Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan “

Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013 ISSN :0854-4778

STUDI PENGGUNAAN LUMP TANAH SEBAGAI BAHAN KARET MENTAH


DALAM PEMBUATAN BARANG JADI KARET

Adi Cifriadi dan Norma A Kinasih

Pusat Penelitian Karet, Bogor

ABSTRAK
Karet merupakan komponen utama pada pembuatan barang jadi karet. Mutu barang jadi karet
juga dipengaruhi oleh mutu karet penyusunnya. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh penggunaan
lump tanah sebagai bahan karet mentah dalam pembuatan barang jadi karet pada beberapa taraf
jumlah bahan pengisi (25, 44 dan 50 phr) dan pelunak (3 dan 5 phr) terhadap sifat fisika barang jadi
karet seperti; kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek dan bobot jenis.
Berdasarkan data hasil pengujian mutu karet alam diketahui bahwa kadar abu, kadar zat menguap
dan plastisitas awal lump tanah memenuhi persyaratan mutu SIR 20, sedangkan kadar kotoran dan
plastisitas retensi indeks (PRI) lebih rendah dari persyaratan mutu SIR 20. Sifat fisika barang jadi
karet menggunakan SIR 20 menghasilkan sifat yang lebih baik dibandingkan dengan lump tanah pada
semua taraf jumlah bahan pengisi dan pelunak. Sifat fisika optimum yang dihasilkan oleh vulkanisat
yang mengandung lump tanah dan SIR 20 diperoleh pada komposisi bahan pengisi 44 phr dan pelunak
5 phr dengan nilai kekerasan 65 Shore A (lump tanah) dan 67 Shore A (SIR 20); tegangan putus 25,1
N/mm2 (lump tanah) dan 25,2 N/mm2 (SIR 20); perpanjangan putus 550% (lump tanah) dan 540% (SIR
20), ketahanan sobek 14,9 N/mm2(lump tanah) dan 15,3 N/mm2 dan bobot jenis 1,117 gr/cm3 (lump
tanah) dan 1,122 gr/cm3(SIR 20). Hasil pengujian sifat fisika yang dihasilkan dari vulkanisat yang
mengandung lump tanah dan SIR 20 juga memenuhi beberapa persyaratan mutu barang jadi karet
seperti karpet karet, alas kaki untuk anak sapi dan sapi dewasa, dan sol sepatu kelas mutu A.

Kata-kata kunci: mutu, lump tanah, SIR 20, pengisi, pelunak

ABSTRACT
Rubber is the main component of rubber article manufacturing. The quality of rubber determine
the quality of rubber article. This research will be investigate the influence of utilization of earth-
rubber as raw rubber material in rubber article manufacturing on some level of filler (25, 44 and 50
phr) and plasticizer (3 and 5 phr) toward physical properties of rubber article such as; hardness,
tensile strength, elongation at break, tear strength and density. The raw rubber quality investigation
result that ash level, volatile level and plasticity of earth-rubber meet SIR 20 standard. Whereas,
impurity level and plasticity retention index (PRI) fewer than SIR 20 standard. The physical properties
of rubber article show that SIR 20 article has better physical properties than earth-rubber article on
all level of filler and plasticizer. The vulcanization of earth-rubber and SIR 20, filler 44 phr and
plasticizer 5 phr result the optimum level of physical properties by 65 Shore A (earth-rubber) and 67
Shore A (SIR 20) of hardness, 25,1 N/mm2 (earth-rubber) and 25,2 N/mm2 (SIR 20) of tensile strength,
550% (earth-rubber) and 540% (SIR 20) of elongation at break, 14,9 N/mm2(earth-rubber) and 15,3
N/mm2 of elongation at break and 1,117 gr/cm3 (earth-rubber) and 1,122 gr/cm3(SIR 20) of density.
This result meet some of rubber article standards such as; rubber mat, young and adult cow mat, and
grade A of shoes sole.

