Anda di halaman 1dari 6

VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR

TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan

jantung kongenital terbanyak. Kejadiannya sekitar 20-30 % dari kelainan jantung

kongenital. Telah dilaporkan adanya peningkatan insidensi kelainan ini dari 1,35-

4/1000 kelahiran hidup menjadi 3,6-6,5/1000 kelahiran hidup (Herintya dan

Wahab, 2003), bahkan Ekici et al. (2008) melaporkan insidensi VSD sampai

47,4/1000 kelahiran hidup. Insidensi VSD murni (tanpa disertai kelainan

kongenital lain) adalah 1,76/1000 kelahiran hidup (Herintya dan Wahab, 2003).

Kejadian kelainan jantung kongenital di Indonesia sendiri sebesar 8 per 1000

kelahiran hidup (Djer et al., 2007).

Menurut ukurannya dilaporkan VSD kecil sebesar 62,5%, VSD sedang

sebesar 15,9%, dan VSD besar tercatat 21,6% kasus. Menurut tipenya, VSD

perimembran ditemukan sebesar 70,3%, VSD doubly comitted sub arterial

(DCSA) sebesar 19,4%, VSD muskular sebesar 5,6% (Layangool et al., 2008).

Sementara Al-Hakim dan Hijazi (2005) melaporkan VSD perimembran sebesar

71,2%, VSD muskular 24,3%, VSD outlet 2,7%, dan VSD inlet 1,8%.

Prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta merupakan komplikasi alamiah

pada VSD terhadap katup aorta. Komplikasi ini dapat terjadi pada VSD tipe

perimembran (disebut juga sub aorta, infrakristal, konoventrikular) dan doubly

comitted sub arterial/DCSA (disebut juga subpulmonik, suprakristal,

konoseptal/infundibuler). Prevalensi prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta

1
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR
TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berdasarkan literatur lebih tinggi pada tipe DCSA daripada tipe perimembran.

Ventricular Septal Defect tipe perimembran merupakan jenis VSD yang paling

banyak dilaporkan dari seluruh dunia (Layangool et al., 2008).

Pada negara Barat, sebesar 70-80% dari kasus VSD merupakan VSD

perimembran dan regurgitasi aorta merupakan komplikasi yang jarang, hanya

sekitar 2-5% dari semua kasus (Graham dan Kavanaugh-McHugh, 2001).

Komplikasi ini biasanya terjadi pada VSD tipe DCSA, terutama yang diameternya

lebih dari 5 mm. Graham dan Kavanaugh-McHugh (2001) melaporkan bahwa

defek DCSA di negara Timur terjadi sebesar 21-30% sementara di negara barat

kejadiannya berkisar antara 5-8%.

Penelitian Saleeb et al. (2007) menunjukkan bahwa 6% dari pasien VSD

perimembran mengalami prolaps katup aorta dalam usia lima tahun. Demikian

halnya dengan data Eroglu et al. (2003a) dimana 14% pasien dengan defek

perimembran menunjukkan adanya prolaps katup aorta pada pemeriksaan

echocardiografi pada usia 10 tahun. Pada pasien yang mengalami prolaps katup

aorta, 71% terdapat regurgitasi aorta pada pemeriksaan color flow Doppler pada

saat diagnosis prolaps ditegakkan ataupun dalam waktu 3 tahun. Semua pasien

dengan prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta dinilai perlu mendapat intervensi

bedah termasuk perbaikan katup aorta.

Pada penelitian Eroglu et al. (2003b), kejadian prolaps katup aorta sebesar

11,7%, dan regurgitasi aorta sebesar 7,3%. Laporan Al-Hakim dan Hijazi (2005)

menunjukkan kejadian regurgitasi aorta pada VSD kecil sebesar 1,8%.

2
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR
TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Pasien dengan regurgitasi aorta yang mendapatkan terapi konservatif rata-

rata mortalitasnya lebih tinggi daripada yang diperkirakan yaitu 34+5%, P<0.001

dalam 10 tahun, dan rata-rata morbiditas juga tinggi yaitu untuk gagal jantung

dalam 10 tahun sebesar 47+6% dan 62+4% untuk operasi katup aorta. Rata-rata

pasien meninggal atau menjalani operasi dalam 10 tahun sebesar 75+3% dan

83+3% mengalami gangguan kardiovaskular (Dujardin et al.,1999).

Penutupan spontan pada VSD perimembran cukup besar, sementara

penutupan spontan pada VSD DCSA sangat jarang dilaporkan. Penutupan defek

pada tipe DCSA biasanya disebabkan prolaps daun katup aorta yang menutup

defek. Hal ini menimbulkan rekomendasi dilakukannya penutupan defek secara

dini pada tipe DCSA untuk mencegah terjadinya regurgitasi aorta (McCarthy et

al., 2000). Rekomendasi penutupan dini disampaikan juga oleh Layangool et al.

(2008) karena komplikasi regurgitasi aorta pada tipe DCSA dibandingkan

perimembran tejadi secara signifikan sejak usia bayi.

Risiko progresivitas regurgitasi aorta pada tipe subpulmonik cukup tinggi

sehingga direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan dini (Graham dan

Kavanaugh-McHugh, 2001). Sementara menurut Wahab (2003) tindakan

penutupan defek VSD ditunggu sampai anak berusia 4-6 tahun untuk melihat

adanya penutupan spontan, kecuali sebelum usia tersebut terdapat gejala gagal

jantung, gangguan pertumbuhan, tekanan arteri pulmonalis lebih dari 50% tekanan

arteri sistemik yang belum permanen. Pertimbangan penutupan VSD di RSUP Dr.

