Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PERENCANAAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN

KOORDINASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI


KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN
MENTAWAI

Oleh
Yulihardi1
Dedi Iskamto2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau
Jln. HR Subrantas KM 12 Telp (0761) 63237 Fax (0761) 63366
E-mail : yulihardibahar@yahoo.com

Abstract: This study aims to analyze, Influence Work Planning, Work Motivation, and Work
Coordination either partially or jointly to the Performance of North Sipora Subdistrict,
Mentawai Islands District. The main problem in this research is "Performance of North
Sipora Sub-district of Mentawai Islands Regency. The variables in this research are Work
Planning, Work Motivation and Work Coordination (as independent variable) and Employee
Performance (as dependent variable). The method used in this study is a survey method, with
a population of 47 employees and a sample of 39 employees who are staff. The conclusion
from the research that the hypothesis together and partially from the variables of Work
Planning, Work Motivation and Work Coordination proved to have a positive and significant
influence on the Performance of North Sipora Sub-District employee Mentawai Islands
District as for the contribution of these three variables is 56,30% where motivation Work as
the most dominant variable. Suggestions To focus more on improving work planning and
coordination of work variables by taking into account the indicators. Creative, Innovative,
adaptive, procedural and systematic for work planning. As well as communication model,
how to convey instruction (command), and Ability to Accommodate an Interest for work
coordination variable

Keywords: Work Planning, Work Motivation, Job Coordination, Employee Performance

A. PENDAHULUAN memiliki kinerja yang baik dengan kinerja


Pegawai adalah asset terpenting bagi tersebut seorang pegawai akan megalami
suatu intansi pemerintahan. Pegawai sebagai kesulitan dalam menyelesaikan tugas
Sumber Aparatur Negara memiliki peranan pekerjaan yang menjadi tanggung
yang strategi dan berdayaguna tidak saja jawabnya.(Handoko 2013 203).
sebagai pelaksana, tetapi juga sebagai Peningkatan kinerja pegawai
pemikir, perencana ,dan juga sebagai menjadi penting mengingat perubahan arah
mengayomi masyarakat dan lingkungan kebijakan pemerintah sebagaimana
segala bentuk penilaian dan kegiatan yang dikehendaki oleh semangat reformasi untuk
ada dan terprogram dalam melaksanakan lebih luas memberi ruang gerak dan peran
tugas pemerintahan. Oleh sebab itu setiap serta yang lebih besar bagi masyarakat
instansi pemerintahan dituntut memiliki dalam kegiatan pemerintahan dan
aparatur yang cerdas mempunyai intelegnsi pembangunan, dimana pemerintah beserta
yang tinggi, handal, bekerja yang kuat dan aparaturnya lebih berperan sebagai
mempunyai kedisplinan dan dapat dipercaya fasilitator. Perubahan arah kebijakan ini
hal ini dapat mewujudkan maksud dari membawa implikasi terhadap kemampuan
pegawai yang dapat megerjakan atau bekerja profesionalisme pegawai dalam menjawab
dengan maksimal dan berdaya guna bagi tantangan era globalisasi dalam menghadapi
kepentingan bersama dalam suatu persaingan ketat dengan negara – negara
pemerintahan dan memiliki hal pembaharuan lain didunia. Bertitik tolak dari pemikiran
suatu kantor memerlukan pegawai yang ini, maka peningkatan kinerja aparatur
108 Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

merupakan hal yang mendesak untuk Kepulauan Mentawai belum tercapai


dilaksanakan dewasa ini. maksimal, dari 11 idikator kinerja terdapat
Sebagaimana yang dikemukakan 6 indikator yang relatif rendah dibawah
Usman (2011:93) Penilaian kinerja 80%, di antaranya Penyediaan Jasa
merupakan kegiatan untuk menilai Komunikasi Sumber adaya Air Dan Listrik
keberhasilan atau kegagalan seorang pegawai (63,90%), Penyediaan Jasa Pemeliharaan
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena Dan Perizinan Kendaraan Dinas
itu, penilaian kinerja harus berpedoman pada Operasional (36,56%), Penyediaan Jasa
ukuran–ukuran yang telah disepakati Perbaikan Peralatan Kerja (73,34%),
bersama dalam standar kerja. Berbagai Penyediaan Makanan Dan Minuman dan
permasalah yang terjadi dalam masyarakat Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke
memperlihat tingkat kinerja pegawai pada Luar Daerah masing-masingnya 39,37%
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten dan 73,18%. Sementara indikator tersebut
Kepulauan Mentawai seperti tabel berikut: juga mengalami penurunan pada tahun
Tabel 1. 2016 dibanding tahun 2015
Rekapitulasi Target Dan Realisasi Kegiatan Dari laporan evaluasi kinerja
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan
pegawai yang dilakukan tahun 2015
Mentawai Tahun 2015 Dan 2016.
No Kegiatan Prosentase(%) terlihat penilaian kinerja pegawai masih
. 2015 Target 2016 jauh dari kategori sanngat baik. Seperti
1. Penyediaan Jasa 72,51 100 63,90 yang terlihat pada tabel kinerja pegawai
Komunikasi Kecamatan Sipora Utara Kabupaten
Sumber Daya Air
Dan Listrik Kepulauan Mentawai di bawah ini.
2. Penyediaan Jasa 49,62 100 36,56 Tabel 2
Pemeliharaan Dan Deskripsi Kinerja Pegawai Kantor Camat Tahun 2015
Perizinan No Faktor Nilai Kriteria
Kendaraan Dinas 1 Kedisiplinan 69,0 Baik
Operasional ketepatatan masuk
3. Penyediaan Jasa 79,74 100 81,26 jam kerja
Administrasi 2 Kedisiplinan 61,6 Baik
Keuangan kehadiran
4. Penyediaan Jasa 91,48 100 97,36 3 Kedisiplinan kerapian 76,4 Baik
Kebersihan 4 Ketercapaian 74,0 Baik
Kantor Kualitas dalam
5. Penyediaan Jasa 76,28 100 73,34 penyelesaian Tugas
Perbaikan 5 Ketercapaian 78,0 Baik
Peralatan Kerja penyelesain tugas
6. PenyediaanAlat 98,65 100 99,63 secara kuantitas
Tulis 6 Perencanaan Kerja 50,8 Kurang
7 Penyediaan 81,73 100 79,17 7 Kompetensi Kerja 69,2 Baik
Barang Cetakan 8 Fasilitas kerja 86,1 Sangat
Dan Penggandaan Baik
8 Penyediaan 90,28 100 92,17 9 Koordinasi Kerja 59,2 Kurang
Komponen 10 Ketepatan 58,6 Kurang
Instalasi Listrik/ menyelesaikan tugas
Penerangan 11 Motivasi dalam kerja 57,8 Kurang
Banguman Kantor 12 Wawasan kerja 82,1 Sangat
9 Penyediaan 89,12 100 91,51 Baik
Peralatan Dan 13 Faktor pengaruhi gaji 54,6 Kurang
Perlengkapan 14 Budaya Kerja 67,3 Baik
Kantor 15 Motivasi gaji 59,2 Kurang
10 Penyediaan 43,56 100 39,37
Makanan Dan
Minuman Dari tabel 1.2 di atas, diketahui
11 Rapat-rapat 79,83 100 73,18
Koordinasi Dan bahwa setiap aspek kinerja pegawai
Konsultasu Ke memiliki nilai berbeda-beda yaitu;
Luar Daerah
kedisiplinan ketepatatan masuk jam kerja
Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui
memiliki nilai 69,0% (Baik), kedisiplinan
bahwa capai kinerja pegawai Kantor Camat
kehadiran memiliki nilai 61,6% (baik),
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten
kedisiplinan kerapian memiliki nilai 76,4%
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di 109
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

(Sangat Baik), Ketercapaian Kualitas dalam Utara Kabupaten Kepulauan


penyelesaian Tugas, sebsar 74,0% (Baik), Mentawai?
Ketercapaian penyelesain tugas secara
kuantitas, 78% (Baik), pengembangan 3. Tujuan Penelitian.
perencanaan kerja 50,8% (Kurang), Tujuan yang hendak dicapai dari
Kompetensi Kerja, 69,2% (Baik), fasilitas Penelitian ini adalah untuk menganalisis
kerja 86,1% (Sangat Baik), koordinasi kerja 1. Pengaruh Perencanaan Kerja
59,2% (kurang), ketepatan menyelesaikan secara parsial terhadap kinerja
tugas 58,6% (Kurang), motivasi dalam kerja pegawai Kecamatan Sipora Utara
57,8% (Kurang), wawasan kerja 82,1% Kabupaten Kepulauan Mentawai?
(Sangat Baik), faktor pengaruh gaji 54,6% 2. Pengaruh Motivasi Kerja secara
(Kurang), Budaya kerja 70,4% (Baik), dan parsial terhadap kinerja pegawai
motivasi gaji 59,2% (Kurang). Dari data di Kecamatan Sipora Utara Kabupaten
atas dapat disimpulkan bahwa aspek kinerja Kepulauan Mentawai?
pegawai masih belum tercapai, dilihat dari 3. Pengaruh Koordinasi Kerja secara
penilaian kinerja pegawai sebagian besar parsial terhadap kinerja pegawai
berada pada kategori kurang, baik. Hanya Kecamatan Sipora Utara Kabupaten
dua indikator yang memperlihatkan sangat Kepulauan Mentawai?
baik yaitu Fasilitas kerja dan wawasan kerja. 4. Pengaruh Perencanaan Kerja,
Oleh sebab itu, maka penulis tertarik Motivasi Kerja, dan Koordinasi
untuk melakukan penelitian dengan judul ” Kerja secara bersama-sama
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja beterhadap kinerja pegawai
Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Kecamatan Sipora Utara Kabupaten
Pegawai Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai?
Kepulauan Mentawai.
LANDASAN TEORI
2. Perumusan Masalah
a. Perencanaan Kerja
Permasalahan pokok dapat
Hariandja, (2010:74)
dirumuskan sebagai berikut:
Perencanaan kerja ialah suatu proses
mempersiapkan usaha atau kegiatan yang
1. Apakah Perencanaan Kerja
akan dilakukan secara sistematis dan logis
berpengaruh secara parsial terhadap
untuk mencapai suatu tujuan yang telah
kinerja pegawai Kecamatan Sipora
ditentukan sebelumnya oleh pimpinan.
Utara Kabupaten Kepulauan
Sistematis dalam arti teratur, dan logis
Mentawai?
dalam arti masuk akal sehingga bisa
2. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh
dipertanggungjawabkan. Tujuan yang
secara parsial terhadap kinerja
dimaksud sudah tentu dalam arti bukan
pegawai Kecamatan Sipora Utara
tujuan individual (perorangan) melainkan
Kabupaten Kepulauan Mentawai?
merupakan tujuan kolektif (ramai-ramai)
3. Apakah Koordinasi Kerja
atau tujuan organisasi (kelompok) yang
berpengaruh secara parsial terhadap
secara tepat dapat dikatakan sebagai tujuan
kinerja pegawai Kecamatan Sipora
kantor. Perencanaan menghasilkan rencana
Utara Kabupaten Kepulauan
sebagai bentuk konkritnya.
Mentawai?
Menurut Silalahi (2010:66)
4. Apakah Perencanaan Kerja, Motivasi
Perencanaan merupakan kegiatan
Kerja, dan Koordinasi Kerja secara
menetapkan tujuan serta merumuskan dan
bersama-sama berpengaruh terhadap
mengatur pendayagunaan manusia,
kinerja pegawai Kecamatan Sipora
informasi, finansial, metode dan waktu
untuk memaksimalisasikan efisiensi dan
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
110 Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

efektivitas pencapaian tujuan. Perencanaan motivasi adalah suatu faktor yang


adalah fungsi seorang manajer yang mendorong seseorang untuk melakukan
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, sesuatu aktivitas tertentu, oleh karena itu
kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, motivasi seringkali diartikan sebagai faktor
program-program dari alternatif-alternatif pendorong prilaku seseorang
yang ada. Siagian (2011:108), Perencanaan Menurut Rivai (2011:837)
Kerja dapat didefinisikan sebagai Motivasi Kerja adalah serangkaian sikap
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu
secara matang daripada hal-hal yang akan untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dikerjakan di masa yang akan datang dalam dengan tujuan individu.Sikap dan nilai
rangka pencapaian tujuan yang telah tersebut merupakan invisible.
ditentukan. Perencanaan adalah menyeleksi Sedarmayanti (2011:233)
dan menghubungkan pengetahuan, fakta, mengartikan Motivasi kerja merupakan
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya
datang dengan tujuan memvisualisasi dan tinggi kearah tujuan organisasi yang
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam untuk memenuhi kebutuhan individual.
batas-batas yang dapat diterima dan Unsur upaya merupakan ukuran intensitas.
digunakan dalam penyelesaian Bila seseorang termotivasi ia akan mencoba
Berdasarkan uraian diatas kuat. Tujuan organisasi adalah upaya yang
disimpulkan bahwa Dari Pendapat ahli di seharusnya. Kebutuhan sesuatu keadaan
atas dapat disintesakan bahwa Perencanaan internal yang menyebabkan hasil tertentu
Kerja dalam penelitian ini adalah proses tampak menarik. Dari batasan yang telah
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat diutarakan secara sederhana dapat
strategi untuk mencapai tujuan, dan dikatakan bahwa motivasi merupakan
mengembangkan rencana aktivitas kerja timbulnya perilaku yang mengarah pada
organisasi. Indikator perencanaan dalam tujuan tertentu dengan penuh komitmen
penelitian ini adalah: Kreativitas, Inovatif, sampai tercapainya tujuan dimaksud.
adaptif (mempertimbangkan usul orang lain, Menurut Menurut Abraham Maslow
Prosedur dan sistematika tugas (Prasetiawati, dalam Rivai (2011:838) pada dasarnya
2015:66), Indikator perencanaan kerja dalam Motivasi Kerja dapat memacu karyawan
penelitian ini adalah 1. Kreativitas, 2. untuk bekerja keras sehingga dapat
Inovatif, 3. Adaptif (mempertimbangkan mencapai tujuan mereka. Hal ini akan
Usul Orang lain), 4. Prosedur, 5. Sistematika meningkatkan produktivitas kerja karyawan
Tugas. sehingga berpengaruh pada pencapaian
. tujuan perusahaan
b. Motivasi Kerja Berdasarkan beberapa uraian yang
Motivasi Kerja Robbins dan ada tentang motivasi kerja dalam penelitian
Coulter, (2010:201) menyatakan bahwa ini adalah keadaan kejiwaan dan sikap
motivasi merupakan kesediaan untuk mental pegawai yang memberikan energi,
melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai mendorong kegiatan atau menggerakkan
tujuan-tujuan keorganisasian yang dan mengarahkan atau menyalurkan
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang
memenuhi kebutuhan individual tertentu. memberi kepuasan atau mengurangi ketidak
Mathis & Jackson (2011:89), mengatakan seimbangan, Rivai (2011:838). Indikator
bahwa pengertian motivasi kerja adalah dari motivasi kerja adalah sebagai
merupakan hasrat di dalam seseorang yang berikut:(a). Prestasi, (b).Penghargaan,
menyebabkan orang tersebut melakukan (c).Tantangan, (d). Pengembangan, (e).
tindakan. Sementara Sutrisno (2012:109)
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di 111
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

