Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Proposal yang
berjudul “Terapi Bermain Memasukan bola kedalam keranjang di Ruang Dahlia/Anak RSUD
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas” ini tepat pada waktunya.
Proposal ini berisi tentang penjelasan terapi bermain khususnya terapi bermain dengan
menggunakan bola dan keranjang. Terapi ini diberikan pada anak yang menjalani perawatan
di Ruang Dahlia/Anak RSUD H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas sebagai salah satu
cara agar anak yang menjalani perawatan tidak kehilangan kesempatan untuk tetap bermain
Diharapkan Proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana
cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain memasukan bola kedalam
keranjang. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan proposal ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa berkenan atas segala usaha kita. Amin.
Penulis,
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Permainan bongkar pasang merupakan permainan yang tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan, tetapi juga dapat melatih kemampuan otak. Berdasarkan penelitian seorang ahli saraf
bernamaIan Robertson, bongkar pasang dapat meningkatkan kemampuan mental. Selain itu,
permainan ini juga dapat mencegah penyakit Alzheimer dan hilang ingatan(Baras, 2010)
selalu terampil contohnya mengambil bola dengan warna yang mereka sukai dan
melemparkannya kedalam keranjang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress
karena penyakit dan dirawat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
1.2.2.1 Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
1.2.2.2 Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan.
1.2.2.3 Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
1.2.2.4 Beradaptasi dengan lingkungan
1.2.2.5 Mempererat hubungan antara perawat dan anak
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat
yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000).
Permainan memasukan bola kedalam keranjang merupakan alat permainan edukatif yang
dapat merangsang kemampuan kreatif anak, yang dimainkan dengan cara mengambil
objek (bola) dan melemparkannya ke dalam keranjang.
teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan
etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak
positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain
e. Alat permainan
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN
B. Pengorganisasian
Leader : Sari Setiawaty Co Leader : Priscia Agustin
Observer : Trilesmana Putra .P Fasilitator : Maria Malvega
Pembagian Tugas
Peran Leader :
12
C. Setting Tempat
: Co Leader
: Leader
: Peserta
: Observer
: Fasilitator
: Keluarga anak
13
D. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
1. Co-Leader membuka dan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri terap 2. Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing 3. Mendengarkan
4. Memperkenalkan anak satu 4. Mendengarkan dan saling
persatu dan anak saling berkenalan
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak 5. Mendengarkan
6. Mempersilahkan Leader 6. Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain :
1. Leader menjelaskan cara 1.Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, anak 2.Menjawabpertanyaan
mau bermain atau tidak
3. Menbagikan permainan 3.Menerima permainan
4. Leader,co-leader, dan Fasilitator 4.Bermain
memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi anak 5.Bermain
6. Menanyakan perasaan anak 6.Mengungkapkan perasaan
3 5 menit Penutup :
1. Leader Menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan anak 2. Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil permainan 3. Mendengarkan
4. Membagikan souvenir/kenang- 4. Senang
kenangan pada semua anak
yang bermain
5. Menanyakan perasaan anak 5. Mengungkapkan perasaan
6. Co-leader menutup acara 6. Mendengarkan
7. Mengucapkan salam 7. Menjawab salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
14
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan
fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya adalah permainan
memasukan bola kedalam keranjang. Bermain di rumah sakit selain memenuhi hak anak
untuk bermain, terapi ini merupakan salah satu metode mencegah anak takut dengan perawat
sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani perawatan
5.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat
tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting
dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari
permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan trauma
yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan berbagai macam tipe
permainan untuk terapi bermain.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
16
DAFTAR PUSTAKA