Sardjito untuk saat ini adalah ditunggu sampai berat badan pasien >7,5 kg karena

keterbatasan fasilitas.

3
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR
TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat disimpulkan dari uraian di atas yang merupakan

latar belakang penelitian ini adalah regurgitasi aorta pada VSD tipe DCSA serta

perimembran cukup sering terjadi, dan angka mortalitas serta morbiditasnya

cukup tinggi sementara di Indonesia sulit ditemukan bukti penelitian mengenai

prognosis VSD terhadap kejadian regurgitasi aorta. Masih terdapat perbedaan

pendapat mengenai penatalaksanaan penutupan dini pada defek DCSA serta

perimembran yang berisiko menimbulkan regurgitasi aorta.

C. Pertanyaan Penelitian

Apakah tipe defek DCSA pada VSD lebih berperan terhadap terjadinya

regurgitasi aorta?

D. Keaslian Penelitian

Bukti bahwa penelitian mengenai prognosis Ventricular Septal Defect

terhadap kejadian regurgitasi aorta pernah dilakukan di Indonesia sulit ditemukan.

Beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan di luar negeri ditunjukkan pada

Tabel 1.

4
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR
TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 1. Penelitian-penelitian lain tentang prognosis Ventricular Septal Defect


terhadap kejadian Regurgitasi Aorta
Peneliti Tahun / Keterangan Hasil Penelitian
Tempat
Eroglu 2003a Studi Retrospektif Prolaps katup aorta 11,7% dan regurgitasi
et al. aorta 7,3% pada defek perimembran
Istanbul 685 pasien berusia antara 1
Turkey hari-26,3 tahun diamati
berdasarkan data rekam
medis dan echocardiografi

Eroglu 2003b Observasi Retrospektif 7,5% pasien VSD mengalami prolaps katup
et al. aorta, 65% dari yang prolaps mengalami
Istanbul Rekam Medis dari 1096 regurgitasi aorta.
Turkey pasien dengan VSD yang Pada VSD tipe perimembran insidensi prolaps
didiagnosis melalui katup aorta 10,6% dan regurgitasi aorta 6,8%.
echocardiografi mulai Pada pasien VSD dengan prolaps katup aorta,
tahun 1988 sampai 1999 25% menjadi regurgitasi aorta sangat ringan
dan 13% menjadi regurgitasi aorta ringan
(dalam 1-2tahun).
Pada pasien dengan regurgitasi aorta sangat
ringan 29% menjadi regurgitasi aorta ringan
(median 2 tahun). Pada pasien regurgitasi
aorta ringan, 31% menjadi regurgitasi aorta
sedang (median 1.1 tahun)

Layangool 2008 Studi Kohort Prospektif Insidensi prolaps katup aorta 49% dan AR
et al. 26,9% pada VSD subpulmonik lebih tinggi
Bangkok, 321 pasien VSD tunggal dari VSD perimembran dengan relative risk
Thailand berusia kurang dari satu 5,3 dan 6,95.
tahun di amati sejak
Oktober 2000 sampai
September 2006

Saleeb 2007 Observasi Retrospektif 14% dari pasien VSD berkembang menjadi
et al. Boston, 100 pasien dengan usia prolaps katup aorta pada rerata usia 7,1 + 6
Massach rata-rata saat didiagnosis tahun ( 0,4-18,4). Pada 6% pasien terdengar
usetts VSD 0,1-0,5 tahun, di murmur regurgitasi aorta pada rerata usia 5,1
follow up selama 7,1-10,1 + 3,1 tahun.
tahun.
Shuen- 2005 Studi retrospektif (1987- VSD perimembran 38,9% prolaps aorta
Nan et al. Taiwan 2001) n=677 27,6%, regurgitasi aorta 15% VSD juxta
Mengetahui hubungan arterial (DCSA) 44,3% prolaps aorta 56%,
prolaps aorta dengan VSD regurgitasi aorta 15,8%
tipe outlet lainnya

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prognosis dari VSD terhadap

kejadian regurgitasi aorta, apakah tipe defek berdasarkan lokasi yaitu DCSA lebih

5
VENTRICULAR SEPTAL DEFECT TIPE DOUBLY COMITTED SUB ARTERIAL SEBAGAI PREDIKTOR
TERHADAP KEJADIAN
REGURGITASI AORTA
ERNAWATI SUGIYANTO
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berperan dalam terjadinya regurgitasi aorta dibandingkan defek perimembran.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar pertimbangan untuk

memperkuat rekomendasi dilakukannya intervensi yang tepat pada pasien

menurut tipe defek VSD sehingga dapat mencegah terjadinya regurgitasi aorta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini di bidang ilmiah diharapkan dapat memberikan data

prognosis pasien VSD terhadap kejadian regurgitasi aorta di RSUP Dr. Sardjito.

Manfaat penelitian pada pelayanan terhadap pasien dapat memberikan dasar

pertimbangan untuk melakukan intervensi yang tepat menurut tipe defek sehingga

dapat mencegah terjadinya regurgitasi aorta. Manfaat dalam pengembangan

penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian

yang lebih mendalam mengenai prognosis VSD.

Anda mungkin juga menyukai