Ketekunan, (f). Gairah Kerja, (g) Semangat tindakan yang seragam dan harmonis pada
Kerja, (h).Tanggung Jawab. sasaran yang telah ditentukan.
Hasibuan (2013:86) berpendapat
c. Koordinasi Kerja bahwa: “Koordinasi adalah kegiatan
Menurut Khamdan (2014:12) mengarahkan, mengintegrasikan, dan
Menyatakan bahwa Koordinasi Kerja mengkoordinasikan unsur-unsur
menjadi jembatan penghubung relasi yang manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para
telah terbangun guna memudahkan individu bawahan dalam mencapai tujuan
maupun komunitas tersebut melakukan organisasi”.
pekerjaan sesuai tugas maupun fungsi dan Menurut Khamdan (2014:12)
peran yang diemban. Relasi dan koordinasi Elemen terpenting dalam membangun
dalam melakukan pekerjaan menjadi sangat Koordinasi Kerja bagi suatu tim adalah
penting karena seseorang tidak mungkin adanya tujuan dan sasaran kinerja yang
dapat melakukan pekerjaannya sendiri, dan jelas dan telah tersedianya pemetaan
keberhasilan membangun koordinasi tersebut tanggung jawab masing-masing anggota
dipengaruhi oleh kuatnya relasi horisontal tim. Di kantor pemerintahan, kelemahan
dan relasi vertikal. Relasi secara horisontal mendasar yang dihadapi adalah pegawai
dilakukan antara sesama pegawai yang saling bekerja sendiri-sendiri tanpa
setara, sementara relasi vertikal terbangun koordinasi yang jelas, sehingga membuat
antara pegawai dengan atasan atau dengan arah persimpangan. Komunikasi dan
level yang lebih tinggi koordinasi memang kata yang sangat
Koordinasi Kerja dalam organisasi sederhana, namun seringkali dua hal
adalah fungsi manajemen diantaranya tersebut tidak dapat berjalan dengan baik
koordinasi, sebagaimana yang dikemukakan karena adanya ego sektoral sehingga tidak
The Liang Gie (1989) dalam Handoko (2013) terjalin sesama pegawai
, bahwa” koordinasi (coordination), Berdasarkan Koordinasi kerja
merupakan salah satu dari fungsi adalah kegiatan mengarahkan,
manajemen”. Mencapai tujuan organisasi, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan
baik organisasi pemerintah maupun unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-
organisasi swasta, seringkali dibagi menjadi pekerjaan para bawahan dalam mencapai
unit-unit yang mempunyai wewenang dan tujuan organisasi (Hasibuan,2013:86).
tanggung jawab yang berbeda, sehingga Indikator dari Koordinasi kerja adalah
perbedaan tersebut menimbulkan spesialisasi sebagai berikut: 1). Model komunikasi, 2)
dalam pekerjaan. Namun agar tujuan utama Cara menyampaikan instruksi (perintah),
dari organisasi tetap dapat dicapai secara 3). Kemampuan dalam Mengakomodir
efektif dan efisien, maka diperlukan Suatu Kepentingan.
koordinasi. Koordinasi adalah
penyatupaduan gerak dari seluruh potensi d.Kinerja
dan unit-unit organisasi atau organisasi- Menurut Armstrong dan Baron
organisasi yang berbeda fungsi agar secara dalam Wibowo (2011:2) menyampaikan
benar-benar mengarah pada sasaran yang bahwa, “Kinerja (performance) adalah
sama guna memudahkan pencapainnya tentang melakukan pekerjaan dan hasil
dengan efisien. Menurut Terry dalam yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Hasibuan (2013 :85) berpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
dan teratur untuk menyediakan jumlah dan strategis organisasi, kepuasan konsumen
waktu yang tepat, dan mengarahkan dan memberikan kontribusi ekonomi”.
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu Menurut Kartono (2012:22) Kinerja
pegawai atau prestasi kerja adalah
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
112 Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

kesanggupan pegawai untuk melaksanakan sebagai hasil kerja secara kualitas dan
pekerjaan sesuai dengan waktu, mutu, dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
tujuan yang telah ditentukan pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai tanggung jawab yang diberikan
Pengertian Kinerja merupakan suatu
kepadanya. Kinerja merupakan suatu sikap
hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang
dari individu yang bersangkutan dan
pegawai diartikan untuk mencapai tujuan
kelompok terhadap lingkungan kerja
yang diharapkan. Mangkunegara, (2011:67)
mereka dan tentunya terhadap kesediaan
Kinerja Pegawai (prestasi kerja) adalah hasil
bekerja sama dengan orang lain secara
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
menyeluruh sesuai dengan kemampuan atau
dicapai oleh seorang pegawai dalam
pengalaman yang mereka punyai untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
kepentingan organisasi.
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Menurut Selanjutnya Menurut Russel
Kinerja (performance) mengacu kepada
(2010:109) kinerja adalah ukuran hasil
kadar pencapaian tugas-tugas yang
kerja yang dicapai seseorang dalam
membentuk sebuah pekerjaan karyawan.
melaksankan tugas-tugas yang dibebankan
Kinerja merefleksikan seberapa baik
kepadanya terlihat dari kualitas, kuantitas,
karyawan memenuhi persyaratan sebuah
waktu yang digunakan, serta kefektifan
pekerjaan (Simamora, 2011:339). Kinerja
dalam mengelola sumber daya dan
merupakan hasil atau keluaran dari suatu
pengaruhnya terhadap lingkungan
proses. Kinerja karyawan merupakan suatu
Kinerja pegawai dalam penelitian
hal yang sangat penting dalam usaha
ini adalah kinerja pegawai dalam penelitian
perusahaan untuk mencapai tujuannya,
ini adalah ukuran hasil kerja yang dicapai
sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
perusahaan untuk meningkatkan kinerja
yang dibebankan kepadanya terlihat dari
karyawannya.. Sedangkan menurut Menurut
kualitas, kuantitas, waktu yang digunakan,
Sedarmayanti (2011:260) mengungkapkan
serta kefektifan dalam mengelola sumber
bahwa :“Kinerja merupakan terjemahan dari
daya dan kemandirian (Robbins,2010) .
performance yang berarti Hasil kerja seorang
Indikator kinerja dalam penelitian ini
pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu
adalah: 1. Kualitas Kerja, 2. Kuantitas
organisasi secara keseluruhan, dimana hasil
Kerja, 3. Ketepatan Waktu penyelesaian
kerja tersebut harus dapat ditunjukkan
Tugas, 4. Efektivitas penggunaan SDM,
buktinya secara konkrit dan dapat diukur
SDA, Anggaran, 5. Kemadirian
(dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan).
Pengertian kinerja menurut METODE
Metode yang digunakan dalam
Moeheriono (2012:95) yaitu “Kinerja atau
penelitian ini adalah metode survei.
performance merupakan gambaran mengenai
Metode Survei menurut Sugiyono (2010:7)
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
adalah penelitian yang dilakukan pada
program kegiatan atau kebijakan dalam
populasi besar maupun kecil, tetapi data
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
yang dipelajari adalah data dari sampel
organisasi yang dituangkan melalui
yang diambil dari populasi tersebut,
perencanaan strategis suatu organisasi.
sehingga dapat ditemukan kejadian-
Sementara menurut Menurut Hasibuan
kejadian relatif, distributif dan hubungan
(2014:94) kinerja adalah suatu hasil kerja
antar variabel, sosiologis maupun
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
psikologis. Sedangkan bentuk penelitiannya
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
adalah Penelitian Asosiatif. Penelitian
yang didasarkan atas kecakapan,
Asosiatif adalah penelitian dimana minimal
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
terdapat dua variabel yang dihubungkan.
Dengan demikian kinerja dapat diartikan
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di 113
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

Penelitian .ini mencari hubungan antara satu 3. Menentukan t hitung


variabel dengan variabel lainnya. 4. Menentukan t tabel
Populasi Menurut Sugiyono, (2011: 66) 5. Kriteria Pengujian
populasi adalah sekelompok orang , kejadian Membandingkan t hitung dengan t tabel dan
atau segala sesuatu yang memiliki karekristik probabilitas.
tertentu. Menunjuk pada pendapat diatas,
maka populasi dalam penelitian ini Uji F
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Menurut Dwi Priyatno dalam Manik
Kepulauan Mentawai yang berjumlah 47 (2016:237) untuk mencari F hitung dengan
orang. rumus sebagai berikut :
Menurut pendapat Masngudi (2012:8) : “Jika
populasinya kurang dari 100, lebih baik
semua populasinya dijadikan sampel,
selanjutnya jika populasinya lebih dari 100
maka sampelnya minimal 10-25%. Keterangan:
Berdasarkan pendapat di atas maka jumlah R2 = Koefisien determinasi
sampel penelitian ini, seluruh populasi n = Jumlah data
dijadikan sampel, sehingga Teknik k = Jumlah variabel independen
pengambilan sampel adalah Berdasarkan
pendapat yang diuraikan diatas, dalam Uji Koefisien Determinasi
penelitian ini populasi ditetapkan sebagai Koefisien determinasi (R2) pada
sampel dengan jumlah pegawai 39 orang intinya digunakan untuk mengukur
sampel atau sampel jenuh. seberapa jauh kemampuan model dalam
Uji Reliabilitas menerangkan variabel yang terikat. Untuk
Rumus reliabilitas dengan metode mengukur besarnya kontribusi variasi X1,
alpha menurut Arikunto dalam Dwi Priyatno X2, terhadap variasi Y digunakan uji
dalam Manik (2017:260) adalah sebagai koefisien determinasi berganda (R2) nilai R2
berikut: mempunyai range antara 0 sampai 1 (0 
R2 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati
1) maka semakin baik pula hasil regresi
tersebut, semakin mendekati 0 maka
variabel secara keseluruhan tidak bisa
menjelaskan variabel terikat.
Suatu konstruk dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach’s
alpha>0,60, Nunally dalam Syafrina
(2017:9).