Keywords: quality, earth-rubber, SIR 20, filler, plasticizer

PENDAHULUAN Bahan kimia utama penentu sifat barang jadi


karet yang dihasilkannya adalah karet mentah.
P ada pembuatan barang jadi karet
dibutuhkan beberapa bahan kimia seperti
bahan kimia pokok, tambahan, dan penunjang.
Penentuan jenis karet mentah harus
disesuaikan dengan mutu atau spesifikasi
teknis barang jadi yang akan diproduksi.
Bahan kimia tersebut mempunyai fungsi
spesifik dan pengaruh pada sifat, karakteristik Penggunaan karet alam pada produksi barang
pengolahan dan harga dari kompon karetnya. jadi karet sebagian besar terserap pada industri

Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi 95 Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia


96 Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan”
ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013

pembuatan ban (80%), sedangkan sisanya karet spesifikasi teknis (crumb rubber). Crumb
terserap untuk industri pembuatan conveyor rubber merupakan karet alam yang dibuat
belt dan dam karet (15%) dan alat-alat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. SIR
kesehatan seperti sarung tangan medis, harus memenuhi spesifikasi mutu berdasarkan
kondom (5%). Bahan baku karet mentah utama SNI 06-1903-2000. SIR yang diproduksi oleh
yang digunakan pada industri ban adalah karet Indonesia seperti SIR 3CV (Constant
alam jenis SIR (Standard Indonesian Rubber). Viscosity), 3L (Light), 3WF (Waste Product),
SIR adalah adalah produk karet setengah jadi SIR 5,10 dan 20. Penetapan mutu SIR secara
yang terbuat dari lump mangkok. Produk ini umum dilakukan secara visual seperti warna
memiliki kelebihan dibandingkan barang dan banyaknya kotoran. Untuk penilaian mutu
setengah jadi karet yang lain yaitu memiliki secara teknis dilakukan dengan pengujian
spesifikasi teknis yang tinggi dan terkontrol. secara kuntitatif pada laboratorium pengujian
Namun, SIR memiliki kelemahan dalam segi sesuai standar mutu SIR.
harga yaitu harga SIR sangat berfluktuatif,
mengingat harga SIR sangat dipengaruhi oleh
2. Lump tanah
permintaan dan ketersedian karet di dunia.
Harga fluktuatif inilah yang dapat menjadi Karet alam mutu rendah adalah karet
pertimbangan bagi produsen produk barang alam yang memiliki spesifikasi teknis dibawah
jadi karet menggunakan SIR sebagai bahan arau diluar standar mutu karet alam yang telah
bakunya ditetapkan. Karet alam tersebut memiliki
spesifikasi teknis yang rendah diakibatkan
Alternatif karet mentah yang memiliki
karena ditambahkannya secara sengaja ataupun
potensi dapat digunakan dan memiliki harga
tidak sengaja bahan pengotor seperti pasir,
yang relatif terjangkau dalam industri
tatal, ranting, dll. Vries (1944) menggolongkan
pembuatan barang jadi karet adalah lump
karet alam mutu rendah menjadi enam jenis
tanah. Lump tanah adalah gumpalan karet di
yaitu; scum (buih pada saat penuangan lateks),
tanah yang memiliki bentuk tidak teratur,
washing (cucian mangkok sadap dan ember
tercampur atau dicampur dengan tanah, kayu,
lateks), tree scrap (gumpalan lateks di bawah
daun-daunan dan segala macam kotoran
bidang sadap), bark rubber (koagulum lateks
(Siswantoro, 1985). Lump tanah umumnya
yang mengandung tatal), earth-rubber (lump
diperoleh dari tetesan lateks kebun yang secara
tanah), dan compo (lembaran karet dari
tidak sengaja menetes di bawah pohon karet.
kumpulan karet mutu rendah).
Lump tanah ini kemudian dikumpulkan oleh
petani karet pada setiap akhir waktu Earth-rubber (lump tanah) adalah gumpalan
penyadapan, sehingga kontinuitas karet di tanah, gumpalan ini terbentuk dari
ketersediaannya untuk pembuatan barang jadi lateks yang secara tidak sengaja menetes di
karet dapat terjamin. tanah. Siswantoro (1985) menyatakan bahwa
lump tanah adalah gumpalan karet di tanah
Pada penelitian ini akan dikaji
yang memiliki bentuk tidak teratur, tercampur
perbandingan sifat kimia lump tanah dengan
atau dicampur dengan tanah, kayu, daun-
SIR 20. Selain itu, akan dikaji pula mengenai
daunan dan segala macam kotoran. Lump
penggunaan lump tanah dan SIR 20 sebagai
tanah memiliki mutu yang rendah, mengingat
karet mentah dalam pembuatan barang jadi
adanya pengotor yang menempel pada
karet pada beberapa taraf jumlah bahan pengisi
gumpalan tersebut. Selain itu, lump tanah
dan pelunak terhadap sifat fisika barang jadi
besifat lengket (tacky) ketika dikumpulkan,
karet seperti; kekerasan, tegangan putus,
karena terlalu lamanya kontak langsung
perpanjangan putus, ketahanan sobek dan
dengan panas matahari. Lump tanah memiliki
bobot jenis. Penelitian ini bertujuan untuk
KKK yang bervariasi yaitu 25-30%.
mengetahui sifat teknis (sifat fisika dan kimia)
lump tanah dalam memenuhi beberapa
parameter standar SNI (Standar Nasional 3. Pembuatan Barang Jadi Karet
Indonesia) beberapa barang jadi karet, baik Karet dalam kedaan mentah tidak dapat
yang memiliki spesifikasi teknis tinggi dibentuk menjadi barang jadi karet yang layak
maupun rendah. digunakan karena tidak elastis dan memiliki
banyak kelemahan, antara lain tidak kuat dan
TINJAUAN PUSTAKA tidak tahan cuaca. Agar dijadikan bahan jadi
karet yang layak digunakan maka terlebih
1. SIR (Standard Indonesian Rubber) dahulu karet dicampur dengan bahan kimia
SIR merupakan barang setengah jadi karet kemudian divulkanisasi.
karet yang terbuat dari koagulum lapangan. Bahan kimia karet digolongkan atas fungsinya
Pada penggolongan karet alam, SIR termasuk selama vulkanisasi atau dalam barang jadi dan

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi


Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan” 97
Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013 ISSN :0854-4778

secara umum dikelompokkan atas bahan kimia sebagai bahan baku pembuatan kompon mula-
pokok, bahan kimia tambahan dan bahan mula lump tanah diuji secara kimia. Hasil
penunjang (Evans CW, 1981 dalam Alfa AA, pengujian tersebut kemudian dibandingkan
2005). Bahan kimia pokok terdiri dari karet dengan sifat kimia SIR 20 (sesuai standar SNI
mentah, pemvulkanisasi, penggiat, pencepat, 06-1903-2000). Parameter pengujian sifat
pengisi, pelunak dan antigredan. Bahan kimia kimia lump tanah yang diuji antara lain; kadar
tambahan dan penunjang adalah bahan kimia abu, kadar kotoran, kadar zat menguap,
yang tidak harus ada pada pembuatan barang plastisitas awal dan plastisitas retention index
jadi karet seperti pewarna, peniup, pewangi, (PRI).
pengental, penghambat, penghomogen, dan Formulasi kompon karet yang dibuat
penguat. divariasikan berdasarkan jenis karet mentah,
Proses pembuatan barang jadi karet jumlah bahan pengisi dan pelunak. Formulasi
diawali dengan membuat kompon karet. kompon karet disajikan pada Tabel 1.
Kompon karet dibuat dengan mencampurkan Formulasi kompon karet tersebut kemudian
karet mentah dengan beberapa bahan kimia. digiling menggunakan mesin giling terbuka
Kompon yang telah jadi kemudian mengalami (open mill). Kompon karet divulkanisasi
proses matikasi (pemasakan) dan pembentukan menggunakan sistem semi konvensional pada
untuk menghasilkan barang jadi karet. suhu 150oC selama waktu tertentu (sesuai hasil
pengujian rheometer). Vulkanisat karet
kemudian dianalisis sifat fisikanya meliputi;
METODELOGI
kekerasan, tegangan putus, perpanjangan
Lump tanah merupakan karet alam mutu putus, ketahanan sobek dan bobot jenis.
rendah yang tidak memiliki spesifikasi teknis
tertentu. Oleh karena itu, sebelum digunakan

. Tabel 1. Formulasi kompon


Resep
Bahan Lump tanah SIR 20
A B C D E F
Karet 100 100 100 100 100 100
ZnO 5 5 5 5 5 5
Asam stearat 2 2 2 2 2 2
N330 25 44 50 25 44 50
Minarex oil 3 3 5 3 3 5
Sulfur 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
CBS 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
DPG 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
TMQ 1 1 1 1 1 1
IPPD 1 1 1 1 1 1
Keterangan:
CBS = N-Cyclohexyl-2-benzothiazole sulfenamide
DPG = Diphenyl guanidine
TMQ = 2,2,4-trimethyl-1,2-dihydroquinoline
IPPD = N-Isopropyl-N'-phenyl-P-phenylenediamine

HASIL DAN PEMBAHASAN atau di atas batas minimum standar SIR 20.
Sedangkan hanya dua parameter mutu lump
1. Sifat Kimia Karet Mentah tanah yang tidak memenuhi standar SIR 20
yaitu kadar kotoran dan PRI. Hasil analisis
Berdasarkan hasil analisis kimia karet mentah kimia lump tanah disajikan pada Tabel 2.
yang dilakukan diketahui bahwa lump tanah
memiliki beberapa sifat kimia yang memenuhi
standar SIR 20. Sifat kimia lump tanah seperti
kadar abu, kadar zat menguap dan plastisitas
awal memiliki nilai di bawah batas maksimum

Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia


98 Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan”
ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013

Tabel 2. Hasil analisis kimia lump tanah dibandingkan dengan SIR 20


Parameter mutu Lump tanah SIR 20
Kadar kotoran (%b/b) 0,3 maks. 0,2
Kadar abu (%b/b) 0,49 maks. 1,00
Kadar zat menguap (%b/b) 0,74 maks. 0,8
Palastisitas awal (Po) 39 min. 30
Plastisitas retention indeks (PRI) 26.47 min. 50

Sifat kimia lump tanah tersebut NaOH berfungsi untuk menghidrolisis protein
memberikan gambaran mengenai proses menjadi asam-asam amino dan larut bersama
pengolahannya. Hasil pengujian kadar kotoran larutan pencuci sehingga kadar zat
menunjukkan bahwa selama proses menguapnya menurun. Selain itu
penggumpalannya lump tanah tercampur atau dimungkinkan waktu perendaman koagulum
dicampur dengan tanah, kayu, daun-daunan juga relatif lama, yang menyebabkan senyawa
dan segala macam kotoran, sehingga kadar oksidan dalam lipid ikut terurai (Delmonthe,
kotorannya lebih besar 0,1 % dibandingkan 1995). Sehingga nilai PRI dibawah standar
dengan standar SIR 20. Namun pada proses SIR 20, hal ini menunjukkan bahwa lump
penggumpalan lump tanah tidak menggunakan tanah tidak tahan terhadap oksidasi.
tawas (Rao, 1974). Hal ini tampak pada hasil
2. Karakterisasi Vulkanisat
pengujian kadar abu yang dibawah standar SIR
20. Hasil uji karakterisasi vulkanisat (Tabel
3) menunjukkan bahwa pada masing-masing
Pada proses pengolahan lump tanah
formulasi terdapat perbedaan rentang jauh
dimungkinkan dilakukan perendaman
antara kompon A,B, D dan E dengan C dan F
menggunakan NaOH, sehingga nilai kadar zat
pada nilai torsi maksimum dan minimum yang
menguapnya dibawah standar SIR 20.
dicapai.
Nurfianti (2003) menjelaskan bahwa larutan

Tabel 3. Karakterisasi pemasakan vulkanisat


Kompon
Karakteristik pemasakan
A B C D E F
S’ Maximum (kg-cm) 9,09 9,09 15,76 7,25 7,25 15,02
S’ Minimum, (kg-cm) 0,58 0,58 1,49 0,58 0,58 1,11
S’ Max – S’ Min (kg-cm) 8,51 8,51 14,27 6,67 6,67 13,91
Opt, Cure (T90) (min:sec) 3,56 3,56 4,33 3,24 3,24 4,11
Scorch time (Ts2) (min: sec) 1,25 1,25 1,26 1,4 1,4 1,26
Keterangan
S’Max = Torsi maksimum
S’Min = Torsi minimum
T90 = Waktu optimum
Ts2 = Waktu sebelum vulkanisasi yang digunakan untuk mengalir, mengisi dan pengempaan
kompon

Sedangkan pada karakterisasi waktu pengisi yang terkandung di dalamnya maka


pemasakan optimum (T90) diperoleh hasil yang semakin banyak ikatan silang yang terbentuk
tidak berbeda nyata pada masing-masing dan semakin lama waktu vulkanisasi (Nah et
kompon. Hal ini dikarenakan pada setiap al., 2001). Sehingga pada formula C dan F
kompon menggunakan perbandingan bahan yang menggunakan bahan pengisi paling
pemvulkanisasi (sulfur) dan pencepat (CBS banyak sejumlah 50 phr memiliki torsi
dan DPG) yang sama. maksimum dan ΔS (S’Max-S’Min) yang
Hasil torsi maksimum dipengaruhi oleh besar.
jumlah bahan pengisi. Semakin banyak bahan

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi


Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan” 99
Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013 ISSN :0854-4778

18,00

16,00

14,00

12,00
torsi (kg-cm)

A
10,00
B
8,00 C

6,00 D
E
4,00
F
2,00

0,00
0 5 10 15 20 25
waktu (menit)

Gambar 1. Kurva rheometer karakteristik pemasakan vulkanisat

Pada gambar di atas diketahui bahwa mempengaruhi sifat fisika vulkanisat yang
pada setiap formulasi menunjukkan gejala dihasilkan. Hasil pengujian sifat fisika
yang sama yaitu gejala efek mendatar (plateau vulkanisat disajikan pada Tabel 4. Bahan
effect). Pada mulanya viskositas kompon akan pengisi carbon black merupakan jenis bahan
menurun dengan meningkatnya suhu kompon pengisi yang bersifat menguatkan sehingga
sehingga pada saat ini pergerakan torsi lebih pada hasil terlihat bahwa semakin banyak
ringan, kemudian dengan mulai terbentuk jumlah bahan pengisi yang ditambahkan, maka
ikatan silang (cross link) pada saat vulkanisasi kekerasannya semakin meningkat.
menyebabkan pergerakan torsi menjadi lebih Penambahan jumlah bahan pengisi jenis N330
berat, dan pada saat itu pula viskositas meningkatkan kekerasan karet sebesar ½ dari
vulkanisat meningkat. Modulus torsi akan jumlah yang ditambahkannya, sedangkan
terus meningkat terus selama proses penambahan bahan pelunak menurunkan
vulkanisasi berlangsung hingga mencapai kekerasan karet sebesar ½ dari jumlah yang
maksimum dan kemudian modulus akan stabil ditambahkannya. Berdasarkan perhitungan
setelah vulkanisasi selesai. Gejala mendatar ini matematis diketahui bahwa yang lebih
menunjukkan bahwa ikatan silang yang berpengaruh pada kekerasan adalah
terbentuk pada proses vulkanisasi bersifat penambahan bahan pengisi. Pada kompon C
mantap pada pemasakan lanjut. dan F yang ditambahkan carbon black dan
pelunak paling banyak, sehingga nilai
3. Sifat fisika vulkanisat kekerasannya paling tinggi. Pada hasil juga
diketahui bahwa jenis karet mentah SIR 20 dan
Perbandingan jumlah bahan pengisi
lump tanah tidak menunjukkan perbedaan yang
(carbon black-N330) dan pelunak
nyata pada sifat kekerasan vulkanisat.

Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia


100 Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan”
ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013

Tabel 4. Sifat fisika vulkanisat

Metode
Kompon
Sifat fisika vulkanisat Uji
(ISO) A B C D E F
Kekerasan (Shore A) 7619-04 50 65 68 53 67 69
Tegangan putus (N/mm2) 37-05 29,8 25,1 24,03 32,6 25,2 24,8
Perpanjangan putus (%) 37-05 620 550 520 670 540 530
Ketahanan sobek (N/mm2) 34-2-07 15,3 14,9 13,9 12,2 15,3 14,7
Bobot jenis (gr/cm3) 2781-08 1,060 1,117 1,131 1,057 1,122 1,127

Penambahan jumlah bahan pengisi dan nyata antara nilai tegangan putus,
pelunak juga mempengaruhi tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan sobeknya.
perpanjangan putus dan ketahanan sobeknya.
Bobot jenis merupakan ratio antara berat
Semakin banyak jumlah bahan pengisi yang
dan volume yang diukur dengan
ditambahkan maka semakin banyak ikatan
membandingkannya terhadap berat jenis air
silang yang terbentuk dan kekerasan karet
atau zat lain yang mempunyai berat jenis yang
meningkat, sehingga karet semakin tidak
mendekati 1. Penambahan bahan pengisi dan
elastis. Ketidak elastisan ini menyebabkan
pelunak mempengaruhi bobot jenis karet. Pada
karet lebih rentan ketika diregangkan atau
hasil pengamatan menunjukkan bahwa
disobek. Penambahan bahan pelunak akan
semakin bertambahnya bahan pengisi dan
menurunkan viskositas vulkanisat, hal ini
pelunak, bobot jenis karet semakin meningkat.
menyebabkan turunnya tegangan putus suatu
Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah
karet (Morton, 1959 dalam Riyanti, 1992).
phr bahan pengisi dan pelunak yang
Pada hasil terlihat bahwa semakin
ditambahkan, maka semakin berat kompon
meningkatnya bahan pengisi dan pelunak pada
karet yang digunakan. Sehingga
karet menyebabkan sifat tegangan putus,
perbandingannya terhadap berat jenis air atau
perpanjangan putus dan ketahanan sobeknya
zat lain juga meningkat.
menurun. Kompon C dan F yang diberi bahan
pengisi dan pelunak paling banyak Hasil pengujian sifat fisika vulkanisat
menunjukkan nilai tegangan putus, (Tabel 6) menunjukkan bahwa sifat fisika yang
perpanjangan putus dan ketahanan sobek yang dihasilkan kompon lump tanah dan SIR 20
paling kecil. Pada setiap perbandingan memenuhi beberapa standar SNI barang jadi
formulasi kompon antara karet SIR dan lump karet (Tabel 5).
tanah tidak menunjukkan perbedaan yang

Tabel 5. Standar SNI barang jadi karet

SNI
Bantalan
Karpet karet darmaga
Alas kaki untuk sapi Sol Sepatu
(SNI 12-1000- (SNI 06-
Sifat fisika (SNI 06-1537-1989) (SNI 12-007-1989)
1989) 7098-
2005)
Kelas
sapi anak Kelas Kelas Satu Dua bagian
Mutu
dewasa sapi Mutu B Mutu C lapis lapis karet
A
Kekerasan (Shore
60 ± 5 40 ± 5 55-80 55-80 55-80 70-80 70-80 50-80
A)
Tegangan putus min. min. min. min. min.
min 12,5 min. 4,9
(N/mm2) 14,7 9,8 4,9 3,9 15
Perpanjangan
min 400 250 150 100 min. 60 min. 50 min. 3000
putus (%)
Ketahanan sobek min. min. min. min.
1,50-1,80 1,50-1,80
(N/mm2) 5,9 3,9 2,44 70
Bobot jenis maks. maks. maks.
(gr/cm3) 1,2 1,4 1,6

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi


Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan” 101
Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013 ISSN :0854-4778

Hasil fisika vulkanisat karet yang DAFTAR PUSTAKA


menggunakan lump tanah dan SIR 20 sebagai
1. Alfa A.A. 2005. Bahan kimia untuk
karet mentah sifat kekerasannya mampu
kompon karet. Di dalam: Modul
memenuhi SNI alas kaki untuk anak sapi dan
Teknologi Barang Jadi Karet
sapi dewasa, sol sepatu kelas mutu A dan
Padat. Balai Penelitian
bantalan darmaga. Hasil tegangan putus dan
Teknologi Karet. Bogor
perpanjangan putus vulkanisat lump tanah
mampu memenuhi SNI alas kaki untuk anak 2. Dilmunthe R. 1995. Pengaruh
sapi dan sapi dewasa, sol sepatu kelas mutu A perendaman koagulum dalam air
dan karpet karet, sedangkan ketahanan sobek terhadap karakteristik
dan bobot jenisnya mampu memenuhi SNI sol vulkanisasi dan indeks
sepatu kelas mutu A. Hasil sifat fisika ketahanan kaliatan (PRI). Jurnal
vulkanisat lump tanah dan SIR 20 secara Penelitian Karet 13 (3) pp 227-
keseluruhan mampu memenuhi SNI sol sepatu 187
kelas mutu A. Hasil ini menunjukkan bahwa 3. Nah C., W.D. Kim, S. Lee.2001. Effects
lump tanah dapat digunakan sebagai karet of carbon black content and
mentah dalam pembuatan barang jadi karet vulcanization type on cure
yang memenuhi SNI dan dapat digunakan characteristics and dynamic
sebagai pengganti penggunaan karet SIR pada mechanical property of styrene-
pembuatan barang jadi karet berstandar butadiene rubber compound.
khususnya sol sepatu. Korea Polymer Journal 9 (3), pp
157-163

KESIMPULAN 4. Nurfianti. 2003. Pencirian limbah dan


karet hasil pengolahan lateks
Lump tanah memiliki karakteristik sifat
skim [Skripsi]. Institut Pertanian
kimia yang tidak berbeda jauh dengan SIR 20.
Bogor. Bogor
Sifat kimia lump tanah seperti kadar abu, kadar
zat menguap dan plastisitas awal memenuhi 5. Rao R. 1974. Processing problems in
standar SIR 20, sedangkan kadar kotoran dan SMR Factories. Proced. RRIM
PRI nya tidak memenuhi standar SIR 20. Conference 2 pp 8-290,
Penambahan bahan pengisi dan pelunak dalam Malaysia
jumlah yang berbeda mempengaruhi sifat 6. Riyanti N. 1992. Minyak epoksi dari
fisika vulkanisatnya. Semakin banyak bahan CPO sebagai processing aid
pengisi dan pelunak yang digunakan pada pembuatan barang jadi
menyebabkan meningkatnya nilai kekerasan karet nitrile-butadiena-PVC
vulkanisat, menurunnya tegangan putus, [Skripsi]. Institut Pertanian
perpanjangan putus, dan ketahanan sobek, Bogor. Bogor
serta meningkatkan bobot jenis vulkanisat
lump tanah dan SIR 20. Hasil pengujian sifat 7. Siswantoro O. 1985. Pengetahuan bahan
fisika lump tanah dan SIR 20 menunjukkan olah karet rakyat. Kursus Karet,
bahwa penggunaan SIR 20 memiliki nilai Pengetahuan Komoditi Minyak
kekerasan, tegangan putus, perpanjangan Atsiri, Minyak Sawit dan
putus, ketahanan sobek dan bobot jenis lebih Makanan Ternak, 9-14
besar dibandingkan lump tanah. Namun, nilai September 1985, Bogor
tersebut tidak berbeda jauh dengan vulkanisat 8. Vries O.DE. 1944. Estate rubber: it’s
lump tanah. Sehingga lump tanah mampu preparation, properties and
digunakan sebagai karet mentah dalam testing. The Murray Printing
pembuatan barang jadi karet. Barang jadi karet Company. Massachusetts.
yang dibuat menggunakan lump tanah mampu
memenuhi standar SNI sol sepatu kelas 9. Wulandari L.D. 2005. Pengujian mutu
mutu A. SIR (Standard Indonesian
Rubber) di Balai Teknologi

Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia


102 Prosiding Seminar Nasional XVI “Kimia dalam Pembangunan”
ISSN :0854-4778 Hotel Phoenix Yogyakarta, 20 Juni 2013

Karet Bogor [Laporan Praktek


Lapangan]. Institut Pertanian
Bogor. Bogor

TANYA JAWAB

Jaringan Kerjasama Kimia Indonesia Norma A Kinasih dan Adi Cifriadi

Anda mungkin juga menyukai