Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN (ASMA)

Pembimbing :

1. Ns. Tri Mochartini, S.kep., M.kep.


2. Ns. Seven Sitorus, S.kep., M.kep., Sp.Kep.MB.
3. Ilah Muhafilah, S.kp., M.kes.

Di susun oleh :

Rosalinda Halimatus Sa’diah

(1032161003)

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1.KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN

TAHUN 2019/2020
A. Definisi
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor
risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena
konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul
disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5
tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).

B. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.
b. Faktor Presipitasi
 Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contohnya: debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya: makanan dan obat-obatan.
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contohnya: perhiasan,
logam, dan jam tangan.
 Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
 Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma. Stress juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada
 Lingkungan kerja
Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau olah raga yang berat.
C. Manifestasi Klinis
Gejala awal :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Mengi (whezzing)
4. Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada
5. Tachicardi
6. Pernafasan cepat dangkal
Gejala lain :
1. Takipnea
2. Gelisah
3. Diaphorosis
4. Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan
5. Fatigue (kelelahan)
6. Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara.
7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai
pernafasan lambat.
8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi
9. Sianosis sekunder
10. Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan
pelebaran tekanan nadi.

D. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap
benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi
dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk
membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen
menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan.
Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin
berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang
pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi
kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif
berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami
degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil
akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.

E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sputum
b. Pemeriksaan darah
c. Foto rontgen
d. Pemeriksaan faal paru
e. Elektrokardiografi

G. Komplikasi
a. Pneumo thoraks
b. Pneumomediastinum
c. Emfisema subkutis
d. Ateleltaksis
e. Aspergilosis
f. Gagal nafas
g. Bronchitis

H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit
asma
b. Menghindari faktor pencetus
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta.Contohnya : Alupent, metrapel
b. Metil Xantin.Contohnya : Aminophilin dan Teopilin
c. Kortikosteroid.Contohnya : Beclometason Dipropinate dengandosis 800 empat
kali semprot tiap hari.
d. Kromolin. Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak .
Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e. Ketotifen. Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven). Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam
bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a. Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c. Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka
drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d. Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e. Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f. Antibiotik spektrum luas

I. Pengkajian Keperawatan
a. Airway
Peningkatan sekresi pernafasan
Bunyi nafas krekles, ronchi, weezing
b. Breathing
Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesoris pernafasan
Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, latergi, takikardi
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
Papiledema
Urin output meurun
d. Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi
dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil.
e. Exposure
Berisi pengkajian terhadap suhu serta adanya injury atau kelainan lain. Atau kondisi
lingkungan yang ada di sekitar klien.

J. Pemeriksaan fisik
Data klinik, meliputi:
a. TTV
b. Keluhan Utama
Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
a. Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor cukup.
b. Kepala: Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
c. Mata: Conjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm,
reflek cahaya (+/+).
d. Telinga: Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal.
e. Hidung: simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah.
f. Mulut: gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering
g. Leher: trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak
membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.
h. Thorax :
Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas
normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.
Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan-kiri, nyeri tekan tidak
ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh lapang paru, tidak
ada suara tambahan.
i. Abdomen
Inspeksi: Perut datar, tidak ada benjolan.
Auskultasi: Bising usus biasanya dalam batas normal.
Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen.
Palpasi: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa.
j. Ekstremitas
Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup.
Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-), tonus otot
cukup

K. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
b. Gangguan rasa nyaman dan cemas berhubungan dengan kurang pengtahuan mengenai
penyakitnya
c. Gangguan istirahan dan tidur berhubungan dengan sesak nafas
L. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Bersihan jalan Gangguan jalan - Bantu Pasien untuk Dengan
nafas tidak nafas efektif mengatur posisi yang memberikan /
efektif dengan kriteria nyaman atau semi mengatur posisi
sehubungan jangka pendek : flower lingkungan yang nyaman
dengan - Pasien mampu yang bersih + jauh agar dapat
obstruksi jalan mengeluarkan dari polusi. bernafas dengan
nafas dengan sekret dengan - Bantu pasien untuk lega.
ditandai: mudah. batuk efektif dan tarik - Batuk efektif
- Pasien - Penumpukan nafas panjang. dan bernafas
mengeluh sekret - Beri panjang untuk
sesak. berkurang. penyuluhan menge mengeluarkan
- Nafas tidak - Pasien tidak nai tekhnik dahak +
teratur. mengeluh sasak penguapan melegakan
- Respirasi : nafas jangka pernafasan.
28x / mnt . panjang. - Menjaga
- Pasien tidak keseimbangan
sesak lagi. intake output
cairan.
- Dapat
melegakan jalan
nafas dan dapat
bernafas
dengan nyaman.

2 Gangguan rasa Gangguan rasa 1. Berikan penjelasan - Mengetahui


nyaman dan nyaman teratsi pada pasien secara penyakit
cemas dengan kriteria sopan tentang memudahkan
sehubungan jangka pendek : penyakit yang sedang dimasukan
dengan - Pasien yakin di derita. keperawatan
kurangnya penyakitnya 2. Berikan penjelasan yang sesuai.
pengetahuan akan sembuh. bahwa penyakitnya - Mengetahui
tentang - Pasien akan berkurang penyakit upaya +
penyakitnya mengetahui sedikit demi sedikit upaya
yang di tandai : akan dengan pengobatan penyembuhan
- OS terlihat penyakitnya yang teratur. berlangsung
cemas. jangka panjang.3. Berikan motivasi dengan baik.
- OS terlihat - Pasien merasa dan perhatian atas - Dapat
murung. tenang dalam segala usaha yang mengurangi
menghadapi dilakukan pasien cemas DS.
penyakitnya. untuk - Dapat
kesembuhannya. menghindari
4. Anjurkan pada kambuh kembali
pasien untuk penyakitnya.
menghindari faktor-
faktor pencetus
kambuhnya kembali
penyakitnya.
3. Gangguan Gangguan - Ciptakan suasana - Mengurangi
istirahat dan istirahat dan ruangan yang kegaduhan agar
tidur tidur teratasi nyaman. dapat menambah
sehubungan dengan kriteria: - Rapihkan dan ketegangan
dengan sesak - Jangka bersihkan tempat tidur pasien.
nafas. pendek, pasien setiap hari. - Menciptakan
dapat istirahat. - Atur posisi yang kenyamanan
- Jangka aman untuk pasien istirahat dan
panjang, Os beristirahat dan tidur. tidur.
dapat istirahat - Mengatur dosis
dan tidur supaya dapat
dengan teratur. istirahat dan tidur
dengan nyenyak.
M. Daftar Pustaka
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma
Berat.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6.Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Saheb, A. 2011.Penyakit Asma. Bandung: CV medika

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai