BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gawat darurat di rumah sakit yang memegang peranan yang sangat penting
pertolongan dan penanganan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk
ada tiga faktor pentingyaitu keyakinan, kecepatan dan pelayanan (Umah dan
1
2
(2014)mengatakankepuasanpelanggan/pasienditentukan olehkeseluruhan
Menurut Morrison & Philip Burnard (2009, p.32) pasien yang merasa
pelayanan tersebut untuk masa yang akan datang. Sebaliknya, konsumen yang
mereka yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada 15 orang lainnya.
Hal ini akan membuat citra buruk melekat dalam jasa pelayanan rumah sakit
Pasien akan merasa nyaman dan puas apabila ada persamaan antara
dengan hasil pelayanan kesehatan rumah sakit baik secara medis maupun non
yang dilakukan oleh Umah & Rizikiyah (2015) dengan judul Hubungan
respons time dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
time)di Instalasi Gawat Darurat dengan nilai p = 0,000, dimana semakin cepat
waktu respon time maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan pasien di
instalasi serta dan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2015) dengan judul
4
bahwa ada hubungan antara response time dengan kepuasan pelanggan di IGD
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kaban, dkk (2014) dengan judul
Manado Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
perhatian (nilai p = 0,001). Pada penelitan ini juga menunjukan tidak ada
hubungan antara variabel bukti fisik (nilai p = 0.065), dan jaminan (nilai p =
pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado (OR =
5.536, 95% CI : 1,940 – 15,793) dan penelitian yang dilakukan oleh Utami
(Studi Kasus Pasien Rawat Jalan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
nilai p = 0,000
5
rumah sakit umum yang ada di Kabupaten Agam, sehingga tak heran jika
setiap harinya kunjungan di RSUD Lubuk Basung cenderung tinggi dan harus
melayani banyak pasien, dengan kata lain beban kerja yang diemban petugas di
RSUD Lubuk Basung cukup tinggi. Kondisi ini menuntut petugas harus
SOP yang ada yang berimbas kepada muncul komplain dan ketidakpuasan
pasien.
dari segi layanan kesehatan, karena salah satu sumber penerimaan dari
Kecepatan diukur dengan respon time (waktu tanggap) < 5 menit danwaktu
dibandingkan dengan instalasi lain yaitu rawat jalan dengan IKP = 70% dan
rawat inap = 72,50%. Hasil survey juga menunjukkan bahwa IKP di IGD
Bukittinggi di dapatkan 82,7% dari target IKP 77% (Profil RSUD Dr. Acmad
pada RSUD Lubuk Basung yang memiliki nilai IKP terendah dari RSUD
RSUD Lubuk Basung juga dapat dilihat dari tingkat kunjungan dan BOR
berdasarkan BOR (Bade Occupancy Rate) RSUD Lubuk Basung dari tahun
2010 – 2015.
Tabel 1.1
Data Pasien Rawat Inap BOR (Bade Occupancy Rate)
RSUD Lubuk Basung Tahun 2011 – 2015
No Tahun BOR
1. 2011 36,72%
2. 2012 42,93%
3. 2013 44,98%
4. 2014 43,21%
5. 2015 47,9%
Rata-rata 43,15%
Sumber : Profil RSUD Lubuk Basung Tahun 2015
7
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sejak tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013 terlihat bahwa rating BOR RSUD Lubuk Basung Terus
Meningkat dari 36,72% pada tahun 2011 menjadi 42,93% pada tahun 2012
dan terus meningkat menjadi 44,98% pada tahun 2013. Namun, pada tahun
2014 terjadi penurunan rating BOR RSUD Lubuk Basung dari 44,98% tahun
2013 menjadi 43,21% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan yang lebih baik, namun tingkat rating BOR RSUD Lubuk Basung
tidak pernah mencapai angka lebih dari 50%. Selama 5 tahun terakhir yaitu
sejak tahun 2011 – 2015 rata-rata BOR RSUD Lubuk Basung hanya sebesar
43,15% angka ini masih jauh dari standar BOR menurut Grafik Barber
Jhonson yaitu antara 75% - 85%, sedangkan standar BOR menurut GBJ
Survey awal yang telah peneliti lakukan di IGD RSUD Lubuk Basung
tanggap)< 5 menit dan waktu pelayanan defnitif ≤ 2 jam (Basoeki dkk, 2008).
8
B. Rumusan Masalah
berdasarkan hasil survey IKP RSUD Lubuk Basung keluhan yang sering
masalah pada penelitian ini adalah faktor apa sajakah yang berhubungan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tingkat kepuasan pasien di IGD RSUD Lubuk Basung, meliputi response time,
survey IKP (Indeks Kepuasan Pasien) RSUD Lubuk Basung tahun 2016 masih
di bawah target yang ditetapkan yaitu 67,5% dari 70% target yang ditetapkan,
serta masih rendahnya angka BOR RSUD Lubuk Basung yaitu sebesar 47,9%
dari 80% target yang ditetapkan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
daya tanggap dan tingkat kepuasan pasien. Analisis data meliputi analisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dokter jaga dengan tenaga dokter ahli dan berpengalaman dalam menangani
Standar Instalansi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit yang tertuang dalam
muka dan penanganan gawat darurat harus dilakukan 5 (lima) menit setelah
area yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi pasien di IGD
adalah :
12
a. Area administratif.
b. Reception/Triage/Waiting.
c. Resuscitation area.
e. Area konsultasi.
g. Area khusus.
h. Pelayanan penunjang.
m. Area diagnostik.
n. Ruang sirkulasi.
1. Ada dokter terlatih sebagai kepala instalasi atau unit gawat darurat yang
darurat.
5. Semua staf atau pegawai harus manyadari atau mengetahui kebijakan dan
rekam medik.
8. Triase harus dilakukan oleh dokter atau perawat senior yang berijazah atau
berpengalaman.
yang dihadapi.
10. Petugas triase juga bertanggung jawab dalam organisasi dan pengawasan
11. Rumah sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien
gawat darurat harus dapat mengatur untuk rujukan kerumah sakit lainnya.
adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
merupakan aset yang sangat berharga, karena apabila pasien puas mereka
Rumah Sakit, Depkes RI ( 2005: 31) yang dikutip oleh Nursalam (2012).
b. Harga.
15
c. Emosional.
kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih institusi
d. Kinerja
e. Estetika.
f. Karakteristik produk.
16
kelengkapannya.
g. Pelayanan.
keperawatan.
h. Lokasi.
dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien.
i. Fasilitas.
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
j. Komunikasi.
keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama
k. Suasana.
pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung
l. Desain visual.
jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut menentukan suatu
kenyamanan.
ada enam faktor menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pasien terhadap
(Supriyanto dan Ratna, 2007) yang dikutip oleh Nursalam (2014: 129):
a. Product Quality.
b. Service Aquality.
Skala 1 adalah tidak puas dan skala 5 adalah puas. Nilai rerata skala
c. Emotional Factor.
pesaingnya.
d. Price.
Harga dari produk, jasa yang di ukur dari value (nilai) manfaat
service).
e. Cost of Aquaring.
Kepuasan
Bahasa dan istilah Pasien Memberi informasi yang
dimengerti pasien lengkap dan dimengerti, selalu
memberi kesempatan bertanya.
Perhatian terhadap
masalahpsiko-sosial pasien,
empati
3. Dimensi Kepuasan
quality” (New York Freepress, 1991: 16) yang dikutip Kotler (2000: 40)
adalah:
(Nursalam, 2012).
(Nursalam, 2011).
2012).
a. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik profesi.
standar serta kode etik profesi yang baik saja. Ukuran-ukuran yang
relationship).
tecnical skill).
kesehatan.
memuaskan pasien.
c. Kepuasan pasien
antar manusia.
dan subjektif. Objektif bila stimuli jelas, langsung bisa diamati, dan
pengukuran persepsi. Asumsi dasar teknis ini ialah hasil telaah tentang
24
atau 10. Analisis hasil dengan skala dapat ditentukan atas nilai rerata
dan simpangan bakunya. Dominan bila kurang dari nilai rerata (bila
skala positif, bila skala negatif diambil lebih dari nilai reratanya).
melalui langkah awal pertama, yaitu tentukan skala standar. Skala ini
3) Metode berpasangan.
pendapat dan keluhan. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran
atau sering dilewati pasien), kartu komentar (yang bisa diisi langsung
maupun yang dikirim via pos kepada pihak rumah sakit), saluran
dan pos. Metode ini untuk memperoleh informasi langsung dari pasien
3) Pembeli bayangan
sesuai dengan harapannya. Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka
yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan
kesehatan tersebut.
penting diberi bobot 4, penting diberi bobot 3, kurang penting diberi bobot
5, cukup baik diberi bobot 4, baik diberi bobot 3, kurang baik diberi bobot
adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan obyektif. Dengan
menuju mutu yang semakin baik dan kepuasan pelanggan yang semakin
C. Kualitas Pelayanan
1. Definisi
adalah menghasilkan pelanggan yang puas dan setia yang akan terus
yang tinggi dan pelayanan yang prima adalah suatu keharusan apabila
29
ingin mencapai tujuan pelanggan yang puas dan setia. Kualitas adalah
tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
meningkatkan finansial return atau sisa hasil usaha. Suatu produk atau
konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
harus sesuai dengan kode etik standar profesi yang ditetapkan. Kualitas
adalah gambaran total dari suatu produk atau jasa yang berhubungan
1999; p. 4).
2. Dimensi Kualitas
jasa tersebut. Dari dimensi ini dapat diketahui pakah pelanggan (pasien)
30
puas atau tidak dengan pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi
2004; p.5).
suatu pelayanan. Karena suatu servis, dalam hal ini jasa tidak bisa
dicium dan tidak bisa diraba, maka pelanggan selaku pengguna jasa
b. Reliability(keandalan)
yang akurat.
reabilitas berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah
c. Responsiveness(ketanggapan)
sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian cepat dan tepat dalam
d. Assurance(jaminan)
dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff, bebas dari bahaya,
kesopanan serta dapat dipercaya, bebas dari bahaya, bebas dari resiko
e. Emphaty(perhatian).
“the haves” dimensi ini menjadi hal yang paling penting karena
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
masyarakat.
padanya.
2010; p. 43).
a. Ketersediaan (availabble)
ditemukan.
b. Berkesinambungan (continous)
disetiap waktu yang dibutuhkan dalam arti tersedia setiap saat, baik
kesehatan.
yang mahal dan karena itu hanya mungkin dinikmati leh sebagian kecil
f. Bermutu (quality)
D. Response Time
1. Definisi
Waktu tanggap yang baik bagi pasien yaitu ≤ 5 menit. Response time atau
dengan response time yang cepat dan penangananan yang tepat. Response
manusia dan manajemen instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit sesuai
dapat dihitung dengan hitugan menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai
Dengan ukuran keberhasilan adalah respon time selama < 5 menit dan
2. Klasifikasi Triage
data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil pengkajian
fisik yang terfokus sedangan prioritas adalah penentuan mana yang harus
klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi pasien yang meliputi:
Klasifikasi Keterangan
Prioritas 1 (Merah) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan
tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup
yang besar, penanganan dan pemindahan bersifat
segera, yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas,
tension pneumothorak, syock hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki, luka bakar pada
tingkat II dan II>25%
Prioritas 2 (Kuning) Prioritas mengancam nyawa atau fungsi vital jika
tidak segera ditangani dalam waktu singkat.
Penanganan dan pemindahan bersifat jangan
terlambat, contohnya patah tulang besar, luka bakar
tingkat II dan III >25%, Trauma thorak / abdomen,
40
E. Kerangka Teori
Bagan 2.2
Kerangka Teori
Tingkat
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kepuasan Pasien
IGD
Service quality:
Response time
a. Reliability
b. Responsiveness
c. Empathy
d. Insurance
e. Tangibility
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
antara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).
Kehandalan (Relability)
Daya Tanggap
(Responsiveness)
Kepuasan Pasien di IGD
Empati
Respon Time
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
40
42
B. Defenisi Operasional
Variabel Definisi
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
penelitian Operasional
Kepuasan
Pasien Keadaan yang Kuesioner Wawancara Tidak puas < Ordinal
dirasakan pasien 24,72
setelah menerima Puas > 24,72
pelayanan yang
diberikan oleh
petugas di RSUD
Lubuk Basung
mendapatkan
penanganan
(Kemenkes RI,
2009)
C. Hipotesis
Darurat
Darurat
44
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
harinya
2. Sampel
43
45
a. Kriteria Inklusi
p.172).
b. Kriteria eksklusi :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari pihak RSUD Lubuk
observasi.
p.177).
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
≤ 0,05 dan hipotesa ditolak jika nilai probalitas p >0,05 (Trihendradi 2009,
p.118).
menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu kesehatan,
karena hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti
akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien jika
penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip
1. Prinsip Manfaat
to full disclosure)
c. Informed consent
PROPOSAL
Oleh
ISWATUN HASANAH
NIM : 1313201036