Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

4.1. Pengukuran Return Loss, VSWR, dan Bandwidth


Pengukuran return loss, VSWR ini dilakukan di dalam ruangan (pengukuran
indoor). Pengukuran return loss dilakukan untuk mengetahui berapa besar daya yang
dipantulkan oleh antena terhadap daya yang diberikan ke antena dari saluran
transmisi. Sedangkan pengukuran VSWR dilakukan untuk mengetahui perbandingan
antara tegangan maksimum dan tegangan minimum di sepanjang saluran transmisi.

4.1.1. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan pada pengukuran return loss dan VSWR adalah
sebagai berikut:
 Antena mikrostrip hasil perancangan
 Spectrum Network Analyzer (Site Master Anritsu S331D)
 Konektor N to N
 Kabel Coaxial 50Ω

4.1.2. Prosedur Pengukuran


Langkah-langkah pengukuran return loss dan VSWR adalah sebagai
berikut:
1. Menyalakan Site Master Anritsu dengan menekan tombol ON/OFF
2. Mengatur start frequency pada frekuensi 1.8 GHz dan stop frequency
pada frekuensi 2.4 GHz
3. Melakukan proses kalibrasi dengan menekan start call, kemudian
secara berturut-turut menghubungkan kabel koaksial dari Anritsu Site
Master dengan open source, short source, dan load source(ikuti
langkah pada layar site master Anritsu).
4. Menghubungkan Antena yang akan diukur yaitu antena mikrostrip
persegi panjang array 2x2 ke site master Anritsu dengan menggunakan

36
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

kabel koaksial 50 Ohm dengan menggunakan konektor N to N.


Berikut adalah gambar setup pengukuran:

ANRITSUUS331S site master

M1
M2
M3
M4

Gambar 32. Setup pengukuran return loss dan VSWR

5. Pada monitor site master Anritsu, melihat respon return loss terhadap
respon frekuensi.
6. Mengatur posisi marker dengan menekan tombol marker to valley
antena sehingga posisi marker berada pada frekuensi tengah dan
diketahui diketahui respon return loss.
7. Pada site master Anritsu, pilih mode untuk melihat respon VSWR
terhadap respon frekuensi.
8. Mengatur posisi marker pada frekuensi tengah antena sehingga
diketahui respon VSWR antena.
9. Untuk mengukur bandwidth, menggunakan marker lebih dari satu,
menempatkan pada frekuensi atas, frekuensi bawah, bisa juga dengan
menekan tombol delta frekuansi atas dan frekuansi bawah untuk

Wina Noor Dwiyani, 111331028 37


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

mengetahui berapa bandwidth yang di dapat sesuai VSWR yang


maksimal pada spesifikasi awal.

4.1.3. Hasil Pengukuran Return Loss, VSWR, dan Bandwidth


Hasil pengukuran return loss antena mikrostrip persegi panjang array 2x2
pada frekuensi 2110-2170 MHz ditunjukan pada Gambar 32

Gambar 33. Hasil Pengukuran Return Loss

Gambar 34. Hasil Pengukuran VSWR

Wina Noor Dwiyani, 111331028 38


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

4.1.4. Analisa Hasil Pengukuran


Dari hasil pengukuran VSWR terlihat bahwa antena mikrostrip bekerja
pada frekuensi 2118 – 2178 MHz. Sedangkan pada spesifikasi awal antena
diharapkan bekerja pada frekuensi 2104.5 – 2174.5 MHz. Untuk membandingkan
hasil pengukuran dan simulasi, penulis membuat tabel perbandingan seperti yang
ditunjukkan tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Pengukuran Dan Simulasi


Pengukuran Simulasi
Frekuensi kerja 2114 – 2174.4 MHz 2104.5 – 2174.5 MHz
Bandwidth 60 MHz 70 MHz
Frekuensi tengah 2148.8 MHz 2139.9 MHz
Return loss 14.24 dB 26.818 dB
VSWR 1.47 1.095

Antena mikrostrip hasil pengukuran dan simulasi memiliki perbedaan di


beberapa parameter. Antena hasil pengukuran bekerja pada frekuensi 2148 MHz
dengan return loss -15 dB, sedangkan hasil simulasi bekerja pada frekuensi 2140
dengan return loss -26.818 dB. Frekuensi tengah antena bergeser 3 MHz. Namun
hal ini tidak menjadi masalah karena frekuensi pada spesifikasi awal berada dalam
frekeunsi kerja antena yang telah direalisasikan.
Pergeseran frekuensi serta bandwidth dan returnloss yang berbeda ini
disebabkan banyak faktor diantaranya nilai dari FR4 epoxy di tempat percetakan
PCB tidak diketahui secara pasti nilainya 4.3 seperti yang dirancang pada
simulasi, pada perhitungan dan perancangan tidak dipertimbangkan adanya
solderan pada konektor, adanya aluminium sebagai .dudukan konektor.
Pengukuran juga tidak dilakukan di ruangan bebas pantul sehingga hasil
pengukuran tidak sesuai dengan hasil simulasi pada CST dengan kondisi serba
ideal.

4.2. Pengukuran Pola Radiasi


Pola radiasi merupakan bentuk tiga dimensi (pola ruang) dan
menggambarkan intensitas medan disemua arah dari antena tersebut. Pengukuran
pola radiasi bertujuan untuk mengetahui pola pancaran/radiasi dari patch antena.

Wina Noor Dwiyani, 111331028 39


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

Pengukuran pola radiasi dilakukan terhadap pola azimuth dan pola elevasi. Kedua
bidang ini merupakan bidang prinsipel (principle plane).

4.2.1. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan pada pengukuran pola radiasi adalah sebagai
berikut:
 Signal Generator ( Hewlett-Packard 8620C)
 Tripot, tiang, dan rotator
 Spectrum analyzer (Signal Hound)
 Kabel coaxial
 Konektor N to N
 Antena pemancar (mikrostrip dengan fc=2.14 GHz)

4.2.2. Prosedur Pengukuran


Langkah-langkah pengukuran pola radiasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan set pengukuran seperti pada gambar, Antena penerima merupakan
antena mikrostrip yang memiliki frekuensi kerja 2100 MHz dan dipasang
horizontal, sedangkan pada antena pengirim merupakan antena mikrostrip
yang akan di test.

Rx
Tx

Rotator

RF

Signal Generator
USB
SA44B O
UT
Signal Hound

Spectrum Analyzer

Gambar 35. Setup Pengukuran Pola Radiasi

Wina Noor Dwiyani, 111331028 40


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

2. Menentukan jarak pengukuran untuk medan jauh,. dikarenakan pada daerah


tersebut gelombang elektromagnetik bersifat transversal penuh dan antena
tidak terpengaruh oleh benda di sekitarnya Persamaan di bawah ini
merupakan persamaan untuk medan jauh.

Dimana:
 D = panjang dimensi terbesar antena, yaitu 15.3 cm
 adalah panjang gelombang

Sehingga

 Jadi 
3. Sehingga jarak antena pemancar dan antena penerima minimal adalah
cm. Namun pengukuran dilakukan pada jarak dua kali dari R, jadi jaraj
pengukuran adalah 66.4 cm
4. Mengatur Sweep Oscillator pada frekuensi center 2140 MHz.
5. Menghubungkan output RF dari sweep oscillator ke antena pemancar.
Mengatur frekuensi pada Spectrum analyzer pada frekuensi center dari
antena test (2140 MHz).
6. Memutar antena mikrostrip, kemudian didapatkan daya penerima maksimum
pada spectrum analyzer.
7. Menetapkan posisi antena pada 0o oleh rotator.
8. Mencatat harga yang dibaca oleh spectrum analyzer pada tabel yang tersedia.
9. Memutar rotator setiap 10odan catat masing-masing harga yang terbaca.
10. Lakukan untuk pola bidang E, pola bidang H

4.2.3. Hasil Pengukuran


Hasil pengukuran pola radiasi berupa level daya terima oleh Antena Under
Test (AUT) dapat dilihat pada tabel 4. untuk arah azimuth dan tabel 5. untuk arah
elevasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel 2010. Data yang didapat kemudian dinormalisasikan terhadap nilai yang
maksimum. Hasil normalisasi yang telah diolah, dapat dilihat pada gambar 36. dan
37. berikut ini.

Wina Noor Dwiyani, 111331028 41


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

Tabel 4. Hasil Pengukuran Pola Radisi Dimensi Azimuth

Arah Antena Level Arah Antena Level


Normalisir Normalisir
(Derajat) Daya(dBm) (Derajat) Daya(dBm)
0 -24.60 0.00 180 -49.40 -24.80
10 -25.30 -0.70 190 -57.80 -33.20
20 -27.20 -2.60 200 -51.00 -26.40
30 -29.80 -5.20 210 -48.80 -24.20
40 -33.10 -8.50 220 -45.20 -20.60
50 -37.40 -12.80 230 -44.70 -20.10
60 -41.80 -17.20 240 -42.00 -17.40
70 -46.00 -21.40 250 -43.60 -19.00
80 -48.20 -23.60 260 -46.40 -21.80
90 -47.30 -22.70 270 -45.60 -21.00
100 -46.40 -21.80 280 -44.50 -19.90
110 -47.50 -22.90 290 -41.70 -17.10
120 -47.20 -22.60 300 -37.40 -12.80
130 -48.40 -23.80 310 -34.00 -9.40
140 -53.30 -28.70 320 -29.40 -4.80
150 -60.80 -36.20 330 -26.60 -2.00
160 -50.20 -25.60 340 -24.60 0.00
170 -48.70 -24.10 350 -23.80 0.80

Gambar 36. Hasil Plot Pengukuran Pola Radiasi Dimensi Azimuth

Wina Noor Dwiyani, 111331028 42


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

Tabel 5. Hasil Pengukuran Pola Radisi Dimensi Elevasi

Arah Antena Level Arah Antena Level


Normalisir Normalisir
(Derajat) Daya(dBm) (Derajat) Daya(dBm)
0 -24.40 0.00 180 -52.50 -28.10
10 -26.70 -2.30 190 -54.40 -30.00
20 -28.80 -4.40 200 -60.90 -36.50
30 -33.70 -9.30 210 -55.80 -31.40
40 -39.80 -15.40 220 -52.30 -27.90
50 -48.30 -23.90 230 -50.20 -25.80
60 -54.00 -29.60 240 -49.60 -25.20
70 -48.80 -24.40 250 -48.00 -23.60
80 -48.50 -24.10 260 -46.50 -22.10
90 -51.50 -27.10 270 -45.80 -21.40
100 -50.80 -26.40 280 -44.40 -20.00
110 -51.20 -26.80 290 -41.00 -16.60
120 -49.80 -25.40 300 -34.80 -10.40
130 -49.40 -25.00 310 -32.40 -8.00
140 -48.40 -24.00 320 -29.50 -5.10
150 -47.70 -23.30 330 -27.30 -2.90
160 -49.80 -25.40 340 -25.80 -1.40
170 -51.20 -26.80 350 -24.60 -0.20

Gambar 37. Hasil Plot Pengukuran Pola Radiasi Dimensi Elevasi

Wina Noor Dwiyani, 111331028 43


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

4.2.4. Analisa Hasil Pengukuran Pola Radiasi


Berdasarkan hasil pengukuran pada gambar 38. Dan gambar 39.
didapatkan pola radiasi direksional baik dilihat secara azimuth maupun elevasi.
Hasil pola radiasi yang diperoleh tidak sama persis dengan hasil simulasi. Hal ini
di karenakan pengukuran pola radiasi dilakukan di dalam ruangan yang terdapat
banyak pantulan dari benda-benda di sekitarnya. Pantulan dari benda-benda ini
mengakibatkan receiver menerima sinya-sinyal tambahan selain sinyal langsung.
Berbeda dengan simulasi yang dimana kondisi simulasi dianggap ideal tidak ada
pantulan dari sumber lain. Namun hasil pengukuran ini telah memenuhi
spesifikasi seperti pada tabel berikut.

Tabel 6. Perbandingan Parameter Kinerja Antena Array 2x2

Parameter Simulasi Realisasi


HPBW bidang azimuth 51.5° 58.2°
HPBW bidang elevasi 45.6° 42.6°
Directivity 11.21 dBi 16.63 dBi

Pada Tabel 7. Dapat dilihat bahwa hasil pengukuran pola radiasi pada
realisasi telah memenuhi spesifikasi untuk menentukan bahwa pola radiasi yang
diperoleh adalah direksional dengan beamwidth yang dihasilkan sebesar 58.2º
pada arah azimuth dan 42,6º pada arah elevasi. Dari nilai HPBW yang terukur,
dapat dihitung besar directivity antena yaitu:

4.3. Pengukuran Polarisasi


Polarisasi antena berarti arah gerak medan listrik dari gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena pada lobe utamanya. Jika arah dari
vektor medan listrik bergerak bolak-balik pada suatu garis lurus dikatakan
berpolarisasi linier.

Wina Noor Dwiyani, 111331028 44


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

4.3.1. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan pada pengukuran polarisasi adalah sebagai
berikut:
 Signal Generator ( Hewlett-Packard 8620C)
 Tripot, tiang, dan rotator vertikal
 Spectrum analyzer (Signal Hound)
 Kabel coaxial
 Konektor N to N
 Antena pemancar (mikrostrip dengan fc=2.14 GHz)

4.3.2. Prosedur Pengukuran


Langkah-langkah pengukuran polarisasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan set pengukuran seperti pada gambar, Antena penerima merupakan
antena mikrostrip yang memiliki frekuensi kerja 2100 MHz dan dipasang
horizontal, sedangkan pada antena pengirim merupakan antena mikrostrip
yang akan di test.

