Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Oleh:

DINI RIZKI ANDINI


1811901007

Pembimbing:
dr. Dedi Rinaldi, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


(JANTUNG PARU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus
yang berjudul “Community-Acquired Pneumonia (CAP)” yang diajukan sebagai
persyaratan untuk mengikuti kepaniteraan klinik senior bagian Ilmu Penyakit Dalam
(Jantung Paru) Studi Kedokteran Universitas Abdurrab. Shalawat beriring salam kami
hadiahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
jahiliah menuju yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada dokter pembimbing yaitu dr.Dedi Rinaldi,
Sp.P yang telah bersedia membimbing kami, sehingga tugas ini dapat terselesaikan
sampai pada waktunya.
Mohon maaf jika dalam penulisan ini terdapat kesalahan dan saya mohon
kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan kasus ini. Atas perhatian dan
sarannya saya ucapkan terimakasih.

Bangkinang,25 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ iii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi ...................................................................................... 1
2.2. Etiologi ...................................................................................... 1
2.3. Faktor Resiko ............................................................................ 2
2.4. Pathogenesis .............................................................................. 3
2.5. Diagnosis ................................................................................... 6
2.6. Penatalaksanaan ........................................................................ 9
BAB III. ILUSTRASI KASUS ...................................................................... 11
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 19
BAB V. KESIMPULAN. ............................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.
Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2000 infeksi juga merupakan penyakit paru
utama, 68.9% diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan 12.07%
diantaranya kasus nontuberkulosis. Pada rawat inap didapatkan sebesar 21.99%.1
Di Amerika dengan cara invasif penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%.2
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk
mendapatkan hasilnya, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika
secara empiris.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran napas bawah2

Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi saluran napas bawah adalah :
1. Mekanisme pertahanan paru
Paru berusaha untuk mengeluarkan berbagai mikroorganisme yang terhirup
partikel debu dan bahan-bahan lainnya yang terkumpul di dalam paru.
Mekanisme ini antara lain adalah bentuk anatomis saluran napas, refleks batuk,
sistem mukosilier, juga sistem fagositosis yang dilakukan oleh sel-sel tertentu
dengan memfagosit pertikel-partikel yang mencapai permukaan alveoli. Bila
fungsi ini berjalan baik maka bahan yang bersifat infeksius dapat dikeluarkan
dari slauran napas, sehingga pada orang sehat tidak akan teradi infeksi serius.
Infeksi saluran napas berulang terjadi akibat berbagai komponen sistem
pertahanan paru yang tidak bekerja dengan baik.
2. Kolonisasi bakteri di saluran napas
Di dalam saluran napas atas banyak bakteri yang bersifat komensal. Bila jumlah
mereka semakin meningkat dan mencapai suatu konsentrasi yang cukup, kuman
ini kemudian masuk ke saluran napas bawah dan paru. Akibat kegagalan
mekanisme pembersihan saluran napas, keadaan ini akan bermanifestasi sebagai
penyakit. Mikroorganisme yang tidak dapat menempel pada permukaan mukosa
saluran napas akan ikut dengan sekresi saluran napas dan terbawa bersama
mekanisme pembersihan, sehingga tidak terjadi kolonisasi. Proses menempelnya
mikroorganisme pada permukaan mukosa saluran napas tergantung dari sistem
pengenalan mikroorganisme tersebut oleh sel epitel.
3. Pembersihan saluran napas terhadap bahan infeksius
Saluran napas bawah dan paru berulangkali dimasuki oleh berbagai
mikroorganisme dari saluran napas atas, akan tetapi tidak menimbulkan sakit, ini
menunjukkan terdapatnya suatu mekanisme pertahanan paru yang efisien
sehingga dapat menyapu bersih mikroorganisme sebelum mereka bermultiplikasi
dan menimbulkan penyakit. Pertahanan paru terhadap bahan-bahan berbahaya
dan infeksius berupa refleks batuk, penyempitan saluran napas dengan konstraksi
otot polos bronkus pada awal proses peradangan dan juga dibantu oleh respons
imunitas humoral.

Anda mungkin juga menyukai