A. MAKNA TAUHID
Kata “tauhid” dalam bahasa Arab merupakan bentuk masdar (kata dasar) dari
kata : wahhada-yuwahhidu-tauhid yang berarti meng-esa-kan/mengakui ke-esa-an. Dalam
perkembangan bahasa Arab kata tauhid diartikan sebagai sesuatu yang berbeda dari
segalanya.
Kata “tauhid” termasuk dalam kategori af’al qalbi (kerja hati), yaitu: mengakui ke-
Esa-an Allah dalam penciptaan, kekuasaan, dan kepemilikan (rububiyah), juga dalam
penyembahan, permintaan dan harapan (uluhiyyah), asma’ (nama) dan sifat.
Dalam perkembangan terakhir kata “tauhid” dipergunakan untuk menyebut satu
bidang ilmu yang mampu dipergunakan untuk menetapkan keyakinan-keyakinan agama
dengan dalil-dalil yang qath’iy (pasti).
Artinya: Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan
sekali-kali tidak (pula) akan menemuipenyimpangan bagi sunnah Allah itu. QS.
35/Fathir: 43
Makhluk-makhluk itu tidak mengenal pencipta dan pengatur lain selain Allah,
sehingga mereka terus bertasbih mensucikan Allah, Firman Allah.
Artinya: Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah; kepada-Nya bertasbih apa yang ada di
langit dan di bumi dan juga burung-burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. 24/An Nur: 41)
Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka
kelihatanlah olehmu hujan ke luar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan
awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan. (QS. 24/An Nur:43)
1
Al Jazairi, Abu Bakar Jabir, Aqidatul-Mu’min, (Beirut:. Dar El Fikr, T. th) h. 236-237
2
Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim, op cit, Jilid III, h. 252
Fenomena berikutnya adalah pergantian malam dan siang. Firman Allah:
Artinya: Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu,
terdapat pelajarn yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.
(QS. 24/An Nur: 44)
Perenungan terhadap pergantian malam dan siang dalam struktur yang tidak pernah
berubah dan waktu yang tidak pernah telat, akan menggugah sensitifitas jiwa untuk
memahami rahasia di balik rekayasa Allah dalam menggerakkannya.
Al Qur’an mengantarkan jiwa manusia untuk merenungkan fenomena alam ini,
agar dapat menatapnya dengan pandangan dan interaksi yang selalu diperbaharui.
Malam dan siang sejak manusia temukan pertama kali sampai hari ini tidak ada
yang berubah, tidak pudar keindahannya. Malam dan siang yang dulu pernah diimpikan
tetaplah malam dan siang yang hari ini ditemui. Hati manusia-lah yang berubah dingin dan
tidak peka, sehingga tidak lagi mampu mengaguminya.
Al Qur’an memperbaharui pandangan kita yang beku tentang malam dan siang
sebagaimana pembaharuan yang terjadi pada malam dan siang itu sendiri. Menyaksikan
setiap fenomena dengan penuh renungan, mencari apa rahasia di balik semua ini. Siapa
yang mengendalikannya? Apa hikmahnya?.
Dengan cara ini, Allah menghendaki kita mampu memandang segala sesuatu
sebagai nikmat yang baru pertama kali kita temukan, sehingga kita selalu merasakan
pembaharuan nikmat di setiap waktu.
Fenomena alam memang indah dan menakjubkan. Dan fitrah kita sama dengan
fitrah alam itu. Memancar dari sumber yang sama, keluar dari rahasia yang sama.
Berkomunikasi dengan rahasia malam dan siang memberikan kedamaian,
kemesraan, dan kebahagiaan pertemuan dengan kerabat dekat yang lama terpisahkan.
Kita temukan nur Ilahi ada dalam fenomena malam dan siang. Allah Pemberi
cahaya langit dan bumi. Dan kita temukan cahaya itu di ufuk barat dan ufuk timur,
sebagaimana pancaran cahaya Ilahi itu ada dalam diri kita.
Dan masih banyak lagi fenomena alam lain yang menunjukkan pancaran tauhid,
pengakuan akan ke-Esa-an Allah Yang Maha Pencipta dan Pengatur segalanya.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. QS. 7/Al A’raf: 172
Demikianlah dasar penciptaan manusia dari yang tidak pernah ada. Firman Allah:
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyaka manusia
tidak mengetahui.3 QS. 30/ Ar Rum: 30
Artinya: Setiap bayi, dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam/mengenal Allah), maka
kedua orang tuanyalah yang merubahnya menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi.
HR. At Thabrani dan Al Baihaqi
Penyimpangan manusia dari fitrah tauhidnya ini terjadi karena pengaruh beberapa
hal berikut ini, yaitu:
1. Pendidikan yang salah,
2. Godaan syetan,
3. Mengikuti hawa nafsu,
4. Sikap taqlid buta terhadap nenek moyang
5. Perbuatan dosa yang berakumulasi pada tertutupnya hati dari cahaya Allah.
Demikianlah Allah telah persiapkan manusia dengan fitrahnya itu untuk bertauhid
kepada Allah. Dan untuk menyempurnakan potensi tauhid ini agar tumbuh dan
berkembang dengan optimal, bersih dari noda syirik dan dosa, Allah mengutus para rasul
sebagai teladan dan pemandu manusia.
D. KEDUDUKAN TAUHID
Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi bagi kehidupan manusia ini, yaitu:
1. Tauhid merupakan dasar Aqidah Islamiyah. Pengakuan terhadap tauhid uluhiyah yang
dinyatakan dengan kalimat syahadat membuat seseorang mendapatkan status muslim,
dan orang yang mengingkarinya berstatus kafir.
2. Tauhid melindungi jiwa, harta, dan kehormatan seseorang. Sabda Nabi:
Artinya: Aku diperintahkan memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah, maka ketika mereka melakukan hal ini mereka akan
terlindung jiwa, dan hartanya kecuali dengan haknya. Hadits Muttafaq ‘alaih
3. Menyerukan tauhid adalah tugas utama para rasul sejak zaman nabi Nuh AS, sampai
nabi Muhammad SAW. Tugas utama para rasul dapat dikelompokkan dalam dua tugas
penting yaitu:
1. Mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT
2. Mengajak manusia untuk menjauhi thaghut (sesembahan selain Allah), firman
Allah:
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk
menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut. QS. 16/An
Nahl: 36
Dari itulah seruan pertama para nabi kepada kaumnya adalah :
“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak Tuhan bagimu selain-Nya” QS.
7/Al A’raf: 59, 65, 73, 85.
3
Fitrah Allah maksudnya: ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai maluri beragama yaitu
agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan. (sumber: Al Qur’an dan Terjemahnya,
Mujamma’ Khadimul Haramain AsySyarifain al Malik Fahd li thiba’at al Mush-ha asy Syarif, Medinah
Munawwarah, 1411 H).
Demikanlah Al Qur’an menceritakan seruan Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syuaib, dsb.
4. Tauhid adalah hak Allah atas manusia. Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari
Mu’adz bin Jabal, ra yang mengatakan:
Artinya: Saya pernah duduk di belakang Nabi di atas seekor keledai, lalu Nabi
bertanya kepadaku: “Hai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-
Nya dan apa hak hamba atas Allah? Saya menjawab: Hanya Allah dan rasul-
Nya yang mengetahui. Sabda Nabi: “Hak Allah atas hamba-Nya adalah
agar mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan apapun. Dan
hak hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun”. Saya bertanya: “Ya
Rasulallah, bolehkan saya beritahukan ini kepada manusia? Jawab Nabi:
“Jangan nanti mereka akan mengandalkannya semata (tidak berlomba
mengerjakan amal kebajikan, red). Hadits Muttafaq alaih.
Hal ini karena Allah telah menciptakan manusia dan memberinya nikmat yang tak
terhingga, maka seharusnya manusia bersyukur kepada-Nya, mentaati dan tidak
mendurhakai-Nya.
5. Tauhid adalah identitas kepribadian setiap muslim sepanjang hayatnya. Firman Allah:
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supa mereka memberi Aku makan. QS. 51/Adz
Dzariyat:56-57
Maka orang yang menghabiskan umurnya tidak untuk beribadah kepada Allah, ia
telah jatuh dari derajat manusia menuju kepada derajat hewan ternak atau lebih hina
dari hewan ternak. Firman Allah
Artinya: Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan
seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal
mereka. QS. 47/Muhammad: 12
6. Tauhid adalah seruan umat Islam kepada umat lain. Firman Allah:
Artinya: Katakanlah: “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak
kita sembah kecuali Allah dan tiak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun
dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:
”Salsikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah). QS. 3/ Ali Imran: 64
E. MACAM-MACAM TAUHID
Keyakinan seorang muslim akan tauhid (ke-Esa-an Allah) mencakup tiga macam
tauhid, yaitu: rububuyah, uluhiyyah, asma dan sifat.
1. Rububiyyah
Kata rububiyyah adalah bentuk nisbah (pengkaitan) kepada salah satu asma
Allah yaitu Ar Rabb yang memiliki beberapa arti antara lain:
a. Al Murabbiy, Yang Mengatur, Mendidik, dan Membesarkan
b. An Nashir, Yang Menolong, dan Membela
c. Al Malik, Yang Memiliki, Menguasai, dan Merajai
d. Al Mushlih, Yang Memperbaiki
e. Al Wali, Yang Melindungi, Menguasai dan Memimpin
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
kedunya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang
mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. QS. 21/Al
Anbiya: 22
Dari itulah tauhid ini diterima dengan bulat termasuk oleh kaum kafir.
Firman Allah
Artinya: Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? Miscaya mereka akan menjawab:
Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.
QS. 43/Az Zukhruf: 9
2. Uluhiyyah
Uluhiyyah berasal dari kata “ilaah” artinya al ma’bud (yang disembah) dan
al mutha’ (yang dipatuhi).
Tauhid uluhiyyah artinya: meng-Esa-kan Allah dalam ibadah4 dan
kepatuhan, atau dengan kata lain : meng-Esa-kan Allah dengan perbuatan
hambanya seperti shalat, shiyam, zakat, haji, penyembelihan, nadzar, takut, harap,
dan cinta yang semuanya dikerjakan dalam rangka mematuhi Allah, mengharap
ridha-Nya, menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Dengan demikian tauhid uluhiyyah itu hanya dapat terwujud dengan dua
hal, yaitu:
a. Mengarahkan seluruh amal perbuatan manusia hanya kepada Allah (ikhlas)
b. Melaksanakan ibadah sesuai dengan perintah dan larangan Allah (mutaba’ah)
4
ibadah dalam bahasa Arab berarti patuh dan tunduk, Imam ibnu Taimiyah mendefinisikan: ibadah adalah
nama segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhai, berupa ucapan, perbuatan yang tampak maupun
tersembunyi, dan berlepas diri dari hal-hal yang menafikan dan bertentangan dengannya.
Tauhid uluhiyah inilah yang diformalkan dalam ucapan dua kalimah
syahadat, bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.
Dari itulah tauhid Uluhiyah ini merupakan bagian tauhid terpenting. Di atas
tauhid inilah bangunan kehidupan didirikan, tatanan hukum (tasyri’) ditegakkan,
sebab tidak ada hukum dan kepatuhan dalam semua urusan kecuali kepada Allah
dan rasul-Nya. Firman Allah:
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku”. QS. 21/Al
Anbiya: 25
Peran ibadah inilah yang sesungguhnya tugas utama diciptakannya jin dan
manusia. Firman Allah:
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. QS. 51/Adz Dzariyat: 56
Artinya: Tiada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. QS. 42:11
Bagian pertama dari ayat itu adalah : Tiada sesuatupun yang serupa dengan
Dia; berisi peniadaan secara total terhadap penyerupaan dan rekaan terhadap asma
dan sifat Allah.
Dan bagian kedua: dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat;
berisi penetapan asma dan sifat Allah secara terinci sekaligus penolakan terhadap
ta’thil (peniadaan) dan tahrif (perubahan).
1. Kehidupan Pribadi
Tauhid yang benar sangat tampak pengaruhnya pada kehidupan pribadi (personal),
yaitu:
a. Pembebasan seseorang dari penyembahan sesama makhluk, firman Allah:
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
meurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.
QS. 98/Al Bayyinah: 5
b. Kemerdekaan yang utuh sebagai makhluk ciptaan Allah dan hanya patuh kepada
Allah. Firman Allah:
Artinya: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram. QS. 13/Ar Ra’du: 28
d. Memiliki izzah kekuatan dalam menghadapi tekanan fihak lain. Firman Allah:
Artinya: Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdidi, lalu
mereka berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-
kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian
telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran. QS. 18/Al
Kahfi: 14
Artinya: Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur seizin Allah;
dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-
orang yang bersyukur. QS. 7/Al A’raf: 58
g. Optimis dalam menghadapi persoalan dan tidak mudah putus asa dalam berusaha.
Firman Allah tentang nabi Ya’qub yang terpisahkan dari Yususf:
5
Termasuk dalam “kalimat yang baik” ialah kalimat tauhid, segala ucapan yang menyeru kepada
kebajikan dan mencegah dari kemunkaran serta perbuatan yang baik. Kalimat tauhid seperi kalimat “La
ilaaha illallaah” (Al Qur’andan Terjemahnya, Mujamma’ Khadimul –Haramain Asy Syarifain al Malik
Fahd, Medinah Munawwarah)
Allah itulah yang tinggi, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS.
9/At Taubah: 40
2. Masyarakat
a. Tauhid yang benar akan menjadi landasan dan bentuk masyrakat. Firman Allah:
Artinya: Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada
Allah? QS. 2/Al Baqarah: 138
b. Tauhid yang benar akan menjadi manhaj (jalan hidup) yang mengantarkan sebuah
masyarakat mencapai kebahagiaannya
c. Tauhid yang benar akan menjaga masyarakat untuk senantiasa berada dalam
keamanan dan kebenaran. Firman Allah:
Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
QS. 6/Al An’am: 82
Dan salah satu bentuk ujian Allah kepada kaum yang kafir adalah tercabutnya rasa
aman dari mereka. Firman Allah:
Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri
yang dahulunya aman lagi tenteran, rizkinya datang kepadanya melimpah
ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-
nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian
kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
QS. 16/An Nahl: 112
d. Tauhid yang benar akan membuka barakah rizki dari langit dan bumi kepada
mayarakat . Firman Allah:
f. Tauhid yang benar akan membuka peluang umat Islam untuk menegakkan
kekhalifahannya di muka bumi, sebagaimana misi awal penciptaan manusia.
Firman Allah:
Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, seusudah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik. QS. 24/An Nur:55
g. Tauhid yang benar akan menjamin keseimbangan hidup. Karena seluruh alam ini
akan stabil jika dikendalikan oleh satu penguasa yaitu: Allah Yang Maha Kuasa.
Firman Allah :
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai
‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. QS. 21/Al Anbiya’: 22
Wallahu a’lam
Pondok Gede, Mei 2002
Muhith Muhammad Ishaq