Uji Regresi Linear Sederhana HASIL


Kuesioner yang sudah disusun dan
Uji t diedarkan di uji melalui uji validitas dan
Digunakan untuk mengetahui pengaruh dan reliabilitas, ditemukan seluruh butir item
masing-masing variabel, baik variabel bebas dinyatakan valid dan reliabel. Seperti tabel
terhadap variabel terikat yang signifikan dibawah ini:
secara statistik. Langkah-langkah pengujian
uji t sebagai berikut (Priyatno dalam Manik,
2016:238):
1. Menentukan Hipotesis
2. Menetukan tingkat signifikan
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
114 Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

Tabel.3 Uji Validitas Varibel Perencanaan Hasi Uji Realibilitas seperti tabel
Kerja Dan Motivasi Kerja berikut:
Butir Nilai Person Nilai Person Tabel.5 Reliabilitas
Pertany correlation correlation Variabel Cronbach Kesimpulan
aan Perencanaan Motivasi Kerja Alpha
Kerja Perencanaan Kerja 0,859 Handal
1 0,793 0,647 Motivasi Kerja 0,826 Handal
2 0,443 0,527 Koordinasi Kerja 0.900 Handal
3 0,366 0,600 Kinerja 0,871 Handal
4 0,793 0,675 Sumber : Proses data SPSS
5 0,729 0,753 Berdasarkan tabel diatas diketahui
6 0,651 0,392 bahwa seluruh item yang mendukung
7 0,845 0,649
8 0,833 0,406
variabel Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja
9 0,688 0,429 dan Koordinasi Kerja dan serta Kinerja
10 0,432 0,324 menghasilkan nilai cronbach alpha> 0,60
11 0,536 0,666 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
12 0,394 0,765 item pertanyaan yang digunakan dalam
Sumber: Proses Data SPSS mendukung variabel penelitian adalah item
Perencanaan Kerja terindentifikasi dari pertanyaan yang valid dan handal.
12 item yang digunakan adalah valid, begitu Dilakukanlah analisis untuk
juga Perencanaan Kerja 12 item pertanyaan membuktikan secara nyata adanya pengaruh
adalah valid, karena setiap item pertanyaan Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja dan
nilai uji item > 0,316 ( r person correlation Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja
tabel, n=39) dan tidak ada satu item Pegawai maka digunakan tahap pengujian
pertanyaan yang mengalami ambigu. hipotesis.
Jadi dapat disimpulkan seluruh item 1. Secara Simultan Pengaruh Perencanaan
pertanyaan untuk mengukur variabel Kerja, Motivasi Kerja dan Koordinasi
Perencanaan Kerja dan Motivasi Kerja Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
memiliki tingkat keakuratan yang tinggi Tabel.6
sehingga dapat terus digunakan. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Begitu juga 12 item pertanyaan untuk Model Summary
Koordinasi Kerja dan Kinerja masing-
masingnya 12 item pertanyaan secara Change Statistics
keseluruhan adalah valid seperti yang terlihat Adjusted Std. Error R
R R of the Square F Sig. F
pada tabel berikut ini: Model R
a
Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 ,773 ,598 ,563 4,025 ,598 17,332 3 35 ,000
Tabel.4 a. Predictors: (Constant), Koordinasi Kerja, Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja
Uji Validitas Variabel Koordinasi Kerja
Dan Kinerja Pengujian Adjusted R² diperoleh
Butir Nilai Person Nilai Person
Pertanyaan correlation Koordinasi correlation Kinerja nilai koefisien sebesar 0,563 atau 56,30%.
Kerja Artinya adalah Pengaruh Perencanaan Kerja
1 0,714 0,534
dan Motivasi Kerja, Koordinasi Kerja
2 0,663 0,818 proporsinya secara simultan menjelaskan
3 0,663 0,568 pengaruh terhadap Kinerja Pegawai
4 0,681 0,731
5 0,539 0,550 sebesar 56,30%, sedangkan sisanya sebesar
6 0,695 0,593 43,70%, dijelaskan oleh variabel lain yang
7 0,800 0,567
8 0,834 0,631
tidak digunakan dalam penelitian ini. Uji
9 0,437 0,725 regresi sebagai berikut:
10 0,685 0,637
11 0,733 0,648
12 0,839 0,929
Sumber: Proses Data SPSS

Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di 115
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

Tabel.7 Diperoleh Fhitung = 17,332 dengan sig.


