Anda di halaman 1dari 1

Pembangunan sarana dan prasarana bertujuan untuk melengkapi fasilitas suatu daerah, seperti pembangunan jembatan

Suramadu yang mempermudah aksesibilitas masyarakat Madura dan Surabaya untuk melakukan kegiatannya. Tidak hanya
menimbulkan dampak yang positif, pembangunan jembatan suramadu juga menimbulkan efek yang negatif. Dalam studi yang
dilakukan di Kabupaten Sumenep ini, dampak yang akan dikaji adalah dampak ekonomi, karena tercantum pada Perpres no
27 tahun 2008 mengenai Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, terdapat 5 wilayah pengembangan ekonomi termasuk di
dalamnya Kabupaten Semenep.

Untuk mengetahui adanya sebuah dampak ekonomi maka harus dilakukan analisis dengan variabel dan metode laju
pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi, Ketimpangan wilayah, dan Kajian Kebijakan. Dari hasil analisis secara umum
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dan adanya pembukaan lapangan usaha baru yang
menunjukan dampak yang positif. Tetapi dampak negative terlihat pada peningkatan pengangguran dan penurunan
kiesempatan kerja. Oleh karena itu program-program yang telah direncanakan oleh pemerintah seharusnya dapat dilakukan
sebaik-baiknya agar Kabupaten Sumenep merasakan dampak secara real dari terbangunnya Jembatan Suramadu yang telah
menghubungkan Kota Surabaya dengan Pulau Madura
https://media.neliti.com/media/publications/19629-ID-dampak-pembangunan-jembatan-suramadu-terhadap-perekonomian-
pulau-madura-studi-ka.pdf

Pembangunan jembatan yang merupakan ikon Kota Palu itu akan diawali dengan penyelidikan teknik dan penelitian
geologi lokasi terkait keamanan dan kemungkinan terjadinya gempa di masa yang akan datang.

Hasil penelitian dan rekomendasi badan geologi akan kita sesuaikan dengan desain jembatan. Nanti akan kami
konsultasikan juga dengan Gubernur dan Walikota terkait desainnya untuk dijadikan sebagai ikon Kota Palu yang
baru," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Kamis (25/10).

Dia mengatakan, Kementerian PUPR akan terlebih dahulu melakukan pembersihan jembatan dari sisa reruntuhan. Pada
6 November 2018 sudah harus dibersihkan. Kemudian selanjutnya, baru dibuat jembatan dengan desain yang baru
untuk menjadi ikon Kota Palu yang baru.

Pembangunan kembali jembatan sepanjang 250 meter tersebut paling lama akan membutuhkan waktu satu tahun.
Selama satu tahun perbaikan tersebut, warga dapat menggunakan tiga jembatan lainnya yang menghubungkan
kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.

Selain akan merekonstruksi Jembatan Kuning, Menteri Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan menata ulang
kawasan pantai yang rusak akibat diterjang tsunami. Pembersihan kawasan sekitar Jembatan Kuning dan jalan-jalan
kota, terutama di pusat Kota Palu dan Pantai Talise sudah dilakukan untuk mengembalikan denyut sosial-ekonomi kota
Palu

Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan,
setelah pembersihan sisa reruntuhan Jembatan Kuning dan hasil rekomendasi geologi selesai, pembangunan akan segera
dimulai dengan metode design and build untuk mempercepat penyelesaian.

Jembatan berwarana kuning yang juga biasa disebut Jembatan Ponulele tersebut selesai dibangun pada tahun 2006 lalu.
Jembatan ini menjadi istimewa karena merupakan jembatan lengkung pertama yang ada di Indonesia dan membentang
di atas Teluk Talise, Kelurahan Besusu dan Lere, Kota Palu.

Reporter: Umi Kulsum

Anda mungkin juga menyukai