Sahe Penemu
Sahe Penemu
Kelas VI A
1. Alfred Einstein dan J. Robert Oppenheimer (Bom Nuklir)
Setelah Perang Dunia II, Oppenheimer menghabiskan masa hidupnya dengan penyesalan karena telah
menciptakan sebuah senjata mengerikan. Hingga akhir hayatnya, Oppenheimer pun selalu berpesan bahwa
perang itu bukan cara terbaik menyelesaikan konflik. Dia juga menyesali tindakan pemerintah Amerika
Serikat yang enggak ngasih peringatan terlebih dahulu akan mengerikannya bom nuklir kepada Jepang atau
pun dunia.
"Pada awalnya, gua percaya bahwa senjata yang kami ciptakan bikin dunia lebih aman dan tenteram.
Yang terjadi malah kebalikannya," ujar Oppenheimer.
Einstein juga sama. Beberapa tahun setelah Perang Dunia II, dia menyesal telah menandatangani perjanjian
dengan Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II, untuk membantu
penelitian dan pengembangan bom nuklir. Pada saat itu, dia setuju untuk membantu karena percaya bahwa
Jerman juga melakukan hal yang sama dengan AS.
"Kalau tahu Jerman gagal bikin bom nuklir, gua enggak akan menyentuhnya dengan jari sekali pun," kata
Einstein.
Kalashnikov adalah sosok di balik terciptanya senjata ini. Dia mendesainnya sendiri setelah menyaksikan
peperangan tanpa henti pada masa Perang Dunia II. Ironisnya, Kalashnikov yang tutup usia pada 2014 juga
Muh Syahrul Usman
Kelas VI A
hidup cukup lama untuk bisa menyaksikan penemuannya bertanggung jawab terhadap kematian banyak
orang di dunia. Pada 2010, Kalashnikov mengirimkan surat kepada gereja Kristen Ortodoks Rusia.
"Selama ini, timbul pertanyaan dalam diri gua sendiri: apakah gua berhak disalahin atas kematian banyak
orang meskipun mereka adalah musuh gua?"
Nobel pun sangat menyesal dengan penemuannya. Menjelang akhir hayatnya, dia berkomitmen untuk
menyumbangkan royaltinya menjadi bentuk sumbangan yang menjadi hadiah buat orang yang ingin
membawa pengaruh positif terhadap dunia, baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun perdamaian.
Komitmennya inilah yang jadi inspirasi penghargaan Nobel.
"Kalau lo suka menggunakannya, berarti lo enggak tahu banyak soal tipografi," ujar Connare kepada Wall
Street Journal.
"Gua menyesal. Kopi kapsul ini sama aja kayak kopi biasa atau rokok. Sama-sama bikin nagih," ujar
Sylvan.
"Benar, deh, kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya tanda irisan ganda itu enggak penting. Kalau aja gua
sadar sebelumnya, mungkin enggak pernah akan ada tanda kayak begitu sekarang," ujar Berners-Lee.
Hasilnya, Flappy Bird "meledak" hingga diunduh lebih dari 50 juta kali. Keuntungan yang diraih oleh
Nguyen lewat game buatannya ini ditaksir mencapai 45.000 dolar Amerika (sekitar Rp630 juta) per hari.
Sayangnya, Nguyen hanya bisa menikmati keuntungan materi aja. Secara psikologis, dia merasa hancur.
Nguyen enggak siap dengan kesuksesan instan yang diraihnya tersebut. Dia mengaku hidupnya udah
berantakan setelah "diteror" habis-habisan lewat telepon, e-mail, atau pun cuitan untuk dirinya.