Anda di halaman 1dari 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS DALAM


PENENTUAN KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID PADA
EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoscus manihot L.) YANG
DIUKUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Sukmawati1), Sri Sudewi1), Julius Pontoh1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
1)
Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Gedi (Abelmoscus manihot L.) is a tropical plant of the malvaceae family, has traditionally
been long known in North Sulawesi as a vegetable. The purpose of this research is to know the
optimization of the analysis method with several parameters tested that is concentration and volume
of reactant and time of incubation, to know the validation of the analytical method used so as to give
the right result in determining the total flavonoid content, and to determine the total flavonoid content
of green gedi flavonoid (Abelmoscus manihot L.). Quantitative analysis method of flavonoids by using
UV-Vis Spectrophotometer was used in this study. Optimum result was obtained that the optimum
result was (AlCl3) 2% 0,5 mL reacted with acetic acid (CH3COOH) 5% 5 mL with the most optimal
incubation time was 20 min. The validation parameters are precision, accuracy, linearity, LOD (Limit
of Detection) and LOQ (Limit Of Quantitation) using UV-Vis Spectrophotometer at a maximum
wavelength of 415 nm. The result obtained from the precision test fulfilled the requirement with
RSD/KV equal to 0,00313%, with accuracy value which also fulfill the value (80-110%) that is
106,766%, the result of the correlation coefficient (r) is 0,993 and LOD value of 249,3 ppm and LOQ
value obtained for 831 ppm. The total content of flavonoids in Manado City was 155,83 mg QE/g
extract ± 0,0007, North Minahasa sub-district of 675,85 mg QE/g extract ± 0,049 and Tomohon City
of 450,86 mg QE/g extract ± 0,032.

Keywords : Flavonoids, Green Gedi Leaves, Optimization, Validation, UV-Vis Spectrophotometer,


Abelmoscus manihot L.

ABSTRAK

Gedi (Abelmoschus manihot (L.)) merupakan tumbuhan tropis famili malvaceae, secara
tradisional telah lama dikenal di Sulawesi Utara sebagai tanaman sayuran. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui optimasi metode analisis dengan beberapa parameter yang diujikan yaitu
konsentrasi dan volume reaktan serta waktu inkubasi sampel yang digunakan, dan mengetahui
validasi metode analisis yang digunakan sehingga memberikan hasil yang tepat dalam penentuan
kandungan total flavonoid, serta menentukan kandungan total flavonoid daun gedi hijau (Abelmoscus
manihot L.). Metode analisis kuantitatif flavonoid dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
dipakai dalam penelitian ini. Hasil optimasi metode analisis diperoleh bahwa hasil yang paling
optimal adalah (AlCl3) 2% 0,5 mL direaksikan dengan asam asetat (CH3COOH) 5% 5 mL dengan
waktu inkubasi yang paling optimal adalah 20 menit. Parameter validasi metode adalah presisi,
akurasi, linearitas, LOD dan LOQ menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum 415 nm. Hasil yang diperoleh dari uji presisi memenuhi syarat ketentuan dengan nilai
RSD/KV sebesar 0,00313%, dengan nilai akurasi yang juga memenuhi syarat nilai (80%-110%) yaitu
106,766%, hasil dari koefisien korelasi (r) adalah 0,993 dan nilai LOD sebesar 249,3 ppm serta nilai
LOQ yang diperoleh sebesar 831 ppm. Hasil kandungan total flavonoid pada kota Manado sebesar
155,83 mg QE/g ekstrak ± 0,0007, kecamatan Minahasa Utara sebesar 675,85 mg QE/g ekstrak ±
0,049 dan kota Tomohon sebesar 450,86 mg QE/g ekstrak ± 0,032.

Kata kunci : Flavonoid, Daun Gedi Hijau, Optimasi, Validasi, Spektrofotometer UV-Vis,
Abelmoscus manihot L.

