internet. negara-negara di Eropa dan Amerika bahkan
Hasil kuesioner terhadap wisatawan baik Asia menjadi tempat penyelenggaraan pameran
wisatawan nusantara (Wisnus) dan wisatawan tersebut, sehingga banyak wisatawan yang
mancanegara (Wisman) dapat diketahui bahwa tidak dapat menyaksikan langsung pameran ini
pada umumnya mereka menggunakan beragam karena keterbatasan tersebut. Exhibition biasanya
sumber informasi sebelum berkunjung ke dilakukan berupa pameran khusus dan event,
obyek wisata Ratu Boko. Pola penggunaan pertunjukan kesenian dan pertunjukan benda-
sumber informasi wisatawan sedikit berbeda benda kebudayaan, yang dapat diadakan di
antara wisatawan nusantara dan wisatawan daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata
mancanegara. Wisatawan mancanegara banyak sendiri.

185 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

Dari data yang didapat, diketahui bahwa membantu mereka mengetahui berbagai objek
responden terbesar mengatakan bahwa mereka wisata Indonesia termasuk Taman Wisata Ratu
sering menggunakan media internet, disusul Boko.
responden yang sangat sering, kemudian
responden yang jarang menggunakan dan hanya KESIMPULAN
satu responden yang tidak pernah menggunakan
internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bauran promosi yang dilakukan oleh
media internet menjadi media yang paling pengelola Taman Wisata Ratu Boko dilakukan
banyak digunakan wisatawan untuk mendapat­ satu paket dengan promosi pada Taman Wisata
kan informasi tentang Taman Wisata Ratu Candi Prambanan dan Borobudur. Pada saat
Boko. Hal ini mungkin disebabkan karena ini, pengelolaan pemasaran Taman Wisata Ratu
media internet bersifat praktis dan kompleks, Boko dilakukan oleh PT. Wisata Candi yang
yang memuat informasi pariwisata yang lebih berkantor Pusat di Jakarta. Bauran promosi
lengkap, mendalam, serta dilengkapi dengan terdiri dari penjualan pribadi (personal selling),
gambar dan bahkan video (gambar bergerak). periklanan (advertising), promosi penjualan
Selain itu, internet sekarang ini telah menjadi (sales promotion) dan hubungan masyarakat
sebuah media yang sangat populer dan telah (public relation) semuanya dilakukan oleh pihak
menjadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama pengelola. Strategi bauran promosi tersebut
masyarakat di benua Eropa dan Amerika dan dinilai menarik dan disambut baik (bermanfaat)
bahkan Asia. oleh wisatawan untuk menunjang kelancaran
Hasil wawancara dengan responden perjalanan mereka. Selain untuk menambah
wisatawan mancanegara mengatakan bahwa referensi mereka tentang berbagai objek wisata,
mereka mengetahui dan mendapat informasi dan beberapa bauran promosi ini juga sangat
setelah membaca dan menggunakan materials membantu mereka untuk mela­kukan perjalanan
promotion. Sebelumnya, mereka mengaku tidak wisata seperti wisatawan yang akan berkunjung
pernah mendengar nama Taman Wisata Ratu ke Taman Wisata Ratu Boko.
Boko baik dari teman maupun dari media lain. Hasil analisis matriks SWOT, model bauran
Pada umumnya mereka mengaku sudah pernah promosi Obyek Wisata Candi Ratu Boko adalah
mendengar tentang Taman Wisata Ratu Boko menggunakan metode promosi secara bersama-
namun masih sangat terbatas. Biasanya mereka sama. Segmen wisnus dapat menggunakan
mengetahuinya saat mencari informasi tentang strategi personal selling dan public relation.
Candi Borobudur, Prambanan dan sekitarnya. Segmen wisman dan wisnus yang tertarik
Selain itu, mereka juga pernah mendengar pada cultural heritage dengan mengutamakan
objek wisata tersebut dari teman atau kerabat, strategi iklan dan exebition. Strategi promosi
kemudian mereka mendapatkan informasi lain melalui personal selling dan kerjasama dengan
dari materials promotion Taman Wisata Ratu segmen pasar potensial, lokal seperti: pihak
Boko. Karena itu, mereka tidak sepenuhnya sekolah, universitas. Strategi promosi melalui
mendapat informasi tentang Taman Wisata Ratu advertising: brosur, leaflet, guidebook, turism map,
Boko dari materials promotion tersebut. internet untuk mengekspose keunikan lokal
Responden mengatakan bahwa setelah mem­ yang dimiliki Obyek Wisata Ratu Boko.
baca dan menggunakan materials promotion Ditinjau dari efektivitas strategi bauran
tersebut, pengetahuan mereka terhadap objek promosi terhadap keputusan berkunjung
wisata Indonesia khususnya Taman Wisata Ratu wisata­wan ke Taman Wisata Ratu Boko dapat
Boko bertambah. Mereka mengaku informasi disimpulkan bahwa strategi bauran promosi
yang disampaikan cukup menarik dan dapat tersebut dinilai menarik dan lengkap serta

JNP 186
Bernadetta Dwi Charylia, Bauran Promosi di Taman Wisata Ratu Boko

disambut baik (bermanfaat) oleh wisatawan Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metode Penelitian
untuk menunjang kelancaran perjalanan & Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka Cipta.
mereka. Selain untuk menambah referensi Jakarta
mereka tentang berbagai objek wisata, dan
Hall, C. M. and Zepperl, H. 1990. Cultural and
beberapa bauran promosi ini juga sangat
Heritage Tourism: The New Grand Tour,
membantu mereka untuk melakukan perjalanan
Historic Environment, 7(3/4):86-98
wisata seperti wisatawan yang akan berkunjung
ke Obyek Wisata Ratu Boko. Hasil penelitian Hall, C. M. and Weiler. 1992. Special Interest
menemukan efektivitas pola penggunaan Tourism. Belhaven Press. London
sumber informasi yang sedikit berbeda antara Hax, A. C. and Majluf, N. S. 1991. The Strategy
wisatawan nusantara dan wisatawan manca­ Concept and Process, A Pragmatic Approach.
negara. Wisatawan mancanegara banyak Prentice Hall. New Jersey
menggunakan informasi dari media seperti: Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Edisi Terjemahan
Brochure, Tourism map, Guidebook, Internet dan Haris Munandar. Penerbit Erlangga.
Exhibition dalam menemani perjalanan mereka. Jakarta
Segmen wisatawan nusantara cenderung pasif
Kotler, Philip. 2002. Pemasaran Perhotelan dan
dalam mencari infromasi dan banyak mendapat
Kepariwisataan. PT Prenhallindo. Jakarta
informasi Obyek Wisata Ratu Boko dari satu
paket, wisata/tour atau personal selling (pemasar Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi
wisata datang ke sekolah atau via surat). Terjemahan Hendra Teguh, Ronny A Rusli
dan Benyamin Molan. PT Ikrar Mandiri
Abadi. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Kusmayadi dan Sugiarto. 2000. Metode Penelitian
Dalam Bidang Kepariwisataan. Gramedia
Christou, Evangelos. 2006. Heritage and Cultural Pustaka Utama. Jakarta
Tourism: a marketing-focused approach dalam
Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran, Edisi
Sigala, M. Leslie, D. International Cultural
Terjemahan David Octarevia. Salemba
Tourism: Management, Implication and Cases.
Empat. Jakarta
Elsevier Butterworth Heinemann. United
State of America, pp.3-15 Mill, R., and Morrison, A. 1985. The Tourism
System an Introductory Text.Prentice Hall.
Cooper, Fletcher, Gilbert, Shepherd dan Wanhill.
New Jersey
1998. Tourism Principles and Practice. Pearson
Education Limited. London Moscardo, Faulkner dan Laws. 2003. Tourism in
The 21st Century. London
Cozby, Paul. 2009. Methods in Behavioral Research.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta Mowen, John C. & Minor, Michael. 2002. Perilaku
Konsumen. Erlangga, Jakarta
Damanik, J dan Weber, H. 2006. Perencanaan
Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi. Andi Offset. Mursid. 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi
Yogyakarta Angkasa. Jakarta

Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Pendit, Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah
Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Pengantar Perdana. Pradnya Paramita.
Gadjah Mada. Yogyakarta Jakarta
Rachmadi. 1993. Public Relation dalam Teori dan
Praktek. Gramedia. Jakarta

187 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

Rangkuti, F. 2001. Analisis Swot Teknik Membedah Tumbel, L. A. and Kawet, Lotje. 2010. Perencanaan
Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Produk Paket Wisata Heritage di
Jakarta Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung.
Rukendi, Cecep. 2007. Mengoptimalkan Media Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Vol. 5, No.
Promosi Pariwisata Berbiaya Rendah yang 4, pp. 371-385
Prospektif. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Timothy, J. D. and Boyd, W. S. 2003. Heritage
Vol. 2, No. 2, pp. 105-113 Tourism. Prentice Hall. England
Sammeng, Andi, Mappi. 2000. Cakrawala Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata.
Pariwisata. Balai Pustaka. Jakarta Andi Offset. Yogyakarta
Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1996. Metode Yoety, A., Oka. 2008. Ekonomi Pariwisata,
Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta Introduksi, Informasi dan Implementasi.
Spillane, James, J. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah Kompas. Jakarta
dan Prospeknya. Kanisius. Yogyakarta Yoety, A., Oka. 1995. Hotel Marketing. PT Pertja.
Sugiono. 2003. Statistika Untuk Panelitian. CV Jakarta
Alfabeta. Bandung Yoety, A., Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relation PT Angkasa. Bandung
Perusahaan, Kajian Program Implementasi.
Nuansa. Bandung Surat Kabar:
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen – Teori
dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Kedaulatan Rakyat 4 Januari 2011
Indonesia. Jakarta Laman Internet:
Sunarja, Darmawan. 2006. Pengaruh Implemen­ http://budpar.go.id/page.php?ic=621&id=180
tasi Strategi Komunikasi Promosi terhadap diakses tanggal 08 Mei 2011
Citra Eldorado The Family Club Bandung.
Jurnal Pariwisata STIEPAR, Vol. 7, No.1, pp.
23-48

JNP 188

Anda mungkin juga menyukai