Anda di halaman 1dari 18

Nama : Erry /6514

Felani /
Nico /6542
Stephanie ika /
Shella /65

1
KEDISIPLINAN SISWA SMA TNH

Puji syukur kami ucapkan kehadirat TUHAN karena berkat dan rahmaNya
dan kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul
kedisiplinan SMA TNH.

Karya Tulis Ilmiah ini berisi tentang pentingnya kedisiplinan, nilai moral,
dan etika dalam kehidupan sehari-hari serta untuk kehidupan bermasyarakat
khusunya untuk para Remaja yang kini telah banyak menyepelekan nilai-
nilai kedisiplinan, moral, etika.

Demikian, apabila terdapat kesalahan penyusunan karya Tulis Ilmiah ini


kami mohon maaf akhir kata kami ucapkan Terimakasih.

MOJOKERTO, APRIL 2019

2
Daftar ISI

BAB I Pendahuluan...........................................................................i
1.1 Latar Belakang............................................................................ii
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................iii
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................iv
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................v
BAB II Pembahasan

3
Bab I

Latar belakang

Kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan


mutu dan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu kurangnya kedisiplinan
siswa menjadikan suatu masalah yang berdampak siswa kurang maksimal.

Disiplin merupakan kunci sukses bagi kegiatan belajar siswa di sekolah,


karena dengan disiplin maka, setiap siswa akan menciptakan rasa nyaman
serta aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang
berada di lingkungan sekolah. Disiplin tentu tidak akan muncul begitu
saja pada diri siswa tanpa didasari dengan penegakan peraturan yang
efektif oleh pihak guru sekolah, melalui penegakan peraturan yang berupa
tata tertib sekolah secara baik dan benar.

Dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah aturan yang berlaku di sekolah


berupa penerapan disiplin siswa yaitu disiplin dalam berpakaian, kehadiran,
pengaturan waktu untuk belajar dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Salah satu upaya agar dilaksanakan oleh siswa adalah dengan pemberian
pelayanan bimbingan di sekolah, dengan pemberian layanan ini diharapakan
siswa dapat mematuhi peraturan atau siswa dapat berperilaku disiplin di
sekolah. Disekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran
yang baik

Berdasarkan pemaparan tersebut penelitian ini dilakukan untuk Mendapatkan


informasi tentang kedisiplinan siswa SMA TNH

4
Rumusan masalah

1. Bagaimana pelaksanaan kedisiplinan siswa dalam lingkungan SMA


TNH?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat kedisiplinan yang ada di


SMA TNH?

3. Bagaimana solusi untuk menangani kedisiplinan siswa SMA TNH?

Tujuan penelitian

1. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kedisiplinan siswa dalam


Lingkungan SMA TNH.

2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat kedisiplinan


siswa yang ada di SMA TNH.

3. Mendeskripsikan solusi menangani kedisiplinan siswa di SMA TNH

Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini akan memberikan analisis mengenai kedisiplinan siswa di


sekolah.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti,


guru dan siswa.

5
6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Disiplin

Disiplin berasal dari Bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.
Dan sekarang katadisiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa
pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin
sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib. Sebutan orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju
kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan,
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya.

2.2 Disiplin di Sekolah

Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bias dilepaskan dengan


persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan
siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat
mengkhawatirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba,
gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal
lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri. Di lingkungan
internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah
masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai
dengan pelanggaran tingkat tinggi,seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek,
pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua

7
itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti
penting disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lainfaktor
lingkungan, keluarga dan sekolah.Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolahmerupakan
salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di
sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan
didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke
dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari
orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada
dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.

Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi


penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa
diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan
aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib.Akan tetapi, hukuman dimaksud
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin sekolah
yang demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh
dan taat karena didasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan
karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat

Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga


sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh
sekolah,yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut
Depdiknas(2001:10), ³Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat

8
hukuman fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.´ Sanksi dapat diberikan
secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi
tersebut dapat berupa:

1.Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap
ketentuan sekolah yang ringan.

2.Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat


rangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.

3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang
dilakukan putera-puterinya.

4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang Bersangkutan


tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.

5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan


melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.

6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutan


tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.

2.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umummerancang


disiplin siswa, yaitu :

1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa


dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima,hangat dan terbuka;

2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang


efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;

9
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapatmenunjukkan
secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya;
dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;

4.Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri


tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;

5.Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang


dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;

6.Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan


keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan

7.Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru
untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;

8.Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif;

9.Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dandalam


pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan
menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan guru perlu
membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai
pemimpin

10
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut pengumpulan data dan
analisis yang diperlukan,dengan menjawab persoalan yang dihadapi ini berarti
metode penelitian merupakan suatu masalah yang berdasarkan faktor empiris
danobjektif untuk diuji secara ilmiah oleh siapapun. Metode yang digunakan dalam
suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data yang diperlukan.
Oleh karena itu,dalam memilih metode penelitian hendaknya harus dapat dan sesuai
dengan kebutuhan karena berhasiltidaknya penelitian tergantung pada sesuai
tidaknya memilih dan menerapkanmetode penelitiannya.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan


sebagai prosedur penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis
atau lisandari perilaku orang-orang yang diamati.Sedangkan penulisan karya ilmiah
ini bersifat deskriptif,yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara
rinci disertai dengan bukti.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini bertempat di SMA TARUNA NUSA HARAPAN MOJOKERTO,


sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15-20 Maret 2019.

11
3.3 Populasi dan Sampel

A. Populasi

Menurut kelompok saya yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sesuai dengan
permasalahan untuk menemukan jawaban dari penelitianini,maka penelitian ini
mengambil populasi dari kelas XI IPS.

B. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti.Dalam penelitianini,peneliti


mengambil sampel sebanyak 25 siswa dari kelas XI IPS.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperoleh dari
hasil angket/lembar pengisian soal.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini adalah
dengan metode angket. Angket merupakan lembaran yang berisi soal-soalserta
bersagkutan dengan masalalah yang diteliti,untuk diisi oleh pihak-pihak
yangdimaksud oleh peneliti.

3.6 Analisa Data

12
Analisis data yang di pakai adalah jumlah persentase jawaban siswa dari setiap
pertanyaan yang ada pada angket yang dibagikan, dari data tersebut di
ambilkesimpulan keadaan disiplin siswa.

13
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dengan metode angket/lembar pengisian soal dari sampel sebanyak 25 siswakelas


XI IPS2 di SMA TARUNA NUSA HARAPAN, peneliti berhasil mengumpulkan
data dibawah ini :

A. Pemahaman siswa tentang disiplin

Hasil : dari penelitian 80 % siswa memahami arti dari disiplin sememtara


sisanyakurang memahaminya.

B. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari

Hasil : dari hasil penelitiam di dapat:

Sudah menerapkannya 60 %

Sedikit/ kadang-kadang 30 %

Belum 10%

C. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolah

Hasil : sebagian besar siswa (70%) pernah terlambat datang ke sekolah.

D. Alasan siswa terlambat

Hasil : hasil jawaban terbanyak adalah factor jarak yang jauh antara rumah
dansekolah, dan ketersediaan angkutan umum.

14
E. Pernahkah siswa bolos sekolah

Hasil : 20% dari responden menjawab ya, dan sisanya tidak.

F. Alasan jika bolos

Hasil : 30 % menjawab karena iseng, 20 % menghindari salah satu mata


pelajaranDan sisanya menjawab hanya mengikuti ajakan teman.

G. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang
dinilaikurang disiplin.

Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah, sisanya belum pernah.

H. Peringatan yang diberikan guru terhadap siswa yang dinilai kurang disiplin

Hasil :

30% Di tegur saja

30 % Di marahi

20 % Di laporkan kepada orang tua

15%Di Skorsing

5% Di kembalikan kepada orangtua

.I. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan disiplin

Hasil : semua siswa menjawab pernah. Berarti pihak sekolah selalu


mengingatkansiswa tentang pentingnya kedisiplinan

.J. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinan

15
Hasil : adanya hasil yang hampir seragam, yaitu m sekolah mengingatkan siswa
dengan pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan
pelaksanaan penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung
ditindak lanjutioleh kesiswaan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan setiap siswa
ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih serius dari pihak sekolah dalamupaya
meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan.Bukan hanya
dengan peraturan yang terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila
siswa seringdiberikan penyuluhan dan pengarahan ±pengarahan oleh berbagai
pihak terutamalingkungan sekolah.Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat
kedisiplinan yang baik, itu berarti factor utama dalam pelaksanaan disiplin adalah
adanya kesadaran, bukanhanya sebuah aturan.Tinggal bagaimana pihak sekolah
selaku pembimbing dan pelaksana pendidikan di sekolah, mensiasati permasalahan
ini.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah


seputar kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada
pembentukansebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang
dihormati, dan siapapun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan
perbuatannya.Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti
diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami
bahwa nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan
demi tujuan lainyang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup
bersama.Disiplin sekolah, menurut F.W. Foerster, merupakan keseluruhan ukuran
bagitindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan,
sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Adanya
kedisiplinan dapatmenjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan hal-hal
yangmembahayakan hidup kalangan pelajar.Sementara itu, Komensky
menggambarkan pentingnya kedisiplinan disekolah dengan mengungkapkan,
"Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air."

5.2 Saran

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin


bisa dilakukan diantaranya:

1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilakudisiplin,


guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka;2.

17
Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan
dan mendorong kepatuhan siswa.

Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga


membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku yang salah;

18

Anda mungkin juga menyukai