Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS OKTOBER, 2018

DERMATITIS VENENATA

Disusun Oleh:

Wahyuni Adjem Pratika


N 111 18 046

Pembimbing Klinik
dr. Asrawati Sofyan, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

0
STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : Tn. R
2) Umur : 30 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-Laki
4) Alamat : Taipa
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Buruh

II. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama : Gatal pada leher kanan sejak 7 hari yang lalu
2) Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata
dengan keluhan bercak kemerahan disertai rasa gatal dan perih pada
leher bagian kanan sejak 4 hari SMRS. Awalnya pasien merasakan
perubahan pada kulit berupa bercak kemerahan disekitar leher bagian
kanan dan disertai rasa gatal hingga pasien terus-menerus
menggaruknya, selanjutnya timbul bruntus-bruntus kecil berisi cairan
serta rasa perih (terbakar) dan panas, dan kemudian lepuhan kecil ini
pecah dan mengeluarkan cairan jernih. Keluhan ini muncul secara tiba-
tiba dan disadari pasien saat bangun tidur, pasien merasa semakin gatal
dan panas serta perih pada lehernya, kemudian pasien bercermin, tampak
lesi kemerahan semakin lebar dan perih. Pasien tidak memiliki riwayat
demam, lemas, lesu dan nyeri kepala sebelum timbulnya keluhan.
Pasien baru beberapa minggu ini tidur di pengungsian setelah
gempa besar dan tempat tinggal pasien terletak dekat hutan. Pasien
mengaku bahwa pasien tidur-tiduran di ruangan terbuka saat malam dan
terkadang sampai tertidur hingga esok harinya.

3) Riwayat penyakit dahulu:


Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Hipertensi (-), Diabetes (-), Asma (-), Kolesterol (-)
4) Riwayat penyakit keluarga:

1
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa
dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologis
Ujud Kelainan Kulit :
1. Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2. Leher : Terdapat plak eritematosus dengan batas jelas
3. Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
4. Dada : tidak terdapat ujud kelainan kulit
5. Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
6. Perut : tidak terdapat ujud kelainan kulit
7. Selangkangan : tidak terdapat ujud kelainan kulit
8. Ekstremitas Atas : tidak terdapat ujud kelainan kulit
9. Ekstremitas bawah (D) : tidak terdapat ujud kelainan kulit

IV. GAMBAR

2
Gambar 1: Lesi berupa Plak eritematosus dengan batas jelas

V. RESUME
Pasien Laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan pruritus(+) pada
leher bagian dextra yang dirasakan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu.
Awalnya bagian gatal, lalu menjadi plak dan eritema
Pada hasil pemeriksaan dermatologi terdapat lesi berupa plak
eritematous dengan lebar >2cm.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

VII. DIAGNOSIS KERJA


Dermatitis Venenata

VIII. DIAGNOSIS BANDING


Dermatitis Dermatitis Herpes Zoster Impetigo
venenata Kontak alergi Vesicobulosa

3
Definisi Insect Suatu reaksi Penyakit yang Pioderma
hypersensitivity peradangan kulit disebabkan superficialis
atau yang oleh virus (yang terbatas
hipersensitivitas diperantarai oleh varicella- pada
(alergi) kulit reaksi imun tipe zoster yang epidermis)
terhadap IV menyerang yang
serangga (hipersensitivita kulit dan disebabkan
mencakup s tipe lambat). mukosa, oleh bakteri
reaksi alergi infeksi ini staphylococc
akibat gigitan, merupakan us aureus.
sengatan reaktivasi virus
serangga, dan yang terjadi
kontak bagian setelah infeksi
tubuh serangga. primer.

Etiologi Gigitan atau Bahan kimia Virus Varicella Staphylococc


sengatan sederhana zoster us aureus
serangga, dengan berat
termasuk molekul
nyamuk, sejenis umumnya
nyamuk, kutu rendah (hapten)
berkaki 6
(fleas), kutu
berkaki 8
(mites), kutu
busuk
(bedbugs),
caterpillars dan
ngengat
(moths).

4
Gejala Bahan kimia Gejala Eritema,
Gambaran
klinis sederhana prodromal bulla, bulla
klinis ditandai
dengan berat (demam, hipopion
oleh papul yang
molekul pusing, (jika pecah
dikelilingi
umumnya malaise). menjadi
urtika dan
rendah (hapten) koleret)
dibagian Tampak
tengahnya eritema,
terdapat vesikel, pustul,
punctum bekas krusta.
gigitan, reaksi
Pembesaran
alergi di kulit
kelenjar getah
akibat gigitan
bening,
serangga pada
hiperestesi
umumnya dapat
pada daerah
menimbulkan
yang terkena,
erupsi kulit
neuralgia
berupa eritem,
pasca herpetik
nodus, bula,
(nyeri timbul
edema, prurigo,
pada daerah
urtikaria
bekas
papular, urtika,
penyembuhan)
angioedema,
bahkan kadang-
kadang menjadi
selulitis.

Predileksi Tempat Tangan, lengan, Daerah torakal Regio


predileksi wajah, telinga, intertriginosa
bergantung leher, badan, (ketiak, dada
pada gigitan geniitalia, dan
penyebab, tungkai atas dan punggung)

5
misalnya di bawah.
ektremitas bila
penyebabnya
nyamuk,
dibagian kepala
bila serangga
penyebab
adalah tuma
anjing

Terapi Topikal : Topikal : Terapi oral : Topikal :


kortikosteroid kompres dengan acyclovir neomisin
potensi sedang larutan garam 5x800/hari 20%
atau kuat faal. (7hari)
Sistemik :
Sistemik : Sistemik : Terapi topikal : cefadroxil
antihistamin kortikosteroid kompres 2xsehari
efek sedatif (prednison tablet terbuka jika
atau non sedatif 5 mg dengan ada erosi
dosis 3x2 tablet.

Prognosis Dubia et Dubia et Bonam Dubia et Dubia et


Bonam Bonam Bonam

Gambar

IX. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa:
1. Mencegah garukan pada daerah yang gatal
2. Menjaga kebersihan kulit, dan menjaga kelembapan kulit agar kulit
tidak kering.

6
3.Mengubah kebiasaan tidur dengan menggunakan pakaian tertutup dan tidur di
tempat yang tertutup
Medikamentosa:
 Topikal:
As. Fusidat 2 % (2 kali sehari oles tipis-tipis 1-2 minggu)
 Sistemik :
Antihistamin : Cetirizine tab 10 mg (1x1)
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad cosmetikam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

7
PEMBAHASAN

Pasien Laki –laki berusia 30 tahun berkunjung ke Poli Kulit dan Kelamin
di RSUD UNDATA dengan keluhan gatal pada bagian leher kanan sejak 7 hari
yang lalu, mula-mula pasien merasakan gatal pada bagian leher lalu digaruk oleh
pasien dan terkena kuku hingga timbul bintik-bintik kemerahan yang sakit dan
terdapat edema. Beberapa hari setelah gatal, muncul memerah dan merasa perih
saat di garuk.
Keadaan umum pasien sakit ringan, status gizi baik, kesadaran
composmentis. Pemeriksaan fisik tanda-tanda vital Tekanan darah 120/90 mmhg,
Nadi 84 X/menit. Status Dermatologis tampak plak eritem berukuran > 2cm dan
berbatas tegas.
Dermatitis Venenata merupakan dermatitis kontak iritan tipe akut lambat
(gejala sama dengan DKI akut namun lesi baru muncul 8-24 jam atau lebih setelah
kontak), dapat dialami oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan
jenis kelamin. Dermatitis venenata adalah dermatitis yang disebabkan oleh
gigitan, liur, atau bulu serangga. Penyebabnya adalah toksin atau allergen dalam
cairan gigitan serangga tersebut.
Salah satu penyebab munculnya dermatitis venenata adalah toksin yang
terdapat pada gigitan, liur, maupun bulu serangga. Kelainan kulit timbul akibat
kerusakan sel yang disebabkan oleh toksin melalui 4 mekanisme kerja kimiawi
atau fisis. Toksin dapat merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan
lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air terhadap kulit.
Dermatitis venenata termasuk ke dalam tipe DKI akut lambat. Keluhan
yang dirasakan dirasakan pedih, panas, rasa terbakar, dan gatal. Gejala klinis
yang dapat ditemukan dari pasien dengan dermatitis venenata antara lain:1,5
a. Tidak ada gejala prodromal.
b. Lesi muncul tiba-tiba pada pagi hari atau setelah berkebun dan terasa gatal
serta pedih.
c. Kulit yang terpapar oleh bahan aktif paederin akan menjadi eritem, disertai
rasa perih, panas dan terbakar. Bila lesi ini digaruk, maka lesi ini akan
menyebar dan membentuk gambaran lesi berupa patch eritem linear yang

8
kemudian berlanjut menjadi vesikel, bula, terkadang bula menjadi pustular,
bahkan nekrosis. Pada pasien yang datang ke tenaga medis, bula dapat intak
ataupun sudah terjadi erosi dengan dasar eritem. Lesi mulai muncul setelah
8-24 jam setelah terpapar bahan aktif dan membaik dalam waktu seminggu
d. Lesi biasanya terjadi pda tempat yang tidak tertutupi, misalnya tangan, kaki
juga leher dan wajah, khususnya area periorbital, yang merupakan bagian
tubuh paling sering menjadi predileksi.
e. Adanya kissing phenomenon, yang berarti yang tertempel atau terkena lesi
akan berubah menjadi lesi yang baru.Gatal juga dapat bertambah pada saat
pasien mengalami stress psikologis. Pada pasien muda, keluhan gatal
umumnya kurang dirasakan karena tidak begitu mengganggu aktivitasnya,
akan tetapi keluhan gatalnya sangat dirasakan seiring bertambahnya usia
dan faktor pemicu stressnya. Kelainan kulit yang terjadi bisa berupa eritem,
edema, papul, likenifikasi (bagian yang menebal), kering, berskuama atau
hiperpigmentasi. Ukuran lesi bervariasi, berbatas tidak tegas dan bentuk
umumnya tidak beraturan. Lesi pada setiap individu pasien berbeda. Tidak
ada penjelasan yang tegas mengenai berapa lama lesi pada dermatitis
venenata terbentuk.
Diagnosis Dermatitis venenata ditegakkan berdasarkan anamnesa pasien
mengenai riwayat dan perjalanan penyakitnya dan gambaran lesi dari kulitnya
yang khas. Perlunya pemeriksaan lanjut digunakan untuk membedakan diagnosis
yang memiliki kesamaan dalam morfologi maupun efloresensinya. Dari
anamnesis, keluhan utama dari pasien biasanya ialah gatal-gatal pada kulit lokal
yang terjadi sudah 1 minggu. Dari pemeriksaan efloresensi bisa terlihat gambaran
Lesi berupa makula dengan batas jelas eritematosa (memerah) dan edema. Pada
lesi.
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan ialah dengan pemberian obat
sesuai gejala. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus dan
topikal atau intralesi. Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai
efek sedatif (contoh: hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer.
Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, Ada pula yang mengobati

9
dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang
mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati.
Prognosis untuk dermatitis venenata bervariasi, tergantung dari penyebab
gatal dan status psikologi dari pasien. Perbaikan pada dermatittis venenata dapat
sempurna jika diperoleh dasar penyakit yang menyebabkan gatalnya dan
mengobati penyakit yang mendasari. Bila bahan iritan yang menjadi penyebab
dermatitis tersebut tidak dapat disingkirkan dengan sempurna, maka prognosisnya
kurang baik.
Komplikasi dari dermatitis venenata dapat terjadi bila tidak adanya control
dari kebiasaan menggaruk untuk keluhan gatalnya. Komplikasinya bisa berupa
perubahan warna pada kulit yang permanen, terdapatnya bekas luka akibat
garukan sampai terjadinya ulkus karena seringnya pasien menggaruk.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A,. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia : Jakarta. 2015.
2. Siregar, R. S., Atlas berwarna Saripati kulit. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta. 2013.
3. Murtiastuti, D., Ervianti, E., Agusni, I., et al. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi 2. Airlangga University Press : Surabaya. 2010.
4. Sularsito., S.A., Soebaryo., R. W., Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin :
Dermatitis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. 2015.
5. Fitzpatrick., T.B., Johnson., R. A., Wolf., K., dkk., Dermatology : Irritant
Contact Dermatitis. Mc Graw-Hill : New York. 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai