DISUSUN OLEH :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
N/B.
1. Untuk lembar pengesahan cukup di tanda tangani oleh CI Akademik yang pada waktu
itu supervisi
2. Nama Pembimbing Akademik :
- Dr.H.Nur Hamim, SKM., S.Kep.,Ns.,M.Kes.
- Dr.Grido Handoko Sriyono.
- Titik Suhartini, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
- Sunanto, S.KM.,M.Kes.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1 Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
2 Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Hipertensi
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga
tentang hipertensi
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan keluarga tentang
hipertensi
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipertensi
1.3 MANFAAT
1 Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat pengetahuan tentang hipertensi
di masyarakat.
2 Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan, khususnya
mengenai pengetahuan tentang hipertensi
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat tentang hipertensi
c. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
mengenai hipertensi dan bahayanya.
d. Bagi institusi pendidikan Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan mengenai hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP KELUARGA
A. DEFINISI
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. (BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling
membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,1988).
B. STRUKTUR
1 Dominasi struktur keluarga
a. Dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah, suku-suku di Indonesia
rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
2) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu. Suku-suku padang salah
satu suku yang menggunakan struktur keluarga matrilineal.
b. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
suami.
2) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak
istri.
c. Dominasi pengambilan keputusan
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
2 Ciri – ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3 Elemen struktur keluarga ( Friedman )
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam keluarganya sendiri
maupun peran di lingkungan masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang tua, orangtua dan anak,
diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau mempengaruhi
orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.
D. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagi istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkingannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat perkembangannya, baik fisik,
mental, social dan spiritual.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkrmbangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “ The Sixth
Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and Treatment of High Blood Pressure
“( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi,antara lain :
1. Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. glomerulonefritis
2. tumor
3. atherosclerosis
4. diabetes mellitus
5. 5stroke
6. kontrasepsi
7. kortikosteroid.
E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,
pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf sympatis yang berlanjut kebawah
kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system
syaraf simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6. Foto dada & CT Scan.
G. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. Latihan fisik
c. Edukasi psikologis
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
3. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik
antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
H. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Pengumpulan data
a. struktur dan sifat anggota keluarga
b. faktor social budaya dan ekonomi
c. faktor lingkungan
d. riwayat kesehatan
e. cara pengumpulan data.
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga. Dalam
menganalisa data dapat menggunakan typology masalah dalam Family Health Care.
Permasalahan dapat dikatagorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan, atau kegagalan dalam
mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang atau tidak sehat
Kegagalan dan memantapkan kesehatan.
c. Krisis
Saat-saat dimana keadaan menuntut terpantaunya banyak dari individu atau keluarga dalam
hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada keluarga Tn. S di RT 02 RW 02 Desa Semambung Kec. Jatibanteng dilakukan
pada hari Kamis tanggal 23 Mei 2019 pukul 09.00 WIB, didapat data bahwa didalam keluarga Tn. S
terdapat anggota keluarganya yang menderita penyakit hipertensi yaitu Tn. S ± 10 tahun, Tn. S
berumur 71 tahun, pendidikan terakhir Tidak Sekolah, Tn. S dan Ny. M bekerja sebagai petani, Ny. M
tidak bersekolah, tipe keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga besar dimana Tn. S dan Ny. M
mempunyai 3 anak, dimana 3 orang anak sekarang sudah memisahkan diri karena sudah berkeluarga,
sedangkan Tn S dan Ny. M tinggal bersama Cucunya yg sudah berkeluarga dan memiliki 1 orang
anak. Ada anggota keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi seperti yang dialami Tn. S, tepatnya
anak ke – 2 juga menderita Hipertensi. Dari keluarga Ny. M tidak ada yang menderita hipertensi, tetapi
kedua saudara Ny. M sudah meninggal.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. S mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang penyakitnya secara
signifikan, baik penyebab, tanda dan gejala, diet, pengobatan serta pencegahan kekambuhan. Tn. S
kadang mengeluh pusing dan lehernya terasa kaku atau cengeng. Selama ini Tn. S hanya berobat ke
fasilitas kesehatan terdekat (Ponkesdes) jika merasa pusing dan cengeng.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data: Tn. S dengan TD 190/100 mmHg, N 84x/menit,
RR: 24x/menit S:36ºC. Ny. M dengan TD 120/80 mmHg, N : 82x/menit, RR 20x/menit, S 36ºC. Tn.
H dengan Td : 110/70mmHg, N: 86x/menit, S: 36,7 ºC, Rr : 22x/menit, Ny. F dengan Td :
110/80mmHg, N: 78x/menit, S: 36ºC, Rr: 22x/menit dan An. R N = 100x/menit, Suhu = 36,5o c, Rr: 30
x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis berusaha untuk membandingkan antara teori dengan tinjauan kasus
terhadap Tn. S dengan masalah Gangguan Sistem Kardiovaskuler “Hipertensi” di Rt 02 Rw 02 Desa
Semambung Kec. Jatibanteng Kab. Situbondo, secara umum tidak menemukan hambatan. Hal ini
disebabkan sifat kooperatif keluarga serta bantuan dari Pembimbing Lahan/ akademik. Namun
penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dan kenyataan yang ditemukan pada Tn. S Untuk
lebih jelasnya berikut akan dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan dan
kesenjangan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data mengkoordinasikan data yang
didapatkan dari berbagai sumber. Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada keluarga Tn.
S sama dengan data yang ada pada teoritis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teoritis dicantumkan 8 diagnosa keluarga yang dapat ditegakkan pada pasien dengan
hipertensi. Sedangkan pada Tn. S dari data pendukung objektif dan subjektif ditemukan 2 diagnosa
yaitu:
Adapun diagnosa yang tercantum pada teoritis adalah :
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang
tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan
kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan
dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
hipertensi
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara kesehatan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
6. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya hipertensi
adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar
7. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah
yang benar
8. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
bnayak mengandung garam
Dan terdapat diagnosa yang tercantum pada konsep teori tepati tidak ditemukan pada kasus, antara
lain:
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang
tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan
kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
keluarga berhubungan kesehatan keluarga berhubungan dengan tidak dapat melihat keuntungan
dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
hipertensi
4. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat guna memelihara kesehatan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS, dana sehat dan tidak memahami manfaatnya
5. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagian salah satu penyebab terjadinya hipertensi
adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturan diet yang benar
6. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah
yang benar
7. Ketidakmampuan meyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
bnayak mengandung garam
C. INTERVENSI
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti antara
teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan mengacu pada teoritis dan prioritas masalah
yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun dicantumkan pada kasus
karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan keluarga Tn. S
A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn S dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler “Hipertensi” pada Tn S di Rt 02 Rw 02 Desa Semambung Kec. Jatibanteng Situbondo,
maka dapat diambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat dikumpulkan
diperoleh dengan mudah karena adanya kerjasama antara keluarga Tn. S
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan
menetukan rasional dari tindakan tersebut
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat diperlukan kerjasama yang baik antara,
keluarga, tim kesehatan yang lain guna mendapatkan tindakan keperawatan yang
berkesinambungan.
B. SARAN
Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Institusi
pendidikan
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah tercapai dengan baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami terutama dalam
pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan. Untuk mahasiswa-mahasiswi semoga
dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu dan wawasan kalian tentang Asuhan
keperawatan Keluarga, serta lebih giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA