Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN KAPITA SELEKTA ENERGI I

“DOUBLE-FLASH STEAM POWER LANTS”

Disusun Oleh :

Rahma Dini Barkah (140310150003)

Ria Nurjanah (140310150009)

Davi Putri Hanavi (140310150023)

Fauziyatin Nurul Karamah (140310150031)

Riska Tri Handayani (140310150041)

Asni Zaka Nurusyifa (140310150024)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2018
1. Introduction

Double flash power plant adalah salah satu jenis flash steam power plant yang
menggunakan 2 tahap pemisahan yang hasilnya akan terdapat dua sumber tekanan pada
turbin . pafa double flash steam power plant menggunakan separator dan flasher untuk
memisahkan fluida dengan air dan partiketl. uap bertekanan tinggi dari pemisah utama
dicampur dengan uap bertekanan bertekanan rendah dari pemisah kedua untuk menghasilkan
tenaga yang lebih. Sisa air dari pemisah kdua akan disuntikkan kembali ke reservoir.
Sehingga double flash plant dapat menghasilkan daya output 15-25% . ada 69 unit operasi
pembangkit double flash plant dengan daya berkisar 4,7-110 MW dan daya rata-rata 32 MW.

2. Proses Konversi Termodinamika


2.1 Diagram Proses Temperatur-Entropy

Gambar 1. Diagram proses temperature-entropy


2.2 Flash and separation proses

Dengan mengacu pada Gambar 6.8, dua proses flash, 1–2 dan 3-6, dianalisis
dengan cara yang sama seperti proses flash untuk pabrik flash tunggal di Sect.
5.4.2. Setiap proses menghasilkan sejumlah kecil uap yang diberikan oleh kualitas,
x, dari campuran 2-fase. Setiap flash diikuti oleh proses pemisahan. Persamaan
yang mengatur adalah sebagai berikut:
Tingkat aliran massa uap dan cair (air asin) untuk tahap tekanan tinggi dan rendah ditemukan
dari:

Aliran massa ini akan digunakan untuk menghitung daya yang dihasilkan dari dua tahap
ekspansi turbin, jumlah limbah cair yang akan dibuang, dan panas yang harus ditolak melalui
kondensor dan akhirnya dari menara pendingin.

2.3 Tekanan tinggi dan tekanan rendah pada proses ekspansi turbin

Dengan menggunakan asumsi yang sama pada bab 5.4.4 (tidak ada kalor yang keluar dari
turbin serta mengabaikan perubahan energi kinetik dan energi potensial pada fluida yang
masuk keluar turbin), kita dapat mengetahui daya yang dihasilkan pada masing-masing
turbin. Asumsikan pada gambar 6.9, menggunakan cross-section turbin reaksi tangkat ganda,
double flow. Kemudian untuk perhitungan masing-masing turbin dapat
dianalisamenggunakan metode single-flash plant (penguapan tunggal).
Gambar 2. cross-section turbin reaksi tangkat ganda

Untuk analisa turbin tekanan tinggi menggunakan perumusan single-flash turbin :

𝑤ℎ𝑝 = ℎ4 − ℎ5

ℎ4 − ℎ5
η=
ℎ4 − ℎ5𝑠

Ẇℎ𝑝𝑡 = ṁℎ𝑝𝑠 − 𝑤ℎ𝑝𝑡 = 𝑥2 ṁ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤ℎ𝑝𝑡

Dengan menggunakan aturan Baumann, nilai keluaran turbin tekanan tinggi dapat diketahui
menggunakan perumusan :

ℎ6
ℎ4 − 𝐴 [1 − ]
ℎ7 − ℎ6
ℎ5 =
𝐴
1+
ℎ7 − ℎ6

dimana 𝐴 = 0.425(ℎ4 − ℎ5 )

Pada kasus ini, kita harus meningkatkan massa aliran melalui turbin, karena uap
tekanan rendah akan dialirkan dan bercampur dengan uap tekanan tinggi pada state 5. Dengan
mengacu pada gambar 6.9 sebagian uap berada pada state 5, dan tekanan uap rendah berada
pada state 8, kemudian bercampur dan mengalir untuk memasuki turbin tekanan rendah pada
state 9. Hukum pertama termodinamika dan kekekalan massa digunakan untuk mendapatkan
nilai uap campuran pada state 9:

ṁ5 ℎ5 + ṁ8 ℎ8 = (ṁ5 + ṁ8 )ℎ9

𝑥2 ℎ5 + (1 − 𝑥2 )𝑥6 ℎ8
ℎ9 =
𝑥2 + (1 − 𝑥2 )𝑥6
Kemudian turbin tekanan rendah dapa dihitung

𝑤𝑙𝑝𝑡 = ℎ9 − ℎ10
Ẇ𝑙𝑝𝑡 = ṁ9 (ℎ9 − ℎ10 ) = (ṁ5 + ṁ8 )(ℎ9 − ℎ10 )
ℎ11
ℎ9 − 𝐴 [𝑥9 − ]
ℎ12 − ℎ11
ℎ10 =
𝐴
1+
ℎ12 − ℎ11

dimana 𝐴 = 0.425(ℎ9 − ℎ10𝑠 )

𝑠9 − 𝑠11
ℎ10𝑠 = ℎ11 + [ℎ12 − ℎ11 ] 𝑥 [ ]
𝑠12 − 𝑠11

ℎ9 − ℎ10
η𝑙𝑝𝑡 =
ℎ9 − ℎ10𝑠

Daya keluaran pada masing–masing turbin adalah

Ẇ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Ẇℎ𝑝𝑡 − Ẇ𝑙𝑝𝑡

Sehingga didapat nilai gross electrical power :

Ẇ𝑒,𝑔𝑟𝑜𝑠𝑠 = η𝑔 Ẇ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

2.4 Proses kondensasi, proses cooling tower dan efisiensi pemanfaatan

Analisis yang disajikan dalam sub bab single flash (5.4.5, 5.4.6 dan 5.4.7) dapat
digunakan di sini, asalkan laju aliran massa diubah ke jumlah aliran uap HP dan LP. Eksergi
geofluid yang masuk ditemukan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

2.5 Metode optimasi

Optimalisas ipada double-flash plant lebih rumit dibangingkan pada single-flash plant.
Dimana untuk setiap tekanan separator (atau temperature) akan diperoleh beberapa nilai
tekanan flasher (atau temperature), yang salah satunya akan menghasilkan keluaran terbaik.
Dari semua hasil yang diperoleh, terdapat satu nilai terbaik yang disebut titik optimal. Hal ini
dapat dijelaskan menggunakan Gambar 2.
Gambar 3. Double-flash optimization process

Pada kurva di atas, P2 adalah tekanan separator, T6/T2 adalah rasio temperature flash dan
temperature separator. Jikadiambil salah satu titik, yaitu titik a pada kurva atas, maka akan
didapatkan daya keluaran terbaik W (titik b) yang diperoleh dari nilai tekanan separator P6
yang bervariasi. Kurva bagian bawah menggambarkan titik-titik terbaik (keluaran terbaik)
yang berasal dari nilai P2 yang bervariasi. Titik d merupakan titik yang menggambarkan titik
optimum baik untuk separator maupun flasher. Titik c menggambarkan rasio optimum untuk
temperatur separator dan flasher.

Perhitungan nilai optimal pada setiap keadaan dapat dilakukan menggunakan


pemrograman dan memplot nilai pada setiap kombinasi reservoir dan kondensor. Kedua
parameter ini dapat dihitung menggunakan aturan “equal-temperature-split”, dan nilai
aproksimasi dari temperature optimal pada flash dan separator dapat dihitung menggunakan
pemrograman computer.

3. Contoh : Double-Flash Optimasi

Temperatur reservoir fluida dibiarkan hingga menjadi 465ºF dan kurva produktivitas
didefinisikan oleh fungsi kedua yaitu:

4. 𝑚̇total =740 + 0,910 P2 – 0,0123 (P2)2

dimana:
P2 = tekanan kepala sumur (lbf / in2)
𝑚̇total = total laju aliran massa 2-fase (103 lbm / jam)

Kondensor ini beroperasi pada tekanan P10 = 2 lbf/in2 dengan suhu 126ºF

Optimasi inimempertimbangkan 2 kasus:


a. Mencari output daya terbaik 𝑊̇ totaluntukkurva produktivitas yang diberikan.
b. Mencari output spesifik per satuan massa yang terbaik dari total aliran sumur Wtotal.
Hasilnya tidak sama

Tabel 6.1 menunjukkan hasil dari pencarian dua-parameter, hanya nilai terbaik output yang
ditampilkan sebagaifungsi suhu pemisah

Dapat dilihat bahwa output daya spesifik dan total maksimal masing-masing mencapai
titik yang berbeda. Variasi dalam istilah-istilah ini dapat dilihat pada Gambar 6.11dan 6.12.
Jika membutuhkan kekuatan total terbaik, maka pemisah harus beroperasipada suhu 304ºF
dan suhu flash harus 210ºF, ini akan menghasilkan kekuatan sebesar 9,72 Mwe atau jika
membutuhkan kekuatan spesifik terbaik (efisiensi pemanfaatan tertinggi), maka pemisah
harus berada pada 342ºF dan lampu kilatharus bersuhu 227,5ºF, ini akan menghasilkan daya
spesifik sebesar 45,8 Btu/lbm. Untuk suhu dead-state 65ºF, set kondisi akan menghasilkan
utilisasi efisiensi 42,1%. Dibandingkan dengan efisiensi pemanfaatan 41,1% di titik kekuatan
terbaik maka ini adalah peningkatan satu persentase poin atau 2,5% perbaikan.
Gambar 4. Output spesifik terbaik sebagai fungsi suhu separator

Gambar 5. Output daya total terbaik sebagai fungsi dari suhu pemisah

Jika melakukan optimasi dari single flash untuk kondisi sama yang diberikan maka daya
optimal akan menjadi 7,46 MW, dengan demikian menunjukkan bahwa double flash yang
dioptimalkan mampu menghasilkan 31% lebih banyak daya kotor daripada single flash yang
dioptimalkan.

Anda mungkin juga menyukai