Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Kondisi Fisik


Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (Kamus Istilah
Kebidanan. Siti Maemunah, 2005). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram
(Bobak, 2000).
1. Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian
lebih kecil setelah 40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,
pada bayi laki-laki testis sudah turun.
11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda
diletakkan ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.
13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24
jam pertama
14) Umur kehamilan 37-42 minggu

4
b. Bayi Prematur
1) Berat badan kurang dari 2499 gram
2) Organ-organ tubuh imatur
3) Umur kehamilan 28-36 minggu

c. Bayi Posmatur
1) Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2) Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm Verniks
kaseosa dibadan kurang
3) Kuku-kuku panjang
4) Rambut kepala agak tebal
5) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
6) Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

2. Klasifikasi Nilai APGAR


Tanda 0 1 2
Seluruh tubuh
A: Appereance color Badan merah,
Pucat kemerahan-
(Warna Kulit) ekstremitas biru
merahan
P: Pulse (Frekuensi
Tidak ada <100 > 100
jantung)
G: Grimace (Reaksi Sedikit gerakan Menangis,
Tidak ada
terhadap rangsangan) mimik batuk/bersin
A: Actifity (Tonus otot) Ekstremitas dalam
Lumpuh Gerakan aktif
fleksi sedikit
R: Respirasi (Usaha Lambat/ menangis
Tidak ada Menangis kuat
bernafas) lemah

Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau
tidak. Penilaian skor APGAR adalah sebagai berikut:

5
a. Asfiksia berat: nilai Apgar 0-3
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen
terkendali. Karena selalu disertai asidosis, perlu diberikan natrikus
bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40%
1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilikus
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi
dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9
d. Bayi normal dengan nilai Apgar 10

B. Teknik Perawatan Bayi Baru Lahir


1. Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap
(dibasuh) dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat
penting dijaga kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu
jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada tali pusat.
2. Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini
dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.
3. Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan
segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya
sekitar 40 pernapasan permenit
4. Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5
kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan
memerlukan perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat.
Berikan bayi ASI yang cukup.
5. Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin
ada bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan
secara hati-hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua.
Atau biasa juga dibiarkan sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat
mandi.
6. Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman.
Warna feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya.

6
7. Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari
pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk
hari-hari pertama payudara mengeluarkan kolostrum.

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Bayi Baru Lahir


1. Mempesiapkan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual, dan kegiatan
3. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya

D. Karakteristik Keluarga dengan Bayi Baru Lahir


1. Perkembangan Fisik
Rata-rata berat badan lahir 3400 g, panjang 50 cm. Sampai 10%
berat lahir hilang dalam beberapa hari pertama, utamanya karena
kehilangan cairan melalui pernapasan, urin, defekasi, dan penurunan
pemasukan. Berat lahir akan naik kembali pada minggu kedua kehidupan,
dan terjadi peningkatan secara bertahap dalam berat badan, tinggi badan,
tinggi badan dan lingkar kepala. Pada bulan pertama, berat badan rata-rata
meningkat 120-240 g per minggu, tinggi badan 0,6-2,5 cm, dan 2 cm
dalam lingkar kepala.
Denyut jantung neonatus secara bertahap menurun dari denyut
jantung janin 130 sampai 160 kali per menit turun menjadi 120 sampai 140
kali per menit. Rata-rata tekanan darah 74/46 mmHg. Rata-rata waktu
pernapasan adalah 30 sampai 50 kali per menit. Karena neonatus bernapas
melalui hidung, penting untuk menjaga saluran hidung bersih. Temperatur
aksila berada dalam rentang antara 360C sampai 37,50C dan secara umum
menjadi stabil dalam 24 jam setelah lahir.
Karakteristik fisik yang normal termasuk tetap adanya lanugo pada
kulit di bagian belakang, sianosis pada tangan dan kaki, khususnya selama
aktivitas, dan abdomen yang lebih lembut dan menonjol.
Fungsi neorologis dikaji dengan mengobservasi tingkat aktivitas
neonatus, kewaspadaan, iritabilitas, dan respon terhadap stimulus dan

7
kehadiran serta kekuatan dari refleks. Refleks normal termasuk berkedip
dalam berespon terhadap cahaya yang terang dan gerakan terkejut dalam
respon terhadap suara ribut yang tiba-tiba dan keras.
Karakteristik perilaku bayi baru lahir yang normal meliputi periode
mengisap, menangis, tidur, dan beraktivitas.

