Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KD PKN
PRODI. PGSD
Skor Nilai:
F
I
P

PANCASILA , DEMOKRASI, HAM DAN MASYARAKAT MADANI


(A. Ubaidillah dan Abdul Rozak, 2003)

NAMA MAHASISWA : Nur Rarastia


NIM : 1173111074
MATA KULIAH : KD Pendidikan Kewarganegaraan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MEI 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya masih dapat menyusun laporan “Critical Book
Report” (CBR) ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya telah mereview buku berjudul “Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat
Madani” yang akan saya bahas pada bab selanjutnya. Sebelumnya, saya ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan
ini.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari masih banyak kesalahan yang
menyebabkan ketidaksempurnaan pada laporan ini. Dari itu, saya harap, dosen pengampu
dapat memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat diterima dan dinilai dengan objektif oleh dosen pengampu.

Medan, 02 Mei 2018

Penyusun
Nur Rarastika
NIM. 1173111074

16
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang Pentingnya CBR ......................................................... 5
1.2 Tujuan CBR .......................................................................................... 5
1.3 Manfaat CBR ........................................................................................ 5
1.4 Identitas Buku yang direview ............................................................... 6
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 14
3.1 Kelebihan dan Kekurangan Buku ......................................................... 15
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19
4.2 Rekomendasi ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21

17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENTINGNYA CBR


Sehubung dengan diberlakukannya Kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) di Universitas Negeri Medan (UNIMED) , seluruh mahasiswa/i
diwajibkan menyelsaikan enam tugas dalam satu semester pada setiap mata kuliah, salah
satunya laporan ini yaitu tugas Critical Book Report (CBR) mata kuliah Konsep Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan ini.
Critical Book Report (CBR) adalah sarana untuk mengasah kemampuan
mahasiswa dalam hal me-review sebuah buku, tidak hanya isi buku yang dikritik tetapi
juga bagian sampulnya hingga tata tulis dan penggunaan bahasa.
Critical Book Report (CBR) sangat penting bagi mahasiswa, selain sebagai sarana
untuk mengasah kemampuan me-review buku, CBR juga melatih mahasiswa membaca
cepat dan memahami keseluruan isi buku, dengan itu mahasiswa akan memiliki banyak
pengetahuan yang nantinya akan berdampak baik pada akhir perkuliahan khususnya dalam
menyusun skripsi.

1.2 TUJUAN PENULISAN CBR


1. Menyelesaikan tugas mata kuliah KD PKn
2. Menambah wawasan tentang PKn
3. Meningkatkan kemampuan dalam membaca dan mengkritik buku

1.3 MANFAAT CBR


1. Tugas Critical Book Report KD PKn terselesaikan
2. Mendapatkan wawasan tentang PKn
3. Kemampuan membaca cepat dan mengritik buku terasah.

18
1.4 IDENTITAS BUKU YANG DI-REVIEW
1. Judul : Pancasila, Demokrasi, HAM dan
Masyarakat Madani
2. Edisi :-
3. Pengarang : A. Ubaidillah dan Abdul Rozak
4. Penerbit : Kencana

5. Kota terbit : Jakarta

6. Tahun terbit : 2003


7. Jumlah Halaman : xxvii,248.il;28

8. ISBN : 979-3465-03-4

9. Harga :-

19
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB 1
PENDAHULUAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC EDUCATION)
Menurut Muhammad Numan Somantri merumuskan pengertian Civics sebagai
Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan: (a) manusia dalam
perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi [organisasi social, ekonomi, politik]; (b)
individu-individu dengan Negara.
Menurut Somantri, Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah;
b) Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat
menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis;
c) dalam Civic Education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman,
kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.

RUANG LINGKUP MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


(CIVIC EDUCATION)
Materi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) terdiri dari tiga materi
pokok, yaitu demokrasi, hak asasi manusia, dan Masyarakat Madani (Civic Society).

PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Tujuan dari paradigma demokratis ini adalah sebagai upaya pembelajaran yang
diarahkan agar peserta didik tidak hanya mengetahui sesuatu, melainkan dapat belajar
untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab sebagai individu dan makhluk social serta
belajar untuk melakukan sesuatu yang didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya.

BAB 2
IDENTITAS NASIONAL
Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang memiliki engertian cirri-ciri,
tanda-tanda atau jatidiri yang melekat ada seseorang atau sesuatu yang membedakannya

20
dengan yang lain. Identitas tidak terbatas ada individu semata tetapi berlaku pula pada
suatu kelompok.
Sedangkan kata nasional meruakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya,
agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan
kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa yang akhirn ya
melahirkan tindakan kelompok atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional.

UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL


1. Suku Bangsa: Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin.
2. Agama: Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindhu,
Budha dan Kong Hu Cu.
3. Kebudayaan : Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa : Merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Di Indonesia
terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau
etnis.

NASIONALISME INDONESIA DAN KONSEP TURUNANNYA


Nasionalisme Indonesia pada dasarnya berwatak inklusif dan berwawasan
kemanusiaan. Pada perkembangan selanjutnya, watak nasionalisme Indonesia yang
dirumuskan oleh tokoh-tokoh nasionalis mempengaruhi konsep pokok selanjutnya tentang
Negara bangsa, warga Negara dan dasar Negara Indonesia yang disebut dengan Ideologi
Pancasila. Konsep itu dirumuskan dalam ketetapan Undang-Undang Dasar 1945.

21
A. NEGARA BANGSA
Suatu konsep tentang Negara modern. Suatu Negara dikatakan telah memenuhi
syarat sebagai Negara modern jika setidaknya memenuhi syarat-syarat pokok selain faktor
kewilayahan dan penduduk yang merupakan modal sebuah bangsa sebelum menjadi
sebuah Negara. Untuk menjadi sebuah Negara bangsa maka syarat-syarat lain adalah
adanya batas-batas teritorial wilayah pemerintahan yang sah dan pengakuan dari Negara
lain.
B. WARGA NEGARA
Menjadi warga negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara.
C. DASAR NEGARA PANCASILA
Sehari setelah Indonsia merdeka, terjadi perdebataan serius tentang dasar negara
Indonesia merdeka. Perdebatan panjang di BPUPKI yang terjadi sebelum kemerdekaan
tentang dasar negara Indonesia pada akhirnya menghasilkan sebuah kesepakatan yaitu
sebuah preambule. Sehari setelah kemerdekaan, kesepakatan itu mulai dipersoalkan.
Sehingga unsur-unsur islam dalam piagam jakarta dihapuskan, sebagai gantinya sila
pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

BAB 3
NEGARA
1. Pengertian Negara
Secara sederhana dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan negara adalah suatu
daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat yang berhak
menuntut dari warganegarannya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui
penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
1. Tujuan Negara
Tujuan sebuah negara dapat bermacam-macam, antara lain :
a. Memperluas kekuasaan semata-mata
b. Menyelenggarakan keterttiban hukum
c. Mencapai kesejahteraan umum

22
2. Unsur-unsur negara
a. Rakyat : Rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh persamaan dan
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
b. Wilayah : Wilayah adalah unsur negara yan harus terpenuhi karena tidak mungkin
ada negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas.
c. Pemerintah : Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin
organisasi negara untuk mencapau tujuan bersama didirikannya sebuah Negara

Teori Tentang Terbentuknya Negara


1. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)
a. Thomas Hobbes (1588-1679)
Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yakni keadaan
selama belum ada negara, atau keadaan alamiah (status naturalis, state of nature), dan
keadaan setelah ada negara. Keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan
sejahtera.
b. John Locke (1632-1704)
John Locke melihatnya sebagai suatu keadaan yang damai, penuh komitmen baik,
saling menolong antara individu-individu di dalam sebuah kelompok masyarakat. Ia
berpendapat bahwa keadaan ideal tersebut memiliki potensial terjadinya kekacauan
lantaran tidak adanya organisasi dan pimpinan yang dapat mengatur kehidupan mereka
c. Jean Jacque Rousseau (1712-1778)
Menurut Rousseau keberadaan suatu negara bersandar pada perjanjian warga
negara untuk meningkatkan diri dengan suatu pemerintah yang dilakukan melalui
organisasi politik. Menurutnya, pemerintah tidak memiliki dasar kontraktual, melainkan
hanya organisasi negara dibentuk memalui kontrak. Pemerintah sebagai pimpinan
organisasi negara dibentuk dan ditentukan oleh yang bedaulat dan merupakan wakil-wakil
dari warga Negara.
2. Teori Ketuhanan (Teokrasi)
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah dkotrin teokratis. Teori ini ditemukan
baik di Timur maupun di belahan dunia Barat. Doktrin ketuhanan ini memperoleh
bentuknya yang sempurna dalam tulisan-tulisan para sarjana Eropa pada Abad
Pertengahan. Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para

23
raja berasal dari Tuhan. Paham teokrasi Islam ini pada akhirnya melahirkan doktrin politik
Islam sebagai agama sekaligus kekuasaan (dien wa dawlah
3. Teori Kekuatan
Secara sederhana teori ini diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara yang kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi
pembenaran dari terbentuknya sebuah negara. Teori ini berawal dari kajian antropologis
atas pertikaian yang terjadi di kalangan suku-suku primitif, di mana si pemenang
pertikaian menjadi penentu utama kehidupan suku yang dikalahkan.

Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam sistem
pemerintahan: sentral dan otonomi.
2. Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negara-negara bagian
tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan
sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.
Di samping dua bentuk ini, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya,
bentuk negara dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok: monarki, oligarki,
dandemokrasi.
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan negara dan warga negara ibarat ikan dan airnya. Keduanya memiliki
hubungan timbale balik yang sangat erat. Negara Indonesia sesuai dengan konstitusi,
mialnya berkwajiban untuk menjamin dan melindungi seluruh warga negara Indonesia
tanpa kecuali. Negara juga berkewajiban untuk menjamin dan melindungi hak-hak warga
negara dalam beragama sesuai dengan keyakinannya, hak mendapatkan pendidikan,
kebebasan berorganisasi dan berekspresi, dan sebagainya.

Hubungan Agama dan Negara: Kasus Islam

24
Hubungan agama dan negara dalam konteks dunia Islam masih menjadi perdebatan
yang intensif di kalangan para pakar Muslim hingga kini. MenurutAzyumardi Azra,
perdebatan itu telah berlangsung sejak hamper satu abad, dan masih berlangsung hingga
dewasa ini. Ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan negara dalam Islam
disulut oleh hubungan yang agak canggung antara Islam sebagai agama dan negara.
Menurut Ibnu Taimiyah, kalaupun ada pemerintahan, itu hanyalah sebuah alat untuk
menyampaikan agama dan kekuasaan bukanlah agama itu sendiri.
Hubungan Islam dan negara modern secara teoretis dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga pandangan: integralistik, simbiotik, dan sekularistik.

BAB 4
Kewarganegaraan
1. Pengertian warga negara.
Warga negara adalah rakyat yang menetap disuatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dgn negara. Dalam hubungan antara warga negara dan negara, warga negara
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga
mempunyai hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara. Hak warga negara
adalah segala sesuatu yg harus didapatkan warga negara dari negara (pemerintah)
sedangkan Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh warga negara
terhadap negara.
2. Kewarganegaraan Republik Indonesia
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi :
a) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
b) Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
c) Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
d) Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Hak dan kewajiban dalam UUD 1945

25
Hak dan kewajiban warganegara dalam Bab X psl 26, 27, 28, & 30 tentang
warga Negara :
a) Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga Negara pada ayat 2, syarat syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan degan undang-undang.
b) Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya
didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c) Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan degan undang-
undang.
d) Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Asas Ius Soli dan Ius Sangunis


Salah satu persyaratan diterimanya status sebuah negara adalah adanya unsur
warganegara yang diatur menurut ketentuan hukum tertentu, sehingga warga negara yang
bersangkutan dapat dibedakan dari warga dari negara lain. Pengaturan mengenai
kewarganegaraan ini biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari dua prinsip, yaitu
prinsip Ius soli atau prinsip Ius sanguinis. (oleh Jimly Asshiddiqie).

Cara kedua untuk memperoleh status kewarganegaraan itu ditentukan melalui


proses pewarganegaraan (naturalisasi). Melalui proses pewarganegaraan itu, seseorang
dapat mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang, dan kemudian pejabat
yang bersangkutan dapat mengabulkan permohonan tersebut dan selanjutnya menetapkan
status yang bersangkutan menjadi warganegara yang sah.

BAB 5
Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi

26
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis, constituer, yang berarti membentuk.
Maksud dari istilah ini ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan suatu
negara. Dalam bahasa Latin, konstitusi merupakan gabungan dua kata, yakni cume, berarti
“bersama dengan …”, dan statuere, berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau
“mendirikan, menetapkan sesuatu”. Adapun terjemahan dari istilah Belanda,grondwet.
Kata grond berarti tanah atau dasar, dan wet berarti undang-undang.
Istilah konstitusi dalam bahasa Inggris memiliki makna yang lebih luas dari
Undang-undang Dasar, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Menurut Miriam Budihardjo
konstitusi adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar
organisasi kenegaraan suatu bangsa.
Dari pengertian di atas, konstitusi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kekuasaan kepada penguasa.
2. Dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari sistem politik yang
diterapkan.
3. Deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia.

Tujuan dan Fungsi Konstitusi


Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah,
menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakikat dari konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk di pihak lain.
Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3. Peradilan yang bebas dan mandiri.
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari
asas kedaulatan rakyat.

Sejarah Lahirnya dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia

27
Perjalanan sejarah konstitusi Indonesia antara lain:
1. Undang-undang Dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945-27
Desember 1949.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat – lazim dikenal dengan sebutan konstitusi RIS –
dengan masa berlakunya 27 Desember 1949-17 Agustus 1950.
3. Undang-undang Dasar Sementara (UUDS) Republik Indonesia 1950 yang masa
berlakunya sejak 17 Agustus 1950-5 Juli 1959.
4. Undang-undang Dasar 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi
pertama Indonesia dengan masa berlakunya sejak Dkerit Presiden 5 Juli 1959-sekarang

Perubahan Konstitusi di Indonesia


Menurut Budiardjo, ada empat macam prosedur dalam perubahan konstitusi, baiak
dalam model renewal (pembaruan) dan amandemen, yaitu:
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat ditetapkan
kuorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan Undang-undang Dasar dan
jumlah minimum anggota badan legislatif atau meneimanya.
2. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak usulan
perubahan masing-masing.
3. Negara-negara bagian dalam negara federal (misalnya, Amerika Serikat, tiga perempat
dari 50 negara-negara bagian harus menyetujui).
4. Perubahan yang dilakukan dalam stuatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga
khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.

Sejak Proklamasi 1945, telah menjadi perubahan-perubahan atas UUD negara


Indonesia, yaitu:
1. Undang-undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945- 27 Desember 1949).
2. Konstistusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950).
3. Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli
1959).
4. Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999).
5. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000).
6. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 November
2001).

28
7. Undang-undang Dasar dan Perubahan I, II, dan III (9 November 2001-10 Agustus 2002).
8. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I, II, III, dan IV (10 Agustus 2002).

BAB 6
NEGARA AGAMA DAN WARGA NEGARA
1. Pengertian negar
Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat
yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup didalam suatu kawasan, dan
mempunyai pemerintah yang berdaulat.
2. Tujuan negeri
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan
b. Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum
c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.
3. Unsur- unsur negara
a. Rakyat
b. Wilayah
c. Pemerintah
d. Pengakuan negera lain

Bentuk-bentuk negara

1. Negara kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negera yang merdeka dan berdaulat, dengan
satu pemerintah pusat yang berkuasadan mengatur seluruh daerah.
2. Negara serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat.
3. Monarki
Monarki adalah model pemerintahan yang dikapalai oleh raja atau ratu.
4. Oligarki
Oligarki adalah pemerintahanyang dijalankan olehb beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu.
5. Demokrasi

29
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat
atau mendasarkan kekuasaannya .

Warga negara indonesia

Menurut UUKI 2006 yang disebut dengan waarga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkann peraturan perundang-undangan.

Konsep NKRI dan pancasila adalah ijtihad inklusif kelompok islam dalam era
pembentukan negara indonesi. Kewajiban umat islam, sebagaimana kelompok lainnya,
adalah menjaga dan melestarikan kespakatan para pendiri bangsa tersebut.

BAB 7
HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugrah yang
wajib dihormti, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Tuntutan hak dan pelaksanaan kewajiban harus berjalan secara seimbang dan simultan.
Hak di peroleh bila kewajiban terkait telah dilaksanakan.

Ada dua pendapat mengenai apakah HAM bersifat universal atau kontekstual.
Teori relativitas berpandangan bahwa ketik berbenturan dengan nilai-nilai lokal, maka
HAMn harus dikontekstualisasikan, sedangkan radikal universalitas berpandangan bahwa
semua nilai termasuk nilai-nilai HAM adalah bersifat universal dan tidak bisa dimodifiksi
sesuai dengan perbedaan budaya dengan sejarah tertentu.

BAB 8
OTONOMI DAERAH DLAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESI (NKRI)
Desntaralisai sebagi transfer tanggung jawab dalam perencanaan, manjemen, dan
alokasi sumber-sumber dari pemerintah pusat dan agen-agenya kepada unit kementrian
pemerintah pusat, unit yang ada dibawah level pemerintah, otoritas atau korporassi publik

30
semi otonomi, otoritas regional atau fungsional dalam wilayah yang luas, atau lembaga
privat nonpemerintah dan pemerintah dan organisasi nirlaba.
Otonomi yang diterapkan diindonesia bersifat luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Disebut luas karena kewenangan sisa justru berada pada pemerintah pusat, disebut nyata
karena kewenangan yang diselanggarakan itu menyangkut yang diperlukan, tumbuh dan
hidup dan berkembang didaerah dan disebut bertanggung jawab karena kewenangan yang
diserahkan itu harus diselanggarakan demi pencapaian tujuan otonomi daerah yaitu
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baaik, pengembangan
kehidupan demokrassi, keadilan,dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi
antara pusaat dan daerah dan antardaerah.
Otonomi daerah merupakan langkah strategis yang diharapkan akan mempercepat
pertumbuhan dan pemabangunan daerah, disamping mencipatakan keseimabangan
pembangunan antar daerah diindonesia. Pembangunan didaerah baru akan erjalan kalau
sejumlah prasayarat dapat dipenuhi antara lain :
a. Fasilitasi
b. Pemerintah daerah harus kreatif
c. Politik lokal yang stabil
d. Pemerintah daerah harus menjamin kesinambungan berusaha
e. Pemerintah daerah harus komunikatif dengan LSM/NGO, terutama dalam bidang
perburuhan dan lingkungan hidup.

BAB 9
TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH ( GOOD AND
CLEAN GOVERNANCE)
Good governance adalah pelaksanaan pollitik , ekonomi, dan adminstrasi dalam
mengola masalah-masalah bangsa. Pelaksaan kewenangan tersebut dapat dikatakan baik
jika dilakukan dengan efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat dalam
suasana demokratis, akuntabel, serta transparan. Prinsip-prinsip tersebut tidak hanya
terbatas dilakukan dikalangan birokrasi pemerintahan tetapi juga di sektor swasta dan
lembaga-lemabaga non pemerintah.
Untuk mewuudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita
good governance, seluruh mekanisme pengelolaan negara harus dilakukan secara terbuka.
Mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secraa transparan yaitu :

31
a. Penetapan posisi, jabatan atau kedudukan.
b. Kekayaan pejabat pollitik
c. Pemberian penghargaaan
d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
e. Kesehatan
f. Miralits para pejabat dan aparatur pelayanan publik
g. Keamanan dn ketertiban
h. Kebijakan strategis untu pencerhan kehidupana masyarakat.

Kontrol masyarakat akan berdampak pada tata pemerintahan yang baik dan efektif (good
government) DAN BERSIH (clean goverment), bebas KKN.

BAB 10
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan ppprinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kesetabilan
masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan
individu. Perwujudan masyarakat madani ditandai dengan karakteristik masyarakat
madani, diantaranya wilayah publik yang bebas, demokrasi toleransi dan kemajemukan.
Strategi membangun masyarakat madani diindonesia dapat dilakukan dengan integrasi
nasional dan politik, reformasi sistem politik demokrasi, pendidikkan dan penyadaran
politik.

Masyarakat sipil mengejawantah dlam berbagai wadah sosial-politik dimasyarakat,


seperti organisasi keagamaan, profesi, komunitas,media, dan lembaga pendidikan. Domain
merek terpisah dari negara maupun sektor bisnis. Salah satu pengejawantah masyarakat
sipil yang kerap terangkat menjadi titik folus perhatian adalah non-governmental
organization (NGO).

32
BAB III

PEMBAHASAN
NO ASPEK kelebihan kekurangan

1 Cover Buku Pada cover nya terdapat


ilustrasi yang sesuai dengan
judul buku sehingga membuat
buku ini sedikit menarik untuk
dibaca. Cover buku menggunakan kertas yang
tebal sehingga tidak mudah rusak,
Pemilihan warna cover buku terlipat dan basah.
dan pemilihan warna judul
buku menggunakan warna
yang cerah sehingga menarik
untuk di baca.

2 Isi Buku Terdapat catatan kecil didalam


buku ini sehingga menambah Terlalu banyak contoh dan teks yang
wawasan dan informasi yang membuat peserta didik buyar tentang
belum kita diketahui hakikat belajar bahasa inggris itu
sebelumnya. sendiri.

Disetiap bab dalam buku ini Kertas yang digunakan dalam buku ini
terdapat rangkuman sehingga mudah koyak.
memperjelas maksud isi dari
bab tersebut . Tidak terdapat ilustrasi gambar
sehingga tidak mempermudah
Terdapat daftar pustaka pengaplikkasiannya.
disetiap bab .

3 Bahasa Dari segi bahasa pengarang


menggunakan bahasa yang
komunikatif sehingga mudah
dipahami oleh pembaca atau
pesan yang ingin disampaikan
penulis mudah dipahami Tidak terdapat kelemahan dalam
langsung oleh pembaca. Tetapi pemilihan dan penggunaan bahasa
banyak terdapat kata dalam buku ini dari awal sampai akhir.
penghubung yang tidak sesuai
dengan penulisan kata yang
benar dan juga sedikit terdapat
kata-kata yang sukar
dimengerti

33
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Buku yang berjudul “Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani” yang
ditulis oleh Ubaidillah dan Abdul Rozak merupakan jawaban atas keprihatinan bahwa
kemajemukan sebagai soko guru demokrasi belum berjalan harmonis dengan prinsop
demokrasi. Anarkisme masih marak, kerisauan akan pudarnya jati diri bangsa akibat
derasnya arus demokrasi, muncul keberingasan dan kekerasan yang bertolak belakang
dengan nilai-nilai luhur falsafah pancasila, demokrasi dan HAM. Pendidikan dengan
model pembelajaran yang demokratis, partisipatif, kritis, kreatif sangat relevan bagi
pengembangan pendidikan demokrasi atau pendidikan kewarnegaraan (civic education).
Berisi 10 Bab, buku ini menguraikan reaktualisasi pancasila, identitas nasional dan global,
teori dan praktik demokrasi, konstitusi dan perundang-undangan, hak asasi manusia,
kaitannya negara, agama dan warga negara, otonomi daerah, good governance dan
masyarakat madani.

3.2 SARAN
Seharusnya buku ini lebih banyak menambah penjelasan materi yang ada dari
berbagai sumber agar para pembaca dapat lebih mengembangkan pemahamannya. dan
seharusnya lebih bagus lagi jika penggunaan kata sambung atau EYD pada buku ini harus
disempurnakan sesuai dengan krateria penulisan yang baik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah A. 2003. Pancasila, demokrasi, HAM, dan masyarakat madani. Jakarta: ICCE

35
LAMPIRAN
BUKU UTAMA (Yang direview)

36

Anda mungkin juga menyukai