Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( MENUTUP AURAT SESUAI SYARIAT ISLAM )

GURU PEMBIMBING: Hj. MOCH AMIN S.Ag

NAMA: FINA RAMADHANA

X-OTP
1. LATAR BELAKANG

Fungsi pakaian yang utama adalah menutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan, dan
memperindah jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk
berpakaian yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri, yaitu
menutup aurat, dan bagus berarti cukup memadai serasa sebagai perhiasan tubuh yang sesuai
dengan kemampuan pemakai untuk memilikinya. Untuk keperluan ibadah, misalnya shalat di
masjid, kita dianjurkan memakai pakaian yang baik dan suci.

Berpakaian dengan mengikuti zaman yang berkembang saat ini, bukan merupakan halangan,
sejauh tidak menyalahi fungsi menurut Islam. Namun demikian, kita diperintahkan untuk tidak
berlebih-lebihan. Berpakaian bagi seorang muslim telah digariskan oleh Al-Qur’an adalah
menutup auratnya. Hal tersebut sebagai identitas seorang muslim juga menghindari diri dari
gangguan yang tidak diinginkan. Karena pada dasarnya, pakaian tidak menghalangi seseorang
umtuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Semuanya kembali kepada niat si
pemakainya dalam melaksanakan perintah Allah SWT dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Islam tidak pernah menentukan fashion atau bentuk pakaian. Islam menerima asalkan pakaian
tersebut menutup aurat secara sempurna. Aurat wanita ditutup agar tidak dilihat oleh laki-laki
yang bukan mahramnya. Begitu juga sebaliknya, aurat laki-laki ditutup agar tidak dilihat oleh
wanita yang bukan mahramnya.

Banyak kesalahpahaman terhadap Islam di tengah masyarakat, misalnya saja dalam menutup
aurat yaitu anggapan bahwa busana itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju
apakah terusan atau potongan, memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap,
model potongan atau bercelana jeans adalah sah-sah saja, yang penting sudah menutup aurat.
Padahal tidak begitu, Islam menetapkan syarat-syarat bagi muslim dan muslimah dalam hal
berpakaian dan menutup aurat.

Karena itu, kesalahpahaman perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara
murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah
masyarakat modern sekarang. Memang, awalnya terasa susah. Namun, jika sudah terbiasa
semuanya akan terasa mudah.
PENGERTIAN AURAT

Aurat diambil dari bahasa Arab, Aurah artinya “an naqsu” atau keaiban. Menurut istilah fiqh,
aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi dari pandangan. Dalam islam, terdapat
beberapa keadaan dimana masyarakat islam dibenarkan membuka aurat tetapi hanya pada orang-
orang tertentu (mahram) dan dalam keadaan tertentu (darurat).

SYARAT-SYARAT DALAM MENUTUP AURAT

Adapun syarat-syarat yang dipenuhi dalam menutup aurat, sebagai berikut

1. Menutup bagian tubuh yang termasuk aurat


2. Pakaian yang tidak mengundang perhatian
3. Kain tebal, tidak tembus cahaya, tidak boleh terlihat anggota tubuh
4. Tidak menyerupai pakaian lawan jenisnya
5. Pakaian yang tidak melambangkan kemasyhuran ataupun kesombongan

HUKUM MENUTUP AURAT

Berkaitan dengan hukum aurat, secara jelasnya telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an
sebagai suatu perintah dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh hambaNya yang mukmin
mengikut keadaan dan situasi tertentu. WAJIB hukumnya menutup aurat bagi laki-laki maupun
wanita, terutama yang telah baligh lagi berakal. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-
A’raf ayat 31 :

۞ ‫ال ُمس ِرفِينَ يُ ِحب َل ِإنَّهُ ۚ تُس ِرفُوا َو َل َواش َربُوا َو ُكلُوا َمس ِجد ُك ِل ِعندَ ِزينَتَ ُكم ُخذُوا آدَ َم َبنِي يَا‬
Artinya: “ wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebihan.” (QS. Al – A’raf : 31)

Rasulullah bersabda :

“ Tidak diterima shalat (seorang perempuan) yang sudah haidh, kecuali dengan menutup aurat.”
(HR. An-Nasai)

Dari firman Allah SWT dan Hadits Nabi SAW dapat diketahui bahwa betapa pentingnya
menutup aurat, dan betapa beratnya akibat yang harus ditanggung jika tidak menutup aurat.
BATASAN AURAT WANITA

Aurat wanita Islam ditutup agar tidak dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya dan juga wanita
yang bukan muslim ialah seluruh badannya kecuali muka, dua telapak tangan dan kaki.

Hukum ini difahami dari firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzab ayat 59:

‫اج َك قُل النَّ ِبي أَي َها يَا‬


ِ ‫اء َوبَنَاتِ َك ِِلَز َو‬
ِ ‫س‬ َ ‫أَدن ََٰى َٰذَ ِل َك ۚ َج ََلبِيبِ ِه َّن ِمن‬
َ ِ‫علَي ِه َّن يُدنِينَ ال ُمؤ ِمنِينَ َون‬
‫ّللاُ َو َكانَ ۗ يُؤذَينَ فَ ََل يُع َرفنَ أَن‬
َّ ‫ورا‬ ً ُ ‫غف‬َ ‫َر ِحي ًما‬
Artinya: “Wahai Nabi! Suruhlah isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan orang perempuan
yang beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya, saat
mereka keluar. Agar mereka dikenal sebagai perempuan yang baik-baik.” (QS. Al-Ahzab : 59)

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda : ”Hai Asma,
sesungguhnya jika seorang wanita yang sudah haidh maka tidak boleh Nampak terlihat kecuali
ini (sambil menunjuk beliau akan wajah dan telapak tangan).” (HR. Abu Daud dan Baihaqi)

1. Aurat wanita ketika shalat

Aurat wanita ketika shalat adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan dua telapak tangan.

2. Aurat ketika sendirian

Aurat wanita ketika sendirian adalah antara pusat dan lutut.

3. Aurat ketika bersama mahram

Pada asasnya aurat seorang wanita ketika dengan mahram adalah bagian anggota pusat dan lutut.
Pakaian yang labuh dan menutup tubuh adat yang sudah menjadi hukum.

4. Aurat ketika dihadapan laki-laki yang bukan mahram

Seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.

5. Aurat ketika dihadapan wanita kafir

Rasulullah SAW bersabda: “Abdullah bin Abbas menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda
: “ tidak halal seorang wanita Islam itu dilihat oleh wanita Yahudi dan Nasrani”
Sebuah riwayat juga menyatakan bahwa aurat wanita sebagai berikut:

1. Bulu kening

Menurut Bukhari, “Rasulullah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening
atau meminta supaya dicukurkan bulu kening).” (HR. Abu Dawud Fi Fathil Bari.

2. Kaki (tumit kaki)

“Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.” (An-Nuur:31)

a) Menampakkan kaki

b) Melenggokkan badan mengikut hentakan kaki

3. Wangi-wangian

“Siapa saja yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka
mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata adalah
zina.” (HR. Nasaii, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban)

4. Dada

“Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain (tudung) hingga menutupi dada mereka.”
(QS. An-Nuur : 31)

5. Muka dan leher

“dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan
mu seperti orang jahiliyyah yang dahulu.”

a) Bersolek (make-up)

b) Menurut Maqatil: sengaja menampakkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti
orang jahiliyyah
6. Muka dan tangan

“Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis.
Rasulullah bersabda: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah haidh tidak boleh
baginya menampakkan anggota badan, kecuali dua telapak tangan dan muka saja.”

7. Tangan

“sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada kaum yang menyentuh
kaum yang bukan sejenis dan tidak halal baginya.” (HR. At-Tabrani dan Baihaqi)

8. Mata

“Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari
pemandangannya.” (QS.An-Nuur:31)

“Janganlah sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada
pandangan pertama, adapun pandangan seterusnya tidak dibenarkan.” (HR. Ahmad, Abu Daud,
dan Tirmidzi)

9. Mulut (suara)

“Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang
yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkaataan-perkataan yang baik.”(Al-
Ahzab:32)
1. Kemaluan

“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan


pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina).” (QS. An-Nuur : 31)

1. Pakaian

“barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian
kehinaan di akhirat nanti.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasaii dan Ibn Majah)

“sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi


telanjang yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat.
Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

a) Berpakaian tipis/jarang

b) Berpakaian ketat/membentuk lekuk tubuh

c) Berpakaian berbelah/membuka bagian-bagian tertentu

2. Rambut

“wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih
otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat
oleh lelaki yang bukan mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menaati suaminya, segala makhluk (burung
yang terbang, ikan di laut, malaikat di langit, matahari, bulan, dan lain-lain) akan memohonkan
ampun kepada Allah untuknya.”
BATASAN AURAT LAKI-LAKI

Jumhur fuqaha’ telah sepakat bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar sampai dengan lutut.

Imam Nawawi rahimullah menjelaskan didalam Shahih Muslim:

“sesungguhnya paha termasuk bagian aurat. Banyak hadits masyhur yang menjelaskan bahwa
paha adalah termasuk aurat. Hal itu seperti hadits Anas radiallahu ‘anhu bahwa jika terbukanya
paha tanpa unsure kesengajaan serta dalam kondisi darurat masih dapat dimaafkan. Tetapi bila
masih ada sarana yang memungkinkan untuk menutupinya, maka hukumnya wajib untuk
menutupnya.”

Sayangnya perkara ini kadang dilalaikan dianggap remeh oleh kaum pria. Mereka dengan
santainya beraktifitas di luar rumah hanya bercelana pendek dan menampakkan segala paha-paha
mereka.

Seorang laki-laki yang baligh diperintahkan baginya menutup aurat sebagaimana hal ini telah
jelas wajibnya bagi kaum wanita. Dan dari sini dapat kita ketahui bahwa adanya perintah tentu
berkonsekuensi timbulnya larangan. Maka, diperintahkan untuk menutup aurat dan dilarang
untuk menampakkan ataupun melihat aurat orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

“seorang lelaki tidak boleh melihat aurat laki-laki yang lain dan seorang wanita tidak boleh
melihat aurat wanita lain.” (HR. Muslim no 338)

Hal ini dikarenakan memandang aurat orang lain bias menimbulkan fitnah yang keji, sehingga
Allah SWT memerintahkan kita untuk menutup aurat serta menundukkan pandangan. Allah
SWT berfirman:

‫ت َوقُل‬ ِ ‫ضضنَ ِلل ُمؤ ِمنَا‬ ُ ‫اره َِّن ِمن يَغ‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ظ َه َر َما إِ َّل ِزينَت َ ُه َّن يُبدِينَ َو َل فُ ُرو َج ُه َّن َويَحفَظنَ أَب‬ َ ‫َوليَض ِربنَ ۖ ِمن َها‬
َ ‫اء أَو آبَائِ ِه َّن أَو ِلبُعُولَتِ ِه َّن ِإ َّل ِزينَت َ ُه َّن يُبدِينَ َو َل ۖ ُجيُو ِب ِه َّن‬
‫علَ َٰى ِب ُخ ُم ِره َِّن‬ ِ َ‫َاء أَو أَبنَائِ ِه َّن أَو بُعُولَتِ ِه َّن آب‬
ِ ‫بُعُولَتِ ِه َّن أَبن‬
‫سائِ ِه َّن أَو أَخ ََواتِ ِه َّن بَنِي أَو إِخ َوانِ ِه َّن بَنِي أَو إِخ َوانِ ِه َّن أَو‬ َ ِ‫أُو ِلي غَي ِر التَّابِعِينَ أ َ ِو أَي َمانُ ُه َّن َملَ َكت َما أَو ن‬
‫اْلر َب ِة‬ِ َ‫الر َجا ِل ِمن‬ ِ ‫الطف ِل أ َ ِو‬ِ َ‫علَ َٰى َيظ َه ُروا لَم الَّذِين‬ َ ‫ت‬ ِ ‫عو َرا‬ َ ‫اء‬ ِ ‫س‬ ِ ۖ ‫ِمن يُخفِينَ َما ِليُعلَ َم ِبأَر ُج ِل ِه َّن َيض ِربنَ َو َل‬
َ ‫الن‬
‫ّللاِ ِإلَى َوتُوبُوا ۚ ِزينَتِ ِه َّن‬ َّ ‫تُف ِل ُحونَ لَ َعلَّ ُكم ال ُمؤ ِمنُونَ أَيهَ َج ِميعًا‬

Artinya: “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi merek,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur:31)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata didalam tafsirnya menjelaskan tentang:


“ini adalah hukum Allah SWT kepada hamba-Nya orang-orang mukmin untuk menundukkan
pandangan mereka terhadap apa-apa yang mereka dilarang memandangnya. Kecuali memandang
apa yang diperbolehkan mereka memandangnya, hendaklah mereka menundukkan pandangan
mereka terhadap apa yang diharamkan. Tetapi bila tidak sengaja memandang, hendaklah segera
mengalihkan pandangan darinya. Allah juga menyuruh menjaga kemaluan sebagaimana Dia
menyuruh menjaga pandangan yang membangkitkan nafsu syahwat, karena keduanya akan
mengarah kepada kerusakan hati dan akhlak. Menjaga pandangan mata dan kemaluan akan
mencegah dan menjauhkan orang mukmin dari zina yang keji.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Aurat laki-laki, ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “
paha termasuk bagian dari aurat “ (HR. Bukhari)

Dari Muhammad bin Abdullah bin Jahsy radiyallahu ‘anhu bahwasanya di halaman masjid, Nabi
SAW lewat didepan Ma’mar yang terbukalah ujung paha Ma’mar. Maka Rasulullah SAW
bersabda: “tutplah pahamu wahai Ma’mar, karena sesungguhnya paha itu adalah termasuk
aurat”. (HR. Ahmad)

Namun diperbolehkan bagi laki-laki memperlihatkan auratnya kepada isteri dan budak
perempuan yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

َ‫ظونَ ِلفُ ُرو ِج ِهم ُهم َوالَّذِين‬


ُ ‫ۙ حَٰ ِف‬

‫ع َٰلٰٓى ا َِّل‬ ِ ‫َملُو ِمي ۚنَ غَي ُر فَ ِانَّ ُهم اَي َمانُ ُهم َملَ َكت َما اَو اَز َو‬
َ ‫اج ِهم‬
Artinya : “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri atau budak
perempuan yang dimilikinya; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (QS. Al-
Mu’minun: 5-6)

1. Aurat laki-laki dalam shalat, dan terhadap semua laki-laki maupun wanita yang menjadi
mahramnya adalah antara pusat sampai dengan lutut.
2. Aurat laki-laki bagi wanita asing.

Didalam buku Hijab karangan Muhammad bin Muhammad Ali, disana dijelaskan bahwa aurat
laki-laki terhadap wanita yang bukan mahram adalah seluruh tubuh.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,,,,,,,” (QS. An-Nuur:31)
3. Aurat laki-laki ketika sendirian adalah dua kemaluannya (qubul dan dubur). Makruh bagi
seseorang melihat auratnya sendiri, kecuali karena keperluan syariat, misalnya untuk
berobat.

Hadits Ibnu Hakim menyatakan: Aku bertanya, “Ya Rasulullah, mana aurat kita yang boleh kita
perlihatkan dan mana yang tidak boleh kita perlihatkan?.” Nabi SAW menjawab,”jagalah
auratmu, kecuali terhadap isteri atau hamba-hamba sahayayang kau miliki.” Aku bertanya:”
apabila antara laki-laki dengan laki-laki lainnya?” Nabi SAW menjawab:”jika engkau sanggup
tidak terlihat oleh seorangpun, maka janganlah melihatnya.” Aku juga bertanya:”Apabila
seseorang sendirian?” Nabi SAW menjawab.”lebih patut kita merasa malu terhadap Allah
SWT.” (HR. Lima Imam)

YANG DIKATAKAN GOLONGAN MAHRAM BAGI WANITA

1. Suami
2. Ayah kandung
3. Ayah mertua
4. Anak laki-laki
5. Anak laki-laki dari suami (anak tiri)
6. Saudara laki-laki
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki
8. Anak laki-laki dari saudara perempuan
9. Wanita Islam yang berakhlak baik
10. Hamba sahaya laki-laki yang dimiliki
11. Khadam (pembantu laki-laki) yang sudah tidak syahwat kepada wanita
12. Anak laki-laki yang bukan mahram, tetapi belum mumayyiz
13. Anak laki-laki susuan
14. Saudara sesusu
15. Menantu laki-laki
YANG DIKATAKAN GOLONGAN MAHRAM BAGI LAKI-LAKI

1. Istri
2. Ibu kandung
3. Ibu mertua
4. Anak perempuan
5. Anak perempuan dari istri (anak tiri)
6. Saudara perempuan
7. Anak perempuan dari saudara laki-laki
8. Anak perempuan dari saudara perempuan
9. Laki-laki Islam yang berakhlak tinggi
10. Hamba perempuan yang dimiliki
11. Khadimah (pembantu perempuan)
12. Anak-anak perempuan yang bukan mahram, tetapi belum mumayyiz
13. Saudara sesusu
14. Ibu susuan
15. Menantu perempuan

SYARAT SYARAT BERPAKAIAN MUSLIMAH

1. Harus menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan


2. Bukan merupakan perhiasan dalam dan dari pakaian itu sendiri
3. Harus tebal dan tidak transparan atau “tembus pandang”
4. Harus longgar, tidak ketat sehingga membentuk bagian tubuh
5. Tidak menggunakan parfum dengan bakhoor atau harum-haruman
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
8. Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran dan kesombongan

Anda mungkin juga menyukai