Laporan PKL
Laporan PKL
(200110150248)
2.1 Abstrak
Kata Kunci :
2.2 Latar belakang
Usaha pembibitan sapi potong belum banyak yang dilakukan oleh pengusaha di
Indonesia. Tingkat kemampuan peternak dalam memproduksi ternak masih sangatlah terbatas
karena pada usaha sapi potong membutuhkan pengeluaran yang cukup besar bila diukur oleh
kemampuan peternak dalam menyediakan modal. Waktu mendapatkan hasil usaha cukup lama,
membutuhkan waktu untuk memelihara yang relatif panjang. Untuk menyiasati hal tersebut
peternak melakukan usaha penggemukan sapi potong. Usaha penggemukan juga memerlukan
modal yang cukup besar, tetapi waktu mendapatkan hasil usaha relative lebih cepat antara 4-8
bulan.
Hal ini berdampak pada kondisi peternakan di indonesia khusus peternakan sapi potong
dan mengeluarkan Undang Undang Peternakan dan Kesehatan hewan. Untuk memenuhi syarat
tentang penyediaan program breeding dalam suatu perusahaan peternakan, PT. KARIYANA
GITA UTAMA melaksanakan program breeding sebanyak 20% dari total populasi
Kegiatan Praktek kerja lapangan (PKL) bertujuan untuk melibatkan diri secara langsung
dalam mempelajari tata laksana yang diterapkan PT.KARIYANA GITA UTAMA dalam
pelaksanaan Breeding sapi potong. Manfaat yang dapat diperoleh yaitu untuk menambah
ketrampilan kerja tentang manajemen breeding ternak sapi potong dan dapat dijadikan sebagai
sarana bertukar informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari mahasiswa dengan peternak
Metode pengamatan yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapangan di PT. Kariyana Gita
1. Berpartisipasi lansung di lapangan dalam suatu praktek kerja (training by doing), seperti
mengikuti kegitan pemeliharaan sapi bunting dan terjun langsung dalam proses kelahiran
2. Pengamatan lapangan (direct observation) yang dilakukan setiap hari kerja diseluruh
3. Metode diskusi dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan Kepala bagian,
4. Pengumpulan dan pengamatan data (collecting data) yang diperoleh sehingga dapat
sekitar 5000 ekor sapi yang bakalannya diimport dari Australia. Dalam memenuhi program
pemerintah yakni pembuatan kandang breeding dan populasi breeding minimal 20%, maka PT.
KGU membuat kandang breeding. Bakalan yang baru datang dari Australia, PT KGU memiliki
program PKB (pemeriksaan kebuntingan) sebulan setelah kedatangan sapi. Setelah
melakuakan PKB, sapi bunting dipisah dan dimasukkan dalam satu paddock dan sapi yang
Tujuan diadakan PKB selain mendeteksi sapi bunting, merupakan pencegah penjualan
sekaligus penyembelihan sapi bunting. Instruksi bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Ternak Sapi/Kerbau Betina Bunting atau Sapi/Kerbau Betina Bibit, disertai Surat Keputusan
Formulir Laporan Pemotongan Hewan Bertanduk Betina yang dengan tegas memuat larangan
tertentu seperti umur sapi yang lebih dari 8 tahun, karena dianggap sudah tidak produktif lagi
Sebagai rangkaian program untuk menciptakan suatu sistem produksi peternakan sapi
potong yang berkelanjutan dapat dimulai dari program induk anak (cow-calf program),
program).
Pada kandang breeding, sistem ini pemeliharaan induk dengan anak dilakukan secara
bersamaan (cow calf operation), setelah anaknya disapih, induk dimasukkan dalam
paddock perkawinan, dan anak dikelompokkan berdasarkan berat badan dan umur sesuai
PT. Kariyana Gita Utama sendiri dalam hal pemeliharaan induk sekaligus anak yang
baru lahir, di tempatkan di satu kandang secara intensif. Induk sapi yang baru melahirkan
biasanya diamati dan dimonitoring selama pedet sudah terbiasa dengan lingkungan.
Setelah 1bulan sampe 1,5 bulan induk sapi maupun pedet digabungkan dalam satu kandang
dengan sapi yang sama dan dinamakan dengan kandang pra lepas sapi. Selama 3-4 bulan
pedet digabungkan dengan induk, pedet dipisahkan kedalam satu paddock (lepas sapih).
dalam hal pemberian pakan memiliki perbedaan pada komposisi dan jenis pakan yang
diberikan. Induk sapi yang setelah pisah dari pedet, dilakukan penggemukan selama 1
bulan dan langsung dijual. Maka induk sapi dari melahirkan sampai dijual kira-kira waktu
bulan dengan fase starter, grower, dan finisher. Fase starter dimulai dengan kedatangan
sapi dari Australia sampai kurang lebih 3 minggu. Fase grower dari umur 1 bulan- 2,5
bulan. Dan fase finisher 2,5 bulan sampai dipasarkan. Namun untuk pedet lepas
sapih,digemukkan selama bobot badan memenuhi penjualan pasar, kemudian untuk induk
sapi yang sudah pisah dengan pedet lepas sapih dilakukan penggemukan selama kurang
Dalam pengembangan Program breeding, ternak sapi potong di peternakan ini biasanya
melakukan Inseminasi Buatan (IB),namun tidak menutupi terjadinya kawin alami. Ketika
kedatangan sapi dan dilakukan nya PKB, maka hal tersebut terbukti terjadinya kawin alami.
PT.KGU dalam hal memanajemen reproduksi tidaklah hal yang utama, sebab pada prinsip
peternakan ini hanyalah fokus terhadap penggemukan yang jangka pemeliharaanya 3 bulan.
2.6.1 Kesimpulan
2.6.2 Saran
2.7 Daftar Pustaka
Sapi Brahman Cross mempunyai sifat keibuan (mothering ability) yang rendah, terutama yang dara,
sehingga induk yang bunting tua perlu disendirikan dan apabila tidak mau menyusui perlu dilakukan
pemerahan dan diberikan ke anaknya dengan bantuan “dot” . Karena rendahnya sifat keibuan ini
yang menyebabkan kematian anak pra sapih menjadi tinggi.