Hasil Nilai Koefisien Regresi 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 ; maka
Coefficie ntsa
Ho ditolak (salah satu   0). Dengan
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients demikian terbukti bahwa secara bersama-
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
Perencanaan Kerja
,698
,307
7,424
,125 ,322
,094
2,453
,926
,019
sama terdapat pengaruh yang signifikan
Motivasi Kerja
Koordinasi Kerja
,358
,324
,171
,156
,295
,305
2,094
2,072
,044
,046 antara Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Koordinasi Kerja terhadap Kinerja
Pegawai , Hipotesis diterima.
Dari nilai koefisien regresi yang
2. Secara Parsial Pengaru Perencanaan
terlihat pada tabel diatas dapat dibuat sebuah
Kerja, Motivasi Kerja dan Koordinasi
persamaan regresi berganda yaitu;
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Y = 0,698+ 0,307X1+ 0,358X2+ 0,324X3 Dari hasil uji t-hitung secara parsial
Dari persamaan di atas diketahui terhadap variable Perencanaan Kerja
bahwa nilai konstanta untuk tiga variabel diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000,
sebesar 0,698 dan variabel independen yang sedangkan tingkat toleransi kesalahan yang
pertama yaitu Perencanaan Kerja memiliki digunakan adalah sebesar 5%. Atau dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0,307 artinya nilai t- hitung sebesar 4,975 > t-tabel
Perencanaan Kerja berpengaruh terhadap sebesar 1,685, sig. 0,000 Sehingga dapat
kinerja pegawai sebesar 0,307 satuan. Untuk disimpulkan bahwa nilai signifikansi kecil
variabel independen yang kedua yaitu dari 0,05. Berarti keputusannya adalah Ho
Motivasi Kerja memiliki nilai koefisien ditolak dan Ha diterima, yang artinya
regresi sebesar 0,358 artinya Motivasi Kerja Perencanaan Kerja, secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
sebesar 0,358 satuan Pegawai Kecamatan Sipora Utara
Variabel independen yang ketiga Kabupaten Kepulauan Mentawai, hipotesis
yaitu Koordinasi Kerja memiliki nilai diterima.
koefisien regresi sebesar 0,324, artinya Dari hasil uji t-hitung secara parsial
Koordinasi Kerja berpengaruh terhadap terhadap variable Motivasi Kerja diperoleh
kinerja pegawai sebesar 0,324 satuan. Dari nilai signifikan sebesar 0.000, sedangkan
ketiga variabel bebas tersebut secara tingkat toleransi kesalahan yang digunakan
bersama/ simultan ternyata Motivasi Kerja adalah sebesar 5%. Atau dengan nilai t-
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap hitung sebesar 5,114 > t-tabel sebesar 1,685
kinerja pegawai 0,358, dibanding variabel Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
dan Perencanaan Kerja dan Koordinasi Kerja signifikansi kecil dari 0,05. Berarti
pada Kecamatan Sipora Utara Kabupaten keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
Kepulauan Mentawai. diterima, yang artinya Motivasi Kerja,
Bukti empiris ada atau tidaknya secara parsial berpengaruh signifikan
pengaruh nyata antara variabel yang terdiri terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan
dari Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja, Sipora Utara Kabupaten Kepulauan
Koordinasi Kerja terhadap Kinerja Mentawai, hipotesis diterima.
Pegawai , maka dilakukan pengujian F-test. Dari hasil uji t-hitung secara parsial
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh: terhadap variable Koordinasi Kerja
Tabel.8 Hasil Pengujian Hipotesis diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000,
ANOV Ab
sedangkan tingkat toleransi kesalahan yang
Sum of
Model
1 Regression
Squares
842,176
df
3
Mean Square
280,725
F
17,332
Sig.
,000 a
digunakan adalah sebesar 5%. Atau dengan
Residual
Total
566,901
1409,077
35
38
16,197
nilai t- hitung sebesar 5,445> t-tabel sebesar
a. Predictors: (Constant), Koordinasi Kerja, Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
1,685 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai signifikansi kecil dari 0,05. Berarti
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
116 Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

diterima , yang artinya Koordinasi Kerja, dalam menjalankan tugas pelaksanaan


secara parsial berpengaruh signifikan tugas dapat berjalan lancar sehingga
terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Sipora meningkatkan kinerjanya.
Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, 3. Secara parsial Koordinasi Kerja
hipotesis diterima memiliki pengaruh dan signifikan
terhadap Kinerja Pegawai. Hal ini
PEMBAHASAN dibuktikan dengan nilai thitung 6,922
Penelitian ini sejalan dengan dengan tingkat signifikan lebih kecil dari
Penelitian Budi Prasetiawati (2015), alpha (0,000<0,05). Dengan Koordinasi
Perencanaan Kerja berpengaruh positif dan Kerja yang dapat dilaksanakan secara baik
signifikan terhadap kinerja pegawai pada oleh seluruh Pegawai maka akan
Dis- hubkominfo Kab. Tanah Bumbu. meningkatkan kinerjanya.
Ismuntoyo, (2010) dengan hasil penelitian 4. Secara bersama-sama Perencanaan
terdapat pengaruh secara signifikan Kerja, Motivasi Kerja dan Koordinasi
kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan Kerja, berpengaruh positif dan signifikan
komitmen organisasi (X3) memsecara dengan sig. 0,000 terhadap terhadap
bersama-sama berpengaruh secara positif Kinerja Pegawai. Sumbangan pengaruh
terhadap kinerja karyawan. sedangkan variabel Perencanaan Kerja, Motivasi
Ulumudin (2012), koordinasi berpengaruh Kerja dan Koordinasi Kerja terhadap
secara signifikan terhadap Manajemen Kinerja Pegawai sebesar 56,3%,
Proyek untuk mewujudkan Efektivitas sedangkan sisanya sebesar 43,7%
Pelaksanaan Proyek terhadap Kinerja PNS. dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Sutrisno Panigoro (2016) dengan hasil termasuk kedalam ruang lingkup
penelitian terdapat pengaruh secara penelitian ini misalnya pengembangan
signifikan perencanaan, pengembangan karir karir, motivasi kerja dan lingkungan kerja
dan tingkat upah secara bersama-sama
berpengaruh secara positif terhadap kinerja SARAN-SARAN
karyawan. Sunatyo (2012) Koordinasi 1. Dalam meningkatkan Kinerja
memiliki pengaruh signifikan dan positif Pegawai perlu dilakukan peningkatan
terhadap Kinerja. terhadap Perencanaan Kerja, melalui
pendekatan yang baik oleh pimpinan
SIMPULAN dengan memahami visi dan misi
Berdasarkan hasil penelitian yang kecamatan oleh Pegawai yang
dikemukakan pada bab sebelumnya maka dipimpinnya
dapat disimpulkan beberapa hal penting 2. Dalam meningkatkan Kinerja
dalam penelitian ini yaitu: Pegawai perlu dipertahankan
1. Secara parsial Perencanaan Kerja terhadap Motivasi Kerja bagi Pegawai
memiliki pengaruh dan signifikan terhadap melalui upaya saling mengingatkan
Kinerja Pegawai. Hal ini dibuktikan dengan 3. Perlu kembali meningkatkan
nilai thitung 5,919 dengan tingkat signifikan Koordinasi Kerja yang yang telah
lebih kecil dari alpha (0,000<0,05). Dengan dimiliki kepada Pegawai dalam
meningkatnya Perencanaan Kerja, maka menjalankan tugas, serta
akan dapat meningkatkan Kinerja Pegawai. dipertahankan diantara Pegawai
2. Secara parsial Motivasi Kerja memiliki 4. Disarankan kepada Pimpinan untuk
pengaruh dan signifikan terhadap Kinerja meningkatkan Perencanaan Kerja
Pegawai . Hal ini dibuktikan dengan nilai yang sudah baik, meningkat Motivasi
thitung 6,894 dengan tingkat signifikan Kerja dan Koordinasi Kerja secara
lebih kecil dari alpha (0,000<0,05), Karena bersama-sama melalui indikator serta
Motivasi Kerja yang dijankan secara baik dalam setiap pertemuan formal
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018
Pengaruh Perencanaan Kerja, Motivasi Kerja Dan Koordinasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di 117
Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai (Yulihardi)