2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif yang awal mulai dengan perilaku bawaan,
refleks, dan fungsi sensori. Bayi baru lahir memulai aktivitas refleks,
menyesuaikan benda-benda yang baru ke dalam perilaku, dan
mengakomodasikan perilaku ini untuk mencapai keinginan mereka. Fungsi
sensori membantu perkembangan kognitif pada bayi baru lahir. Pada saat
baru lahir, anak-anak dapat berfokus pada benda berjarak kira-kira 8
sampai 10 inci dari wajah mereka dan dapat melihat benda. Sistem
auditorius dan vestibular berfungsi dari saat lahir. Kemampuan sensori ini
memberikan neonatus untuk mengeluarkan stimulus lebih daripada hanya
menerima stimulus.
Orang tua harus diajarkan pentingnya memberikan stimulus
sensori, misalnya berbicara dengan bayi mereka dan memegang mereka
untuk melihat wajah mereka. Hal ini memungkinkan bayi untuk mencari
atau mengambil stimulus, dengan demikian memperbesar pembelajaran
dan peningkatan perkembangan kognitif.
Untuk neonatus menangis adalah komunikasi. Mereka menangis
untuk suatu alasan, walaupun pada saatnya alasan ini sulit untuk
ditentukan. Dengan bantuan perawat, orang tua belajar untuk mengenali
arti tangisan bayi dan mengambil tindakan yang sesuai jika dibutuhkan.

3. Perkembangan Psikososial
Selama bulan pertama kehidupan, orang tua dan bayi baru lahir
normalnya membangun hubungan yang kuat yang tumbuh ke dalam
kedekatan yang dalam. Interaksi selama perawatan rutin memperbesar atau
memperkecil proses kedekatan. Tindakan menyusui, kebersihan, dan

8
memberikan rasa nyaman sebanyak mungkin ketika bayi terjaga.
Pengalaman interaksi ini memberi dasar untuk terjadi bentuk kedekatan
yang dalam. Neonatus merupakan partisipan yang aktif dalam proses ini.
Jika orang tua atau anak-anak mengalami komplikasi kesehatan
setelah lahir, hubungan dapat terganggu. Isyarat perilaku bayi mungkin
lemah atau tidak ada. Perawatan dan pengasuh secara bersama kurang
memuaskan. Rasa lelah, orang tua yang sakit memiliki kesulitan untuk
mengartikan dan merespons bayi mereka.

4. Emosi Bayi (Neonatal)


Melihat tidak adanya koordinasi yang merupakan ciri dari aktifitas
bayi neonatal, tidaklah masuk akal untuk mengharapkan emosi yang
khusus, yang jelas, pada saat bayi dilahirkan. Reaksi emosional hanya
dapat diuraikan sebagai keadaan yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Yang pertama ditandai oleh tubuh yang tenang dan yang
kedua ditandai oleh tubuh yang tegang.
Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak adanya
tingkatan reaksi yang menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda.
Apapun rangsangannya, yang dihasilkan adalah emosi yang kuat (intens)
dan tiba-tiba.

5. Kemampuan Belajar
Perkembangan otak dan saraf yang memungkinkan proses belajar
belum terdapat pada bayi neonatal terutama pada hari-hari pertama
kehidupan pascanatal. Bayi neonatal sering tidak mampu melakukan
bentuk belajar yang sangat sedehana atau belajar melalui asosiasi. Kecuali
situasi makan, reaksi yang berupa kebiasaan sulit diperoleh. Kalau reaksi
ini tampak biasanya tidak stabil dan kurang bernilai.

9
6. Bermain
Pola bermain yang umum dari masa bayi:
a. Sensomotorik: ini adalah bentuk permainan yang paling awal dan
terdiri dari tendangan, gerakan-gerakan mengangkat tubuh, bergoyang-
goyang, menggerak-gerakkan jari jemari tangan dan kaki, memanjat,
berceloteh dan mengelinding.
b. Menjelajah: dengan berkembangnya koordinasi lengan dan tangan,
bayi mulai mengamati tubuhnya dengan menarik rambut, menghisap
jari tangan dan kaki, memasukkan jari-jari ke dalam pusar, dan
memainkan alat kelamin. Mereka mengocok, membuang, membanting,
menghisap dan menarik-narik mainan dan menjelajah dengan cara
menarik, membanting dan merobek benda-benda yang dapat diraihnya.
c. Meniru: dalam tahun kedua, bayi mencoba meniru kelakuan orang-
orang di sekitar mereka, seperti membaca majalah, menyapu lantai
atau menulis dengan pensil atau krayon.
d. Berpura-pura: selama tahun kedua, kebanyakan bayi memberikan sifat
kepada mainannya seperti sifat-sifat yang sesungguhnya. Boneka-
boneka hewan diberi sifat hewan sungguhan sama halnya boneka atau
mobil-mobilan dianggap seperti orang atau mobil.
e. Permainan: sebelum berusia satu tahun bayi memainkan permainan-
permainan tradisional seperti ”Cilukba”, ”Petak umpet (sembunyi-
sembunyian)” dsb. Biasanya dilakuakan bersama orang tua, nenek,
atau kakak-kakak.
f. Hiburan: bayi senang dinyanyikan, diceritai, dan dibacakan dongeng-
dongeng. Kebanyakan bayi menyenangi siaran radio dan televisi dan
melihat gambar-gambar.

E. Masalah Bayi Baru Lahir


Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak baru lahir meliputi
bahaya fisik, bahaya fisiologis, dan bahaya psikologis.

10
1. Bahaya Fisik
a. Kematian
Selama tahun pertama, kematian biasanya disebabkan oleh
penyakit yang parah sedangkan dalam tahun kedua kematian lebih
banyak disebabkan oleh kecelakaan. Sepanjang masa bayi, lebih
banyak anak laki-laki yang mati dari pada anak perempuan.

b. Penyakit
Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan
pertama disebabkan karena penyakit gastrointestinal atau komplikasi
pernapasan, tetapi jumlah kematian yang dulu disebabkan karena
penyakit parah sekarang jauh berkurang karena sekarang bayi diberi
suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh terhadap penyakit
yang dulu merupakan penyakit yang fatal.
Tetapi penyakit ringan seperti selesma dan gangguan
pencernaan umum terjadi. Diagnosa yang tetap dan perawatan medis
yang baik dapat mencegah akibat yang buruk. Tetapi kalau diabaikan,
seperti yang terjadi dalam selesma, gangguan-gangguan yang lebih
parah berkembang cepat, terutama radang telinga.
Penyakit yang lama dapat mengganggu pola pertumbuhan
normal. Tidak semua bayi setelah sembuh dapat mengejar
perkembangan pertumbuhannya. Seberapa jauh pola pertumbuhan
dipengaruhi oleh penyakit yang lama diderita sampai sekarang belum
dapat ditentukan.

c. Kecelakaan
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena
bayi sangat terlindung dalam tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun
dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan tidak
sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi. Kecelakaan seperti
luka memar dan luka garuk merupakan kecelakaan ringan dan tidak
meninggalkan akibat yang permanen. Jenis lain seperti pukulan di

11
kepala atau sobekan-sobekan merupakan kecelakaan yang cukup parah
dan dapat meninggalkan bekas luka atau bahkan mengakibatkan akibat
yang fatal. Tetapi kecelakaan ringan sekalipun dapat meninggalkan
luka psikologis. Bayi sering menakuti situasi yang sama dengan situasi
yang menimbulkan kecelakaan atau ia mengembangkan sikaf takut
sebagai akibat seringnya mengalami kecelakaan.

d. Kurang Gizi
Kekurangan gizi yang dapat disebabkan karena kurang makan
atau diet yang tidak seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan
fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Hal ini dapat
menyebabkan rintangan dalam pertumbuhan dan mengakibatkan cacat
fisik seperti gigi busuk, kaki bengkak dan kecenderungan menderita
banyak penyakit.
Karena otak tumbuh dan berkembang sangat cepat dalam masa
bayi maka dapat sangat dipengaruhi oleh kurangnya gizi. Dua tahun
pertama disebut periode kritis dalam pertumbuhan otak karena adanya
peningkatan yang mencolok dalam perkembangan sel-sel otak pada
masa ini, oleh karena itu merupakan periode dimana otak sangat rentan
terhadap kerusakan. Kalau pada saat ini bayi menderita kekurangan
gizi tidak dapat dijamin bahwa perkembangan selanjutnya akan
berjalan normal.
Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak
tidak dapat mencapai potensi-potensi intelektualnya, sekalipun sudah
menjadi lebih besar anak tidak dapat melakukan tugas-tugas intelektual
yang seharusnya dapat dilakukan seandainya perkembangan yang
normal tidak terganggu oleh rusaknya perkembangan otak karena
kekurangan gizi.

12
2. Bahaya Fisiologis
a. Kebiasaan Makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda
tegang. Mereka lebih lama terlibat dalam kegiatan menghisap lainnya
(seperti menghisap ibu jari), lebih banyak mengalami kesulitan tidur
dan lebih gelisah dari pada bayi yang periode meneteknya lebih
singkat. Kalau terlambat disapih bayi cenderung menolak jenis
makanan yang baru dan cenderung menghisap ibu jari sebagai
pengganti puting susu ibu. Bayi juga akan menolak makanan yang
agak padat kalau makanan agak keras terlampau cepat diperkenalkan,
bukan karena rasanya melainkan karena kekerasannya.

b. Kebiasaan Tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa, atau
kegaduhan dapat membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal
tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi tegang dan
menolak tidur.

c. Kebiasaan Pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot
berkembang dengan baik. Mencoba melatih pembuangan terlampau
awal membuat bayi tidak mau berkerja sama dalam membentuk
kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya. Sebaliknya, penundaan
melatih pembuangan mengakibatkan kebiasaan yang tidak teratur dan
kurangnya motivasi. Mengompol merupakan hal yang umum bila
latihan bila tidak dilakukan sesuai dengan kesiapan perkembangan
bayi.

3. Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam Perkembangan Motorik
Kalau perkembangan motorik terlambat, bayi akan sangat
dirugikan pada saat mulai bermain dengan teman-teman sebaya.

13
Semakin banyak kelambatan dalam pengendalian motorik, akan
semakin lambat ia memperoleh keterampilan yang dimiliki anak-anak
lain. Lagi pula, karena keinginan mandiri sudah mulai berkembang
pada awal tahun kedua, maka bayi yang perkembangan motoriknya
terlambat akan merasa kecewa kalau gagal dalam usahanya melakukan
sesuatu secara sendirian. Yang juga sangat mengganggu dalam
penyesuaian diri anak adalah tekanan dari orang tua untuk mencapai
pengendalian motorik dan untuk belajar keterampilan motorik sebelum
ia cukup matang untuk melakukannya. Di bawah kondisi ini bayi
sering mengembangkan sikap menolak dan negativistik yang akan
melemahkan motivasinya dan menyebabkan tertunda mempelajari
tugas-tugas yang seharusnya sudah dapat kuasai.

b. Bahaya Dalam Berbicara


Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambtan dalam
pengendalian motorik, menjadi serius dalam masa bayi karena pada
masa ini diletakkan dasar-dasar untuk alat komunikasi yang nanti
diperlukan kalau cakrawala sosial meluas. Dalam masa awal kanak-
kanak, ketika minat terhadap orang-orang di luar rumah mulai timbul,
anak yang mengalami kelambatan berbicara akan merasa dikucilkan.
Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling
sering adalah intelegensi yang rendah, kurangnya perangsangan
(terutama dalam tahun pertama) dan kelahiran kembar. Kalau orang
tua atau pengasuh tidak merangsang anak untuk berceloteh atau
mencoba mulai bicara, maka kebanyakan bayi akan kehilangan minat
untuk mencoba bicara. Kelambatan bicara pada bayi kembar banyak
dapat disebabkan karena kelambatan perkembangan yang merupakan
ciri dari bayi tersebut atau karena bayi biasanya belajar saling
berkomunikasi dengan bentuk prabicara.

14
c. Bahaya Emosi yang Umum pada Masa Bayi
1) Kurangnya kasih sayang
2) Tekanan
3) Terlampau banyak kasih sayang
4) Emosi yang kuat

d. Bahaya Sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan
motivasi untuk belajar menjadi sosial. Ini mendorong lambatnya sifat-
sifat egosentris berlangsung, yang merupakan ciri dari setiap bayi, dan
mengakibatkan perkembangan sikaf introvert. Kurangnya kesempatan
untuk kontak sosial dalam setiap usia akan mengganggu, terutama dari
usia 6 minggu sampai 6 bulan yang merupakan saat kritis dalam
pengembangan sikap yang mempengaruhi pola sosialisasi. Meskipun
sikap sosial dapat dan memang berubah, banyak individu yang
membentuk sikap sosial yang kurang baik pada saat bayi akan terus
bersikap kurang sosial kalau besar nanti.

e. Bahaya Bermain
Bermain pada masa bayi merupakan bahaya potensial, baik
secara fisik maupun psikologis. Banyak mainan dapat menimbulkan
goresan, memar atau menyebabkan bayi tercekik karena ada bagian
yang lepas. Bahaya psikologis yang utama adalah bahwa bayi sangat
bergantung pada mainan untuk memperoleh hiburan dan tidak belajar
bermain yang melibatkan interaksi dengan orang-orang lain. Televisi,
yang digunakan pengganti pengasuh, tidak mendorong anak untuk
memainkan peran aktif dalam bermain.

f. Bahaya dalam Pengertian


Meskipun pengertian merupakan tahap perkembangan yang
masih sangat sederhana namun dapat merupakan bahaya psikologis
yang bahaya. Dalam perkembangan konsep, relatif mudah untuk

15
memperbaiki konsep yang salah tentang orang, benda atau situasi
dengan konsep yang benar. Tetapi, semua konsep mempunyai bobot
emosi, dan disinilah letak bahayanya. Kalau, misalnya, bayi belajar
mengasosiasikan kembang gula dengan perilaku yang baik dan
menganggap sayur-sayuran sebagai bentuk hukuman, bobot emosi dari
konsep ini akan mengakibatkan suka atau tidak terhadap jenis
makanan.

g. Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di
masa depan terjadi bila bayi mendapatkan bahwa ia lebih banyak
memperoleh perhatian kalau ia melakukan sesuatu yang mengganggu
atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang
lebih diterima.

h. Bahaya Hubungan Keluarga pada Masa Bayi


1) Perpisahan dengan Ibu
2) Gagal mengembangkan perilaku akrab
3) Merosotnya hubungan keluarga
4) Terlampau melindungi
5) Latihan yang tidak konsisten
6) Penganiayaan anak

F. Peran Perawat
Ada beberapa peran perawat yang bisa dilakukan pada keluarga dengan tahap
perkembangan bayi baru lahir:
1. Memberikan bantuan kepada keluarga bagaimana cara perawatan bayi
termasuk imunisasi.
2. Memberi pengetahuan kepada keluarga tentang perawatan payudara yang
baik untuk memperlancar produksi ASI.
3. Memberikan pelayanan Postnatal Care.
4. Memberikan konseling tentang KB, dan lain-lain.

16
BAB III
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

A. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat, yaitu data
yang berhubungan dengan keluarga dan anak.
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga:
a. Identitas
Nama Kepala Keluarga :
Jenis Kelamin / usia :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
Komposisi Keluarga :
St. Imunisasi
St.
No. Nama JK Umur Pendidikan (BCG, Polio, DPT, Pekerjaan
Hub
Hep, Campak)
1
2

Tipe Keluarga :
Suku Bangsa :
Agama :
Status Sosial Ekonomi :
Aktivitas Keluarga :

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir

17
b. Tugas Perkembangan yang sudah dilakukan
1) Menjadi orang tua yang baik
2) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangannya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
c. Mobilitas Geografis Keluarga
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
e. Sistem Pendukung Keluarga

4. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran
b. Nilai dan Norma Keluarga
c. Pola Komunikasi Keluarga
d. Struktur Kekuatan Keluarga

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Ekonomi
b. Fungsi Status Sosial
c. Fungsi Pendidikan
d. Fungsi Sosialisasi
e. Fungsi Pemenuhan (Perawatan/ Pemeliharaan) Kesehatan
1) Mengenal Masalah Kesehatan
2) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
f. Fungsi Religius
g. Fungsi Rekreasi
h. Fungsi Reproduksi
i. Fungsi Afeksi

18
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stres Jangka Pendek
b. Stres Jangka Panjang
c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
d. Strategi Koping yang Digunakan
e. Strategi Adaptasi Disfungsional

7. Pengkajian yang berhubungan dengan Bayi Baru Lahir


a. Identitas Bayi
Nama :
Usia : Bulan
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
b. Riwayat Kelahiran Sekarang
c. Pengukuran Umum
Lingkar kepala : cm
Lingkar dada : cm
Lingkar lengan : cm
Berat badan : gram
Panjang badan : cm
d. Tanda-tanda Vital:
Nadi : x/menit
Respirasi : x/menit
o
Suhu badan : C
e. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
2) Mata
3) Telinga
4) Hidung
5) Mulut
6) Leher
7) Dada

19
8) Abdomen
9) Genetalia
10) Anus
11) Punggung
12) Kulit
13) Ekstremitas atas
14) Ekstremitas bawah
15) Tubuh
16) APGAR Skor

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan peran menjadi orang
tua, ditandai dengan: DS & DO
2. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya produksi ASI,
ditandai dengan: DS & DO
3. Gangguan pola tidur pada keluarga berhubungan dengan kehadiran
anggota keluarga baru sehingga sering terbangun pada malam hari,
ditandai dengan: DS & DO

20
C. Intervensi
Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Kecemasan keluarga - Anggota keluarga 1. Bicarakan tekhnik positif
berhubungan dengan menunjukkan menjadi orangtua.
perubahan peran tinggkat 2. Berikan kepada keluarga
menjadi orang tua. kecemasan yang tentang informasi
minimal perkembangan dan
- Dapat menjalankan perilaku problematik
peranan sebagai sesuai kelompok usia.
orang tua dengan 3. Gali harapan orang tua
baik. kepada anak dan bedakan
antara yang realistis
dengan yang tidak
realistis.
2. Ketidakefektifan - Dapat menyusui 1. Ajarkan tekhnik
menyusui secara efektif perawatan payudara.
berhubungan dengan dengan lancarnya 2. Anjurkan kepada ibu
kurangnya produksi produksi ASI untuk mengkonsumsi
ASI. makanan dengan gizi yang
adekuat.
3. Anjurkan Ibu untuk
minum banyak cairan.
3. Gangguan pola tidur - Keluarga dapat 1. Anjurkan Ibu untuk
pada keluarga mengatur jadwal istirahat cukup.
berhubungan dengan aktivitas dalam 2. Jelaskan pada keluarga
kehadiran anggota mengurus bayi penyebab gangguan tidur
keluarga baru dan cara untuk
sehingga sering mengatasinya.
terbangun pada 3. Tetapkan bersama
malam hari. keluarga suatu jadwal
untuk program aktivitas
selam 24 jam.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-
perubahan bagi setiap anggota keluarga. Orang asing telah masuk dalam
kelompok ikatan keluarga yang erat, dan tiba-tiba keseimbangan keluarga
berubah setiap anggota keluarga memangku peran baru dan memulai
hubungan yang baru. Selain seorang bayi yang baru saja dilahirkan, seorang
ibu, seorang ayah, kakek, nenek pun lahir. Istri sekarang harus berhubungan
dengan suami sebagai pasangan hidup dan juga sebagai ayah dan sebaliknya.
Dan dalam keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh kehadiran
seorang bayi sangat berarti bagi saudaranya sama seperti pasangan yang
menikah. (Williams dan Leanman, 1973).

B. Saran
1. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan suatu referensi kepustakaan, kami
selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman semua agar penyusunan makalah kedepan dapat lebih baik.
2. Bagi Profesi
Diharapkan kepada teman–teman sejawat yang dalam proses
pembelajaran keperawatan keluarga dapat mengerti dan memahami
dengan benar mengenai materi Asuhan Keperawatan pada keluarga
dengan bayi baru lahir agar lebih meningkatkan potensial diri demi
terlaksananya teori keperawatan yang semakin berkualitas pada perawat.
3. Bagi Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Semoga materi keperawatan keluarga mengenai asuhan
keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir dapat dikembangkan
lagi oleh semua pihak, terutama pihak yang berperan dalam keperawatan.

22

Anda mungkin juga menyukai