BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Seks
mengetahui mana yang halal dan mana yang haram agar mendapat
Gawshi.
11
Pendidikan Seks Di Sekolah..., Fifin Agustina, FKIP, UMP, 2016
12
masalah seks, naluri dan perkawinan bagi peserta didik yang akan
mengatakan bahwa :
gairah seksual.
masyarakat.
seks yang benar kepada peserta didik agar menjadi manusia yang
seksual.
dekat degan Allah SWT. Begitu juga dengan pendidikan seks yang
keimanan rohaniah.
tersebut tidak akan memberikan buah dan hasil yang baik jika
dewasa.
dengan seks.
1) Intelegensi
2) Keharusan untuk mendidik dan membina
3) Hukuman terhadap perilaku seks yang salah
MATERI
KOMPETENSI KEGIATAN INDIKATOR
POKOK/PEMBE
DASAR PEMBELAJARAN
LAJARAN
5.1 Mengenal cara Kesehatan Menjelaskan cara Cara menjaga
menjaga menjaga kebersihan alat kebersihan alat
kebersihan alat reproduksi reproduksi
reproduksi
5.2 Mengenal Pelecehan seksual Menjelaskan bentuk- Mengidentifkasi
berbagai bentuk bentuk pelecehan bentuk-bentuk
pelecehan seksual pelecehan
seksual seksual
5.3Mengenal cara Menjaga diri dari Menjelaskan cara Cara menjaga
menjaga diri pelecehan seksual menjaga diri dari diri dari
dari pelecehan pelecehan seksual pelecehan
seksual seksual
Sumber: BSNP (2007:88-89)
MATERI
KOMPETENSI KEGIATAN INDIKATOR
POKOK/PEMB
DASAR PEMBELAJARAN
ELAJARAN
sebagai berikut:
kesejahteraan mereka.
menyenangkan (menstruasi)
2. Tugas Pendidik
dikatakan pendidik.
1) Orang tua (ayah dan ibu), menjadi pendidik pertama dan utama
bagi anak-anaknya.
didik.
2) Tugas Intruksional
tujuan pendidikan.
sebaik-baiknya
ditinjau dari sikap peserta didik. Peserta didik tingkat sekolah dasar
sekolah dasar.
untuk mencari jawaban dari rasa ingin tahu nya. Mereka lebih
sekolah ini secara relatif, anak lebih mudah dididik daripada masa
anak yaitu :
menstruasi, mimpi basah, jatuh cinta dengan lawan jenis, hal itu
menjadi sesuatu yang baru dan sangat ingin diketahui. Saat seperti
seksualitas.
a. Perkembangan Psikologis
dua kali yaitu pada tahun ketiga atau keempat dan pada masa
kematangan).
b. Perkembangan Biologis
fase anak sekolah (masa belajar) yang dimulai dari tumbuhnya gigi
21) umur 5-12 tahun anak tampak dalam keadaan tenang setelah
terjadi gelombang dan badai pada tiga fase pertama yaitu anak
berbunyi :
pendidikan Islam.
kepada laki-laki.
saling keterkaitan.
aqidah adalah :
perilaku tersebut.
c) Pendidikan Ibadah
benar. Selain itu, perserta didik akan tumbuh menjadi pribadi yang
dirinya.
a. Fase oral : berlangsung sejak lahir sampai usia 1-2 tahun. Pada
fase ini, mulut merupakan bagian tubuh yang memberikan
perasaan senang bagi bayi. Karena itu bayi senang menyusu dan
mengisap.
b. Fase anal : berlangsung mulai usia 2-4 tahun. Pada fase ini
daerah dubur dengan sekitarnya sepeti utertra (saluran kencing)
merupakan pusat kenikmatan. Perasaan senang dirasakan ketika
peserta didikmenahan buang air besar atau kecil.
c. Fase falus : mulai usia 4-6 tahun. Anak merasakan alat
kelaminnya sebagai bagian yang menyenagkan, anak senang
mempermainkan kelaminnya.
d. Fase Laten : pada usia sekolah. Anak tidak lagi memusatkan
perhatian kepada kelaminnya. Bahkan anak seakan-akan lupa
bahwa kelaminnya merupakan bagian yang menyenangkan.
Tetapi pada bagian akhir fase laten, yaitu pada masa menjelang
remaja, perhatian terhadap kelamin mulai muncul lagi. Setelah
itu anak memasuki masa remaja.
senang. Perilaku peserta didik pada fase falus atau yang disebut
tanpa ada yang menyuruh. Pada masa ini peserta didikakan mulai
dari rasa ingintahunya terhadap hal yang tidak bisa mereka pikirkan
bahwa :
seseorang.
orang dewasa.
peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Kurniastuti lestari dan
adanya respon positif dari guru atas pargelaran Wayang Kagok yang
adalah pemberian pelajaran atau memberi budi pekerti dan etika lewat
Pendidikan Al Qur‟an).
Selain itu dari salah satu jurnal INSANIA oleh Mohammad Roqib
tahun 2008 tentang “Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini” dalam
kuat, tetapi seringkali diraih oleh orang yang berpikir untuk mengatur
seks bagi peserta didik dan pengaruh penggunaan media dalam pendidikan
bertahap kepada peserta didik sejak dini agar ketika dewasa tumbuh
menjadi pribadi yang lurus di masa yang akan datang serta dapat menjaga