Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan hubungan antar populasinya, uji t dapat digolongkan kedalam dua jenis uji, yaitudependent sample t-test, dan

independent sample t-test:


a. Dependent sample t-test atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua
grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran
yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.
Syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang
digunakan adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).
Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:

uatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan (hasil belajar, kinerja karyawan, pendapatan perusahaan,
kecepatan, dan lain-lain) antara dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen tidak akan pernah lepas dari yang
namanya statistic. Statistic yang digunakan untuk menganalisis perbedaan diantara dua kelompok tersebut adalah Uji-T sampel
bebas. Uji-T sampel bebas atau yang sering dikenal dengan istilahIndependent Sample T-Test adalah teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji beda mean 2 sampel yang independen yang datanya interval/rasio.
Sebelum menggunakan teknik analisis Uji-T sampel bebas, peneliti terlebih dahulu harus menguji normalitas
distribusi danhomogenitasvarians dari data tersebut. Jika data tersebut berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama
(homoskedastisitas) maka dapat digunakan teknik analisis Uji-T sampel bebas. Dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal
atau tidak homogen (heterokedastisitas) maka tidak dapat menggunakan Uji-T, sebagai penggantinya adalah dengan
menggunakan mann-withney U-tes, K-S, Median tes, dan lain-lain.
Teknik Uji-T dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS (baca: Teknik Uji-T Sampel (Bebas: Independent
Sample T-Test 2016) dan secara manual. Pada kesempatan ini saya akan memaparkan teknik yang dapat dilakukan secara manual
(special buat para peneliti yang tidak punya software SPSS), yaitu dengan menganalisis sampel bebas satu pihak. (baca: analisis
uji-T sampel bebas dua pihak yang dilakukansecara manual)

Uji T Sampel Berpasangan

Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel
untuk suatu grup sampel tunggal. Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut
bernilai nol.

Kriteria data untuk uji t sampel berpasangan :

 Data untuk tiap pasang yang diuji dalam skala interval atau rasio.

 Data berdistribusi normal.

 Nilai variannya dapat sama ataupun tidak.

Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji seperti ini dilakukan pada Subjek yang diuji untuk situasi
sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa (sejenis). Misalnya ketika kita akan menguji banyaknya gigitan nyamuk
sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.

Contoh uji t sampel berpasangan


Sebuah penelitian memiliki tujuan ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum dan
sesudah mengikuti pelatihan. Karena itu peneliti mengambil sampel acak terhadap 10 orang perawat. Berikut adalah waktu yang dibutuhkan seorang
perawat saat memasang sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, data berikut dihitung dalam menit.
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Jawab :

 Ho: µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2

 Titik kritis uji - nilai t tabel pada α = 0,05 dan df = 9à = 2.26

 Selisih Waktu sebelum dan sesudah

Sebelum 6 8 7 10 9 7 6 7 9 8
Sesudah 5 6 7 8 8 7 5 7 9 7
Selisih 1 2 0 2 1 0 1 0 0 1

 d = 8/10
d = 0,8

Sd = (√10(106) - 64) / 10 (10 -1)


Sd = 3,33

t-hitung = d / (s/√n)
t-hitung = 0,8 / (3,33/√10) t-hitung = 0,76

 Nilai t-hitung = 0,76 < 2,26 (t-tabel) àHo diterima

 Kesimpulan:
Tidak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai