Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pendidikan Berbasis TIK” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Guru Pembimbing Ibu Rohaya,
yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan
lancar. Anggtota kelompok, yang telah memberikan ide-ide nya untuk membuat makalah ini hingga
makalah ini selesai dengan lancer. Ibu dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan materil
maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi lingkungan
B. Macam-macam permasalahan lingkungan 4
C. Penyebab pencemaran lingkungan 5
D. Perubahan iklim dan pemanasan global 5
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
C. TUJUAN
D. MANFAAT
1. Mengasah kreatifitas siswa untuk menuangkan ide-ide nya dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
2. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang logis dan sistematis serta mempelajari
tata bahasa yang di gunakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFISINI LINGKUNGAN
Sebelum kita membahas tentang pencemaran lingkungan, ada baiknya
kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari lingkungan itu sendiri. Dalam
makalah ini akan disampaikan beberapa defisini tentang lingkungan.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup
lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak
berdaulat, dan yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan
hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Berdasarkan pendapat para ahli adalah sebagai berikut:
1. Munajat saputra : Semua benda dan kondisi yang terdapat di dalam ruang
dimana manusia itu berada dan berpengaruh terhadap kelangsungan dan
kesejahteraan manusia.
2. Otto Sumarwoto : Lingkungan adalah jumlah sebuah benda dan kondisi
yang berada di dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
Kehidupan manusia.
3. Emil Salim : Segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruhnya yang
terdapat di dalam ruang yang mempengaruhi segala yang berada di dalam
ruang yang kita tempati.
3
B. MACAM-MACAM PERMASALAHAN LINGKUNGAN
Manusia adalah mahkluk yang sempurna di bandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Karena
manusia di berikan tuhan akal dan pikiran yang sehat untuk melakukan sesuatu hal yang tidak
merugikan bagi diri sendiri ataupun bagi masyarakat umum. Tetapi, sekarang banyak orang yang
tidak memakai akal dan pikirannya dalam menjaga keasrian bumi ini. Maka banyak timbul
permasalahan-permasalahan lingkungan yang merugikan banyak pihak termasuk makhluk hidup
lainnya. Terutama di INDONESIA terdapat banyak sekali permasalahan lingkungan yang terjadi
akibat ulah manusia. Berikut beberapa contoh permasalahan lingkungan di INDONESIA, antara
lain sbb:
1. Perubahan iklim
a. Pemanasan global
b. Asap global
c. Bahan bakar fosil
d. Kenaikan permukaan laut
e. Gas rumah kaca
f. Peningkatan keasaman laut
2. Limbah
a. Masalah sampah
b. Sampah lautan
c. Pembuangan sampah sembarangan
3. Polutan
a. Polusi cahaya
b. Polusi udara
c. Polusi suara
d. Polusi air
e. Polusi tanah
4
C. PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
Sebagian besar penyebab pencemaran lingkungan adalah dari tangan manusi sendiri. Contoh
kecilnya adalah membuang sampah sembarangan. terutama masyarakat Indonesia yang masih
banyak membuang sampah sembarangan. baik itu di kali,sungai ataupun di pinggiran jalan.
Kegiatan negative iniliah yang sering sekali menimbulkan masalah-masalah lain. Selain
mengeluarkan aroma yang tidak sedap dan juga merusak pemandangan mata, membuang sampah
sembarangan dapat menimbulkan banjir. Apalagi kawasan tersebut memiliki banyak penduduk
sehingga menyulitkan mengalirkan air ke sungai. Penebangan hutan juga ikut serta dalam
memuluskan terjadinya banjir. Karna tidak ada lagi penahan/penyerap air ketika terjadi hujan.
Lingkungan yang kotor menjadi tempat yang subur bagi virus-virus penyebab penyakit
berkembang biak. Dengan demikian, manusia gampang sekali terkena penyakit.
1. Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca
secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini
bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa
cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau
sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh
wilayah Bumi.
Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim
merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai
perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global
atau pemanasan global antropogenik.
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara
G8(Kanada, Jerman, Jepang, Italia, Francis, Britania Raya, Amerika Serikat dan
Rusia). Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan
beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
5
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1999 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai
emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan
yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-
perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat
ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk
beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-
negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon
dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.
6
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut
telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
b. Variasi matahari
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan"
dari matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan
kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini
terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh
Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global
dengan variasi matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output matahari
maupun variasi dalam sinar kosmis.
7
c. Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim,
antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas
komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang
digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik
awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan
dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam
Laporan Pandangan IPCC ke empat.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain
itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal
ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon
yang rendah.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bumi adalah tempat yang di berikan maha kuasa untuk kita makhluk nya agar dapat
menikmati keindahan isinya. Tetapi, tidak sedikit manusia yang tidak perduli terhadap
lingkungan. Iniliah yang dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia karna banyak
sekali dampak negative yang di terima. Seperti hal nya masalah banjir yang di sebabkan oleh
pembuangan sampah sembarangan di sungai dan penebangan hutan secara liar yang juga
menyebabkan banjir dan pemanasan global. Khusus pemanasan global, samakin hari semakin
panas bumi ini. Karna efek-efek dari rumah kaca, umpan balik, dan variasi matahari.
B. SARAN
Kita bersama-sama hidup di bumi ini. Sekiranya kita harus menjaga keasrian dan keindahan
bumi ini agar terhindar dari masalah-masalah yang merugikan sesama. Mulai sekarang, mari kita
lakukan kegiatan penanaman pohon dan membuang sampah di tempatnya. Agar kita bisa
menikmati keindahan bumi ini. Dan untuk kehidupan masa depan bumi ini kiranya tidak
mendapat kan efek negatif yang di lakukan sekarang.
9
10