Kumpulan Rumus Fisika 2 PDF
Kumpulan Rumus Fisika 2 PDF
Keterangan :
BAB a) GLB V (m/s)
BESARAN & SATUAN 1 - kecepatan tetap Grafik v-t :
- percepatanya nol
1. Besaran
Besaran Pokok Satuan Besaran Turunan Satuan t (s)
Panjang meter Kecepatan m/s b) GLBB
Massa kilogram Luas m2 - kecepatannya berubah-ubah
Waktu sekon Volume m3 - percepatannya tetap
Intensitas Cahaya candela Tekanan Pa
Kuat Arus Listrik ampere Gaya N Vt Vo at V (m/s)
Grafik v-t :
Suhu kelvin Energi J
Jumlah Zat mole Daya W
S Vo t 12 at 2
Vo
t (s)
Vt 2 Vo 2 2as
2. Sistem Satuan
a. Sistem MKS (meter, kilogram dan sekon)
b. Sistem CGS ( sentimeter, gram dan sekon)
BAB BAB
ZAT 2 GAYA & TEKANAN 4
1. Gaya
1. Massa Jenis a. Resultan Gaya
1)
m F1 FR F1 F2
F2
v
w b. Gaya Berat
S
v w m. g
3
Keterangan : S = berat jenis (N/m )
w = berat (N) Keterangan : w = gaya berat (N)
v = volume (m3) m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Hubungan Massa Jenis dan Berat Jenis :
S 2. Tekanan
g F
P
Keterangan : = massa jenis (kgm ) -3 A
s = berat jenis (Nm-3)
Keterangan : P = tekanan (Nm-2 = Pascal = Pa)
g = percepatan gravitasi bumi (ms-2)
F = gaya tekan (N)
A = luas bidang tekan (m2)
2. Percepatan
A1 A2
Percepatan adalah hasil bagi antara perubahan kecepatan dengan selang
waktu.
Dirumuskan :
vt vo
a F1 F
t 2
A1 A 2
dengan a = percepatan (m/s2)
vt = kecepatan akhir pada detik ke-t (ms-1) Keterangan : F1 = gaya tekan 1 (N)
vo = kecepatan mula-mula pada detik ke-0 (ms-1) F2 = gaya tekan 2 (N)
t = selang waktu (sekon) A1 = luas penampang 1 (m2)
A2 = luas penampang 2 (m2)
3. Macam-macam Gerak
a. GLB = Gerak Lurus Beraturan
b. GLBB = Gerak Lurus Berubah Beraturan
Page 1
=
Keterangan : W = usaha (Nm = Joule)
F = gaya (N)
P1 V1 s = perpindahan (m)
P2 V2
m = massa benda (kg)
h = ketinggian (m)
P1V1 P2 V2
4. Energi
Energi merupakan kemampuan melakukan usaha.
Keterangan : P1 = tekanan ruang 1 a. Bentuk energi : energi listrik, energi potensial, energi kinetik,
V1 = volume ruang 1
energi kalor dan energi magnet.
P1 = tekanan ruang 2 b. Energi Mekanik.
V1 = volume ruang 2 1) Energi Potensial
e. Manometer
E p m. g . h
Pu Pu
P P
Keterangan : EP = energi potensial (J)
h h = ketinggian (m)
h m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2) Energi Kinetik
P Pu Ph P Pu Ph
E k 12 m . v 2
Keterangan : P = tekanan dalam ruang (cmHg)
Pu = tekanan udara (76 cmHg)
Keterangan : Ek = energi kinetik (J)
Ph = tekanan oleh raksa (Hg 1cm = Ph 1 cmHg) m = massa benda (Kg)
v = kecepatan gerak (m/s)
BAB
USAHA & ENERGI 5 BAB
1. Usaha SUHU DAN KALOR 6
1. Suhu dan Termometer
Keterangan : W = Usaha (J)
W=F.s F = Gaya (N) Perbandingan skala termometer : X Y
s = Perpindahan (m) C:R:F:K = 5 : 4 : 9 :5
t1 t3
Hubungan pengukuran suhu dari
2. Daya termometer X dan Y dapat dituliskan
Keterangan : P = daya atau power (J/s) sbb :
W W = energi (J) t x ty
P
t t = waktu (s)
t x t 2 t1 t 2
t2 t4
t y t 4 t3 t 4
3. Pesawat Sederhana
a. Tuas
Hubungan pengukuran suhu dengan menggunakan :
F
a) Termometer Celcius dan termometer Fahrenheit :
w
LF
w tC 0 100 0 5
Lw
t F 32 212 32 9
Penumpu
Page 2
A t A o 1 2 t B = titik seimbang
2 AB = BC = Amplitudo
Keterangan :At = luas akhir (m )
Ao = luas awal (m2) ABCBA = 1 kali getaran
c. Muai Ruang A C
B
Vt Vo 1 3 t “Getaran pada ayunan sederhana”
3
Keterangan : Vt = volume akhir (m ) a. Frekuensi
Vo = volume awal (m3) Banyaknya getaran yang dilakukan benda dalam satu sekon.
3. Kalor
Keterangan :
n
Q m.c. t H. t f f = frekuensi getaran (Hz)
t n = jumlah getaran
Keterangan : Q = kalor yang dilepas atau diserap (kalori) t = waktu getar (s)
H = kapasitas kalor (kal/°C)
c = kalor jenis (kal/g°C) b. Periode
m = massa (gram) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali getaran.
t = kenaikan suhu (°C)
Keterangan :
t
Hukum Kekekalan Energi Kalor : T T = periode getaran (s)
a. Asas Black n n = jumlah getaran
t = waktu getar (s)
tA Qlepas = Qserap
Q lepas c. Hubungan frekuensi dan periode
t mA . cA . (tA – t) = mB . cB . (t – tB)
1 1
tB Q serap f a T
tT f
a
b. Hubungan Energi Listrik dan Energi Kalor u
2. Gelombang
P . t = m . c . t Keterangan : Getaran yang merambat.
P = daya listrik (watt)
t = waktu (sekon) Jenis-jenis gelombang, antara lain :
m = massa zat (kg) a. Gelombang Mekanik
c = kalor jenis zat (J/kg°C) 1) Gelombang Transversal
t = perubahan suhu (°C) - gelombang tali
- gelombang cahaya
4. Kalor Uap - gelombang permukaan air
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair pada
titik didihnya. 2) Gelombang Longitudinal
- gelombang bunyi
Q=m.U Keterangan : Q = kalor (kalori)
m = massa zat (kg) b. Gelombang Elektromagnetik
U = kalor uap (kal/kg) - gelombang radio
- gelombang TV
5. Kalor Lebur - gelombang radar
Kalor yang diperlukan untuk melebur 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat
cair pada titik leburnya. c. Cepat Rambat Gelombang
arah
c. Radiasi getar
Perpindahan kalor tanpa zat antara (medium).
Contoh :
- sinar matahari 3. Bunyi
a. Macam-macam bunyi :
- panas api
1) Ultrasonik (frekuensi di atas 20.000 Hz)
- sinar lampu
2) Audiosonik (frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz)
3) Infrasonik (frekuensi kurang 20 Hz)
Page 3
6. Lensa
Keterangan : i = sudut datang
r = sudut pantul
a. Lensa Cembung (+)
n = garis normal
(1)
2. Cermin Lengkung
(3)
a. Cermin Cekung (2)
O
P1 F1 F2 P2 SU
(1)
(2)
(3) Keterangan :
F SU
O P (1) sinar datang sejajar SU akan dibiaskan melalui F
(2) sinar datang melalui O tidak dibiaskan (diteruskan)
(3) sinar datang melalui F akan dibiaskan sejajar SUTERA
Page 4
Sinar datang i
c. Hukum Ohm :
Besar pontensial listrik sebanding dengan kuat arus listrik.
Rumus :
L
v
r R
Sinar bias i i V A
n2
10. Alat-alat Optik
a. Mata Keterangan :
Macam-macam cacat mata : v = potensial listrik (V) E
1) Rabun Jauh (Miopi) i = kuat arus listrik (A)
- sinar jatuh di depan retina R = hambatan listrik ()
- dapat ditolong dengan lensa cekung A = amperemeter
- kuat lensa yang dipakai dapat ditentukan dengan rumus : V = voltmeter
E = sumber tegangan
L = lampu
100 1
P f .100 cm
PR P d. Hukum Kirchoff :
Jumlah arus yang masuk melalui titik cabang sama dengan jumlah
Keterangan : arus yang keluar dari titik cabang.
P = kuat lensa (dioptri)
I1 I3
PR = punctum remotum/titik jauh mata (cm) I1 I 2 I3
f = jarak fokus lensa (cm)
I2
2) Rabun Dekat (Hipermetropi)
- sinar jatuh di belakang retina e. Hambatan
- dapat ditolong dengan lensa cembung Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan penghantar yaitu
- kuat lensa yang dipakai dapat ditentukan dengan rumus : panjang penghantar, luas penampang dan jenis penghantar.
Rumus :
Keterangan :
100 1
P 4 f .100 cm l R = hambatan penghantar
PP P R = hambat jenis (m)
A l = panjang penghantar (m)
Keterangan : A = luas penampang (m2)
P = kuat lensa (dioptri) f. Susunan Hambatan
PP = punctum procsimum/titik dekat mata (cm) 1) Hambatan Seri
f = jarak fokus lensa (cm)
I I I
3) Mata Tua (Presbiopi) R1 R2
- cacat mata dikarenakan factor usia
- dapat ditolong dengan lensa rangkap Rumus :
Keterangan :
b. LUP R s R1 R 2 Rs = hambatan seri ()
Kaca pembesar, untuk meneliti benda-benda kecil R1 = hambatan pertama ()
c. Mikroskop R2 = hambatan kedua ()
Alat untuk meneliti benda-benda renik (bakteri dan baksil)
c. Teropong Bintang Pada rangkaian hambatan seri, kuat arus yang mengalir tetap
Alat untuk meneliti benda-benda langit sama sedangkan tegangan terbagi.
d. Teropong Bumi
Alat untuk melihat benda-benda di permukaan bumi
Page 5
P
2 x100%
P1
c. Gaya Magnetik (Gaya Lorentz)
Gaya magnetik adalah gaya yang dialami oleh sebuah penghantar
berarus listrik jika berada di dalam medan magnetik.
Rumus : Keterangan :
F Bi B V1 = tegangan primer
V2 = tegangan skunder
Keterangan : U S N1 = jumlah lilitan primer
F = gaya magnetik (N) N2 = jumlah lilitan skunder
magnet i magnet I1 = kuat arus primer
B = medan magnet (T)
i = kuat arus listrik (A) I2 = kuat arus skunder
P1 = daya primer (input)
kawat P2 = daya skunder (output)
efisiensi transformator
Salah satu penerapan gaya magentik yaitu pada motor listrik. Alat
ini dapat mengubah energi listrik menjadi energi kinetik (gerak).
Page 6
1. Resistor
Satuan resistor : ohm atau
Lambang resistor :
Macam-macam resistor :
trafo step down
a. Resistor Tetap (weerstand)
Nilai resistor dinyatakan dengan warna gelang yang melingkar
pada bagian luar resistor.
Setiap resistor ditandai 4 warna gelang :
1) gelang I angka ke-1
2) gelang II angka ke-2
3) gelang III perkalian dari nilai resistor gelombang gelombang
4) gelang IV toleransi resistor input (AC) output (DC)
Page 7
Page 8
Tanggal Posisi
Musim yang dialami 27 13 hari. Sedangkan periode sinodis adalah waktu yang
Belahan Bumi Belahan Bumi diperlukan bulan dari kedudukan bulan baru ke bulan baru
Matahari
Utara Selatan
21 Maret – 21 Juni Semi Gugur berikutnya. Periode sinodis lamanya 29 12 hari. Dalam periode
21 Juni – 23 September Panas Dingin sinodis ini, bulan berevolusi lebih dari satu kali putaran (lebih dari
23 September – 22 Gugur Semi 360°).
Desember
22 Desember – 21 Dingin Panas 2. Fase Bulan
Maret Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan dari hari ke hari
yang tampak dari bumi. Adapun fase-fase bulan seperti pada
c. Adanya Perbedaan Lama Siang dan Malam gambar berikut.
d. Adanya Perhitungan Kalender Masehi
Bulan
Perbani
Bulan Bulan
Kwartir
sabit benjol
akhir
Bulan Bulan
SINAR MATAHARI Purnama
baru
BUMI
Kwartir Bulan
awal benjol
Bulan
sabit
Bulan
Perbani
Page 9
2. Perubahan Lithosfer
Permukaan bumi dapat mengalami perubahan karena adanya
BAB proses pelapukan dan proses erosi.
LITHOSFER 12
a. Proses Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran batuan dari ukuran
A. Proses Pelapukan di Lapisan Bumi yang besar menjadi ukuran yang kecil dan batuan yang ukuran
kecil akan berubah menjadi butiran-butiran yang halus.
1. Lapisan Bumi Berdasarkan prosesnya, pelapukan dibedakan menjadi tiga yaitu
Tiga lapisan bumi yaitu inti bumi, mantel bumi, dan kulit pelapukan mekanik (fisika), pelapukan kimiawi dan pelapukan
bumi. Lapisan yang paling dalam disebut inti bumi, ketebalannya organik.
1.248 km, berdiameter 2.496 km, suhu di pusat bumi 1) Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik merupakan proses memecah batuan besar
290.000°C. Lapisan yang menyelimuti inti bumi disebut mantel
menjadi batuan kecil dan akhirnya menjadi butiran halus tanpa ada
bumi, sedangkan lapisan yang paling luar disebut kulit bumi.
perubahan kimia pada partikel-partikel batuan penyusunnya.
Lapisan terluar (lithosfer) tersusun atas batuan-batuan.
Pelapukan batuan yang terjadi secara mekanik disebabkan oleh
Menurut terjadinya, batuan pada lithosfer dibedakan menjadi tiga
: (1) pembekuan air di dalam celah batu, (2) perbedaan suhu yang
macam yaitu : batuan beku, batuan endapan (sedimen) dan batuan
besar, (3) mengkristalnya air garam, dan (4) pengelupasan.
malihan (metamorf).
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan yang mengubah
a. Batuan Beku
sifat kimia batuan. Zat-zat yang berperan dalam proses pelapukan
Batuan ini terjadi dari bahan cair pijar (magma) yang
kimia berupa air hujan dan oksigen. Contoh batuan yang
membeku karena pendinginan. Menurut tempat terjadinya, batuan
mengalami pelapukan kimia karena air hujan adalah batu gamping
beku dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu : batuan beku
(batu kapur). Air hujan yang mengandung asam karbonat akan
dalam, batuan beku gang (korok) dan batuan beku luar (effusi).
merubah mineral-mineral dari batu kapur (mineral karbonat)
1) Batuan Beku Dalam
menjadi zat yang mudah larut dalam air. Sehingga, di daerah-
Batuan beku dalam terjadinya jauh di bawah permukaan bumi
daerah gua yang tanahnya banyak mengandung kapur, tetesan atau
yang berasal dari magma yang membeku. Proses pendinginannya
rembesan air dari atas gua akan membentuk stalaktit di langit-langit
lambat, sehingga membentuk kristalisasi. Contohnya : granit dan
gua dan di dasar gua akan terbentuk stalagmit.
diorit.
3) Pelapukan Organik
2) Batuan Beku Gang (Korok)
Pelapukan organik dapat terjadi karena aktivitas makhluk
Batuan beku gang terjadinya di celah-celah atau di dalam pipa
hidup. Misalnya, retaknya sebuah bangunan atau batuan akibat
saluran magma yang akhirnya membeku. Proses pendinginannya
perpanjangan akar-akar pohon, tumbuhnya lumut di bebatuan, dan
agak lebih cepat dibandingkan batuan beku dalam, sehingga
aktivitas bakteri, cacing tanah, semut serta tikus.
Page 10
Page 11
3. Hujan Asam
Ketika turun hujan, air hujan akan membawa partikel-partikel
di udara ikut turun dan masuk ke dalam lapisan tanah atau aliran
air. Apabila tidak ada pencemaran udara, air hujan tidak akan
berdampak negatif terhadap kehidupan di tanah atau di air.
Tetapi, air hujan yang disertai dengan partikel-partikel
pencemar seperti gas sulfur diosida, maka air hujan akan bersifat
asam. Industri pembangkit tenaga listrik, penyulingan minyak yang
memakai batubara adalah penyuplai utama terjadinya hujan asam.
Sulfur dan nitrogen dalam batubara yang dibakar berubah menjadi
gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO). Air hujan yang
disertai gas-gas tersebut masuk ke dalam tanah dan saluran air akan
mengakibatkan derajat keasaman air atau tanah menjadi tinggi. Hal
ini akan mengakibatkan lepasnya zat gizi tanah (seperti kalsium
dan magnesium) dan menyebabkan air sungai menjadi terlalu asam
sehingga hewan yang hidup di air akan mati karenanya.
Page 12