maupun informal sehingga Pegawai Kabupaten Rokan Hulu. International


mendapatkan perhatian oleh pimpinan Journal of Social Science and Business.
akan menjadi lebih bersemangat Volume 1 Nomor 4 tahun 2017
menjalankan tugas Mathis, Robert, L Dan Jackson, John, H.
(2011). Manajemen Sumber Daya
DAFTAR RUJUKAN Manusia. Terjemahan. Jakarta. Penerbit
Agung Subono; Agus Ismuntoyo, 2010, Salemba Empat.
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Masngudi, H. 2012. Metodelogi Penelitian
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Untuk Ekonomi. Bahan Ajar. FE
PNS di Lingkungan Polres Rembang, Universitas Borobudur. Jakarta
Jurnal Analisis Manjeman, Vol.4 No,2 Moeheriono, (2010). Pengukuran Kinerja
Juli 2010 Berbasis Kompetensi, Jakarta, Grafindo
Budi Prasetiawati (2015), Pengaruh Persada
Perencanaan Dan Pengawasan Terhadap Prasetiawati, Budi (2015), Pengaruh
Kinerja Pegawai Pada dinas Perencanaan Dan Pengawasan
Perhubungan Komunikasi Dan Terhadap Kinerja Pegawai Pada dinas
Informatika Kabupaten Tanah Bumbu Perhubungan Komunikasi Dan
Jurnal Kindai Volume 11 No.1 Januari – Informatika Kabupaten Tanah Bumbu,
Maret 2015 Jurnal Kindai Volume 11 No.1 Januari
Darmawan, H.D. 2013, Prinsip-Prinsip – Maret 2015
Perilaku Organisasi, Surabaya Pena Robbins, S. & Judge, T. A. 2011.
Semesta. Organizational Behaviour. 14th ed.,
Gusti (2012), Pengaruh Kedisiplinan, Global ed. New Jersey: McGraw-Hill.
Motivasi Kerja dan Persepsi guru Rivai, Vethzal, 2011, Kepemimpinan Dan
Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Perilaku Organisasi. Jakarta:PT. Raja
terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Grafindo
Purworejo Pasca Sertifikasi, Jurnal Syafrina, Nova. 2017. Pengaruh Disiplin
Nominal Nomor 1, Vol, 1 No. 1 Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Fak.Ekonomi Universitas Negeri pada PT. Suka Fajar Pekanbaru. Eko
Yogyakarta dan Bisnis (Riau Economics and
Hasibuan, Malayu, (2011). Manajemen Business Riview). Volume 8 Nomor 4
Sumberdaya Manusia. Edisi Revisi. Tahun 2017
Jakarta. Bumi Aksara Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Bisnis.
Kadarisman. (2012). Manajemen Bandung Alfabeta.
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Thoha, Miftah (2010) Kepemimpinan
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. dalam Manajemen : Suatu Pendekatan
Khamdan, Muh (2014), Fungsional Perilaku, Jakarta, Rajawali Pres
Widyaiswara Kementerian Hukum dan Wibowo. 2010, Manajemen Kinerja.
HAM, Artikel BPSDM Hukum Dan Jakarta, Raja Grafindo Persada.
HAM,
Manik, Sudarmin. 2016. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemberian Kompensasi
pada Karyawan Bank. Al Masraf: Jurnal
Lembaga Keuangan dan Perbankan-
Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember
2016.
Manik, Sudarmin. 2017. Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai
Kantor Camat Pendalian IV Koto
Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe) P.ISSN: 1410-7988 E.ISSN: 2614-123X
Volume 9, Nomor 2, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai