i
dibandingkan dengan zona plastis yang dimana:
berada dibelakangnya. Graham, dkk kemiringan lereng
(1987), memodelkan keruntuhan pondasi cqdan faktor lereng
pada lereng pasir seperti pada Gambar 1. Nc, Nq dan Nγ = faktor daya dukung
Teori Gemperline
Gemperline mengusulkan sebuah
persamaan yang dapat membantu
menentukan faktor daya dukung Nγq yang
digunakan dalam persamaan daya dukung
Meyerhoff, sebagai berikut:
1
qu = c.Nc.c + q.Nq.q + .B.N.
2 Nilai tersebut didapat berdasarkan
daya dukung pada saat ultimit (BCIu) dan
qtan
daya dukung pada penurunan yang sama
(BCIs).
ii
Geogrid 4. Uji Geser Langsung (ASTM D-
Geogrid adalah salah satu 3080-82 E)
geosintetik berbentuk jaring dengan jala
terbuka. Dengan bentuknya yang seperti Perlakuan Dan Jumlah Sampel
jala, geogrid mampu mengunci Penelitian ini dilakukan untuk
(interlock) pengisi di sekitarnya mengetahui perbandingan daya dukung
Dalam Perencanaan Geosintetik pondasi menerus pada model lereng
untuk Perkuatan Lereng yang dikeluarkan tanah pasir dengan dan tanpa perkuatan
oleh Departemen Pekerjaan Umum, geogrid, maka dibutuhkan 18 model
disebutkan bahwa ketika tanah dan lereng, terdiri dari 9 model tanpa
geosintetik digabungkan, material perkuatan dan 9 model dengan perkuatan.
komposit (tanah yang diperkuat) tersebut Tabel 1 Variasi kemiringan lereng dan
menghasilkan kekuatan tekan dan tarik lebar pondasi menerus
tinggi sehingga dapat menahan gaya yang Rc = 74% α (Kemiringan
bekerja dan deformasi. Pada tahapan Sv = 3 cm Lereng)
tersebut, geosintetik berlaku sebagai L = 40 cm
n=2 46o 51o 56o
bagian tahanan tarik (gesekan, adhesi,
B = 4 cm √ √ √
saling mengikat (interlocking) atau
pengurungan (confinement)) yang B = 6 cm √ √ √
digabungkan ke tanah/timbunan dan
B = 8 cm √ √ √
menjaga stabilitas massa tanah.
iii
Kemudian dilakukan analisa BCI.
Ada 2 macam analisi BCI yang
digunakan, yaitu BCIu dan BCIs.
Perbedaan dari BCIu dan BCIs terletak
pada penentuan bebannya. Pada analisa
BCIu, beban yang digunakan merupakan
beban maksimum ketika lereng longsor.
Pada analisa BCIs, nilai beban diambil
ketika penurunan sebesar 2%, 4%, dan
Gambar 3 Skema perletakan benda 6% dari lebar pondasi.
uji dengan perkuatan geogrid
PEMBAHASAN
Metode Pengambilan Data Analisis Daya Dukung Tanpa
Pada uji pembebanan, beban Perkuatan
diberikan setiap kelipatan 5 kg. Dan Dari percobaan yang telah
setiap kenaikan beban dicatat penurunan dilakukan didapatkan beban maksimum
pondasi yang terjadi. Pembebanan yang mampu ditahan oleh lereng. Dari
dilakukan hingga mencapai 3 kali beban beban maksimum yang didapatkan, dapat
yyang sama atau lereng mengalami dihitung daya dukung maksimum dari
kelongsoran. Secara umum, skema masing-masing lereng. Hasil uji
pemasangan alat pengujian dapat dilihat pembebanan pondasi di dekat lereng
pada Gambar 4. tanpa perkuatan disajikan pada tabel 2.
iv
(b) (b)
Gambar 5 (a) Hubungan qu dan lebar Gambar 6 (a) Hubungan qu dan
pondasi (b) Hubungan qu dan kemiringan kemiringan lereng (b) Hubungan qu dan
lereng pada uji pembebanan tanpa lebar pondasi pada uji pembebanan
perkuatan dengan perkuatan
Dari hasil uji pembebanan tanpa Dari hasil uji pembebanan dengan
perkuatan didapatkan qu maksimum pada perkuatan didapatkan qu maksimum pada
B=4cm dan =46o. B=4cm dan =46o.
(a)
(a)
v
Analisa BCIs pada s/B=4%
Hasil analisis nilai BCIs untuk
variasi lebar pondasi pada penurunan
sebesar s/B=4% disajikan pada tabel 6.
(b)
Gambar 7 (a) Hubungan lebar pondasi
dan BCIu (b) Hubungan kemiringan
lereng dan BCIu
(a)
(b)
Gambar 8 (a) Hubungan lebar pondasi
dan BCIs pada s/B 4% (b) Hubungan
kemiringan lereng dan BCIs pada s/B 4%
(b)
Gambar 8 (a) Hubungan lebar pondasi
dan BCIs pada s/B 2% (b) Hubungan
kemiringan lereng dan BCIs pada s/B 2%
vi
kemiringan sudut lereng, semakin kecil
nilai BCIu nya.
Dalam analisa BCIs pada penurunan
2%, 4%, dan 6% dari lebar pondasi,
didapatkan bahwa dengan semakin besar
kemiringan sudut lereng, semakin kecil
nilai BCIs nya. Dari segi lebar pondasi,
(a) pada s/B 2% dan 4% semakin lebar
pondasi semakin kecil nilai BCIs nya.
Hal yang berbeda terjadi pada BCIs
dengan s/B 6%, nilai BCIs mencapai
puncak pada pondasi 6cm.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan,
(b) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Gambar 9 (a) Hubungan lebar pondasi 1. Adanya peningkatan daya dukung
dan BCIs pada s/B 6% (b) Hubungan pondasi menerus pada lereng dengan
kemiringan lereng dan BCIs pada s/B 6% penggunaan geogrid sebagai bahan
Pengaruh Lebar Pondasi Menerus dan perkuatan dibandingkan pada lereng
Kemiringan Lereng pada Pemodelan tanpa perkuatan
Fisik 2. Semakin lebar pondasi, maka beban
Dari hasil eksperimen yang telah runtuh yang dapat ditahan oleh
dilakukan didapatkan hasil bahwa variasi pondasi akan semakin besar.
kemiringan lereng dan lebar pondasi 3. Semakin besar sudut kemiringan
sangat berpengaruh terhadap beban lereng, maka semakin kecil daya
ultimit yang mampu ditahan oleh lereng. dukung dan beban maksimum yang
Dari segi lebar pondasi, bila ditinjau dari dapat ditahan oleh pondasi
beban ultimit, semakin lebar pondasi 4. Berdasarkan analisa BCIu, semakin
semakin besar pula beban ultimitnya, besar sudut kemiringan lereng,
namun semakin kecil daya dukungnya. semakin kecil BCIu yang dihasilkan.
Pada variasi kemiringan lereng, bila Semakin besar lebar pondasi,
ditinjau dari beban ultimit yang bekerja semakin kecil BCIu yang dihasilkan.
diketahui bahwa dengan bertambahnya Berdasarkan analisa BCIs, semakin
kemiringan sudut lereng semakin kecil besar sudut kemiringan lereng,
beban ultimit yang mampu ditahan oleh semakin kecil BCIs yang dihasilkan.
lereng. Semakin besar lebar pondasi,
Secara keseluruhan terjadi semakin besar BCIs yang dihasilkan.
peningkatan nilai daya dukung dengan SARAN
perkuatan geogrid dibandingkan dengan Untuk mendapatkan hasil yang
tanpa perkuatan. Dari analisa BCIu, lebih sempurna, ada beberapa hal yang
semakin besar lebar pondasi maka perlu diperhatikan, antara lain:
semakin kecil nilai BCIu nya. Dari segi 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut
kemiringan sudut lereng, semakin besar mengenai jarak antar lapis geogrid
vii
yang optimum untuk setiap lebar Das, Baja M. 2009. Shallow Foundations
pondasinya Bearing Capacity and Settlement.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut Boca Raton: CRC Press
mengenai sudut kemiringan lereng DPU. 2009. Modul pelatihan Geosintetik
dengan lebih bervariasi untuk Volme 1: Klasifikasi & Fungsi
mengetahui hasil yang paling Geosintetik
optimum DPU. 2009. Modul pelatihan Geosintetik
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut Volme 3: Perencanaan Geosintetik
mengenai lebar pondasi dengan lebih Untuk Perkuatan Lereng
bervariasi untuk mengetahui hasil Hoang, Le CV, Nguyen VPQ, Truong
yang paling optimum TP. 2012. Bearing Capacity of
4. Dalam pengujian, harus diperhatikan Footing Strip Resting On Slope
perletakan dari load cell agar beban Using Upper Bound Limit Analysis.
yang terjadi tidak eksentris Journal of Engineering Technology
and Education 2012 GTSD2012
DAFTAR PUSTAKA Prasetyo, Dodik. 2014. Pengaruh
Alamshashi, Saeed & Hataf, Nader.2009. Kemiringan Lereng Dan Jumlah
Bearing capacity of strip footings on Lapis Geotekstil Terhadap Daya
sand slopes reinforced with geogrid Dukung Pondasi Pada Pemodelan
and grid-anchor. Journal Elsevier Fisik Lereng Pasir. Skripsi tidak
Geotextiles and Geomembranes 27 diterbitkan. Malang: Universitas
(2009):217–226 Brawijaya
Al-Sinaidi, A. Rahmn & Ali, Ashrf Shields, Donalds., Chandler, Neil &
Hassan. 2006. Improvement in Garnier, Jacques. 1990. Bearing
Bearing Capacity Of Soil By Geogris Capacity Of Foundations On Slopes.
– An Experimental Approach. Journal Of Geotechnical
IAEG2006 no.240 Engineering, Vol. 116, 3
Christdy H., Hary. 1996. Teknik Fondasi Soedarmo, Djatmiko & Purnomo, Edy.
1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka 1993. Mekanika Tanah. Malang:
Utama Penerbit Kanisius
Craig, R.F. 1989. Mekanika Tanah Edisi S.V. Anil Kmar, K. Ilamaparuthi. 2009.
Keempat. Jakarta:Erlangga Respon of Footing on Sand Slopes.
Das, Brja M. 1995. Mekanika Tanah Indian Geotechnical Society Chennai
(Prinsip-pinsip Rekayasa Geoteknis) Chapter, 622-626
Jilid 1. Terjemahan Noor Endah & Taha, Mohd. Raihn, and Enas B. Eltale.
Indrasurya B. Mochtar. 2013. Numerical and Experimental
Jakarta:Erlangga Evluation of Bearing Capacity
Das, Braj M. 1995. Mekanika Tanah
Factor Nof Strip Footing on Sand
(Prinsip-pinsip Rekayasa Geoteknis)
Slopes. IJPS2013.4000
Jilid 2. Terjemahan Noor Endah &
Teng, Wayne C. 1981. Foundation
Indrasurya B. Mochtar.
Design. New Delhi: Prentice Hall
Jakarta:Erlangga
Terzaghi K, Peck RB. 1987. Mekanika
Tanah Dalam Praktek Rekayasa.
Jakarta: Erlangga
viii