32
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN zat aktif dan hasil analisis yang akan


diperoleh (Gaedcke et al, 2003). Optimasi
Gedi (Abelmoschus manihot (L.)) metode analisis adalah cara untuk
merupakan tumbuhan tropis famili menoptimalkan metode yang dipakai
malvaceae, secara tradisional telah lama dalam suatu analisis agar hasil penelitian
dikenal di Sulawesi Utara sebagai tanaman yang diperoleh dapat diandalkan.
sayuran. Tumbuhan ini memiliki efek Berdasarkan hal tersebut maka penulis
farmakologis untuk membantu tertarik untuk menggunakan optimasi
penyembuhan berbagai macam penyakit metode analisis sebagai salah satu langkah
(Mamahit dan Sukamto, 2010). untuk mengoptimalkan hasil penelintian
Masyarakat memanfaatkan daun gedi yang dalam penetapan kandungan total
direbus tanpa diberi bumbu sebagai obat flavonoid pada ekstrak daun gedi hijau
tradisional untuk menurunkan kadar dengan cara mengoptimasikan volume
kolesterol, hipertensi dan juga sebagai pelarut, konsentrasi pelarut dan waktu
antidiabetes (South et al, 2013). inkubasi sampel.
Kemampuan flavonoid sebagai Metode yang digunakan di
antioksidan telah banyak diteliti laboratorium kimia analitik harus
belakangan ini (Purmorad et al, 2006). dievaluasi dan diuji untuk memastikan
Sebagai antioksidan flavonoid memiliki bahwa metode tersebut mampu
kemampuan untuk mengubah atau menghasilkan data yang valid dan sesuai
mereduksi radikal bebas dan juga sebagai dengan tujuan (Torbeck L.D, 2007).
anti radikal bebas (Zuhra, 2008). Senyawa Validasi metode analisis adalah suatu
flavonoid adalah senyawa polifenol yang tindakan penilaian terhadap suatu
mempunyai 15 atom karbon yang tersusun parameter tertentu, berdasarkan percobaan
dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua laboratorium untuk memastikkan bahwa
cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 parameter tersebut memenuhi syarat untuk
atom karbon yang dapat atau tidak dapat penggunaannya (Effendy, 2004). Validasi
membentuk cincin ketiga. Flavonoid ulang perlu dilakukan karena meskipun
terdapat dalam semua tumbuhan hijau validasi sebelumnya menghasilkan data
sehingga dapat ditemukan pada setiap yang sesuai dengan kriteria penerimaan,
ekstrak tumbuhan (Markham, 1988). dan metode yang dinyatakan valid dalam
Golongan flavonoid dapat digambarkan kondisi tertentu belum tentu valid pada
sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kondisi lain karena peralatan dan pereaksi
kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus yang digunakan (Alwi H, 2017). Beberapa
C6 (cincin benzena tersubstitusi) parameter validasi yang biasa diujikan
disambungkan oleh rantai alifatik tiga adalah Limit Of Detection (LOD), Limit Of
karbon (Robinson, 1995). Quantitation (LOQ), presisi, akurasi dan
Pada monografi simplisia dan linearitas.
ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia terdapat Analisis kuantitatif flavonoid dapat
beberapa kelemahan pada teknik analisis dilakukan dengan menggunakan
yang dipakai. Diantara kelemahan itu spektrofotometer UV-Vis. Spektrum
adalah tidak adanya optimasi dalam serapan ultra violet dan serapan tampak
penyiapan sampel, padahal penyiapan merupakan cara tunggal yang paling
sampel sangat berpengaruh pada perolehan

33
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

bermanfaat untuk mengidentifikasi Bahan-bahan yang dipakai ialah


struktur flavonoid (Markham, 1988). simplisia kering daun Gedi dari 3
Hasil penelitian Pine et al, (2010) tempat tumbuh yang berbeda yaitu
menyatakan bahwa daun gedi memiliki Daerah pesisir pantai (Manado), Daerah
kandungan flavonoid yang cukup tinggi dataran rendah (Minahasa Utara), dan
(23-41%) dan berpotensi sebagai sumber Daerah dataran tinggi (Tomohon).
antioksidan. Aktivitas antioksidan ekstrak Etanol p.a, etanol 96%, almunium
etanol daun gedi meningkat sejalan dengan klorida (AlCl3) (Merck), asam asetat
peningkatan konsentrasi total flavonoid, (CH3COOH) (Merck), kuersetin p.a,
dan aktivitas tertinggi terdapat pada pelarut n-heksana (Merck), etil asetat
ekstrak etanol 96% dengan nilai IC50 (Merck), dan aquadest (Merck).
sebesar 0,575 mg g-1.
Prosedur Kerja
Berdasarkan hal-hal diatas
Pengambilan Sampel
mendorong penulis untuk melakukan Sampel daun Gedi Hijau
penelitian tentang Optimasi dan Validasi (Abelmoschus manihot L.) diambil dari
metode Analisis dalam Penentuan tiga tempat yaitu Daerah pesisir pantai
Kandungan Total Flavonoid pada Ekstrak tepatnya di Kota Manado, Dataran rendah
daun Gedi Hijau yang diukur tepatnya di Kecamatan Minahasa Utara
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. dan Dataran tinggi tepatnya di Kota
Flavonoid mengandung sistem aromatis Tomohon. Selanjutnya setiap sampel daun
yang terkonjugasi sehingga dapat
gedi hijau (Abelmoschus manihot L.)
menunjukkan pita serapan kuat pada dibuat menjadi bentuk simplisia.
daerah UV-Vis (Rohyami, 2008). Kemudian setiap sampel dari masing-
METODOLOGI PENELITIAN masing daerah akan diukur kandungan
total flavonoid menggunakan
Waktu dan Tempat Penelitian spektrofotometer UV-Vis.
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Maret 2018 di Ekstraksi
Laboratorium Kimia Farmasi, Program Sebanyak 250 gram serbuk
Studi Farmasi Fakultas Matematika dan simplisia dimasukkan ke dalam maserator
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam 500 mL dan kemudian ditambahkan etanol
Ratulangi Manado. 96%. Ekstraksi dilakukan dengan cara
maserasi selama 24 jam dan pengadukan
Alat dan Bahan dibantu dengan alat rotary shacker.
a. Alat Ekstrak hasil maserasi kemudian diuapkan
Alat-alat ukur analitis yang dengan rotary evaporator hingga
digunakan untuk penelitian ini adalah terbentuk ekstrak kental.
Spektrofotometri UV-VIS (Shimadzu
00780), Komputer pengolah data (Acer Uji Optimasi Metode Analisis
Aspie ES 11), Alat-alat gelas, Vortex Sampel ekstrak daun gedi hijau
(Mixer Hwashin), Blender (Phillips), 1000 ppm dipipet sebanyak 0,5 mL
Rotary Evaporator (RV 10 digital V), ditambahkan aluminium klorida (AlCl3)
corong pisah, rotary shacker. dengan beberapa rentang volume 0,5 mL;
b. Bahan 0,10 mL; dan 0,15 mL dan beberapa

34
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

rentang konsentrasi AlCl3 yaitu 2%; 5%; mL larutan kuersetin 200 ppm dimasukkan
dan 10% kemudian ditambahkan asam dalam tabung reaksi, lalu direaksikan
asetat (CH3COOH) pada rentang volume dengan 1 mL AlCl3 2%, dan ditambahkan
5mL ;8 mL; dan 12mL dan rentang 8 mL asam asetat 5% ke dalam larutan.
konsentrasi asam asetat (CH3COOH) yaitu Larutan diukur absorbansinya pada
5%; 7% dan 12% kemudian ditambahkan panjang gelombang maksimum yang telah
2,80 mL aquadest. Campuran dikocok diperoleh dengan interval waktu 1 menit
homogen lalu didiamkan selama beberapa sampai diperoleh absorbansi yang stabil.
rentang waktu inkubasi yaitu 20; 30 dan 40
menit. Kemudian diukur serapannya Uji validasi metode analisis
menggunakan spektrofotometer UV-Vis Ketepatan (akurasi)
pada panjang gelombang maksimum. Ke dalam sampel ekstrak daun gedi
Setiap perolehan optimasi diukur pada hijau ditambahkan kuersetin baku
pengukuran yg berbeda-beda atau masing- sebanyak 50; 100 ; dan 150 ppm dari rerata
masing dalam penetapan kandungan total kadar kuersetin yang terdapat pada sampel,
flavonoid ekstrak daun gedi hijau kemudian dianalisis dengan prosedur yang
(Abelmoscus manihot L.). sama seperti pada sampel. Hasil
dinyatakan dalam persen perolehan
Pembuatan Larutan Baku Kuersetin kembali (% recovery). Persen perolehan
Dibuat larutan induk 1000 ppm kembali dihitung dengan menggunakan
dengan cara menimbang dengan seksama rumus sebagai berikut.
10 mg kuersetin p.a dan dilarutkan dengan
etanol p.a 10 mL. Kemudian dibuat larutan Ketelitian (Presisi)
standar kuersetin 100; 200; 300; 400; dan Larutan kuersetin 100 ppm di pipet
500 ppm dari pengenceran larutan baku 1 mL dari larutan stok kemudian
kuersetin 1000 ppm. dimasukkan kedalam labu terukur 10 mL.
Dipipet 1 mL dari konsentrasi 100 ppm
Penentuan Panjang Gelombang hingga kadarnya 10 ppm. Kemudian
Maksimum Kuersetin larutan baku kuersetin dengan konsentrasi
Panjang gelombang maksimum 10 ppm tersebut didiamkan selama waktu
ditentukan dengan cara membuat larutan operating time kemudian dibaca
standar kuersetin 400 ppm kemudian absorbansinya pada panjang gelombang
sebanyak 1 mL larutan kuersetin 400 ppm maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan
tersebut direaksikan dengan 1 mL AlCl3 sebanyak 5 kali pengulangan. Uji presisi
2% di dalam tabung reaksi. Kemudian (keseksamaan) ditentukan dengan
ditambahkan 8 mL asam asetat 5% ke parameter RSD (Relative Standard
dalam larutan dan dilakukan pembacaan Deviasi)
pada rentang panjang gelombang 400-500
nm menggunakan Spektrofotometer UV- Batas deteksi (LOD) dan batas
Vis. kuantitasi (LOQ)
Batas deteksi dan batas kuantitas
Penetapan Operating Time Kuersetin dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linear dari kurva kalibrasi dengan
Penentuan operating time
membuat larutan baku kerja dengan
dilakukan dengan mengambil sebanyak 1

35
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

konsentrasi 100; 200; 300; 400; dan 500 konsentrasi hasil optimasi yang paling
ppm lalu lalu dipipet 1 mL kemudian optimal. Campuran dikocok homogen lalu
ditambahkan 1 mL AlCl3 5% setelah itu dii dibiarkan selama waktu inkubasi yang
nkubasi selama 20 menit, paling optimal dari hasil optimasi waktu
absorbansi dari larutan pembanding diukur inkubasi. Kemudian diukur serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum. pada panjang gelombang maksimum.
Setelah diukur absorbansi dari larutan Penentuan nilai flavonoid akhir dilakukan
baku kerja dicari persamaan regresi antara berdasarkan formula yang dikembangkan
kadar (konsentrasi) dengan absorbansi. oleh Pan et al. (2012), yaitu:
Kemudian dihitung harga Limit Of m x xV
Flavonoid Total = ( g ) =
Detection dan Limit Of Quantitation.
Keterangan :
Linearitas (kurva baku)
Y = konsentrasi flavonoid contoh yang
Linieritas dilakukan dengan cara
dihitung dengan menggunakan persamaan
membuat larutan baku kuersetin 1000 ppm
kurva standard (mg g-1)
kemudian dibuat larutan baku kerja dengan
N = nilai pengenceran.
konsentrasi 100; 200; 300; 400 dan 500
V = volume hasil ekstraksi (mL).
ppm lalu dipipet 1 ml kemudian
W = berat serbuk daun gedi (g).
ditambahkan 1 ml aluminium (III) klorida
5%, 1 ml larutan CH3COOH 5%, Setelah Fraksinasi
itu diinkubasi selama 20 menit, absorbansi Sebanyak 5 g ekstrak kental dari
dari larutan pembanding diukur masing-masing sampel dilarutkan dengan
menggunakan spektrofotometer UV Vis 25 mL air. Larutan selanjutnya difraksinasi
pada panjang gelombang maksimum. dengan 50 mL n-heksan. Dikocok dalam
Kurva hubungan antara kadar vs serapan labu pemisah dan dan didiamkan selama
dibuat kemudian ditentukan persamaan 10-15 menit hingga terdapat dua lapisan
regresi linier serta koefisien kolerasi (x) air (air pada lapisan bawah dan n-heksan
dan kefisien kolerasi dari fungsi (Vxo) pada lapisan atas). Kedua lapisan yang
untuk mengevaluasi lineritas. Berdasarkan terbentuk kemudian dipisahkan. Proses
nilai koefisien kolerasi dapat diketahui penambahan n-heksan pada lapisan bawah
linieritasnya baik atau tidak. Koefisien (air) yang sudah dipisahkan diulangi dua
kolerasi dikatakan baik apabila r ≥ 0,98 kali. Lapisan atas (n-heksan) yang
dan koefisien fungsi regresi (Vxo) ≤ 5%. terbentuk selama tiga kali fraksinasi
digabungkan dan disebut dengan fraksi n-
Penentuan Kandungan Total Flavonoid
heksan. Bagian air sisa dari proses
Ekstrak Daun Gedi
fraksinasi yang terjadi sama dengan proses
Sampel ekstrak etanol daun gedi
fraksinasi n-heksan kemudian difraksi
hijau 1000 ppm dipipet sebanyak 1 mL
lebih lanjut dengan etil asetat. Proses yang
ditambahkan dengan volume aluminium
terjadi sama dengan proses fraksinasi dari
klorida (AlCl3) hasil optimasi dengan
n-heksan. Lapisan etil asetat yang nantinya
konsentrasi dari hasil optimasi yang paling
akan terbentuk selama tiga kali fraksinasi
optimal. Tambahkan volume hasil
digabungkan dan disebut sebagai fraksi etil
optimasi asam asetat (CH3COOH) dengan

36
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

asetat dan sisa lapisan aquadest disebut selama pemindahan pelarut. Pemutaran
sebagai fraksi aquadest. memiliki fungsi penting yakni dapat
menghindari resiko bumping dan
Penetapan Kandungan Total Flavonoid meningkatkan kecepatan pemindahan
dari Fraksi Pelarut pelarut (Firdaus, 2011). Hasil evaporasi di
Fraksi kemudian ditentukan pindahkan pada cawan petri dan
kandungan total flavonoid yaitu sebanyak dimasukan kedalam oven dengan suhu
0,1 mL dari masing-masing fraksi 1000 maksimal 400C agar tidak merusak
ppm dimasukkan ke dalam tabung reaksi, senyawa yang terkandung dalam ekstrak,
lalu ditambahkan 0,1 mL AlCl3 2% hingga diperoleh ekstrak kental.
campuran tersebut divortex selama 2 menit Berdasarkan hasil ekstraksi 250 gram
lalu tambahkan 2 mL larutan CH3COOH daun gedi hijau maka diperoleh jumlah
5%. Selanjutnya campuran diinkubasi hasil rendemen dari masing-masing
selama 20 menit diruang gelap. ekstrak adalah kota manado sebesar
Absorbansimya dibaca pada panjang 13,24%, Minahasa Utara sebesar 4,18%
gelombang maksimum dengan dan Kota Tomohon sebesar 5,63%.
Spektrofotometer UV-Vis Kandungan total
flavonoid dinyatakan sebagai ekivalen Hasil Optimasi
kuersetin mg/kg ekstrak. Berdasarkan pengujian optimasi yang
dilakukan hasil yang paling optimal adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN larutan standar kuersetin 1000 ppm yang
ditambahkan almunium klorida (AlCl3)
Hasil Ekstraksi
2% 0,5 mL direaksikan dengan asam asetat
Setiap sampel sebanyak 250 gram
(CH3COOH) 5% 5 mL dengan waktu
serbuk simplisia daun gedi hijau
inkubasi yang paling optimal adalah 20
dimasukkan ke dalam maserator 500 ml
menit dimana menghasilkan nilai serapan
dan di tambahkan etanol. Ekstraksi
optimum sebesar 0,807.
dilakukan dengan cara maserasi selama 24
jam menggunakan alat bantu pengaduk Penentuan Panjang Gelombang
(rotary shacker). kemudian disaring dan Maksimum Kuersetin
didapatkan filtrat. Filtrat yang diperoleh Pada penelitian ini penentuan
akan diuapkan dengan rotary evaporator. panjang gelombang maksimum dilakukan
Proses ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan Spektrofotometer
dikombinasikan dengan alat vaccum rotary UV-Vis pada daerah panjang gelombang
evaporator yang bertujuan untuk mendapat 400-500 nm dan konsentrasi yang dipakai
hasil pemisahan yang maksimal. Vaccum adalah 400 ppm sehingga diperoleh
rotary evaporator merupakan alat yang panjang maksimum gelombang 415 nm.
dirancang untuk memindahkan pelarut Hal ini sesuai dengan penelitian yang
yang mudah menguap dalam jumlah yang dilakukan oleh Irvan et al (2016) dimana
besar dari larutan pada penurunan tekanan, panjang gelombang maksimum yang
meninggalkan komponen yang tidak diperoleh adalah 415 nm. Tujuan
mudah menguap. Perbedaan utama penentuan panjang gelombang maksimum
pekerjaan ini dengan kerja distilasi adalah agar mengetahui daerah serapan yang
dilakukannya pemutaran labu distilasi dapat dihasilkan berupa nilai absorbansi

37
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

dari larutan baku kuersetin yang diukur panjang gelombang 400-500 nm. Data
serapannya menggunakan alat hasil panjang gelombang maksimum dapat
spektrofotometer UV-Vis pada rentang dilihat pada gambar 1.

λ maksimum
0,8

Absorbansi (y)
0,75

0,7 Series1

0,65
400 405 410 415 420 425 430 435
Panjang gelombang (nm)

Gambar 1. Kurva Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Penentuan Operating Time Uji Akurasi (Ketepatan)


Operating time ditentukan dengan Dalam metode penambahan baku
mengukur absorbansi pada panjang pada penelitian yang pertama kali diukur
gelombang maksimum dari data yang telah adalah absorbansi dari ekstrak daun gedi
dihasilkan pada penentuan panjang 1000 ppm pada satu daerah yaitu Kota
gelombang maksimum yaitu 415 nm Tomohon kemudian dilakukan metode
dengan konsentrasi yang digunakan adalah penambahan baku kuersetin dengan
200 ppm dengan rentang waktu 1-20 menit menambahkan tiga seri konsentrasi
dengan hasil absorbansi yaitu 0,42. larutan baku kuersetin yaitu 50; 100 dan
150 ppm kemudian diukur absorbansinya
Validasi Metode Analisis pada masing-masing konsentrasi tersebut
Uji Presisi (Ketelitian) dan dilakukan pengulangan sebanyak 3
Hasil pengujian presisi menunjukan kali. Kemudian hasil absorbansi dirata-
bahwa nilai dari hasil perhitungan ratakan dari tiga kali pengulangan tersebut
simpangan baku dari data yang diperoleh dan dilakukan perhitungan sehingga
dengan replikasi sebayak 5 kali yaitu SD menghasilkan % recovery sebesar
(Standar Deviation) sebesar 0,0169 pada 106,766% dimana persen perolehan
konsentrasi kadar analit 100 ppm dengan kembali ini dapat diterima karena
nilai RSD (Relative Standar Deviation) memenuhi syarat akurasi yaitu pada
atau KV (Koefisien Variansi) adalah rentang rata-rata persen perolehan kembali
0,00313% dan ketelitian alat sebesar 80-110% (WHO,1992).
99,996%. Berdasarkan hasil uji tersebut
menunjukan bahwa pengujian presisi Kurva Kalibrasi Kuersetin dan Uji
dengan metode Spektrofotometri yang Linearitas
digunakan adalah baik dimana menurut Berdasarkan hasil pembuatan kurva
Hermita (2004) metode dikatakan baik kalibrasi dengan menggunakan metode
apabila presisi yang dihasilkan memenuhi Spektrofotometri yang menghubungkan
persyaratan dengan KV ≤ 2%. konsentrasi dengan absorbansi, diperoleh

38
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

persamaan linear y = 0,001x + 0,191 kriteria penerimaan yaitu ≥ 0,98 (Hermita,


dengan koefisien korelasi r = 0,993. Hasil 2004).
koefisien korelasi diatas telah memenuhi

0,8
Kurva Kalibrasi Kuersetin
absorbansi (y) y = 0,001x + 0,191
0,6 R² = 0,993

0,4
Series1
0,2 Linear (Series1)

0
0 200 400 600
konsentrasi (x)

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Kuersetin

Dalam penelitian ini batas deteksi (LOD)


Batas Uji Deteksi dan Batas Uji yang diperoleh adalah 249,3 ppm dan
Kuantitas batas kuantitas yang diperoleh sebesar 831
ppm.
Hasil Kandungan Total Flavonoid

Kadar flavonoid awal (x) yang rendah adalah dataran yang berada
dihitung menggunakan persamaan regresi diantara 0 - 200 meter atau 500 meter di
linier kurva baku yaitu y = ax + b atas permukaan laut. Hal ini membuat
menghasilkan kandungan flavonoid pada suhu di dataran ini berkisar antara 23-
Kota Manado sebesar 155,83 mg QE/g 28oC. Secara geografis keadaan tanah di
ekstrak ± 0,0007, Minahasa Utara sebesar daerah ini cukup mendukung untuk
675,85 mg QE/g ekstrak ± 0,049 dan Kota bercocok tanam karena tanahnya sangat
Tomohon sebesar 450,86 mg QE/g ekstrak subur, tanah di dataran ini merupakan hasil
± 0,032. Dan data menunjukan bahwa sedimentasi tanah alluvial. Tanah alluvial
Hasil kandungan flavonoid tertinggi ini merupakan tanah hasil erosi dari
diperoleh oleh daerah Minahasa Utara gunung berapi atau dataran tinggi yang
(Dataran rendah) dengan nilai kandungan hanyut bersama air sungai (Sunarto, 2016).
flavonoid sebesar 675,85 mg QE/g ekstrak. Dan daerah Minahasa Utara merupakan
Berdasarkan letak geografisnya, dataran daerah
dataran rendah yang sangat cocok untuk akan tumbuh dan berkembang dengan
ditanami tanaman gedi yang merupakan baik.
tumbuhan tropis karena daerah dataran
rendah memiliki suhu yang optimum dan Hasil Fraksinasi
kondisi lingkungan yang sesuai dengan Dari hasil penelitian yang diperoleh
habitatnya pada kondisi inilah tumbuhan bahwa fraksi etil asetat memiliki nilai
kandungan flavonoid tertinggi

39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan 675,85 mg QE/g ekstrak ± 0,049, dan
aquadest. hal ini terjadi karena senyawa untuk kota Manado adalah sebesar
flavonoid yang berada didalam daun gedi 155,83 mg QE/g ekstrak ± 0,0007
lebih banyak terlarut pada pelarut etil
asetat. Demikian pula hasil penelitian
Chatarina et al (2017) yang menunjukan DAFTAR PUSTAKA
bahwa ekstraksi senyawa flavonoid
menghasilkan kadar flavonoid total Chang, C.C, Yang M.H, Wen H.M, Chern
tertinggi pada pelarut etil asetat. Leoufoid JC., 2002. Estimation of total
(2014) juga menyatakan bahwa senyawa flavonoid content in propolis by two
flavonoid lebih larut dalam pelarut etil Estimation of total flavonoid content
asetat. in propolis by two complementary
colorimetric methods. J Food Drug
KESIMPULAN Analysis; 10 (1) (178-182).
1. Hasil yang paling optimal dari optimasi Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia.
metode analisis adalah (AlCl3) 2% 0,5 Edisi IV. Departemen Kesehatan
mL direaksikan dengan asam asetat R.I., Jakarta.
(CH3COOH) 5% 5 mL dengan waktu
inkubasi yang paling optimal adalah 20 Gaedcke, F., Steinhoff, B. H., 2003.
menit. Sehingga hasil ini dipakai untuk Herbal medicine products: Scientific
penentuan kandungan total flavonoid and Regulatory basis for
dan juga dipakai pada saat melakukan development. Quality Asssurance
validasi metode analisis. and Marketing Authorisation,
2. Dari hasil validasi dihasilkan dapat Stuttgart: Medpharm Scientific
dilihat bahwa parameter yang diuji Publisher.
memenuhi kriteria penerimaan yaitu uji
ketelitian mendapatkan hasil RSD Guether. (1987). Minyak Atsiri Tumbuhan
sebesar 0,00313% yaitu ≤ 2% dengan Tropika. UI Press. Jakarta.
SD sebesar 0,0169, kemudian hasil dari
uji ketepatan mendapatkan hasil % Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan
Recovery sebesar 106,766% yang Validasi Metode dan Cara
masih dalam rentang penerimaan yaitu Perhitungannya. Majalah Ilmu
80-110%, dan hasil dari koefisien Kefarmasian [serial on internet].
korelasi (r) 0,993 yang memenuhi vol.1 No.3 ]. [Dikutip 23 maret
kriteria penerimaan yaitu ≥ 0,98, 2018].
dengan nilai LOD sebesar 249,3 ppm
dan nilai LOQ yang diperoleh sebesar
831 ppm.
3. Kandungan total flavonoid dari ekstrak Mamahit L.P. & Soekarno,N.H., 2010.
etanol daun gedi hijau (Abelmoscus Satu senyawa organik yang
manihot L.) untuk kota Tomohon adalah diisolasidari daun gedi (Albemoschus
sebesar 450,86 mg QE/g ekstrak ± 0,032, manihot L. Medik) Asal Sulawesi
daerah Minahasa Utara adalah sebesar

40
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

utara. Jurnal Kimia. Vol.3, No.1, Sunarto, T. 2016. Laporan Praktikum


Hal. 45. Tanaman Dataran Rendah. Fakutas
Pertanian UNEJ, Jakarta.
Markham. (1988). Cara Mengidentifikasi
Flavonoid. ITB Press. Bandung. Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
CV. Putra Media Nusantara,
Pine ATD, G Alam and F Attamin. 2010. Surabaya.
Standardisasi Mutu Ekstrak Daun
Gedi (Abelmoschus manihot L.) Torbeck L.D., editor, 2007.
Medik) Dan Uji Efek Antioksidan Pharmaceutical And Medical Decice
dengan Metode DPPH. [diakses 12 Validation By Eksperimental Design.
oktober 2017] Informa healthcare. New York. P.4.

Irvan, Liling T, Budi Prayitno. 2016. WHO. 1992. The International


Penentuan Kandungan Total Pharmacopeia. Edisi ke-empat.
Flavonoid dan aktivitas antioksidan Electronic Version Geneva: World
ekstrak etanol daun kajajahi Health Organization.
(Leukosyke capitellata Wedd.).
Jurnal Pharmascience. Vol.3 No.1. Zuhra CF, Tarigan JB, Sitohang H. 2008.
Hal. 95-96. Aktivitas antioksidan senyawa
flavonoid dari daun katuk (Sauropus
Riyanto, 2014. Validasi dan Verifikasi androgunus (L) Merr). Jurnal
metode uji. CV. Budi Utama. Biologi Sumatera. Vol. 3, No.1. Hal.
Yogyakarta. 7-10.

Rohman. A, 2007. Kimia Farmasi


Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

Rohyani, Y. 2008. Penentuan flavonoid


dari ekstrak metanol daging buah
mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal
Sains. Yogyakarta : Universitas
Islam Indonesia. Vol. 5 No.1.

South, E., H. Kaempe dan A. Tampi. 2013.


Evaluasi Kandungan Total Polifenol
dan Isolasi Senyawa Flavonoid Pada
Daun Gedi Merah (Abelmoscus
manihot L.). Chemistry Progress. 6 :
86.

41

Anda mungkin juga menyukai