REVIEW
Oleh :
Kota Palu adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kota Palu merupakan kota
yang terletak di Sulawesi Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah barat
dan Utara, Kabupaten Sigi di sebelah selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah
timur. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai,
pegunungan, dan teluk. Koordinatnya adalah 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Kota Palu
dilewati oleh garis Khatulistiwa. Penduduk Kota Palu berjumlah 342.754 jiwa (2012).
Berdasarkan gambar citra satelit yang ada, terlihat kondisi Kota Palu pada tahun 1972
masih sangat di dominasi oleh vegetasi/ hutan yang lebat. Dengan peta citra Landsat 1
tersebut juga terlihat core Kota Palu hanya meliputi kurang lebih 5 persen dari batas
Kota Palu moderen. Dapat dimaklumi, jumlah penduduk pada tahun-tahun 1970an
masih relatif sangat sedikit.
Kota Palu pada tahun 1990 terlihat mulai padat dan tetap terpusat pada kawasan
lama.Perkembangan Kota Palu juga ditandai dengan mulai berkembangnya
permukiman (pada hasil klasifikasi citra ditandai dengan warna biru – permukiman
terbangun dan merah – permukiman yang mulai di garap).
Pada tahun 2001, kawasan permukiman di Kota Palu, seperti yang terlihat pada
gambar diatas, telah semakin berkembang dan meluas melebihi kajwsan-kawasan yang
10 tahun sebelumnya masih berupa kawasan siap terbangun.
Perkembangan kota Palu pada tahun ini lebih memperhatikan hubungan sebuah tempat
sebagai suatu generator kota (penggerak kota). Pada lokasi penelitian terdapat suatu
hubungan yang terjadi yaitu hubungan yang dibentuk oleh deretan bangunan yang
membentuk ruang terbuka. Hal ini dapat dilihat pada lokasi atau lingkaran daerah strategis
dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain,
misalnya persimpangan lalu lintas, lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan
dalam skala makro besar, pasar taman, square, dan sebagainya.
Yang menjadi generator kota (penggerak kota) di Kota Palu yang merupakan persimpangan
lalu lintas adalah patung kuda yang merupakan perempatan antara Jalan Rajamoili, Jalan
Undata, Jalan Raden Saleh, dan Jalan Cut Mutia. Kemudian yang kedua adalah Taman
Nasional yang berbentuk lingkaran yang juga merupakan persimpangan lalu lintas antara
Jalan Sultan Hasanuddin I, Jalan Mawar, Jalan Jend. Gatot Subroto, Jalan Wolter Monginsidi,
dan Jalan Sulawesi. Selanjutnya yang ketiga adalah bundaran Hasanuddin yang juga
merupakan persimpangan lalu lintas antara Jalan Sultan Hasanuddin I, Jalan Togean, Jalan
Sultan Hasanuddin dan Jalan Jend. Sudirman. Persimpangan lalu lintas berikutnya adalah
bundaran STQ antara Jalan Soekarno-Hatta dengan Jalan Jabal Nur.dan yang lainnya adalah
Taman Gor, Pasar Tua dan Jembatan Palu IV.
Perkembangan kota Palu dapat dilihat secara langsung pada sebuah tempat yang salah
satunya dibentuk sebagai sebuah ruang, jika memiliki ciri khas dan suasana yang
menggambarkan adanya suatu kawasan yang menjadi karakteristik visual Kota Palu yang
alami adalah berupa bentang alam, yaitu Sungai Palu, Gunung Gawalise, dan Teluk Palu.
Sedangkan yang buatan, yaitu Jembatan Palu IV (Jembatan kuning), Masjid Arkam
Baburrahman (mesjid Terapung), Anjungan Pantai Talise, Patung Kuda dan Monumen
Nosarara Nosabatutu.