34 0
0 15
33 5 30
5
31 34 0 1
33
45

5 30
15 5
0

3 0
30

4
0

60
30

5
285

60
25 270 285

75
0 25 270

75 90 10

90
5

24 5

Tx
25 0

1
24

0
0 1

5
12
2

1
5

0
2
22

35

0
0

15 0 5 21
13

165 18 19 0
5

21 15
5 0
165 180 19

Rx

Rotator

RF

Signal Generator
USB
SA44B O
UT
Signal Hound

Spectrum Analyzer

Gambar 38. Setup Pengukuran Polarisasi

2. Menentukan jarak pengukuran untuk medan jauh,. dikarenakan pada daerah


tersebut gelombang elektromagnetik bersifat transversal penuh dan antena

Wina Noor Dwiyani, 111331028 45


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

tidak terpengaruh oleh benda di sekitarnya Persamaan di bawah ini


merupakan persamaan untuk medan jauh.

Dimana:

 D = panjang dimensi terbesar antena, yaitu 15.3 cm

 adalah panjang gelombang

Sehingga

 Jadi 

3. Sehingga jarak antena pemancar dan antena penerima minimal adalah


cm. Namun pengukuran dilakukan pada jarak dua kali dari R, jadi jaraj
pengukuran adalah 66.4 cm.
4. Mengatur Sweep Oscillator pada frekuensi center 2140 MHz..
5. Menghubungkan output RF dari sweep oscillator ke antena pemancar.
Mengatur frekuensi pada Spectrum analyzer pada frekuensi center dari
antena test (2140 MHz).
6. Memutar antena mikrostrip, kemudian didapatkan daya penerima maksimum
pada spectrum analyzer.
7. Menetapkan posisi antena pada 0o oleh rotator.
8. Mencatat harga yang dibaca oleh spectrum analyzer pada tabel yang tersedia.
9. Memutar rotator vertical setiap 15odan catat masing-masing harga yang
terbaca.

4.3.3. Hasil Pengukuran


Hasil pengukuran polarisasi berupa level daya terima oleh Antena Under Test
(AUT) dapat dilihat pada tabel 7. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Data yang didapat kemudian dinormalisasikan
terhadap nilai yang maksimum. Hasil normalisasi yang telah diolah, dapat dilihat
pada gambar 39. berikut ini.

Wina Noor Dwiyani, 111331028 46


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

Tabel 7. Hasil Pengukuran Polarisasi

Derajat Polarisasi Normalisasi Derajat Polarisasi Normalisasi

0 -27.2 0 180 -27.5 -0.3


15 -28.4 -1.2 195 -25.8 1.4
30 -30.7 -3.5 210 -25.7 1.5
45 -31.7 -4.5 225 -27.5 -0.3
60 -34.4 -7.2 240 -31.1 -3.9
75 -43.3 -16.1 255 -40.1 -12.9
90 -49 -21.8 270 -42.5 -15.3
105 -39.6 -12.4 285 -33.1 -5.9
120 -34.4 -7.2 300 -31.2 -4
135 -31 -3.8 315 -30.3 -3.1
150 -29.1 -1.9 330 -29 -1.8
110 -51.20 -26.80 290 -41.00 -16.60
120 -49.80 -25.40 300 -34.80 -10.40
130 -49.40 -25.00 310 -32.40 -8.00
140 -48.40 -24.00 320 -29.50 -5.10
150 -47.70 -23.30 330 -27.30 -2.90
160 -49.80 -25.40 340 -25.80 -1.40
170 -51.20 -26.80 350 -24.60 -0.20

Gambar 39. Hasil Plot Pengukuran Polarisasi

Wina Noor Dwiyani, 111331028 47


Laporan Proyek Akhir 2014
BAB IV PENGUKURAN UNJUK KERJA DAN ANALISA

Dari gambar 39. Di dapatkan daya terima maksimum sebesar -24.6 dBm
atau 3.46 x10-3 watt . Dengan analisis rasio kuat medan elektrik, maka dapat
dketahui jenis polarisasinya.

4.3.4. Analisa Hasil Pengukuran Polarisasi


Berdasarkan hasil pengukuran terlihat bahwa level daya yang diterima
pada bidang horizontal dengan posisi 0° dan 180° memiliki nilai sebesar -27.2
dBm dan -27.4 dBm. Nila pada bidang horizontal ini memiliki perbedaan nilai
yang besar jika dibandingkan dengan bidang vertical, yang pada posisi 90º dan
270° memiliki nilai sebesar -49 dBm dan -42.5 dBm. Hal ini menunjukkan bahwa
antena memiliki polarisasi linear dengan nilai Axial Ratio sekitar 15dB.

Wina Noor Dwiyani, 111331028 48


Laporan Proyek Akhir 2014

Anda mungkin juga menyukai