Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pendidikan Berbasis TIK” dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Guru Pembimbing Ibu Rohaya,
yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan
lancar. Anggtota kelompok, yang telah memberikan ide-ide nya untuk membuat makalah ini hingga
makalah ini selesai dengan lancer. Ibu dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan materil
maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang masalah


B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Definisi lingkungan
B. Macam-macam permasalahan lingkungan 4
C. Penyebab pencemaran lingkungan 5
D. Perubahan iklim dan pemanasan global 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin


penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan
kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah
pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil,
diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama
diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan,
kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan
lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus
mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan
bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah
yang dengan tema “Pencemaran Lingkungan” agar kita dapat mengetahui
darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana cara
penanggulangannya.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa definisi dari lingkungan?


2. Jelaskan pengertian dan macam-macam masalah lingkungan?
3. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.
4. Definisi dari perubahan iklim dan pemanasan global.

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui definisi dari lingkungan.


2. Mengetahui macam-macam masalah lingkungan.
3. Mengetahui penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.
4. Mendapat penjelasan dari materi perubahan iklim dan pemanasan global.

D. MANFAAT
1. Mengasah kreatifitas siswa untuk menuangkan ide-ide nya dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
2. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang logis dan sistematis serta mempelajari
tata bahasa yang di gunakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFISINI LINGKUNGAN
Sebelum kita membahas tentang pencemaran lingkungan, ada baiknya
kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari lingkungan itu sendiri. Dalam
makalah ini akan disampaikan beberapa defisini tentang lingkungan.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup
lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak
berdaulat, dan yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Berdasarkan pendapat para ahli adalah sebagai berikut:
1. Munajat saputra : Semua benda dan kondisi yang terdapat di dalam ruang
dimana manusia itu berada dan berpengaruh terhadap kelangsungan dan
kesejahteraan manusia.
2. Otto Sumarwoto : Lingkungan adalah jumlah sebuah benda dan kondisi
yang berada di dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
Kehidupan manusia.
3. Emil Salim : Segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruhnya yang
terdapat di dalam ruang yang mempengaruhi segala yang berada di dalam
ruang yang kita tempati.

3
B. MACAM-MACAM PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Manusia adalah mahkluk yang sempurna di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Karena
manusia di berikan tuhan akal dan pikiran yang sehat untuk melakukan sesuatu hal yang tidak
merugikan bagi diri sendiri ataupun bagi masyarakat umum. Tetapi, sekarang banyak orang yang
tidak memakai akal dan pikirannya dalam menjaga keasrian bumi ini. Maka banyak timbul
permasalahan-permasalahan lingkungan yang merugikan banyak pihak termasuk makhluk hidup
lainnya. Terutama di INDONESIA terdapat banyak sekali permasalahan lingkungan yang terjadi
akibat ulah manusia. Berikut beberapa contoh permasalahan lingkungan di INDONESIA, antara
lain sbb:

1. Perubahan iklim
a. Pemanasan global
b. Asap global
c. Bahan bakar fosil
d. Kenaikan permukaan laut
e. Gas rumah kaca
f. Peningkatan keasaman laut
2. Limbah
a. Masalah sampah
b. Sampah lautan
c. Pembuangan sampah sembarangan
3. Polutan
a. Polusi cahaya
b. Polusi udara
c. Polusi suara
d. Polusi air
e. Polusi tanah

4
C. PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sebagian besar penyebab pencemaran lingkungan adalah dari tangan manusi sendiri. Contoh
kecilnya adalah membuang sampah sembarangan. terutama masyarakat Indonesia yang masih
banyak membuang sampah sembarangan. baik itu di kali,sungai ataupun di pinggiran jalan.
Kegiatan negative iniliah yang sering sekali menimbulkan masalah-masalah lain. Selain
mengeluarkan aroma yang tidak sedap dan juga merusak pemandangan mata, membuang sampah
sembarangan dapat menimbulkan banjir. Apalagi kawasan tersebut memiliki banyak penduduk
sehingga menyulitkan mengalirkan air ke sungai. Penebangan hutan juga ikut serta dalam
memuluskan terjadinya banjir. Karna tidak ada lagi penahan/penyerap air ketika terjadi hujan.
Lingkungan yang kotor menjadi tempat yang subur bagi virus-virus penyebab penyakit
berkembang biak. Dengan demikian, manusia gampang sekali terkena penyakit.

D. PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL

1. Perubahan iklim

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca
secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini
bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa
cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau
sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh
wilayah Bumi.

Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim
merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai
perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global
atau pemanasan global antropogenik.

2. Pemanasan global (Global Warming)

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara
G8(Kanada, Jerman, Jepang, Italia, Francis, Britania Raya, Amerika Serikat dan
Rusia). Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan
beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

5
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1999 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai
emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang


lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,
serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan
yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-
perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat
ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk
beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-
negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Penyebab dari pemanasan global adalah antaralain:

a. Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.

6
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut
telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

b. Variasi matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan


kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini.Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian
bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas
matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir
tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung
berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun
1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi matahari


mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University
memperkirakan bahwa matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara
tahun 1980 dan 2000.Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang
dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah
kaca dibandingkan dengan pengaruh matahari mereka juga mengemukakan bahwa efek
pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.Walaupun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim
terhadap pengaruh matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan"
dari matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan
kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini
terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh
Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global
dengan variasi matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output matahari
maupun variasi dalam sinar kosmis.

7
c. Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim,
antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas
komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang
digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik
awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam
Laporan Pandangan IPCC ke empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya


(albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair
dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut,
daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain
itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal
ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon
yang rendah.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, kami dapat menarik kesimpulan yaitu:

Bumi adalah tempat yang di berikan maha kuasa untuk kita makhluk nya agar dapat
menikmati keindahan isinya. Tetapi, tidak sedikit manusia yang tidak perduli terhadap
lingkungan. Iniliah yang dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia karna banyak
sekali dampak negative yang di terima. Seperti hal nya masalah banjir yang di sebabkan oleh
pembuangan sampah sembarangan di sungai dan penebangan hutan secara liar yang juga
menyebabkan banjir dan pemanasan global. Khusus pemanasan global, samakin hari semakin
panas bumi ini. Karna efek-efek dari rumah kaca, umpan balik, dan variasi matahari.

B. SARAN

Kita bersama-sama hidup di bumi ini. Sekiranya kita harus menjaga keasrian dan keindahan
bumi ini agar terhindar dari masalah-masalah yang merugikan sesama. Mulai sekarang, mari kita
lakukan kegiatan penanaman pohon dan membuang sampah di tempatnya. Agar kita bisa
menikmati keindahan bumi ini. Dan untuk kehidupan masa depan bumi ini kiranya tidak
mendapat kan efek negatif yang di lakukan sekarang.

9
10

Anda mungkin juga menyukai